Kamu?!

"Assalamualaikum Ibu, Melda pulang," ucap Melda dengan berjalan ke dalam rumah memanggil ibunya.

"Wa'alaikumsalam, ibu di dapur sayang," sahut ibunya. Melda yang mendengar sahutan dari ibunya, lantas Melda berjalan menuju dapur.

"Ibu lagi masak apa bu? Kok banyak banget menunya" ujar Imel dengan mengarahkan pandangannya ke arah menu yang dimasak mama Imel dan juga pembantu mereka. Ia melihat dengan wajah yang bertanya-tanya.

Karena ia berpikir tidak biasanya ibunya memasak makanan sebanyak ini. Karena di rumah mereka hanya mereka berdua. Saudaranya dan juga papinya ada di luar kota karena tuntutan pekerjaan.

"Iyah menunya banyak karena kita bakalan kedatangan tamu malam ini!" ujar sang ibu dengan senyum merekah, sambil menyajikan makanan di-atas meja dengan telaten.

"Ko ibu nggak bilang sih sama Melda, memangnya tamu siapa dan dari mana?" Imelda mencecar pertanyaan kepada ibunya.

"Iyah! Ibu mana sempat mau ngomong ke kamu, kalau kamu aja buru buru kayak tadi," ujar ibunya lagi.

"Hehe iyah juga sih," balas Melda tertawa kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Memangnya tamu siapa sih bu?" tanya Melda sambil mencicipi salah satu hidangan di-atas meja.

"Melda! Kok dimakan duluan sih makanan nya, tamu juga belum datang kamu udah santap duluan," tegur sang ibu. dan yang ditegur malah senyum tak bersalah.

"Maaf ibu," katanya sambil mengangkat kedua telapak tangannya didepan. "Abisnya enak sih kue buatan ibu," ujarnya lagi.

"Udah sana! Kamu lebih baik  mandi dan juga dandan yang cantik, karena sebentar lagi teman lama mama mau ke sini sama anaknya," ujar sang ibu.

"Ih ibu ma aneh... masa aku yang disuruh dandan, yang mau temu kangen kan ibu sama teman lama ibu, kenapa jadi Melda yang harus dandan," ujarnya dengan bingung.

"Ini bukan hanya temu kangen doang tapi....." Mama Imel menghentikan perkataannya. "Udah deh pokoknya tugas kamu cuman satu! siap siap dan dandan yg cantik. Pokoknya ini  rahasia oke," ujar sang ibu.

"Terserah ibu deh! Ya udah Melda ke kamar dulu mau siap siap," ujar Imelda dengan nada pasrah dan berjalan lunglai ke arah kamarnya. Sedangkan ibunya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku imelda.

"Ada aja tingkahnya," Ibu Imel bergumam dalam hati.

"Jangan lama ya sayang! Cepat kebawah buat bantu ibu," teriak sang ibu lagi.

Di kediaman Syafruddin.

Di rumah besar yg ukurannya bak istana tersebut tampak pemilik rumahnya sudah selesai dengan tugasnya masing-masing.  

Tok tok tok...

"Syaf?" Panggil sang ibunda di depan pintu kamar anaknya. "Kamu udah selesai apa belum? bentar lagi udah mau berangkat nhi," imbuh sang bunda.

"Iyah bunda... masuk aja syaf nggak kunci pintunya ujarnya sambil melirik ke arah pintu. mendengar hal itu ibunda Syaf langsung masuk ke dalam kamar anaknya.

"Ya Allah, ganteng banget ......anak siapa sih ini?" ujar sang bunda sambil mendekati sang putra dan merapikan dasinya sambil tersenyum.

"Yang pastinya anak bunda dong," ujar Syaf.

"Kamu beneran ikhlas kan kabulkan permintaan bunda?" tanya sang bunda.

"Apapun itu akan Syaf lakukan demi bunda bahagia," balas Syaf. mendengar hal itu membuat sang bunda terharu dan meneteskan air mata.

"Kok nangis sih bunda, harusnya bunda bahagia dong! Karena permintaan bunda udah Syaf turutin," sambil satu tangannya menyeka air mata sang bunda dan memeluk bundanya.

Syaf dan bundanya sudah sampai di kediaman mama Imel setelah satu jam perjalanan mereka.

Tok tok tok..

"Assalamualaikum jeng Nindi?," ucap bunda Nindi saat sudah didepan pintu rumah mama Imel sambil mengetuk pintu itu.

"Wa'alaikumsalam, eh Jeng," sambil memeluk satu sama lain.

Mereka pun masuk ke dalam rumah.

"Ayo masuk! Gimana kabarnya?," tanya mama Imel tersenyum.

"Alhamdulillah baik Jeng, terus kabar jeng imel gimana?" bunda Nindi balik bertanya.

"Alhamdulillah, kabar saya juga baik," balas mama Imel.

"Jadi ini anak laki-laki nya?" tanya mama Imel melihat ke arah syaf dengan tersenyum lebar. Syaf pun tersenyum ramah kearah mama Imel.

"Iyah ini anak cowok saya satu satunya, yang mau sya kenalin ke-anak gadis nya jeng Imel itu loh!" ujar bunda Nindi sambil tersenyum bahagia.

"Syaf kenalin ini ibu nindi! Yang anaknya mau dikenalin ke kamu," ujar bunda sambil tersenyum.

"Nama saya Syafiruddin tante," ucapnya sambil menyalami tangan mama Imel dengan sopan.

"Oh iyah... dimana anaknya Jeng Imel? dari tadi ko nggak kelihatan ya?," Ujar bunda Nindi sambil mata nya melirik kesan kemari mencari sosok yang dicari. Pasalnya saat perbincangan mereka ia tidak melihat anak gadis temannya.

"Ya ampun saya sampai lupa jeng," ujar ibu imel sambil menepuk jidatnya. "Sebentar ya jeng! saya panggilkan dulu anaknya," ucap mama Imel.

"Kamu gugup?" tanya bunda Nindi kepada Syaf.

"Nggak juga sih bunda, cuman penasaran aja orang nya kaya apa, sampai buat kita nunggu kaya gini," ujar Syaf dengan nada sedikit kesal.

"Jangan gitu dong ngomong nya!... katanya ikhlas buat bunda,"ujar bunda Nindi dengan menampilkan wajah sedihnya, melihat itu Syaf tidak tega.

"Iyh iyh apapun untuk bunda tersayang dan aku ikhlas ko bunda," ujar Syaf pasrah.

"Ayo sayang cepat dikit! udah di tunggu tu," ujar mama Imel.

"Iyh bu sabar napa sih," sambil berjalan tergesa-gesa mengikuti langkah ibunya.

Sampai di ruang tamu yang terlihat hanyalah bunda Nindi yang tersenyum kearah Imelda. Dan Imelda pun membalas nya dengan senyum canggung.

"Mmaf ya jeng agak lama," ujar ibu Imel, "Loh den Syaf nya mana?." Tanya ibu imel karena ia tidak melihat anak itu.

"Owh itu!... Lagi dapat telfon dari teman nya, makanya ijin sebentar buat angkat panggilan," jawab bunda Nindi.

Disaat Imelda ingin duduk terdengar suara yang tak asing ia dengar. Ia pun mengarahkan pandangannya ke asal suara tersebut.

"Anak kecil! Ngapain lo nyasar di rumah orang?," Ujar Syaf dengan ekspresi kagetnya.

"Astaga lo kan yang waktu itu? Seharusnya gue yg nanya lo ngapain di rumah gue," balas Melda dengan ekspresi sama terkejutnya.

 "Apa!... Jadi ini rumah lo," ujar Syaf terkejut.

"Ya ampun!... Jangan jangan yang dimaksud mau kenalin sama aku itu kamu!?" ujar mereka barangan dengan intonasi tinggi dan terkejut.

Lain halnya dengan kedua ibu mereka yang malah senang karena anak mereka sudah kenal duluan. tapi sekaligus bingung dengan kedua anaknya yang kelihatan tidak begitu akur. mereka terlihat bingung.

"Jadi kalian udah saling kenal?" tanya Bunda Nindi.

"Berarti nggak susah lagi dong, untuk jodohkan kalian berdua," ujar Bunda Nindi lagi dengan senyum bahagia.

"Iyah benar Jeng, udah nggak susah payah lagi to ini... " ujar Ibu Imel sambil senyum.

"Nggak!... Aku nggak mau sama bocah kayak dia!," sambar Syaf dengan menunjuk kearah Imelda.

"Enak aja... Emang loh pikir gue juga mau gitu sama lo?.... Ogah..." ujarnya dengan sebal lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut menuju kamarnya.

"Cih!... Gue juga nggak bakal mau," ucap Syaf memandangi kesal punggung Melda yang sudah berlalu pergi.

"Aku mau pulang bunda. Lama lama di sini aku bisa pusing. Syaf tunggu di luar!," ujar Syaf dengan wajah datar.

Sementara kedua wanita paru baya itu sama sama memandangi kepergian anak anak mereka. Mereka pun kembali saling memandang, lalu kemudian menghembuskan nafasnya pasrah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!