Outdoor Activity
Pemandangan begitu gelap, Dia tidak bisa melihat apa yang ada disekitarnya. Wanita itu mencoba bangkit berdiri dan meraba-raba disekelilingnya. Namun tidak ada satupun yang bisa diraihnya.
Dari kejauahan terdapat sebuah siluet seperti ayahnya yang sedang melangkah kearahnya. Dirinya pun merasa senang, lalu ingin datang menyambutnya.
"Jangan kesana!"
Seketika itu juga langkahnya terhenti, dan menanyakan suara siapa itu. Orang yang berwujud seperti ayahnya kini semakin mendekat dan bermaksud ingin memeluk dirinya.
Ia pun ingin membalas sambutan itu, akan tetapi tubuhnya tidak bergerak.
Dia kebingungan, lalu berkata pada ayahnya yang sedikit lagi akan memeluknya.
"Ayah, aku ga bisa bergerak...aku ga bisa kesitu" ucapnya gelisah.
"Tidak apa-apa, tunggu biar ayah yang kesitu"
Disaat ayahnya ingin memeluk dirinya, wujudnya seketika berubah menjadi sesosok tinggi besar bermata merah dan bertaring. Sontak ia menjerit ketakutan dan langsung bisa berlari.
Dia berlari dalam kegelapan, perasaannya tercampur aduk dan tidak tahu harus meminta pertolongan pada siapa. Sementara sosok itu terus mengejarnya dibelakang. Wanita itu kemudian terjatuh dan mencoba bangun, bayangan hitam itu lalu hendak mendekapnya dari belakang.
"Ibuu, Ayahhh tolong!" teriaknya sambil menangis ketakutan.
Tiba-tiba cahaya putih datang melesat dari kejauhan, dan menabrak bayangan hitam tersebut.
BAAM!!
"!?"
Cahaya itu begitu terang sampai wanita itu harus menutup mata dengan kedua lengannya.
Cahaya putih perlahan mulai memudar dan mulai terlihat Orbs-orbs kecil yang mulai menyatu dan membentuk wujud samar-samar seperti orang.
Orang berbaju putih itu mengangkat lengan kanannya ke arah bayangan hitam dan secara spontan bayangan itu terpental.
“Grhh!! Siapa kau beraninya sudah mengangguku!? “
"Jangan ganggu kakak ini, dia adalah saudaraku!"
“Grhh!! Tidak bisa, aku sangat menyukainya!! Jawab Makluk Hitam.
Sementara Wanita itu hanya terdiam tanpa kata.
"Kakak cepat pergi, ikutilah garis putih itu nanti kau akan menemukan pintu menuju keluar".
Tanpa banyak tanya Wanita itu bangkit dan berlari dan terus berlari, sesaat ia berpaling kebelakang dan terlihat orang itu mengangguk memberikan senyuman.
Setelah lama berlari mengikuti garis putih tersebut, Wanita itu akhirnya melihat pintu dan dia langsung membukanya.
Gwaahh!!
Seorang Wanita terlihat bangun tersentak dari mimpi buruknya.
"Mimpi!? Ternyata yang barusan itu hanya mimpi? Kenapa aku mimpi seram begitu?"
KRIIING
Plap! (Suara Alarm yang dimatikan)
"Sudah jam setengah delapan, bisa kesiangan ini"
Karina bersiap-siap siap untuk berangkat, dan ia memesan ojek online seperti biasanya untuk berangkat kerja.
[Intro]
“Namaku adalah Karina Suci keluarga dan teman-temanku terkadang terkadangku Rin atau juga Karin. Umur 21 tahun single dan saat ini aku tinggal di kos-kosan, karena sekarang ini aku bekerja dirumah sakit Palam Sejahtera.”
“Kedua orang tuaku masih ada dan mereka sekarang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.”
“Hari ini aku kesiangan karena mimpi itu, ini pertama kalinya aku bermimpi buruk seperti itu, apa mungkin karena aku kelelahan? Entahlah,tapi aku tidak mau larut dalam hal itu dan aku berharap tidak akan pernah terjadi lagi.”
......................
[Didepan Rumah sakit Palam Sejahtera]
"Mas, aku bayarnya pakai saldo aja."
"Oke, Siap Mba!"
"Yak Sudah ya,"
"Siap, makasih Mba"
NGEENG! Bang ojek pegi!
Karina mulai berjalan dan masuk ke Rumah Sakit, kemudian dia absen lalu bertegur sapa dengan pegawai yang lain.
[Ruang Resepsionis]
"Tumben lo kesiangan Rin?" ucap pria yang sedang bersender dimeja Resepsionis.
"Iya nih, habis mimpi ga enak tadi malam"
[Intro]
Namanya adalah Danu dia lumayan lama kerja dirumah sakit ini, kurang lebih dua tahunan. cukup perhatian, suka membantu, tapi kurasa dia sedikit kocak.
"Emang mimpi apa lo, makanya sebelum tidur baca doa dulu rin"
"Iya kali ya, belakangan ini aku sering merasa kecapean, pulang kerja ngantuk bet langsung teler"
"Wkwkwkw! Kek habis kerja berat aja lu!"
Kemudian dari lorong datang seorang perawat membawa pasien Bapak-bapak paruh baya yang duduk di kursi roda.
"Eh karin, kebetulan nih tolong antar bapak ini ke lantai 4 ya, Mba mau ambil infus dan perlengkapan lainnya."
"Oh iya, baik Mba!"
"Kamarnya AIII-7 ya?"
"Oke!"
[Intro]
Mba ini namanya Safira, dia juga sudah lama kerja disini, orangnya baik dan juga perhatian, aku cukup akrab dengannya.
Karina mendatangi Bapak berkursi roda dan siap mengantarkannya. Ia kemudian berjalan dan memasuki lift.
"Ehmm, lantai 4 ya?"
Pip!
Didalam lift Bapak yang duduk di kursi roda itu mulai bergumam dan Karina mendengarnya seperti berisik-bisik.
"Gak! Aku ga mau pulang! Aku belum mau pulang!!"
"Kita ga sedang ngantar Bapak pulang kok, Bapak kan mau dirawat inap dulu ya?"
"Gak mau pulang! Pokoknya aku ga mau pulang!!"
"Iya, ga ada yang nganterin Bapak pulang kok, Bapak rilex aja ya?"
"Itu orang dibelakangnya Mba, nyuruh saya terus untuk ikut dia pulang!"
Karina sedikit lalu mencoba menoleh kebelakang untuk memastikan.
"Tidak ada siapa-siapa kok Pak, mungkin Bapak hanya kecapean jadi bisa berhalusinasi. Nanti Bapak istirahat yang banyak ya biar cepat sembuh!"
Bapak itu terus menggumam Dia tidak mau pulang! Hingga beberapa saat pintu lift akan terbuka karina terkejut, ia melihat bayangan siluet hitam yang buram dari pantulan pintu Lift yang mulai terbuka.
"Apa ya itu barusan? Kok hari ini aku banyak mengalami keanehan?" ucap Karina didalam hati.
Karina berjalan menelusuri lorong koridor mencari Ruangan AIII. Dan akhirnya ia sampai dikamar lalu mengantarkan Bapak kursi roda itu kemudian menopangnya untuk berbaring di atas tempat tidur. Tak lama kemudian seseorang datang.
"Kariiiin!! Kamu dari mana aja tadi kucariin diruang absen! Kirain hari ini ga masuk?"
"Ya ampun Win, ga usah teriak-teriak ga enak sama bapaknya yang mau istirahat"
"Ups, maaf ya Pak!"
si bapak balas dengan senyuman.
[Intro]
Namanya adalah Alisyana Winda! Gadis yang ceria, energik, dan sangat rasionalis. Dia sahabat aku dari SMA. Masuk kuliah bareng, sampe kerjapun juga barengan! Emang ini anak dah kayak adekku aja ngikut terus.
"Pak saya tinggal dulu ya, nanti Mba Safira datang lagi kok"
"Tunggu, jangan tinggalin bapak dulu dek. Bapak masih takut, temani bapak sebentar ya?" ucap bapak memelas.
"Ya udah, saya nungggunya diluar ruangan aja ya, pintunya dibuka kok" lirih Karina.
Karina dan Winda kemudian duduk bersama didepan koridor.
"Kenapa Rin bapak itu?"
"Gapapa, biasalah kalau orang lagi sakit banyak pikiran jadi mungkin dia kelelahan"
"Owh, eh iya aku nyariin kamu tuh mau bilangin itu, apa namanya, kamu dicariin sama Ibu Ridwan, eh kita?"
"Ibu Ridwan, emang ada apa ya kira-kira?"
"Ga tau deh, nanti abis ini kita coba kesana"
Beberapa menit kemudian, Mba Safira datang.
"Karin, makasih ya dah bantu"
"Iya mba, ya udah saya mau ke ruangan ibu Ridwan dulu kami dipanggil berdua"
"Kebetulan tadi baru berpapasan sama ibu Ridwan, beliau menuju ruangannya"
"Oke, yuk Win"
"Dah Mba Safira, selamat bertugas"
Safira masuk kedalam ruangan, sementara Karina dan Winda menuju ke arah lift dan masuk. Selama didalam lift Winda mencoba mengisi suasana dengan mengajak ngobrol dengan Karina.
"Rin, akhir-akhir ini banyak banget ya orang-orang bikin konten jadi youtube horror, tuh podcast horror juga rame, ini bener apa enggak ya" ucap Winda sambil scroll smartphonenya.
"Bener apanya?"
"Ya maksudku, real apa enggak atau cuman sekedar buat konten aja?" jawab Winda sambil mengelap hidungnya dengan tisu.
"Real kayaknya deh!"
"Huh? Emang kamu percaya sama kayak gituan, dah 2023 loh ini!?"
"Ya ampun, emang tahun ada pengaruhnya ya!" gumam karina dalam hati.
"Yaa, percaya ga percaya sih! Tapi orang tuaku pernah bilang kalau mereka itu ada dan kita selalu hidup berdampingan" jelas Karina.
"Ogah gua, amit-amit!" jawab Winda dengan nada naik.
Selang waktu itu Karina tiba-tiba kembali melihat sebuah siluet abstrak muncul didepan pantulan bayangan pintu lift. Namun kali ini berbeda, ia melihat sesosok seperti wanita berambut panjang dan bergaun dress putih.
Dan ketika saat itu juga, Karina mencoba memastikan apakah dia sedang berhalusinasi atau tidak dengan cara menggunakan jokes tipuan untuk memancing Winda.
"Win, coba lihat dipintu lift yang ini, masa besi bisa karatan gini, padahal gak kena air kan ya" Karina menunjuk pintu lift yang sebelah kiri.
"Haahh? Kenapa Rin kok ga jelas banget dah, ga mungkin berkaratlah!?"
"Iya ya, hahahaha!" ucap Karina tertawa kecil sambil gemetaran.
"Haish" timpal Winda yang terlihat sibuk main Smartphonenya.
Karina kembali melihat siluet itu tetapi sudah mulai pudar dan menghilang.
TING! Pintu lift terbuka.
Setelah mereka keluar dari pintu lift, Karina ingin menanyakan sesuatu dengan Winda prihal tentang keanehan pada dirinya.
"Win, coba lihat aku ada yang aneh ga?" Karina berdiri tegak dihadapan Winda.
"Enggak ada yang aneh, biasa aja, emang kenapa?"
"Ya udah kalau ga ada apa-apa!?" ucap karina dengan ekspresi cuek.
"Seriusan kenapa?"
"Gapapa!"
...
Tok! Tok! Tok!
"Permisi buk, ini saya Karina dan Winda."
"Ya silahkan masuk!" terdengar suara jawaban dari dalam ruangan.
Karina dan Winda masuk ke dalam ruangan, disana ada Ibu Ridwan yang sedang duduk dan kelihatan sedang sibuk menyusun berkas-berkas.
"Silahkan duduk!"
...
"Jadi gini, ibu mau nawarin kalian tugas Dinas Pelayanan kesehatan ke luar kota, daerahnya tempat desa terpencil lumayan jauh dari perkotaan, jalan menuju lokasinya harus berjalan kaki kurang lebih empat kilometer, tapi kalau sudah sampai didesa rame kok, teman kita juga ada yang tugas disana, gimana apa kalian sanggup?"
"Emangnya disana ada masalah penyakit apa buk?" "buset jalan kaki empat kilo?" tanya Winda sambil bergumam dalam hati.
"Kalau menurut teman kalian yang disana, warganya kena penyakit DBD dan sebagian banyak yang stres teriak-teriak, seperti orang kesurupan gitu?"
"Serem amat Buk!?" Winda.
"Ya bagaimana lagi, saat ini tenaga yang free cuman kalian berdua di rumah sakit ini, yang lain bisa tapi harus nunggu beberapa minggu lagi" ucap Ibu Ridwan.
"Nah jadi bagaimana? Kalian ssnggup tidak?" Ibu Ridwan mencoba meyakinkan.
"Saya ikut karina aja, Rin gimana Rin?"
"Rinn!!" ucap Winda sedikit menaikkan nada.
Saat Winda dan Ibu Ridwan berbicara sebenarnya karina tidak begitu menyimaknya, ia masih memikirkan keanehan yang terjadi pada dirinya hari ini.
"Eh, iya kalau memang keadaannya seperti itu saya siap membantu!" ucap Karina yang baru tersadar dari lamunannya.
"Syukurlah kalau kalian mengerti, kalau begitu silahkan kalian isi dulu formulirnya." Ibu Ridwan lau mengambil kan Kertas Formulir, lalu memberikannya pada mereka berdua.
"Yakin kamu Rin? Kita cuman berdua loh!" ucap Winda berbisik.
"Iya mau gimana lagi, tugas kita memang melayani masyarakat, jangan diambil pusing anggap aja liburan buat healing!" jawab Karina dengan senyumannya.
"Huh, healing? Ada-ada aja kamu Rin!" ucap Winda dengan ekspresi kecewa.
Pada saat Karina fokus mengisi formulirnya, tiba-tiba telinga kirinya mendengung sampai ke telinga yang kanan sehingga membuat seluruh ruangan seakan hening dan tak mendengar suara apapun untuk beberapa saat.
Seketika itu juga terdengar suara bisikan yang mengisi semua ruangan yang mengatakan untuk Jangan pergi. Sontak Karina yang sedang menulis terhenti sejenak dan merasa kebingungan lalu melirik keadaan sekitar.
Karina memperhatikan Winda dan Ibu Ridwan mereka seperti tidak mendengarkan apa-apa. Dari sini Karina menyimpulkan keadaan yang ada, bahwa hanya dirinyalah yang mendengar suara yang ada diruangan tersebut.
...
Setelah mereka berdua selesai mengisi formulirnya, Ibu Ridwan berpesan untuk tidak tidur terlalu malam dan istirahat yang cukup karena besok mereka harus berangkat pagi-pagi. Karina dan Winda lalu pamit dengan Ibu Ridwan, lalu mereka berdua pergi meninggalkan ruangan.
Diluar ruangan Karina dan Winda mulai berpisah dan kembali pada tugasnya masing-masing. Karina mulai berjalan sambil memegangi keningnya dengan tangan kanannya. Ia merasakan hari ini penuh dengan keanehan pertama kali dalam hidupnya.
Koridor demi Koridor ia lewati sampai disuatu koridor yang dilewati karina, ia melihat sosok anak kecil berambut panjang dan bergaun warna putih dari ujung ekor mata kirinya. Ia lalu terhenti dan berdiri terdiam! Mencoba menganalisa apa yang sedang dilihatnya.
Meski terlihat samar samar Karina sangat yakin apa yang sedang dilihatnya, ia mencoba mematahkan keraguannya untuk langsung menoleh melihat ke arah kiri. yang ternyata tidak ada apa-apa.
Ia kembali fokus kedepan dan sosok anak kecil itu terlihat lagi diekor mata kirinya. Karina mulai keringat dingin dan mulai merasakan merinding.
Sosok itu semakin lama terasa semakin mendekat. Merasakan hal itu Karina memaksakan kakinya untuk maju melangkah akan tetapi rasanya begitu sangat berat sekali.
Karina mulai panik dan sangat cemas ketakutan. Ia terus berusaha memaksa dirinya untuk bergerak namun seluruh tubuhnya seperti terkunci. Ditengah kepanikannya saat itu, seorang perawat laki-laki menyapanya dari kejauhan.
"Oiii karina!! Ngapain kamu diam disitu? Ayo bantu kesini kita perlu tenaga!" ucap Perawat Lelaki.
Karina tersadar dan mulai terasa darah kembali mengalir ke dalam sekujur tubuhnya. Rasa cemas sudah mulai menghilang, ia melihat kembali ke kiri dan ke kanan untuk memastikan keberadaan sosok tersebut.
"Ya~ baik! Aku kesana" jawab Karina dengan senyum bahagia.
Kemudian Karina berlari pelan mendatangi Perawat Lelaki itu, mereka melangkah pergi bersama dan hanya meninggalkan koridor yang sepi bersama sesosok gadis kecil yang berdiri disebelah kanan tempat Karina berada sebelumnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari sudah menjelang sore, waktu sangat cepat berlalu jika dibawa dengan beraktivitas. Disana Karina dan Winda bertemu mereka memutuskan untuk pergi ke ruang absen sebelum pulang.
Setelah absen, karina dan Winda berjalan keluar rumah sakit dan menuju parkiran. Winda berkata hari ini dia membawa mobil sendiri dan menawarkan tumpangan kepada Karina.
Dengan senang hati Karina menerima tumpangan itu!
Bonus Picture!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
OGLOST
semangat thor
2022-10-15
1
OtaBu
halo thor aku dah mampir nih.
yuk baca novel pertamaku berjudul "My revenge Is Your Regret". bergenre horor juga😊 jangan lupa mampir ya
2022-10-02
1
Fajar
terus terang itu bagian terakhirnya agak sedikit cringe, masa dia naek ojek :V
2022-09-19
1