CH 4

"Hai.. Rian! Sedang baca buku apa?" tanya Via tapi Rian hanya diam tak menjawab.

"Oh, Farmakologi," gumam Via melihat sampul buku yang dibaca Rian.

"Rian, nanti sore jalan-jalan yuk. sudah beberapa hari di solo tapi aku belum pernah kemana-mana, tau nya kos dan kampus," ucap Via.

"Maaf Via, sama yang lain saja! Aku tidak bisa menemani kamu," jawab Rian masih fokus pada bukunya.

"Kenapa Rian? Kamu kan tau, aku di sini juga tidak banyak teman," ucap Via.

"Bukan tidak banyak, tapi sepertinya kamu sendiri yang menjaga jarak dengan yang lain," ucap Rian.

"Hehe...Kelihatan banget ya? Sebenarnya bukan menjaganya jarak. Tapi aku memang tidak terlalu pandai pergaul," jawab Via.

"Tapi tidak seperti kelihatannya," ucap Rian sedikit melirik Via.

"Sikap aku ke kamu maksudnya ya? hehehe.. itu terkecualian Yan, entah kenapa kalau sama kamu aku merasa pengen aja dekat," jawab Via.

Rian hanya menggelengkan kepalanya dan kembali fokus dengan bukunya.

Rian sengaja ingin menghindari Via, karena tidak ingin membuat Via berharap terlalu banyak. Rian sadar diri siapa dirinya dan tujuannya datang ke kota ini untuk merubah nasib bukan untuk pacaran.

"Yan, mau ya nanti sore temani aku jalan-jalan," rengek Via.

"Maaf Via, aku tidak bisa! Sebaiknya kamu juga jangan teralu dekat seperti ini sama aku," jelas Rian.

"Kenapa Yan? Apa kamu benar-benar tidak ingin berteman dengan ku?" tanya Via.

"Bukankah kemarin kamu bilang suka sama aku? aku tidak mau memberi kamu harapan apa-apa, aku datang ke kota ini untuk kuliah. Aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku," jelas Rian.

"Rian, aku janji tidak akan mengganggu kuliah kamu. Tapi tolong jangan suruh aku menjauh,"

"Aku heran sama kamu, kenapa kamu bisa senekat ini. Kamu kan cewek dan kita baru juga kenal," ucap Rian.

"Aku tau kamu pasti mikir kalau aku ini terlalu menjatuhkan harga diriku sebagai seorang cewek. Tapi gimana ya Yan? Aku ini tidak bisa menyembunyikan perasaanku," jawab Via tersenyum.

Sebagai seorang wanita Via ini memang cukup berani. Berbeda dengan Rian yang kurang memiliki keperluan diri.

Dimata Via, Rian ini tidak seperti laki-laki pada umumnya, Via tau kalau Rian berasal dari keluarga sederhana. Tapi tetap saja Via jatuh cinta pada Rian.

Hari ini saat jam kuliah kimia analitik, Rian dan seluruh mahasiswa di kelas Farmasi dibuat kagum oleh Via. Ternyata bukan hanya anak orang kaya saja, Via juga merupakan mahasiswa yang sangat pandai.

Rian tidak menyangka kalau wanita yang dia tau hanya sibuk mengejar dirinya dan tidak pernah terlihat membuka buku saat di kampus ternyata memiliki otak diatas rata-rata.

****

Setelah beberapa semester mengenal Via, tidak bisa dipungkiri Rian mulai tertarik dengan Via. Apalagi Via ini mahasiswa yang sangat pandai. Bahkan tidak ada satupun yang bisa menandingi kepandaian Via kelas ini. berbanding terbalik dengan Rian yang juga tidak terlalu pandai. Hanya saja Rian yang mengetahui kelemahannya tidak terlalu pandai menyiasati dengan rajin belajar. Di saat yang lain bersantai dan bermain-main Rian lebih memilih untuk belajar. Tekadnya merubah nasib sangatlah kuat.

"Kamu tidak capek belajar terus," tanya Via duduk di samping Rian.

"Aku tidak sepandai kamu, karena itu aku harus belajar," jawab Rian.

"Kalau ada yang tidak kamu mengerti, kamu bisa tanya sama aku," ucap Via tersenyum.

"Via, kamu itu cantik, kaya, pintar. Tapi yang aku tidak mengerti. Kenapa kamu malah berusaha mendekati aku? kamu tau kan? aku ini anak orang miskin, aku juga tidak pandai. Lalu apa yang kamu lihat dari aku?" tanya Rian memberanikan diri.

"Kamu punya tekad yang kuat, aku yakin suatu saat nanti kamu akan jadi orang sukses," jawab Via tersenyum.

"Sudah seperti paranormal saja kamu," Rian tersenyum.

"Kamu tersenyum ya? ya Alloh ganteng banget jika kamu tersenyum seperti tadi. moment langka tau, harusnya tadi aku abadikan," canda Via.

***

Setelah pulang kuliah seperti biasa Rian langsung kembali ke rumah pamannya. Dan sesampainya di sana Rian meletakkan tas pada meja belajarnya, ganti baju lalu mulai membersihkan rumah, sebelum paman dan tantenya pulang rumah sudah bersih. Demi merubah nasib dan bisa kuliah Rian melakukan semua ini, di saat yang lain bersenang-senang pergi kesana sini, Rian pulang kuliah harus melakukan pekerjaan rumah, tak hanya membersihkan rumah, Rian juga masak dan mencuci piring, bahan kadang membantu mencucikan pakaian kedua anak pamannya.

Karena di rumah Rian tidak ada waktu untuk belajar, saat di kampus Rian menggunakan waktunya untuk belajar.

Beruntung, sekarang ada Via yang selalu membantunya belajar.

Karena kegigihan dari Via, Rian pun akhirnya menerima cinta Via, Ya sekarang mereka pacaran. Via dengan telaten setiap jam istirahat dan ada waktu luang selalu membntu Rian belajar.

"Rian, besok Mamaku datang kesini, mau ya aku kenalkan sama Mama?" ucap Via.

"Ta-tapi, aku belum siap bertemu dengan Mama kamu," jawab Rian.

"Kita pacaran kan sudah cukup lama, sepertinya sudah waktunya kamu bertemu dengan mamaku, tidak perlu khawatir, mamaku pasti akan suka kok samaa kamu," yakin Via.

"Apa kamu yakin? Mama kamu bisa menerima aku?"

"Aku yakin, Bagaimana kalau nanti sore kita ke Mall?" ucap Via.

"Ke Mall? ngapain?" tanya Rian.

"Kita belanja pakaian buat kamu?" jawab Via.

"Belanja pakaian ke Mall?" Rian tampak bingung, pasalnya selama ini Rian yang hanya anak petani dengan uang saku pas-pasan tidak pernah membeli pakaian di Mall. Jangankan untuk membeli pakaian di Mall, buat keperluan kuliah saja Rian sering telat bayar.

"Kenapa Yan?" Via melihat Rian.

"Ti-tidak, tidak apa-apa," jawab Rian.

Inilah salah satu kekhawatiran Rian saat dulu sering menolak Via.

"Sudah jangan panik seperti itu, habis kuliah kita langsung berangkat saja ke Mall," ucap Via.

"Ta-tapi_" ucap Rian terputus.

"Tidak ada tapi, tapi. da.. da.. " ucap Via berlari melambaikan tangan dan meninggalkan Rian duduk sendiri dibawah pohon.

Rian melihat isi dompetnya, ada uang. Namun itu uang untuk membayar semesteran, Jika tidak di bayarkan, Rian tidak akan bisa mengikuti ujian.

Selesai kuliah, Rian berusaha memberi tau Via kalau dirinya tidak perlu membeli baju baru, tapi lagi-lagi Via yang cukup keras kepala tetep meminta Rian untuk ikut dirinya ke Mall.

***

Di mall

"Via, kita pulang saja ya. Aku tidak perlu membeli baju disini. Bajuku masih bagus kok, tidak perlu beli baju baru," ucap Rian.

"Tidak bisa Rian, besok itu kamu mau bertemu mamaku, kamu harus berpakaian rapi" pungkas Via.

^Happy Reading^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!