Chapter 05 : "False Truth"

Makluk menyeramkan yang sudah keluar dari sungai berjalan merangkak didarat, ia dengan gerakan anehnya mencoba menggapai Cindy. Sandi yang melihat itu mengambil batu sebesar kepalan tangan, lalu melemparinya beberapa kali.

Makluk itu berhenti dan melototinya dengan wajah yang menyeramkan. Sandi yang ketakutan mencoba memberanikan diri berjalan mengitari makluk itu agar dapat mendekati Cindy.

"Pergi kau makluk jelek, Iblis, Setan!!!" teriaknya.

Sandi yang sudah mendapatkan Cindy, berupaya membantunya bangkit akan tetapi kaki Cindy terkilir dan sulit untuk berdiri. sambil mengarahkan cahaya senter dari smartphonenya kedepan, sosok makluk itu sudah menghilang dari pandangannya.

Sandi panik dan melihat ke arah sekitarnya, namun tidak terlihat apa-apa. Tiba-tiba dari belakang dua buah lengan mendekap lehernya. Sandi mencoba berontak, tetapi tenaganya tidak ada karena ia merasa ketakutan.

Sosok Makhluk itu perlahan menariknya kebelakang. Sandi mencoba menahan lajunya dengan mencakarkan kedua tangannya ke tanah yang banyak bebatuan kerikil sungai.

"Ngeerhhghh, Toloooong!" teriaknya dengan suara yang tercekik.

"Kau dulu..yang akan..kumakan..kekekekekekk" bisiknya dengan suara karau ditelinga kanan Sandi.

"leghphaxhinnn!!!" ucap Sandi dengan kedua tangan Sosok itu yang sedang mendekap lehernya.

Winda dan Pak Daniel datang menyenteri dimana lokasi Sandi dan Cindy berada. Lalu terdengar teriakan kecil Sandi yang menunjukan keberadaannya. Winda dan Pak Daniel melihat Sandi akan diseret kedalam sungai

"Pak itu, itu pak..cepat Pak" desakan dari Winda.

"Asu!!, apaan ituu, WOIIII berhenti kau setaan!!" teriak Pak Daniel sambil mengarahkan senternya.

DOORRR!!! suara tembakan dilepaskan.

"Winda pegang senternya, terus senterin kearahnya. hufff!!" Pak Daniel dengan gagah berani lompat turun perlahan-lahan.

Cindy masih terduduk lemas, dan merintih kesakitan. Pak Daniel mendekati Cindy sementara Makluk itu terus berupaya menarik Sandi kedalam sungai. Sandi masih mencoba terus menahannya, kali ini ditambah dengan kedua kakinya.

"Oii setan bangsat, lepas atau ku tembak kau!!!" ucapnya sambil berupaya membidik dengan cahaya senter Winda dari atas.

Setan itu tidak peduli, dan terus mencoba menyeret Sandi. dengan bidikan yang tepat, peluru kedua dilepaskan dan tepat mengenai kepala makluk itu.

DORR!!!

GWeeerrghhhhhhhuuuu!!

Teriak makluk itu yang kesakitan dan melepaskan cengkramannya, lalu ia lari merangkak dengan cepat masuk kedalam sungai.

"Mampuss Kauuu!!!" teriak Pak Daniel.

Sandi berupaya berdiri lalu berlari ke arah Cindy dan Pak Daniel.

"Sandy apa kamu ada yang terluka?" Pak Daniel.

"Aww, ga ada sih pak. Cuman tangan aja yang lecet sama bajuku jadi kotor" jawab Sandi yang sambil memeriksa kedua lengannya.

"Ya sudah, kalau begitu kamu bisa gendong Cindykan ke atas?" Pak Daniel.

"Ya, bisa pak!" tegas Sandi.

Sandi lalu menggendong Cindy ke atas. Kemudian Pak Daniel menyuruh mereka naik ke atas duluan, ia akan menjaga mereka dari belakang.

Setelah mereka bertiga sudah berada di atas, mereka kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat itu. dalam kegelapan ternyata sosok itu masih memperhatikan mereka, dengan kepala setengah timbul dari dalam sungai.

[Perjalanan 100 Meter Menuju Basecamp]

Dengan bermodalkan cahaya dari satu senter yang dipegang oleh Winda, mereka berempat jalan bersama dalam kegelapan malam dengan hutan semak belukar disekelilingnya.

"Itu tadi Hantu, setan atau apa sih pak?" Winda.

"Saya juga tidak tahu, kalau dia hantu..tapi peluru saya mengenai kepalanya. dan dia masih bisa hidup. itu sangat aneh" jelas Pak Daniel.

"Ngeri banget, baru pertama kali saya melihat sosok yang menyeramkan seperti itu" ucap Winda yang masih merasa ketakutan.

"Kalau setahuku setan itu tembus pandang, tapi ini dia bisa dipegang dan mencekik aku. Asli, kukira tadi aku bakal mati" ucap Sandi yang melihat ke arah Winda.

"Makanya saya bilang, kita ga boleh lama-lama disini. Pokoknya besok selesai, langsung kita semua pulang!" jelas Pak Daniel.

"Tapi bagaimana dengan warga disini, kok berani ya mereka?" Winda.

"Namanya juga orang ada kurang-kurangnya, setan itu ya udah jadi kayak teman bagi mereka. Mana mereka tahu itu setan atau bukan" jelas Pak Daniel.

"Kasihan ya mereka, kenapa harus tinggal disini. apa tidak ada tempat lain yang baik untuk mereka?" Winda.

"Justru tempat kayak gini yang pas untuk mereka, kamukan tahu mereka itu semua hasil keluarga perkawinan sedarah, apa yang terjadi jika mereka tinggal ditempat umum. itu hanya menjadi aib, dan mereka pasti sangat dikucilkan. belum lagi jika ada orang yang tidak suka, hal buruk bisa saja terjadi" ucap Pak Daniel berupaya menjelaskan.

"Gak tega aku lihat adek-adek kecil disana, semoga obatnya nanti bisa menyembuhkan mereka" ucap Winda.

"Ya, semoga saja" jawab Pak Daniel.

......................

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya mereka berempat sampai di basecamp. Karina dan yang lainnya langsung menghampiri mereka. Winda langsung memeluk Karina dengan erat, lalu ia bercerita semua hal yang terjadi disana.

Para perawat dari Dana Kusuma membawa Cindy dan Sandi ke dalam tenda untuk segera diobati. sementara Pak Daniel duduk didekat tungku api unggun dan menyalakan rokoknya. para warga yang disana hanya diam menyaksikan.

...

Setelah semuanya berbenah diri masing-masing, mereka mulai membagikan makan malam untuk warga desa yang berjumlah 25 orang. Semuanya terlihat menyantapnya dengan lahap. kemudian setelah itu mereka berdelapan duduk mengitari api unggun sambil menikmati makan malam.

"Behh coba tadi ada aku, pasti kupijak habis-habisan itu setan!" ucap Ragil dengan nada sombong.

"Dengar suaranya aja lo langsung lari kamprett" gumam Anwar dalam hatinya.

"Memangnya makluk apa tadi yang kamu lihat Win," tanya Ryo yang melirik Winda.

"Ihh ngeri banget pokoknya, ya matanya merah, rambutnya berantakan, yang lebih mengerikan dia jalannya merangkak, kayak kadal gitu" jelas Winda.

"kami juga tadi waktu didalam hutan pas lagi asik cerita ada suara perempuan yang nyahutin. Gue cari-cari itu sumber suara, gue tantangin aja sekalian, cuman Anwar dah ketakutan duluan. Apa boleh buat?!" ucap Ragil somnong.

"kambing-kambing" gumam Anwar dalam hati yang sambil menyantap makan malamnya.

Sementara Karina hanya menyimak cerita mereka dengan senyuman, sambil menyeruput tehnya.

"Kalian jangan sembrono disini, fokus saja pada tujuan. jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi. Nanti bisa kerepotan kita semua. ingat, besok kita sudah mulai memvaksinasi warga desa. jadi malam ini istirahat yang banyak, jangan melakukan hal yang enggak-enggak" ucap Pak Daniel yang mencoba menjelaskan.

"Ya sudah, kalau sudah selesai. segera kalian kembali ke tenda masing-masing dan beristirahat, saya akan berjaga malam" ucap Pak Daniel yang bangkit dari duduknya dan pergi melangkah melihat sekitar.

Disusul Karina dan Winda yang juga ikut bangkit dari duduknya dan menuju ke arah tenda mereka untuk beristirahat. Dilanjuti oleh Ryo dan bersama teman-temannya juga masuk menuju ke arah tenda mereka masing-masing.

Warga juga terlihat menutup pintu rumahnya masing-masing.

...

Cahaya sinar rembulan malam mulai ditelan awan gelap yang ingin mendatangkan hujan, Pak Daniel yang memperhatikan itu kembali ke tenda pengawas untuk segera berteduh.

Hujan mulai rintik dan semakin deras, disertai angin kencang yang bertiup. suasana pedesaan yang gelap hanya diterangi dengan obor diberbagai tempat. kilatan petir sesekali menerangi seluruh pedesaan.

Panca indra Karina mulai merasakan hal yang kurang nyaman, ia mengkhawatirkan sesuatu hal terburuk akan terjadi. Sementara Winda mulai terbaring bersama dengan selimut tebal yang menyelimutinya.

[4 Kilometer dari arah luar pedesaan Lokasi dipinggir jalan raya]

Terlihat dari kejauhan sebuah lampu mobil menyinari pantulan air hujan yang jatuh diatas aspal dengan suara ban mobil yang melaju membuat suara gemericik air yang dilewatinya.

Mobil itu menghidupkan rating ke kiri dan berhenti tepat arah jalan masuk ke pedesaan, lalu mematikan semua cahaya penerangan dari mobilnya. Didalam kegelapan bersama hujan yang deras, tiga orang terlihat turun dari mobil.

Mereka melangkah ke arah Palang tanda desa, dan mencabutnya lalu seseorang berusaha menutupi bekasnya dengan rapi agar dapat menghilangkan jejak.

Tak lama setelahnya mereka bertiga kembali masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan tempat itu, bersama derasnya hujan malam di imbangi dengan kilatan petir yang menggelegar.

...

Hujan semakin deras, terlihat Karina begitu gelisah dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. sementara sahabatnya Winda sudah terlelap tidur. Dalam hujan yang deras, Karina mendengar samar-samar seseorang berbicara sendiri.

Dia kemudian mencoba bangkit dan mengintip dari dalam tenda, yang ternyata itu adalah Pak Daniel yang sedang menelepon seseorang. Terlihat sesekali ia berekspresi kesal dan marah. Automatis ini menjadi pertanyaan besar didalam benak Karina.

Setelah melihat hal itu, Karina kembali ketempat tidurnya dan memaksa dirinya untuk tidur sembari memikirkan kejanggalan yang terjadi.

[Sementara ditenda Ragil dan Anwar]

"An, udah tidur lo?" Ragil.

"Udah!" jawabnya.

"Lah itu lo njawab" ketusnya.

"Apaan sih kambing, gue dah mau tidur neehh" jawab Anwar sedikit kesal.

"Temanin gue kencing kebelakang yok, gue takut nih sendirian" ucap Ragil memelas.

"Ahhh, lo aja dah sendirian. tadikan lo bilang pemberani. Sekalian kalau ada setan lo pijak-pijak aja, gue mau tidur dolo." jawab Anwar membantah.

"Halahh dasar lo, gitu aja ngambek. ya udah gue sendirian aja dah!!" ketus Ragil.

Ragil keluar dari tenda dengan penerangan cahaya dari smartphone. ia melihat ditenda pos penjaga ada Pak Daniel yang sedang bersandar.

"Itu si Daniel tidur kali ya, katanya jagain. gimana si!?" ucap Ragil.

Kemudian ia mengambil Payung yang digantung dekat tenda lalu membukanya.

"WC arah mana ya?" ucap Ragil sambil menyenteri sekeliling dengan cahaya dari smartphonenya.

Kemudian Ragil melihat WCnya berada jauh disebelah kiri dekat sumur warga. lalu ia memberanikan diri berjalan menuju ke arah WC yang berjarak kurang lebihnya 35 meter dari tendanya berdiri.

"Anjir seram amat ya, dah kaya difilm-film horor aja. banyak pohon pisang lagi," ucapnya sambil melangkah menuju WC ditengah derasnya hujan.

Tiba-tiba Ragil merasa ada yang mengikuti dari arah belakangnya. Terlihat samar-samar dari belakang payung yang ia pegang. Sesosok wanita berambut panjang dan pakaian putih yang lusuh. Sontak itu membuat badannya langsung merasa merinding.

Dia kemudian menoleh ke arah belakang namun tidak ada apa-apa, malahan sosok itu sudah ada didepannya dan terbang dengan cepat ke arah kiri.

Kemudian dia balik melihat ke depan tapi tidak ada apa-apa. Merasakan hal itu, Ragil langsung bergegas lari ke arah WC. Dia memegang pintu WC dan mengucapkan salam untuk meminta izin masuk.

"Misi ya mbahh, numpang kencing saya" ucapnya santun.

Serr!

Ragil yang sedang buang air kecil tiba-tiba mencium aroma bau busuk. Terlihat ia mengendus beberapa kali lalu menutup hidungnya dengan tangan kanannnya. Ragil sudah tahu bau itu dari arah belakang sudut pintu. Tetapi dia mencoba untuk tidak memastikannya.

Setelah ia selesai buang air kecil, Ragil langsung bergegas membenahi celananya lalu ia pergi dan menutup pintunya.

Dibelakang pintu yang Ragil tutup terlihat sesosok pocong dengan wajah busuk menyeramkan sedang tersenyum.

Cahaya senter dari smartphone Ragil menarik perhatian Pak Daniel untuk mendatanginya.

"Dari mana kamu?" Pak Daniel.

"Habis dari WC pak, buang air kecil" jawab Ragil.

"Hebat, berani kamu ya. ya sudah cepat tidur sana!" ucap Pak Daniel.

Kemudian Pak Daniel kembali ke tenda posnya untuk berjaga kembali.

...

Hujan deras beserta kilatan petir masih terus menyambar, Karina yang sudah tertidur pulas mulai masuk ke alam bawah sadarnya.

...

Karina terbangun dan lagi-lagi melihat sekelilingnya yang sangat gelap, hanya terlihat satu buah pintu berdiri. Dia bangkit lalu berjalan mendekati pintu tersebut. Kemudian ia membukanya perlahan.

Cahaya putih terang menyinari pintu yang terbuka.

Ia tidak tahu berada dimana, tetapi banyak orang mengenakan pakaian Hazmat yang terlihat sibuk dimana-mana. Kemudian Karina berjalan diantara orang-orang itu tanpa ada yang menyadari keberadaanya.

Banyak tenda yang dibangun dan beberapa pasukan khusus yang menjaga, Karina lanjut lagi berjalan dan suatu gambar menarik perhatiannya. Sebuah logo tergambar di dinding luar mobil box yang sedang parkir berderet.

Dia melangkah mendekati mobil box itu, yang ternyata adalah sebuah logo dari sebuah perusahaan. Karina seakan tidak asing dengan logo tersebut, namun tidak ingat sama sekali kapan dan dimana ia melihatnya.

Mencoba mengingat dan tak berhasil, ia kembali berjalan mengikuti orang berpakaian Hazmat yang membawa sebuah Toolbox berlogokan yang sama dan masuk ke sebuah tenda yang cukup besar.

Didalam tenda itu banyak pasien yang terbaring tak berdaya. Mereka terlihat kurus dengan cekungan hitam dikelopak matanya. Ada dari mereka juga terlihat bermata merah menyala.

Karina hanya terdiam menyaksikan orang-orang yang disuntikkan sebuah serum. Terlihat beberapa kali orang menabrak tubuh Karina yang tembus pandang Transparan.

Arrggghhhhhhhh!! gkshiak!! workghtekak!! Suara orang yang telah berhasil disuntikkan.

Kemudian orang berpakaian Hazmat yang didepan komputer sadar akan sesuatu, dan memerintahkan beberapa orang untuk membawa pasien tersebut ke laboratorium yang ada dibelakang. Karina juga tidak mau ketinggalan untuk mengikutinya.

Sesampainya dibelakang terlihat bangunan laboratorium yang cukup besar membuat Karina terpana dan terbata. Para pasukan Hazmat mendorong Pasien yang tidur di Stretcher masuk ke dalam laboratorium.

Didalam Laboratorium Karina kembali dikejutkan sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya, yaitu beberapa tabung kaca besar yang didalamnya berisikan manusia berbentuk aneh-aneh. Diamasih tidak percaya apa yang dilihatnya antara takjub dan merasa takut.

Kemudian pasien yang dibawa mereka tadi dimasukkan kedalam tabung yang kosong dan pasukan Hazmat yang ada didepan komputer terlihat sedang mengaktifkan sesuatu.

Tabung raksasa yang sudah di isikan pasien yang dibawa sebelumnya kemudian bereaksi dan manusia yang ada didalamnya terlihat kejang-kejang, matanya melotot seperti akan terlepas, kukunya mulai tumbuh panjang.

Karina yang melihat didepannya secara langsung mundur ketakutan, tak lama pasien yang sudah mengalami perubahan bentuk tersebut mulai terdiam.

Para Pasukan Hazmat juga ikut terdiam melihat satu sama lain, seperti memikirkan apakah percobaan mereka kali ini berhasil. Tak selang waktu yang lama, mata makluk itu terbuka dan secara bertahap seperti mencoba keluar dari tubuh manusianya yang lama.

Maka keluarlah makluk yang baru dengan wujud yang mengerikan seperti hantu, ia terlihat tembus pandang dan melayang-layang didalam laboratorium.

Para Pasukan Hazmat teriak kesenangan karena percobaan mereka akhirnya berhasil. sementara Karina menangis karena melihat sebuah tragedi uji coba eksperimen yang membuat manusia berevolusi seperti hantu.

Tiba-tiba makluk berevolusi yang ada didalam tabung kaca tersebut memberontak, lalu memukuli kaca tabung tersebut beberapa kali. Sontak hal itu menjadi pertanyaan bagi para pasukan hazmat, dan membuat mereka semakin panik.

Makluk itu terus memukul semakin cepat dan keras, tak tahan menahan pukulan yang keras bertubi-tubi, tabung itu berhasil pecah dan makluk itu langsung menyerang semua orang yang ada dilaboratorium.

Gerakannya yang sangat lincah dan licin sehingga dengan mudah makluk itu menyerang dengan cara menggigit dengan gigi taringnya yang panjang, serta mencakar dengan kukunya yang tajam lalu merobek-robek organ dalam tubuh para pasukan hazmat dan memakannya.

Karina yang sedang berdiri menyaksikan disitu berteriak keras ketakutan, sehingga memicu makluk itu sadar akan kehadirannya. Makluk itu mulai bereaksi dan mencoba mendekati Karina dengan merangkak seperti kadal.

Karina yang panik menangis ketakutan tak bisa bergerak, ia seakan terkunci. Dengan cepat Makluk itu langsung melompat menyerang Karina.

Bersambung...

Episodes
1 Chapter 01 : "Sebuah Tanda"
2 Chapter 02 : "Nuansa Kegelapan"
3 Chapter 03 : "Selamat Datang"
4 Chapter 04 : "Ketidakpastian"
5 Chapter 05 : "False Truth"
6 Chapter 06 : "Terjebak Di Dua Alam"
7 Chapter 07 : "Bertahan Hidup"
8 Chapter 08 : "Dua Eksistensi"
9 Chapter 09 : "Serangan Barong"
10 Chapter 10 : "Entitas Energi"
11 Chapter 11 : "Terbelenggu"
12 Chapter 12 : "Penemuan Gudang Tua"
13 Chapter 13 : "Ruang Bawah Tanah"
14 Chapter 13.5 : "Ruang Bawah Tanah" Part II
15 Chapter 13.7 : "Ruang Bawah Tanah" Part III
16 Chapter 13.8 : "Ruang Bawah Tanah" Part IV"
17 Chapter 13.9 : "Ruang Bawah Tanah" Part V
18 Chapter 14 : "Jejak Masa Lalu"
19 Chapter 14.2 : "Gigante Cadavier"
20 Chapter 14.3 : "Persimpangan"
21 Chapter 14.4 : "Dream Call"
22 Chapter 14.5 : "Invitation"
23 Chapter 14.6 : "Transfer Energi"
24 Chapter 14.7 : "An Obstacle!"
25 Chapter 14.8 : "Confused Path!"
26 Chapter 14.9 : "Keanehan! "
27 Chapter 15 : " Sebuah penyesalan"
28 Chapter 15.1 : "Tilda Family"
29 Chapter 15.2 : "Wanita Penyihir!"
30 Chapter 15.3 : "Perjalanan Selesai!"
31 Chapter 15.4 : "Virtual Cortex! "
32 Chapter 15.5 : "No Way Home!"
33 Chapter 15.6 : "Gadis Harapan"
34 Chapter 15.7 : "Satu Jalan, Satu Pilihan"
35 Chapter 15.8 : "Observasi Lab A Bagian I"
36 Chapter 15.9 : "Observasi Lab A Bagian II"
37 Chapter 16 : "Sebuah Pesan Dari Masa Lalu"
38 Chapter 16.1 : "An Ambush!"
39 Chapter 16.2 : "Decision!"
40 Chapter 16.3 : "Mencari Jalan Lain"
41 Chapter 16.4 : "Penghuni Di Lab B"
42 Chapter 16.5 : "Peringatan?!"
43 Chapter 16.6 : "Sambutan Hangat"
44 Chapter 16.7 : "The Name Who Have A Body!"
45 Chapter 16.8 : "Manifestasi Dari Fantasma"
46 Chapter 16.9 : "Terowongan Kematian"
47 Chapter 17 : "The White Room "
48 Chapter 17.1 : "Dua Energi Berbenturan!"
49 Chapter 17.2 : "Despair"
50 Chapter 17.3 : "Neural Oscillation
51 Chapter 17.4 : "Novel Milik Vistor!"
52 Chapter 17.5 : "Lorong Dimensi"
53 Chapter 17.6 : "Vistor dan Miira"
54 Chapter 17.7 : "Teman Tak Terlihat!"
55 Chapter 17.8 : "Impian Yang Hancur"
56 Chapter 17.9 : "Pemakaman Disaat Salju Turun"
57 Chapter 18 : "Kaca Mata Hitam Victoria"
58 Chapter 18.1 : "Tinta Terakhir Vistor"
59 Chapter 18.2 : "Control!"
60 Chapter 18.3 : "Serangan Tak Terlihat Dari Si Merah!!"
61 Chapter 18.4 : "Misi Penyelamatan Karina!"
62 Chapter 18.5 : "Lari Dan Bersembunyi!"
63 Chapter 18.6 : "Symphony Of The Red"
64 Chapter 18.7 : "Ganas Dan Mengerikan! "
65 Chapter 18.8 : "Mencari Jejak Si Merah"
66 Chapter 18.9 : "Ratel Sombrio"
67 Chapter 19 : "Fragment Memory Miira"
68 Chapter 19.1 : "Cermin Bewarna Merah"
69 Chapter 19.2 : "Teman Dari Kegelapan"
70 Chapter 19.3 : "Keputusan Miira"
71 Chapter 19.4 : "Take And Give!"
72 Chapter 19.5 : "Kamu Merasa Aneh?"
73 Chapter 19.6 : "A Present For Miira!"
74 Chapter 19.7 : "Merah Kegelapan!"
75 Chapter 19.8 : "Virtual Cortex Corrupted!"
76 Chapter 19.9 : "Goa Iblis"
77 Chapter 20 : "Red and Chaos!"
78 Chapter 20.1 : "Dua Pintu"
79 Chapter 20.2 : "Hanya Bisa Bersembunyi"
80 Chapter 20.3 : "The World Of Blood!"
81 Chapter 20.4 : "Manifestasi"
82 Chapter 20.5 : "Penjaga Pillar Kegelapan I"
83 Chapter 20.6 : "Uninvited Guests"
84 Chapter 20.7 : "Para Manusia Kerdil"
85 Chapter 20.8 : "Exhausted"
86 Chapter 20.9 "Tempat Perlindungan"
87 Chapter 21 : "Back For More?"
88 Chapter 21.1 : "Terhubung"
89 Chapter 21.2 : "A Half"
90 Chapter 21.3 : "Menari Dibawah Derasnya Hujan Darah"
91 Chapter 21.4 : "Penghakiman!"
92 Chapter 21.5 : "No Mercy!"
93 Chapter 21.6 : "Penjaga Pilar Terakhir"
94 Chapter 21.7 : "You Wanna Fight? So Lets Fight!!"
95 Chapter 21.8 : "King Of Ouroh"
96 Chapter 21.9 : "Tray Cell And Cynthium"
97 Chapter 22 : "Tray Cell And Cynthium" II
98 Chapter 22.1 : "Eden Paradise"
99 Chapter 22.2 : "A Promise"
100 Chapter 22.3 : "Apocalypse" Day 1
101 Chapter 22.4 : "Apocalypse" Day 2
102 Chapter 22.5 : "Apocalypse" Day 3
103 Chapter 22.6 : "Apocalypse" Day 4
104 Chapter 22.7 : "Apocalypse" Day 5
105 Chapter 22.8 : "Apocalypse" Day 6
106 Chapter 22.9 : "Transcendent"
107 Chapter 23 : "Last Reunion"
108 Chapter 24 : "Beta, Alpha, Delta, Thetha, Gamma!"
109 Chapter 25 : "Niira"
110 Chapter 26 : "Fate And Destiny" END
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Chapter 01 : "Sebuah Tanda"
2
Chapter 02 : "Nuansa Kegelapan"
3
Chapter 03 : "Selamat Datang"
4
Chapter 04 : "Ketidakpastian"
5
Chapter 05 : "False Truth"
6
Chapter 06 : "Terjebak Di Dua Alam"
7
Chapter 07 : "Bertahan Hidup"
8
Chapter 08 : "Dua Eksistensi"
9
Chapter 09 : "Serangan Barong"
10
Chapter 10 : "Entitas Energi"
11
Chapter 11 : "Terbelenggu"
12
Chapter 12 : "Penemuan Gudang Tua"
13
Chapter 13 : "Ruang Bawah Tanah"
14
Chapter 13.5 : "Ruang Bawah Tanah" Part II
15
Chapter 13.7 : "Ruang Bawah Tanah" Part III
16
Chapter 13.8 : "Ruang Bawah Tanah" Part IV"
17
Chapter 13.9 : "Ruang Bawah Tanah" Part V
18
Chapter 14 : "Jejak Masa Lalu"
19
Chapter 14.2 : "Gigante Cadavier"
20
Chapter 14.3 : "Persimpangan"
21
Chapter 14.4 : "Dream Call"
22
Chapter 14.5 : "Invitation"
23
Chapter 14.6 : "Transfer Energi"
24
Chapter 14.7 : "An Obstacle!"
25
Chapter 14.8 : "Confused Path!"
26
Chapter 14.9 : "Keanehan! "
27
Chapter 15 : " Sebuah penyesalan"
28
Chapter 15.1 : "Tilda Family"
29
Chapter 15.2 : "Wanita Penyihir!"
30
Chapter 15.3 : "Perjalanan Selesai!"
31
Chapter 15.4 : "Virtual Cortex! "
32
Chapter 15.5 : "No Way Home!"
33
Chapter 15.6 : "Gadis Harapan"
34
Chapter 15.7 : "Satu Jalan, Satu Pilihan"
35
Chapter 15.8 : "Observasi Lab A Bagian I"
36
Chapter 15.9 : "Observasi Lab A Bagian II"
37
Chapter 16 : "Sebuah Pesan Dari Masa Lalu"
38
Chapter 16.1 : "An Ambush!"
39
Chapter 16.2 : "Decision!"
40
Chapter 16.3 : "Mencari Jalan Lain"
41
Chapter 16.4 : "Penghuni Di Lab B"
42
Chapter 16.5 : "Peringatan?!"
43
Chapter 16.6 : "Sambutan Hangat"
44
Chapter 16.7 : "The Name Who Have A Body!"
45
Chapter 16.8 : "Manifestasi Dari Fantasma"
46
Chapter 16.9 : "Terowongan Kematian"
47
Chapter 17 : "The White Room "
48
Chapter 17.1 : "Dua Energi Berbenturan!"
49
Chapter 17.2 : "Despair"
50
Chapter 17.3 : "Neural Oscillation
51
Chapter 17.4 : "Novel Milik Vistor!"
52
Chapter 17.5 : "Lorong Dimensi"
53
Chapter 17.6 : "Vistor dan Miira"
54
Chapter 17.7 : "Teman Tak Terlihat!"
55
Chapter 17.8 : "Impian Yang Hancur"
56
Chapter 17.9 : "Pemakaman Disaat Salju Turun"
57
Chapter 18 : "Kaca Mata Hitam Victoria"
58
Chapter 18.1 : "Tinta Terakhir Vistor"
59
Chapter 18.2 : "Control!"
60
Chapter 18.3 : "Serangan Tak Terlihat Dari Si Merah!!"
61
Chapter 18.4 : "Misi Penyelamatan Karina!"
62
Chapter 18.5 : "Lari Dan Bersembunyi!"
63
Chapter 18.6 : "Symphony Of The Red"
64
Chapter 18.7 : "Ganas Dan Mengerikan! "
65
Chapter 18.8 : "Mencari Jejak Si Merah"
66
Chapter 18.9 : "Ratel Sombrio"
67
Chapter 19 : "Fragment Memory Miira"
68
Chapter 19.1 : "Cermin Bewarna Merah"
69
Chapter 19.2 : "Teman Dari Kegelapan"
70
Chapter 19.3 : "Keputusan Miira"
71
Chapter 19.4 : "Take And Give!"
72
Chapter 19.5 : "Kamu Merasa Aneh?"
73
Chapter 19.6 : "A Present For Miira!"
74
Chapter 19.7 : "Merah Kegelapan!"
75
Chapter 19.8 : "Virtual Cortex Corrupted!"
76
Chapter 19.9 : "Goa Iblis"
77
Chapter 20 : "Red and Chaos!"
78
Chapter 20.1 : "Dua Pintu"
79
Chapter 20.2 : "Hanya Bisa Bersembunyi"
80
Chapter 20.3 : "The World Of Blood!"
81
Chapter 20.4 : "Manifestasi"
82
Chapter 20.5 : "Penjaga Pillar Kegelapan I"
83
Chapter 20.6 : "Uninvited Guests"
84
Chapter 20.7 : "Para Manusia Kerdil"
85
Chapter 20.8 : "Exhausted"
86
Chapter 20.9 "Tempat Perlindungan"
87
Chapter 21 : "Back For More?"
88
Chapter 21.1 : "Terhubung"
89
Chapter 21.2 : "A Half"
90
Chapter 21.3 : "Menari Dibawah Derasnya Hujan Darah"
91
Chapter 21.4 : "Penghakiman!"
92
Chapter 21.5 : "No Mercy!"
93
Chapter 21.6 : "Penjaga Pilar Terakhir"
94
Chapter 21.7 : "You Wanna Fight? So Lets Fight!!"
95
Chapter 21.8 : "King Of Ouroh"
96
Chapter 21.9 : "Tray Cell And Cynthium"
97
Chapter 22 : "Tray Cell And Cynthium" II
98
Chapter 22.1 : "Eden Paradise"
99
Chapter 22.2 : "A Promise"
100
Chapter 22.3 : "Apocalypse" Day 1
101
Chapter 22.4 : "Apocalypse" Day 2
102
Chapter 22.5 : "Apocalypse" Day 3
103
Chapter 22.6 : "Apocalypse" Day 4
104
Chapter 22.7 : "Apocalypse" Day 5
105
Chapter 22.8 : "Apocalypse" Day 6
106
Chapter 22.9 : "Transcendent"
107
Chapter 23 : "Last Reunion"
108
Chapter 24 : "Beta, Alpha, Delta, Thetha, Gamma!"
109
Chapter 25 : "Niira"
110
Chapter 26 : "Fate And Destiny" END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!