Kring..! Kring..!
Suara alarm di ponsel Via sontak membangunkan gadis mungil ini.
Dengan mata yang masih berat dan rasa kantuk yang masih mendera Via berusaha membuka matanya.
"Hoam.." Via menggeliat dan segera bangun untuk mencuci muka sekaligus mengambil air wudhu.
Setelah melakukan sholat wajib dua raka'at, Via menyiapkan segala keperluan untuk ospeknya di hari kedua. Tidak ingin terlambat Via segera bersiap dan melangkahkan kakinya ke kampus.
"Rian," teriak Via saat melihat Rian sedang berjalan menuju kampus.
"Via," gumam Rian.
"Rian..! Tunggu..! Boleh aku berangkat bareng kamu?" goda Via berjalan di depan Rian dan menghadap ke Rian.
"Jalan yang benar! Kalau kamu jalan mundur seperti itu, nanti jatuh," ucap Rian mengingatkan.
"Kenapa? kamu malu ya aku lihatin?" goda Via tersenyum.
Via ini memang senang menggoda Rian yang pemalu, sifat Rian ini berbanding terbalik dengan sifat Via yang ceria dan humoris.
"Aaww... " Teriak Via hampir jatuh karena ada batu kerikil di tengah jalan dan karena Via jalannya mundur tidak tau kalau ada batu kerikil di sana, beruntung Rian dengan sigap segera menangkapnya.
"Benarkan mau jatuh? Bukankah tadi Rian sudah bilang," ucap Rian.
"Hehehe.. iya maaf, tapi kan gak jadi jatuh. Karena aku tau, kamu pasti akan menangkapku kalau aku jatuh." ucap Via tersenyum dengan pedenya.
"Ck..Kamu ini," ucap Rian tersenyum dan melepaskan tubuh Via yang tadi dipegang karena hampir terjatuh.
"Gitu dong senyum! Padahal kamu itu kalau senyum manis lho. Tapi sayangnya, tidak pernah senyum dan selalu saja diam," ucap Valen sambil berjalan disamping Rian.
Keduanya sampai kampus dan berbaris di halaman kampus untuk melakukan ospek hari kedua mereka.
"Selamat siang, adik-adik. sekarang yang namanya kakak panggil maju ke depan untuk mengumpulkan barang-barang yang kemarin kakak minta," ucap kakak senior.
Setelah beberapa nama siswa baru disebutkan kini giliran Via yang mengumpulkan barang-barangnya.
"Hai..! Kamu," panggil kakak senior.
"Saya kak?" tanya Via.
"Iya, kamu. Siapa lagi memangnya? ini kenapa ada yang tidak kamu bawa? barang yang kami minta?" tanya kakak senior.
"Tidak ada? memangnya apa yang tidak ada kak?" tanya Via memicingkan matanya.
"Biskuit mana? coba kamu cari ada gak biskuit yang kami minta kemarin?"
"Mampus, aku lupa lagi kalau ada biskuit juga kemarin," batin Via.
"Maaf kak, sepertinya biskuit Via jatuh. Ini biskuitnya ada disini," ucap Rian memperlihatkan biskuit sesuai permintaan kakak senior.
"Hah bagaimana bisa? aku kan kemarin tidak beli itu," batin Via.
"Benar itu punya kamu?" tanya kakak senior.
"I-Iya kak" Jawab Via bohong dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Setelah selesai ospek Via ke kantin bersama dengan beberapa teman-temannya. Via melihat sekeliling tapi dirinya tidak menemukan laki-laki yang dicarinya.
"Aku balik ke kelas dulu ya!" ucap Via berdiri.
"Mau ngapain ke kelas sekarang? Ini kan masih waktunya istirahat," tanya Jeni.
"Tidak apa-apa, aku pengen makan di kelas saja! Kalian lanjut aja dulu makannya," ucap Via.
"Bu, Roti sama es nya 1 ya," ucap Via menunjukkan Roti dan Es yang baru saja diambil dari etalase.
Setelah membayar makanan dan minumannya. Via kembali ke kelas dan benar saja laki-laki yang sedari tadi di carinya ternyata ada di dalam kelas sedang membaca.
"Ini buat kamu," ucap Via menyodorkan Roti dan minuman.
"Apa ini?" tanya Rian melihat kearah Via.
"Buat kamu, kenapa di kelas saja? aku tadi nyariin kamu di kantin tapi tidak ketemu. Tau nya ada di kelas," ucap Via.
"Tidak usah, aku sudah kenyang," tolak Rian.
"Terima saja, anggap aja ini sebagai ganti biskuit yang tadi," ucap Via.
"Biskuit yang tadi?" Rian memicingkan matanya.
"Iya biskuit yang tadi pagi, aku tau itu biskuit kamu kan? aku ingat kalau kemarin aku lupa tidak membeli biskuit. Jadi tidak mungkin kalau tiba-tiba ada biskuit begitu saja. Itu pasti punya kamu," ucap Via.
"Terima kasih. Rian," ucapnya lagi.
"Iya sama-sama," jawab Rian kembali melihat bukunya.
"Kalau bagitu, terima ini!" ucap Via kembali menyodorkan roti dan minuman.
"Baiklah, aku terima. Terima kasih ya," ucap Rian tersenyum.
Via segera duduk di depan Rian dan tersenyum menatap Rian yang sedang membaca buku.
Sadar ditatap Via, Rian segera meletakkan bukunya.
"Sudah selesai mandanginya?" tanya Rian.
"Hehehe.. katauan ya? Jadi malu" ucap Via menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dan setelah beberapa saat mengobrol terdengar suara adzan dhuhur, Rian berdiri dan memasukkan bukunya dalam tas kembali.
"Kamu mau kemana?" tanya Via.
"Ke masjid," jawab Rian singkat.
"Oow.. iya sudah adzan dzuhur ya? Aku ikut ya?" tanya Via tersenyum dan berlari kecil menyusul Rian.
Rian hanya diam dan sedikit tersenyum.
Mereka sholat berjamaah di masjid kampus, Rian ada di shaf depan bersama dengan jamaah laki-laki lainnya dan Via ada di shaf belakang bersama dengan jamaah perempuan lainya.
Setelah sholat Via melepaskan mukena nya. Dari belakang Via melihat Rian yang masih khusuk berdoa di barisan depan.
Tanpa disadari Via tersenyum melihat Rian.
"Bukan hanya pendiam dan baik, tapi Rian juga laki-laki yang sholih, taat beribadah," batin Via.
"Hai..!" ucap Via duduk di samping Rian yang sedang memasang tali sepatu di teras masjid.
"Kamu setiap sholat selalu ke masjid?" tanya Via.
"Karena aku muslim, tentu saja aku melakukan ibadah sholat ku dimasjid," jawab Rian.
"Kalau itu aku juga tau yan. Maksud aku, apa setiap waktu sholat kamu selalu menyempatkan buat sholat ke masjid dulu?"
"Sholat itu tidak boleh ditunda nanti-nanti. Alloh saja tidak pernah menunda kebaikan untuk kita. Kenapa kita malah menunda-nunda sholat?" jawab Rian berdiri.
"Eh..Kamu mau kemana sekarang?" tanya Via kembali mengekori Rian.
"Kambali ke kelas lah, mau kamana lagi," jawab Rian.
"Igh.. kamu ini nyebelin Yan," gerutu Via.
"Kenapa?" tanya Rian sambil berjalan.
"Kamu itu, selalu saja pergi lebih dulu, kalau aku ajak bicara," garutu Via.
"Maaf," ucap Rian tersenyum.
"Gitu dong senyum, aku suka tau! Kalau lihat kamu senyum," ucap Via tetep berjalan mengekori Rian.
Kini keduanya masuk ke dalam kelas dan melanjutkan kegiatan pengenalan lingkungan kampus bersama kakak senior.
Selama kegiatan Via tampak berada di samping Rian, pemandangan ini terlihat oleh salah satu kakak senior di sana.
"Eh..Kalian, sini ke depan," ucap kakak senior kearah Rian dan Via.
"Kami kak?" tanya Via.
"Iya kalian, sini maju ke depan!" ucapnya.
"A-Ada apa kak?" tanya Via takut ke depan.
^Happy Reading ^
Jangan lupa like, coment dan vote ya sayang! dukungan kalian sangat berarti bagi author 🙏Terima kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments