"Gimana lancar nggak?" tanya Ibu Imel sambil menyiapkan makanan di atas meja.
"Alhamdulillah lancar jaya bu," jawabnya kesal dengan wajah terlihat tidak senang sambil melirik ibunya.
"Katanya lancar tapi kok mukanya ditekuk gitu ... Kenapa Hmm?" tanya ibunya sambil memegang kedua pipi Melda.
Mendengar hal itu Melda langsung teringat perjanjian Ia dan Syaf tentang pacaran bohongan.
"Hamm nggak kok, Imel cuman capek aja makanya muka Imel kayak gini," sambil tersenyum paksa.
"Lagian tadi ketemuannya lancar kok, malah kita udah jadian," dengan senyum dipaksakan yang entah senyuman itu hanya melda yang tau maksudnya.
"OH my God ... yang benar? Wah ini jadi kabar gembira buat mamanya Syaf," sambil mengambil handphone dan ingin menelepon ibu Syaf. Melihat itu Melda langsung cepat cepat mengambil handphone dari tangan ibunya.
"Ibu mau ngapain sih bu! Udah nggak usah di-telfon juga kali bu! Lagian Tante Nindi juga bakalan tau kok dari Syaf kalau kita udah jadian," kata melda.
"Iyah juga ya!" ujar sang ibu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Kediaman Syafruddin
"Astaghfirullah ..." Ujar Syaf terkejut saat membuka pintu. Pasalnya saat membuka pintu, ia dikejutkan dengan bundanya yang sudah berada tepat di depan pintu itu.
"Bunda ngapain berdiri di sini? Buat Syaf kaget aja,"
yang ditanya malah tidak menjawab dan sebaliknya malah melontarkan pernyataan kepada anaknya.
"Gimana? Lancar nggak?" Tanya sang bunda.
"Ya ampun! Bunda segitu penasarannya, disuruh masuk dulu kek anaknya," ujar Syaf sambil menggelengkan kepalanya.
"Hehehe, maaf bunda lupa," Bunda Nindi kemudian menggeser kesamping untuk membiarkan Syaf masuk kedalam rumah. Syaf kemudian melangkah kearah sofa di ruang tamu itu, lalu mendudukkan tubuhnya di sofa itu.
"Lancar kok bunda, bahkan udah jadian juga," ujar Syaf santai. Sontak membuat bundanya senang kegirangan.
"Yang benar kamu? ... wah berarti secepatnya kamu harus ngelamar Melda sayang biar cepat jadi mantunya bunda," ujar bunda dengan nada bahagia. Hal tersebut malah membuat Syaf melebarkan matanya, karena saking terkejut dengan penuturan bundanya.
"Nggak secepat itu juga bunda, kan kita berdua masih harus selesain dulu sekolah kita, lagian kita juga masih mudah bunda, masih panjang perjalanan kita," ujarnya.
"Eh itu juga demi kebaikan kalian berdua lo, biar nggak terlalu banyak buat dosa karena pacaran," ujar bundanya.
"Lebih baik menghalalkan suatu hubungan biar bebas lakuin apa aja dan plus pahala," ujar sang bunda menasehati.
"Kalau untuk sekolah kalian... Bentar lagi udah mau lulus kan? mungkin tingal tiga bulan lagi. Nah selesai dari kelulusan, kamu harus ngelamar Melda," ujar bunda.
Syaf melirik bunda sambil pasrah akan keputusan bundanya. Dalam hati syaf berkata "Secepat itu kah?" sambil melihat ke arah bunda yang tersenyum padanya.
"Ya udah terserah bunda aja," ujarnya pasrah.
"Gitu dong anak bunda," bunda Nindi tersenyum senang sambil mengusap kepala anaknya.
"Ya udah Syaf ke kamar dulu bunda," lalu berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, tapi langkahnya terhenti saat bundanya mengatakan sesuatu.
"Syaf kamu nggak makan malam dulu sebelum istirahat?," tanya bunda.
Bunda Nindi lupa menanyakan anaknya saat duduk bersama tadi, karena ia terlalu penasaran dan semangat dengan kencan anaknya sehingga lupa menanyakan hal itu.
Syaf berbalik sekilas dan mengatakan.
"Masih kenyang bunda," Ia memang masih kenyang walaupun hanya meminum jus bersama melda di cafe tadi. Syaf lalu melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga menuju kamar.
Di dalam kamar terdengar bunyi telepon yang berasal dari atas meja. Syaf yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan handuk kecil ditangannya melirik ke arah bunyi tersebut sambil berjalan santai.
"Kenapa?," tanya Syaf begitu dingin.
"Hahahah ... santai bro! Datar banget jawabnya," ucap Aldo tertawa di seberang sana.
"Cih ... gue lagi nggak ingin bercanda," ucap Syaf sambil berjalan kearah kasur dan merebahkan tubuhnya di-benda empuk itu.
"Ke basecamp yuk! Teman teman yang lain udah pada nungguin lo nhi," kata Aldo.
"Buruan ke sini woe!" Terdengar suara teriakkan teman teman Syaf lainnya dibalik hp itu. Karena Aldo yang mengaktifkan loud speaker handphonenya.
"Lagi malas gue ..." Ucap Syaf.
"Ah nggak asik banget ... kita udah pada nungguin dari tadi juga." Ucap Aldo dengan nada dibuat memelas.
Syaf kemudian mengarahkan matanya kearah jam dinding di kamarnya. Waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam. "Ya udah gue ke sana sekarang."
"Asik... Oke kita tungguin ya, jangan bohong lo ya!" Ucap Aldo lalu kemudian terdengar sahutan dari keempat temannya lagi.
"Cepat kita udah kelamaan nunggu" ucap mereka berempat secara bersamaan.
"Iyah ... banyak omong lo semua" Ucap Syaf. Sementara mereka berlima malah tertawa di sana mendengar ucapan Syaf.
Syaf lalu bangkit kembali dari baringnya, kemudian berjalan kearah lemari lalu menyambar satu jaket berwarna hitam untuk ia pakai. Tak lupa juga ia mengambil kunci motornya di atas meja. Ia kemudian keluar dari kamar sambil menuruni anak tangga sambil berlari kecil.
Bundanya yang saat itu sedang akan masuk kedalam kamarnya, karena mengambil air minumnya. Tapi terhenti saat berpapasan dengan Syaf yang terlihat rapi seperti akan pergi keluar. Kamar Bunda Nindi yang mendekati ruang tamu hingga bisa melihat Syaf yang akan membuka pintu rumahnya.
"Kamu mau kemana?" tanya bunda Nindi.
"Lagi mau ke basecamp bareng teman teman, bunda belum tidur?"
"Tadinya Uda tidur, tapi kebangun lagi karena haus," ucap Bunda Nindi sambil memperlihatkan satu gelas besar ditangannya.
"Loh bukannya di dalam kamar bunda kan ada air juga," ucap Syaf. Ya memang di dalam kamar mereka masing masing sudah terdapat air dan juga lemari pendingin untuk minuman maupun cemilan.
"Iyah tapi udah habis, tadi juga bunda lupa kasih tahu herman" Ucap bunda.
"Ya uda Syaf pergi dulu. Assalamualaikum," Pamit Syaf.
"Wa'alaikumsalam, hati hati!" ucap bunda Nindi lalu kembali memasuki kamarnya, saat Syaf sudah berlalu keluar.
Syaf kemudian menyalakan kembali motornya lalu mengeluarkan dari garasi. "Pa ... jangan lupa kunci pagarnya!" ucap Syaf mengingatkan satpam penjaga gerbang rumah sebelum benar benar pergi dari situ.
"Siap den ..." sahut satpam mereka.
Beberapa menit perjalanan akhirnya Syaf tiba juga di basecamp mereka. Terlihat kelima temannya tertawa disela perbincangan mereka. Syaf kemudian membunyikan klakson motornya, hingga mereka pun mengarahkan pandangannya kearah suara itu.
"Akhirnya sampai juga lo ..." ucap Aldo.
"Lama banget lo, abis ngapain aja sih? ..." tanya Rey yang mewakili ketiga teman lainnya yang juga sama halnya ingin melontarkan pertanyaan itu.
"Nggak ngapa-ngapain, cuman di rumah aja. Gue sebenernya malas buat keluar, tapi karena kalian maksa ya udah gue ikutin aja." ucap Syaf kemudian duduk di kursi bersampingan dengan Aldo.
Mereka kemudian melanjutkan perbincangan mereka diselingi tawa dari mulut mereka karena mendengar cerita lucu dan tak berfaedah dari Rey. Teman yang lucu dari antara mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments