Chapter 03 : "Selamat Datang"

Karina terbangun dalam tidurnya, untuk memastikan apakah dia mengalami mimpi buruk atau tidak, ketika ia membuka matanya yang di lihatnya pertama kali adalah kedua kakinya. Dia melihat kakinya sedang menginjak dilantai bus.

"Oh oke, aman kayaknya nih" ucap Karina yang merasa yakin bahwa ia sedang tidak ada didalam mimpi.

Lalu yang kedua ia lihat adalah sahabatnya Winda, ia melirik dari kaki sampai keatas kepala, baju dan pakaiannya juga sama seperti yang ia lihat sebelumnya. Dengan ini Karina bertambah sangat yakin kalau dia sedang tidak bermimpi.

Namun ketika ia berniat untuk melihat kedepan, ada suara gadis kecil yang membisikkan ke telinga kanannya dan berkata, "jangan lihat kedepan apapun yang terjadi".

Mendengar bisikan itu, Karina kaget dan diam tertunduk fokus melihat ke arah kakinya.

Selang beberapa menit kemudian, mulai dari suara menangis, ketawa anak kecil , hingga suara keluhan orang kesakitan terdengar didalam bus tersebut.

Karina yang tertunduk lesu ketakutan hanya bisa terdiam. Tak lama suara orang seperti diseret datang dari arah kursi belakang, yang perlahan mulai mendekati ke arah kedepan.

Mengetahui suara itu, Karina menutup mata sampai suara tersebut melewatinya dan hilang ke arah depan.

Karena sudah merasa hening, Karina perlahan mencoba membuka mata dan melihat fokus kebawah yang ternyata tidak ada apa-apa. ia pun merasa sedikit lega dan coba membenarkan posisi duduknya.

Disaat itu juga sebuah angin kecil tertiup ditelinga kirinya, sontak hal itu membuat Karina kaget secara spontan dan menoleh ke arah kiri.

Ternyata yang dilihat Karina disana adalah sesosok Wanita dengan rambut berantakan, wajah yang rusak separuh penuh dengan berlumuran darah dengan posisi mata yang gelantungan seperti hendak mau lepas.

Mereka berdua saling bertatap muka cukup lama, Karina terbujur kaku, diam ketakutan dan mengeluarkan kedua air mata. Sosok itu kemudian tersenyum dihadapan wajah Karina lalu ia pergi begitu saja.

Karina menunduk dan menutup mulutnya sambil menangis ketakutan. Suara bisikan kembali terdengar, kali ini ia mengatakan "Ketakutan hanya akan jadi pemicu hawa keberadaanmu untuk mereka, berpikir tenang adalah kunci keselamatan".

Setelah hati dan pikirannya tenang dari ketakutan, Karina mencoba tegar kembali dan membenarkan posisi duduknya.

Kali ini ia kedatangan dua sosok anak kecil yang berlari melewatinya. Akan tetapi Karina mencoba pura-pura untuk tidak melihatnya.

Beberapa menit kemudian suasana menjadi tenang, namun mulai tercium bau busuk yang amat kuat dari arah belakang pojok kursi.

Hal itu memicu tubuh Karina merasakan mula-mual, ia menutup mulut dan hidungnya bersamaan sambil menahan rasa ingin muntah yang semakin kuat.

Bau busuk semakin datang mendekat. Tak kuat menahan, Karina muntah ditempat dan membuat semua makluk yang berada didalam Bus menyadari kehadiran Karina.

Sosok berbau busuk berhenti disebelah Karina, dan saking tak tertahankan lagi dari bau busuk tersebut Karina tersungkur kebawah dan muntah sejadi-jadinya. semua makluk yang ada didalam Bus datang mengelilingi Karina yang tersungkur.

Karina mencoba memanggil Winda untuk meminta tolong dengan suara yang tak berdaya, Winda kemudian merangkul Karina yang tersungkur dan mendudukanya ke kursi tempat ia duduk sebelumnya.

"Kamu gapapa Rin?" ucap Winda sambil mengusap keningnya Karina.

Disaat Karina menoleh melihat Winda, ia langsung jatuh pingsan ditempat. Dikarenakan sosok Winda yang ia lihat, tidak memiliki mata dan hidung. Hanya senyuman lebar sampai kedua telinga.

Suasana yang menyeramkan hanya meninggalkan Karina yang sedang jatuh pingsan seorang diri dalam Bus itu.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu beberapa kali. Suara itu membangunkan Karina dari tidurnya, ia mencoba bangkit lalu melihat di sekelilingnya yang gelap dan hanya kelihatan sebuah pintu dari kejauhan.

Dari balik pintu terdengar suara Winda yang terus memanggil namanya sambil terus mengetuk pintu. Karina bangkit berdiri dan menjawab suara panggilan dari balik pintu itu.

"Win, Windaaa!" dengan ekspresi cemas ia berteriak sambil melangkah ke arah pintu.

Namun ingatan kejadian sebelumnya muncul membayangi pikiran Karina, ia berhenti melangkah dan mulai mundur penuh dengan keraguan.

"Enggak, enggak..cukup!! Hentikan!! Aku capek!!" ucapnya yang mulai frustasi.

Keraguan didalam hati Karina menimbulkan pintu-pintu yang lain, dan dibalik pintu itu terdengar suara panggilan dari Winda dengan nada-nada yang berbeda. Karina semakin frustasi dan berteriak ketakutan, lalu ia berpaling dan lari tanpa arah dalam kegelapan.

"Ibuu, ayaahh tolongin Karina" ucapnya sambil berlari menangis ketakutan.

Tak lama setelah ia lama berlari, cahaya garis putih Truth Path melesat dari kejauhan dan melewati langkah kakinya. Karina terhenti dan melihat kemana arah tujuan cahaya garis putih tersebut.

Dia terdiam dan terus memperhatikan cahaya garis putih itu menuju ke sebuah pintu dari beberapa pintu yang lain.

Karina mulai berjalan mengikutinya sampai ia berdiri dihadapan lima pintu yang berbaris. Sedangkan cahaya garis putih itu mengarah ke pintu yang berada dipojok kanan.

Karina terdiam lagi mencoba meyakinkan dirinya, sementara suara Winda tak kunjung berhenti terus memanggil namanya.

"Karinaa, Karina ayo kesini" terdengar suara Winda dari pintu satu.

"Karina Sucii, ini aku Winda" terdengar suara Winda dari pintu dua.

"Rinnn, Kariiin, cepat buka pintunya, ini aku Winda" terdengar suara dari pintu tiga.

"Rinn, Rinnn, kamu gapapa?" terdengar suara Winda dari pintu empat.

"Rinnn, Rinn, ayo banguun, Rinn" terdengar dari suara pintu lima.

Karina menganalisa keraguan dari semua suara Winda yang sudah didengarnya, ia memutuskan untuk melangkah mengikuti pintu urutan ke lima yang bergariskan cahaya putih.

Setelah berdiri didepan pintu yang dituju, ia mencoba meraih gagang pintu tersebut dengan tangan kanannya.

Akan tetapi suara Winda yang lain tetap terus memanggil namanya. Mereka saling meyakinkan satu sama lain bahwa pintu inilah yang benar. Karina sempat terdiam dan ragu kembali, ia mulai kebingungan untuk memilih.

Tiba-tiba sebuah tangan dengan jemari kecil menggenggam tangan kanan Karina ke arah gagang pintu dan memaksa membukanya secara bersamaan. Karina menoleh kearah kanan dan terlihat sosok anak kecil yang pernah ia lihat waktu berada dirumah sakit. dibalik cahaya terang menyinari pintu yang terbuka, anak itu terlihat senyum pada Karina.

...----------------...

"Rinn, Rinnn, bangun, kita sudah sampai" ucap Winda sambil menepuk bahu kanan Karina.

Karina yang tersadar dari mimpi buruknya, langsung memeluk Winda sambil menangis tersedu-tersedu. Winda memeluknya dengan erat sambil mengusap bahu belakangnya.

...

[Sampai di Kota pukul 19:05 malam]

Hari sudah malam, mereka pun akhirnya sampai diterminal Bus kota. Masih tersisa dua jam lagi untuk sampai ke persimpangan desa. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menginap di penginapan murah yang tidak jauh dari terminal tersebut.

...

Didalam penginapan Winda menanyakan apa sebenarnya yang sudah terjadi kepada Karina, tetapi Karina mencoba menepis dengan berbagai macam jawaban, karena ia tidak ingin Winda merasa cemas dan takut akan mengalami hal mengerikan seperti dirinya.

...

Setelah mereka selesai makan malam dilamongan, mereka berdua kembali ke penginapan lalu memutuskan untuk beristirahat. dari semua kejadian mengerikan yang Karina alami, akhirnya malam ini ia bisa tidur nyenyak tanpa terasa ada gangguan apapun.

...

Ayam milik Bapak penginapan mulai berkokok menandakan pagi sudah datang, dan seperti biasa Winda sudah bangun terlebih dahulu, ia membangunkan Karina untuk segera bangkit dan bersiap-siap.

Kemudian mereka berdua pamit kepada pemilik penginapan dan berangkat mencari Mini Bus. Sebuah angkutan untuk tujuan ke persimpangan desa.

Dalam dua jam perjalanan tidak ada kejadian apa-apa, hanya terbentang pemandangan sawah dan bukit, serta bau khas ciri daerah pedesaan.

Semua kejadian mengerikan yang dialami seakan terhapus dan membuat suasana didalam hati Karina kembali hangat.

Penumpang yang ada didalam Mini Bus menanyakan dari mana mereka berdua berasal, lalu mereka saling bercerita berbagai macam hal tentang kehidupan yang ada didesa.

Tak terasa dua jam berlalu, dari kejauhan palang tanda nama desa yang dituju telah terlihat. Mini Bus tersebut menepi ke kiri untuk berhenti menurunkan penumpang. Supir turun dan pergi kearah bagasi belakang untuk mengeluarkan barang-barang milik Karina dan Winda.

Setelah memberikan barang itu kepada Karina dan Winda, supir menanyakan sesuatu pada mereka berdua.

"Kenapa turun disini Mba?" ucap si Supir.

"Iya, kita mau ke desa yang ada didalam karena kita lagi ada tugas Dinas kesehatan untuk menangani warga yang terkena sakit DBD" jawab Winda dengan wajah sumringah.

"Ah masa sih? inikan jalannya sepi Mba! tuh lihat jarang banget ada mobil yang lewat. Nanti Mba berdua kalau ada apa-apa begimana? Mikirkannya aja saya udah takut!" ucap pak supir dengan ekspresi wajah penuh khawatiran.

"Terimakasih atas perhatiannya, tapi didalam sana teman kami ada juga yang sedang bertugas kok pak, jadi Bapak tidak perlu khawatir." jawab Karina dengan senyuman.

"Oh gitu? ya udahlah. Hati-hati ya Mba, makasih!" ucap Pak Supir yang mulai meninggalkan mereka dan melanjutkan perjalanan.

"Ya, sama-sama" balas Karina dan Winda.

Saat mereka berdua hendak masuk ke jalan setapak yang rusak, Karina berhenti sejenak memperhatikan papan nama desa terbuat dari kayu yang mulai rusak seakan sudah berusia lama tak pernah terawat. Tidak ada rasa kecurigaan baik Karina dan Winda, malahan Winda terpintas ide untuk live streaming medsos.

"Halo, halo.. waw! dah banyak aja yang nonton" ucap Winda sambil melangkah masuk ke jalan setapak yang rusak.

"Ges, sekarang aku dan Karina sudah sampe dan akan menuju lokasi. Lihat, Rin-Rin lihat kesini dong" ucap Winda sambil mengarahkan Smartphonenya ke atas. Sementara Karina terlihat buang muka dari Kamera.

"Ow! Mas Danu ada komen tuh, "Semangat" Katanya" ucap Winda dengan ekspresi gembira.

Dibawah sinar matahari yang hangat, mereka berdua terus berjalan. sementara Winda asik dengan medsosnya. Dalam setiap langkah Karina ada kecemasan yang ia pikirkan. Sambil memperhatikan kanan kiri yang sejauh ini hanya terlihat hutan semak belukar.

Sesekali mereka melewati jembatan kecil dan beberapa petak persawahan, Winda berhenti dan memandangi aliran sungai kecil yang bersih dan ada ikan-ikan kecil yang berenang.

Mereka sudah berjalan kurang lebih 1,5 km, masih belum ada juga kelihatan atau berpapasan dengan penduduk yang ada dari dalam desa.

Kemudian mereka berdua memutuskan untuk singgah disebuah saung kecil untuk beristarahat.

"Istirahat dulu ges ya, capekk, panas lagii" ucap Winda pada viewer medsosnya.

Dari kejauhan tampak awan mendung seperti akan datang untuk menghantarkan hujan. Melihat itu, Karina berkata kepada Winda, bahwa sebaiknya mereka harus sudah sampai ke desa sebelum hujan datang.

Karina dan Winda melanjutkan langkah mereka, 15 menit, 25 menit, 45 menit kemudian akhirnya mereka bertemu dengan satu Bapak-bapak berbaju serba hitam dengan topi caping berbentuk kerucut yang sedang berada ditengah rawa.

"Mau kemana neng?," sapa bapak dari kejauhan.

"Mau ke desa yang ada didalam pakk!" jawab Winda dengan senang hati.

Sementara Karina hanya bengong terdiam karena sudah menyadari keadaan yang terjadi saat itu. Dari Smartphone Winda, tidak ada terlihat sosok bapak berbaju hitam yang berada ditengah rawa.

Karina mencoba tenang, ia teringat perkataan waktu bermimpi di dalam Bus berhantu jika ketakutan akan memicu hawa kehadiran mereka. Maka dari itu Karina berpura-pura juga ikut menyapanya.

"I-iyaaa, ha-haloo Pakk?" ucap Karina dengan ekspresi cemas dan senyuman terpaksa.

"Yuk Win, kita lanjut jalan!" ucap Karina berupaya mendesak.

"Kami lanjut jalan dulu ya Pak." ucap Winda sambil melambaikan tangan kirinya.

Si bapak membalas lambaian tangan Winda dengan pelan. tapi arah kepalanya tertuju kepada Karina. Terlihat karina mencoba membuang muka.

15 menit kemudian, gapura selamat datang mulai terlihat. Windapun lekas berlari tak sabar untuk segera beristirahat. Sementara Karina diam sejenak didepan gapura dan memperhatikan semuanya dari kejauhan.

Didalam desa terlihat beberapa perumahan yang kumuh, dan tenda-tenda darurat berwarna putih yang dipastikan milik dari Rumah Sakit.

Dia kemudian berjalan pelan mengitari pagar desa kesebelah kiri. Seakan familiar, namun Karina merasakan hal yang berbeda. Yaitu tidak adanya pohon besar yang ada dibelakang desa.

Kekhawatiran mulai timbul dalam benak karina, sehingga mengakibatkan visual mata Karina menjadi seperti Diplopia.

Ada dua pemandangan desa tervisualisasikan dihadapannya, pertama desa tanpa Pohon, yang kedua desa yang ada pohon besar namun dengan nuansa seperti bulan purnama ditengah malam.

(Diplopia adalah gangguan visual ganda pada mata.)

Mendapati keanehan itu Karina mulai ketakutan dan melangkah mundur yang membuatnya akan terjatuh, namun seorang lelaki perawat datang menangkap tangan kananannya.

TAP!!

"Kamu gapapa?" ucap Lelaki perawat yang menangkap tangan Karina.

"Ahh, maaf aku cuman sedikit pusing" jawab Karina sambil meraba keningnya.

Sementara Winda sudah ada didalam desa beristirahat dibangku depan tenda darurat bersama satu orang polisi, 3 perawat laki-laki, dan 1 perawat perempuan. Total pendatang dari luar ada 8 orang termasuk lelaki yang bersama Karina.

Kemudian bersama lelaki perawat itu Karina masuk kedalam desa dengan melewati gapura. Akan tetapi disaat pertengahan langkahnya, ia seperti tersentak masuk ke dua alam berbeda dengan rasa setruman kecil diseluruh badannya. Otomatis Karina terjatuh namun lelaki perawat itu dengan sigap merangkul kedua bahunya.

Semua orang yang duduk didepan bangku tenda melihat kejadian itu dan mendatangi Karina, lalu menuntunnya jalan bersama.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

harie insani putra

harie insani putra

ok lanjut thoorrr...ninggalin jejak nih

2022-10-16

1

Na Gi Rah

Na Gi Rah

Semangat terus, terus belajar kembang lagi ide2 keren dan kreatif ya. Semangat...💪🏻

2022-09-15

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : "Sebuah Tanda"
2 Chapter 02 : "Nuansa Kegelapan"
3 Chapter 03 : "Selamat Datang"
4 Chapter 04 : "Ketidakpastian"
5 Chapter 05 : "False Truth"
6 Chapter 06 : "Terjebak Di Dua Alam"
7 Chapter 07 : "Bertahan Hidup"
8 Chapter 08 : "Dua Eksistensi"
9 Chapter 09 : "Serangan Barong"
10 Chapter 10 : "Entitas Energi"
11 Chapter 11 : "Terbelenggu"
12 Chapter 12 : "Penemuan Gudang Tua"
13 Chapter 13 : "Ruang Bawah Tanah"
14 Chapter 13.5 : "Ruang Bawah Tanah" Part II
15 Chapter 13.7 : "Ruang Bawah Tanah" Part III
16 Chapter 13.8 : "Ruang Bawah Tanah" Part IV"
17 Chapter 13.9 : "Ruang Bawah Tanah" Part V
18 Chapter 14 : "Jejak Masa Lalu"
19 Chapter 14.2 : "Gigante Cadavier"
20 Chapter 14.3 : "Persimpangan"
21 Chapter 14.4 : "Dream Call"
22 Chapter 14.5 : "Invitation"
23 Chapter 14.6 : "Transfer Energi"
24 Chapter 14.7 : "An Obstacle!"
25 Chapter 14.8 : "Confused Path!"
26 Chapter 14.9 : "Keanehan! "
27 Chapter 15 : " Sebuah penyesalan"
28 Chapter 15.1 : "Tilda Family"
29 Chapter 15.2 : "Wanita Penyihir!"
30 Chapter 15.3 : "Perjalanan Selesai!"
31 Chapter 15.4 : "Virtual Cortex! "
32 Chapter 15.5 : "No Way Home!"
33 Chapter 15.6 : "Gadis Harapan"
34 Chapter 15.7 : "Satu Jalan, Satu Pilihan"
35 Chapter 15.8 : "Observasi Lab A Bagian I"
36 Chapter 15.9 : "Observasi Lab A Bagian II"
37 Chapter 16 : "Sebuah Pesan Dari Masa Lalu"
38 Chapter 16.1 : "An Ambush!"
39 Chapter 16.2 : "Decision!"
40 Chapter 16.3 : "Mencari Jalan Lain"
41 Chapter 16.4 : "Penghuni Di Lab B"
42 Chapter 16.5 : "Peringatan?!"
43 Chapter 16.6 : "Sambutan Hangat"
44 Chapter 16.7 : "The Name Who Have A Body!"
45 Chapter 16.8 : "Manifestasi Dari Fantasma"
46 Chapter 16.9 : "Terowongan Kematian"
47 Chapter 17 : "The White Room "
48 Chapter 17.1 : "Dua Energi Berbenturan!"
49 Chapter 17.2 : "Despair"
50 Chapter 17.3 : "Neural Oscillation
51 Chapter 17.4 : "Novel Milik Vistor!"
52 Chapter 17.5 : "Lorong Dimensi"
53 Chapter 17.6 : "Vistor dan Miira"
54 Chapter 17.7 : "Teman Tak Terlihat!"
55 Chapter 17.8 : "Impian Yang Hancur"
56 Chapter 17.9 : "Pemakaman Disaat Salju Turun"
57 Chapter 18 : "Kaca Mata Hitam Victoria"
58 Chapter 18.1 : "Tinta Terakhir Vistor"
59 Chapter 18.2 : "Control!"
60 Chapter 18.3 : "Serangan Tak Terlihat Dari Si Merah!!"
61 Chapter 18.4 : "Misi Penyelamatan Karina!"
62 Chapter 18.5 : "Lari Dan Bersembunyi!"
63 Chapter 18.6 : "Symphony Of The Red"
64 Chapter 18.7 : "Ganas Dan Mengerikan! "
65 Chapter 18.8 : "Mencari Jejak Si Merah"
66 Chapter 18.9 : "Ratel Sombrio"
67 Chapter 19 : "Fragment Memory Miira"
68 Chapter 19.1 : "Cermin Bewarna Merah"
69 Chapter 19.2 : "Teman Dari Kegelapan"
70 Chapter 19.3 : "Keputusan Miira"
71 Chapter 19.4 : "Take And Give!"
72 Chapter 19.5 : "Kamu Merasa Aneh?"
73 Chapter 19.6 : "A Present For Miira!"
74 Chapter 19.7 : "Merah Kegelapan!"
75 Chapter 19.8 : "Virtual Cortex Corrupted!"
76 Chapter 19.9 : "Goa Iblis"
77 Chapter 20 : "Red and Chaos!"
78 Chapter 20.1 : "Dua Pintu"
79 Chapter 20.2 : "Hanya Bisa Bersembunyi"
80 Chapter 20.3 : "The World Of Blood!"
81 Chapter 20.4 : "Manifestasi"
82 Chapter 20.5 : "Penjaga Pillar Kegelapan I"
83 Chapter 20.6 : "Uninvited Guests"
84 Chapter 20.7 : "Para Manusia Kerdil"
85 Chapter 20.8 : "Exhausted"
86 Chapter 20.9 "Tempat Perlindungan"
87 Chapter 21 : "Back For More?"
88 Chapter 21.1 : "Terhubung"
89 Chapter 21.2 : "A Half"
90 Chapter 21.3 : "Menari Dibawah Derasnya Hujan Darah"
91 Chapter 21.4 : "Penghakiman!"
92 Chapter 21.5 : "No Mercy!"
93 Chapter 21.6 : "Penjaga Pilar Terakhir"
94 Chapter 21.7 : "You Wanna Fight? So Lets Fight!!"
95 Chapter 21.8 : "King Of Ouroh"
96 Chapter 21.9 : "Tray Cell And Cynthium"
97 Chapter 22 : "Tray Cell And Cynthium" II
98 Chapter 22.1 : "Eden Paradise"
99 Chapter 22.2 : "A Promise"
100 Chapter 22.3 : "Apocalypse" Day 1
101 Chapter 22.4 : "Apocalypse" Day 2
102 Chapter 22.5 : "Apocalypse" Day 3
103 Chapter 22.6 : "Apocalypse" Day 4
104 Chapter 22.7 : "Apocalypse" Day 5
105 Chapter 22.8 : "Apocalypse" Day 6
106 Chapter 22.9 : "Transcendent"
107 Chapter 23 : "Last Reunion"
108 Chapter 24 : "Beta, Alpha, Delta, Thetha, Gamma!"
109 Chapter 25 : "Niira"
110 Chapter 26 : "Fate And Destiny" END
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Chapter 01 : "Sebuah Tanda"
2
Chapter 02 : "Nuansa Kegelapan"
3
Chapter 03 : "Selamat Datang"
4
Chapter 04 : "Ketidakpastian"
5
Chapter 05 : "False Truth"
6
Chapter 06 : "Terjebak Di Dua Alam"
7
Chapter 07 : "Bertahan Hidup"
8
Chapter 08 : "Dua Eksistensi"
9
Chapter 09 : "Serangan Barong"
10
Chapter 10 : "Entitas Energi"
11
Chapter 11 : "Terbelenggu"
12
Chapter 12 : "Penemuan Gudang Tua"
13
Chapter 13 : "Ruang Bawah Tanah"
14
Chapter 13.5 : "Ruang Bawah Tanah" Part II
15
Chapter 13.7 : "Ruang Bawah Tanah" Part III
16
Chapter 13.8 : "Ruang Bawah Tanah" Part IV"
17
Chapter 13.9 : "Ruang Bawah Tanah" Part V
18
Chapter 14 : "Jejak Masa Lalu"
19
Chapter 14.2 : "Gigante Cadavier"
20
Chapter 14.3 : "Persimpangan"
21
Chapter 14.4 : "Dream Call"
22
Chapter 14.5 : "Invitation"
23
Chapter 14.6 : "Transfer Energi"
24
Chapter 14.7 : "An Obstacle!"
25
Chapter 14.8 : "Confused Path!"
26
Chapter 14.9 : "Keanehan! "
27
Chapter 15 : " Sebuah penyesalan"
28
Chapter 15.1 : "Tilda Family"
29
Chapter 15.2 : "Wanita Penyihir!"
30
Chapter 15.3 : "Perjalanan Selesai!"
31
Chapter 15.4 : "Virtual Cortex! "
32
Chapter 15.5 : "No Way Home!"
33
Chapter 15.6 : "Gadis Harapan"
34
Chapter 15.7 : "Satu Jalan, Satu Pilihan"
35
Chapter 15.8 : "Observasi Lab A Bagian I"
36
Chapter 15.9 : "Observasi Lab A Bagian II"
37
Chapter 16 : "Sebuah Pesan Dari Masa Lalu"
38
Chapter 16.1 : "An Ambush!"
39
Chapter 16.2 : "Decision!"
40
Chapter 16.3 : "Mencari Jalan Lain"
41
Chapter 16.4 : "Penghuni Di Lab B"
42
Chapter 16.5 : "Peringatan?!"
43
Chapter 16.6 : "Sambutan Hangat"
44
Chapter 16.7 : "The Name Who Have A Body!"
45
Chapter 16.8 : "Manifestasi Dari Fantasma"
46
Chapter 16.9 : "Terowongan Kematian"
47
Chapter 17 : "The White Room "
48
Chapter 17.1 : "Dua Energi Berbenturan!"
49
Chapter 17.2 : "Despair"
50
Chapter 17.3 : "Neural Oscillation
51
Chapter 17.4 : "Novel Milik Vistor!"
52
Chapter 17.5 : "Lorong Dimensi"
53
Chapter 17.6 : "Vistor dan Miira"
54
Chapter 17.7 : "Teman Tak Terlihat!"
55
Chapter 17.8 : "Impian Yang Hancur"
56
Chapter 17.9 : "Pemakaman Disaat Salju Turun"
57
Chapter 18 : "Kaca Mata Hitam Victoria"
58
Chapter 18.1 : "Tinta Terakhir Vistor"
59
Chapter 18.2 : "Control!"
60
Chapter 18.3 : "Serangan Tak Terlihat Dari Si Merah!!"
61
Chapter 18.4 : "Misi Penyelamatan Karina!"
62
Chapter 18.5 : "Lari Dan Bersembunyi!"
63
Chapter 18.6 : "Symphony Of The Red"
64
Chapter 18.7 : "Ganas Dan Mengerikan! "
65
Chapter 18.8 : "Mencari Jejak Si Merah"
66
Chapter 18.9 : "Ratel Sombrio"
67
Chapter 19 : "Fragment Memory Miira"
68
Chapter 19.1 : "Cermin Bewarna Merah"
69
Chapter 19.2 : "Teman Dari Kegelapan"
70
Chapter 19.3 : "Keputusan Miira"
71
Chapter 19.4 : "Take And Give!"
72
Chapter 19.5 : "Kamu Merasa Aneh?"
73
Chapter 19.6 : "A Present For Miira!"
74
Chapter 19.7 : "Merah Kegelapan!"
75
Chapter 19.8 : "Virtual Cortex Corrupted!"
76
Chapter 19.9 : "Goa Iblis"
77
Chapter 20 : "Red and Chaos!"
78
Chapter 20.1 : "Dua Pintu"
79
Chapter 20.2 : "Hanya Bisa Bersembunyi"
80
Chapter 20.3 : "The World Of Blood!"
81
Chapter 20.4 : "Manifestasi"
82
Chapter 20.5 : "Penjaga Pillar Kegelapan I"
83
Chapter 20.6 : "Uninvited Guests"
84
Chapter 20.7 : "Para Manusia Kerdil"
85
Chapter 20.8 : "Exhausted"
86
Chapter 20.9 "Tempat Perlindungan"
87
Chapter 21 : "Back For More?"
88
Chapter 21.1 : "Terhubung"
89
Chapter 21.2 : "A Half"
90
Chapter 21.3 : "Menari Dibawah Derasnya Hujan Darah"
91
Chapter 21.4 : "Penghakiman!"
92
Chapter 21.5 : "No Mercy!"
93
Chapter 21.6 : "Penjaga Pilar Terakhir"
94
Chapter 21.7 : "You Wanna Fight? So Lets Fight!!"
95
Chapter 21.8 : "King Of Ouroh"
96
Chapter 21.9 : "Tray Cell And Cynthium"
97
Chapter 22 : "Tray Cell And Cynthium" II
98
Chapter 22.1 : "Eden Paradise"
99
Chapter 22.2 : "A Promise"
100
Chapter 22.3 : "Apocalypse" Day 1
101
Chapter 22.4 : "Apocalypse" Day 2
102
Chapter 22.5 : "Apocalypse" Day 3
103
Chapter 22.6 : "Apocalypse" Day 4
104
Chapter 22.7 : "Apocalypse" Day 5
105
Chapter 22.8 : "Apocalypse" Day 6
106
Chapter 22.9 : "Transcendent"
107
Chapter 23 : "Last Reunion"
108
Chapter 24 : "Beta, Alpha, Delta, Thetha, Gamma!"
109
Chapter 25 : "Niira"
110
Chapter 26 : "Fate And Destiny" END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!