Di mall
"Via, kita pulang saja ya. Aku tidak perlu membeli baju disini. Bajuku masih bagus kok, tidak perlu beli baju baru," ucap Rian.
"Tidak bisa Rian, besok itu kamu mau bertemu mamaku, kamu harus berpakaian rapi," pungkas Via.
Setelah melakukan perdebatan panjang, Rian pun akhirnya menurut dan menemani Via berkeliling Mall untuk mencoba beberapa baju disana. Tapi wajah Rian sedikit memucat saat melihatmu daftar harga yang tertera.
"Yan coba ini, sepertinya cocok buat kamu," ucap Via.
"Vi, kita cari baju di tempat lain saja ya," ujar Rian.
"Lho kenapa di sini bagus kok bajunya," ucap Via.
"Ta-Tapi Vi," ucap Rian.
"Udah, ini kamu coba saja!" pintar Via memberikan kemana untuk dicoba.
Dengan berat hati, Rian pun mencoba. Di ruang ganti Rian termenung.
"Ayah, ibu tolong maafkan Rian, mungkin uang semesteran kali ini akan terpakai untuk membeli baju ini." gumam Rian didepan cermin sambil memandangi dirinya
Tak dipungkiri bajunya memang bagus dan cocok untuk Rian, tapi kalau boleh memilih. Rian tetep lebih baik memilih membeli pakaian dari pasar yang harganya jauh lebih murah.
"Dengan uang segini mungkin kalau aku beli dipasar bisa dapat 3 baju, tapi Via kenapa maksa banget sih. Ah.. sudahlah," gumam Rian keluar dari ruang ganti.
"Wah..! Ganteng banget kamu pakai ini Yan," ujar Via.
"Tapi sepertinya aku tidak membutuhkan baju ini, harga baju disini terlalu mahal, " ucap Rian.
"Tentu saja kamu membutuhkannya Rian," sahut Via.
"Ya sudah cepat lepas dulu, kita cari sepatu," ucap Via.
"Hah.. cari sepatu juga? tapi buat apa? sepatuku masih cukup bagus kok," ucap Rian.
"Ya tentu saja untuk kamu pakai, sudah ayo cepet," paksa Via.
Dan lagi-lagi Rian tak dapat menolak. meskipun hatinya resah.
"Sepertinya semester ini aku benar-benar tidak bisa mengikuti ujian, karena tidak bisa bayar uang semester," gumam Rian.
Setelah Rian melepaskan bajunya, Bela menyambar baju itu dan membawanya ke kasir
"Bel, biar aku saja," ucap Rian saat bela mengeluarkan dompetnya.
"Jangan Rian, aku memang sengaja beliin buat kamu kok, kamu kan harus bayar semester. Maaf ya Rian bukan aku menyinggung tapi sebaiknya kamu simpan uang kamu untuk bayar semester, aku harap kamu tidak tersinggung dengan kata-kata ku Rian," jelas Via.
Akhirnya Rian menurut dan membiarkan Via yang membayar pakaiannya.
Sebenarnya sebagai seorang cowok Rian malu tapi apa daya, kehidupan orang tuanya sebagai seorang petani desa yang sederhana membuat dirinya saat ini tak bisa berbuat banyak. Tapi Rian berjanji pada dirinya kalau suatu saat nanti dirinya akan membalas semua kebaikan Via.
Setelah membeli pakaian, kali ini Via juga mengajak Rian untuk melihat dan mencoba beberapa sepatu. Dan tentu saja kali ini sepatu pun Via yang membelikan.
Puas memilih dan membeli belanjaan kini Via mengajak Rian untuk nonton dan makan malam.
Via begitu memanjakan Rian, ya. ini untuk pertama kalinya Via bisa sebegitu cintanya dengan laki-laki, bahkan mengejar cinta Rian tanpa putus asa ketika Rian menolaknya.
"Sudah malam sebaiknya kita pulang. Aku juga tidak enak sama pamanku terlalu lama pergi," ajak Rian.
"Baiklah kita pulang, terimakasih ya Rian. Hari ini aku bahagia sekali," ucap Via.
"Aku yang harusnya berterimakasih sama kamu, kamu sudah membelikan semua ini," ucap Rian menunjukkan belanjaannya
"Itu tidak seberapa Rian, karena aku bahagia membelikan semua itu untuk kamu," ucap Via tersenyum.
"Via, jujur aku malu sama kamu. Sebagai laki-laki harusnya aku yang membelikan semua ini, tapi ini justru sebaliknya," ucap Rian sedih.
"Rian, anggap ini hutang. Dan aku akan menagihnya saat kamu sudah berhasil menjadi apoteker yang sukses. Aku yakin saat-saat itu pasti akan tiba. Saat di mana kamu akan menjadi seorang Apoteker yang sukses," ujar Via tersenyum manis.
"Pasti Via, tunggu aku menjadi apoteker sukses. Aku pasti akan membayar semua yang sudah kamu berikan untukku," jawab Rian tersenyum.
Dan kini keduanya pulang, setelah mengantarkan Via ke kos, Rian kembali ke rumah pamannya.
"Assalamu'alaikum," ucap Rian.
"Wa'alaikumsalam, dari mana kamu yan? jam segini baru pulang?" tanya tante Naura.
"Maaf tante, Rian tadi ke Mall sama teman," jawab Rian jujur.
"Apa yang kamu beli? kamu tidak beli semua itu dengan uang semester yang orang tua kamu kasih kan?" tanya tante Naura.
"Ti-tidak tante. Rian tidak menggunakan uang semester untuk membeli semua ini," jawab Rian.
"Ya sudah, yang penting jangan sampai kamu bohong, dan jangan sampai kamu tidak bisa ikut ujian karena tidak bayar uang semester. Jangan buat malu paman kamu!" tegas tante Naura.
"I-iya tante, Rian paham." jawab Rian berlalu kembali ke kamar untuk mandi sholat dan mencuci pakaian..
"Rian kamu tidak makan dulu? kok langsung mencuci?" tanya paman surya.
"Tidak paman, Rian sudah makan tadi sama teman," jawab Rian.
"Teman? sebenarnya teman kamu ini siapa Yan? kenapa kamu tidak pernah ajak kerumah?" tanya Pak Surya.
"Vi-Via Om," jawab Rian.
"Via? Via anak Farmasi yang paling pintar itu maksud kamu?"
"I-iya om," jawab Rian.
"Apa kalian sedekat itu? atau jangan-jangan kalian_?" tanya pak Surya menatap Rian.
Rian hanya terdiam dan sedikit senyum Seraya mengucek bajunya yang sedang dicuci.
"Jadi benar kamu pacaran sama Via?" tanya Pak Surya.
"Bukan apa-apa Yan, om tau Via anak yang baik, rajin dan pintar tapi setau Om Via itu anak orang kaya. Om hanya takut kalau suatu saat nanti kamu akan sakit hati," ucap om Surya lagi.
"Iya om, Rian paham maksud Om. Dan Rian juga sebenarnya sudah memikirkan tentang itu, hanya saja melihat Via yang begitu baik, Rian tidak tega terus menolaknya," jawab Rian.
"Jadi kamu pernah menolak via?"
"Sering om, dari semester awal baru bertemu Via sudah menyatakan cinta sama Rian, tapi tentu saja Rian menolaknya. Karena Rian sadar diri. Tapi penolakan Rian tak membuat Via mundur bahkan semakin memberikan perhatian dan jujur saja kepandaian Via membuat Rian kagum. Berkat Via juga sekarang Rian bisa belajar lebih baik. Via mengajari Rian soal pelajaran yang Rian tidak paham," jelas Rian.
"Om bisa lihat itu sih Yan, dosen-dosen kamu juga mengatakan kalau nilai akademik kamu sekarang meningkat di bandingkan nilai kamu pada semester awal,"
"Iya om, itu semua berkat Via" jawab Rian.
"Rian, om tidak melarang kamu pacaran dengan Via. Tapi kamu harus bisa membawa diri, ingat tujuan kamu kesini untuk apa? jangan melakukan hal-hal yang dilarang agama. Kamu paham kan maksud om apa?"
"Iya om Rian paham. InsyaAlloh Rian tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang agama om" jawab Rian.
^Happy Reading^
Jangan lupa like, coment dan Vote ya, karena dukung kalian sangat berarti bagi author. terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Choiriana Choiriana
😊😊😊 ada mbak "Bella".. untung ga ada Mas Ray..
yang belum baca HIKMAH CINTA KITA
pasti bingung 😊
semangat thor
maasyaa Allaah
karya mu begitu menarik
aku suka
aku suka
🥰
2022-10-23
0