Meyra terlihat kebingungan, dia benar-benar tidak paham kenapa dalam sekejap mata saja kini dia sudah berpindah tempat.
Padahal, dia hanya melihat kilatan cahaya yang begitu menyilaukan mata seakan membelah bumi.
Lalu, kenapa kini dia seakan berada di belahan duania lain? Mungkinkah kilatan cahaya itu adalah pintu untuk masuk ke dalam dunia lain?
Meyra terlihat ketakutan, dia mulai memeluk tubuhnya sendiri seraya mengedarkan pandangannya.
Sejauh matanya memandang hanya ada pohon-pohon yang terlihat rimbun dengan batang yang sangat besar dan juga kokoh, dia langsung bergidig ngeri.
"Tolong! Tolong aku, di mana aku? Tolong! Siapa pun tolong aku!" teriak Meyra.
Hening, tidak ada sahutan. Dia terlihat begitu ketakutan. Kembali dia mencoba keberuntungannya untuk berteriak, siapa tahu ada orang yang mau menolong dirinya, pikir Meyra.
"Help me please!" jerit Meyra.
Hanya ada hempasan angin yang terasa sangat kencang menerpa tubuhnya, bahkan tubuhnya seakan limbung saat terkena hempaskan angin tersebut.
"Tolong! Ayah! Ibu! Tolong Meyra!" jerit Meyra sekuat tenaganya.
Di saat seperti ini, dia hanya teringat kepada kedua orang tuanya. Dia benar-benar ketakutan, dia merasa kehidupannya seakan hendak berhanti saat ini juga
Jika boleh memilih, jika memang benar kedua orang tuanya sudah tiada, dia ingin mati saja dan berkumpul dengan kedua orang tuanya.
Sayangnya tidak ada yang peduli dan menyahuti teriakannya, hanya ada suara milik Meyra sendiri yang terdengar melengking dan bergema.
Pantulan suaranya seakan terdengar mengerikan di telinganya, seperti sebuah lolongan panjang yang membuat nyalinya menciut.
Meyra terdiam dengan tubuh yang mulai bergetar, dia kembali memperhatikan sekelilingnya. Tempat yang dia hinggapi terasa sangat gelap dan mengerikan.
"Oh Tuhan, jika ini hanya sebuah mimpi, tolong segera bangunkan aku dari mimpi buruk ini," do'a Meyra.
Tidak lama kemudian dia mendengar suara burung gagak yang bersahutan, terdengar sangat mengerikan. Hal itu kembali membuat Meyra ketakutan.
"Ya Tuhan, tolong aku. Aku sekarang berada di mana?" kata Meyra dengan air mata yang mulai berderai di pipinya.
Dia tidak menyangka jika hari ini dia akan mengalami hal yang benar-benar di luar nalarnya, walaupun dia ketakutan, walaupun kakinya terasa lemas, dia berusaha untuk berlari.
Sungguh dia sangat berharap untuk segera bisa keluar dari sana, dia sangat berharap bisa kembali ke kediaman sang ayah yang sudah dia tinggalkan selama lima tahun lamanya.
Saat dia sedang berlari, dia seperti melihat ada pantulan sinar rembulan tidak jauh dari sana. Meyra terlihat tersenyum senang, dia semakin kuat berlari, dia ingin tahu apa yang terlihat bersinar itu.
"Oh Tuhan, semoga saja itu adalah jalan keluar dari tempat terkutuk ini," pinta Meyra.
Kembali Meyra berlari untuk segera menggapai pantulan cahaya yang terlihat berkilau itu, dia sungguh berharap jika itu adalah pintu menuju alam dia bisa kembali.
"Hah! hah! hah!"
Meyra terlihat menghentikan langkahnya karena dia sudah merasa sangat lelah, kakinya terasa sangat sakit. Napasnya bahkan terlihat tersenggal.
"Laut, ada laut!" pekik Meyra.
Saat melihat lautan yang terbentang luas di hadapannya, dia berharap akan ada kapal yang lewat dan menyelamatkan dirinya dari sana.
Dia berdo'a dalam hatinya, semoga ada yang menemukan dirinya walaupun itu terasa sangat mustahil. Karena dia merasa jika kini dirinya terdampar di sebuah pulau yang tidak berpenghuni.
Kembali dia memperhatikan sekelilingnya, hanya ada hamparan air laut yang berwarna hitam. Semuanya terlihat hitam dan gelap, hanya ada pantulan cahaya bulan yang terlihat memberikan cahayanya.
Kembali Meyra mengedarkan pandangannya, bahkan dia sampai memutarkan tubuhnya agar bisa melihat ke sekelilingnya.
Ternyata hanya ada hutan belantara dan juga lautan di sekelilingnya, dia merasa mulai sesak napas. Udaranya seakan menipis di rongga dadanya, padahal angin berhembus dengan sangat kencang.
"Ya Tuhan, aku sangat takut. Talong aku Tuhan, aku harus bagaimana ini?" tanya Meyra lirih.
Meyra terlihat meluruhkan tubuhnya ke atas pasir, dia menangis seraya menggenggam pasir yang ada di hadapannya.
Sungguh dia benar-benar bingung dengan semua yang terjadi, semuanya terasa tidak mulai masuk akal.
Mulai dari menghilang ibunya, kecelakaan yang menimpa ayahnya, sampai ayahnya menghilang dan sekarang dirinya seperti terdampar di sebuah pulau yang tidak berpenghuni.
"Ayah, Ibu. Tolong Meyra!"
Meyra berteriak dengan sekuat tenaga, hal itu membuat burung-burung yang sedang tertidur di pulau tersebut nampak berterbangan dengan liar. Meyra terlihat sangat ketakutan menyaksikan akan hal itu, dia duduk dan memeluk lututnya sendiri.
Hanya terdengar suara tangisan dari bibirnya, dia benar-benar tidak tahu harus apa. Ini sudah malam, dia tidak bisa melihat apa pun dengan jarak pandang yang sulit dijangkau dalam kegelapan.
"Ayah, ibu. Tolong aku, aku takut," kata Meyra seraya terisak.
Beberapa kali dia mencoba untuk menenangkan dirinya, dia menghela napas panjang lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Namun, tetap saja dia tidak bisa tenang.
"Ya Tuhan, tolong aku, Tuhan. Tolonglah aku, kasihanilah aku. Aku ingin kembali, aku ingin pulang. Kenapa aku bisa berada di sini? Di mana ini? Kenapa semuanya terlihat lain? Kenapa semuanya terlihat berbeda dengan bumi yang selalu kupijaki?"
Meyra terus saja menangis seraya memanggil nama ayah dan juga ibunya, tidak lama kemudian dia mendengar suara yang menurutnya sangat mengerikan.
Suaranya seperti hewan buas, hal itu membuat dia takut. Dia benar-benar ketakutan, dia takut jika malam ini adalah akhir dari hidupnya. Di mana dia akan mati karena dimakan binatang buas.
"Geeerrr!"
Meyra merasa jika hewan buas itu benar-benar semakin mendekat ke arahnya, napasnya terasa benar-benar sesak. Bahkan, kepalanya terasa berdenyut sakit.
"Geeerrr!"
Kembali dia mendengar suara mengerikan itu, antara takut dan juga ingin berlari yang Meyra rasakan saat ini. Namun, kakinya serasa tidak bisa untuk digerakkan.
Bahkan, mulutnya terasa tertutup rapat. Semua kata-kata yang ingin dilontarkan terasa tercekat di dalam tenggorokan, dia ketakutan.
Apalagi saat dia melihat sosok binatang buas yang sangat dia takuti, dia melihat Singa jantan yang terlihat begitu besar dengan bulu bulu indah yang menghiasi wajahnya.
Tubuh Meyra bergetar hebat, apalagi ketika Singa jantan itu mulai mendekatinya dan mengelilingi tubuhnya. Detik itu juga dia merasa tulang-tulangnya seakan mencelos dari tubuhnya.
Matanya yang hitam kecoklatan terlihat begitu indah terkena pantulan cahaya bulan, tapi tetap saja dia terlihat mengerikan.
"Me--menjauhlah dariku," kata Meyra terbata.
Hawa dingin seakan menusuk sampai ke tulang, pasokan oksigen seakan menghilang dari paru-parunya.
Meyra terlihat sesak napas, kepalanya semakin berdenyut dan tidak lama kemudian dia nampak tidak sadarkan diri. Tubuh Meyra ambruk di atas pasir putih yang terlihat buram karena tidak adanya cahaya.
Melihat Meyra yang tidak sadarkan diri, singa jantan itu terlihat menghampiri Meyra. Lalu dia mencium bibir mungil Meyra dengan sangat lembut.
Tidak lama kemudian, Singa jantan itu berubah menjadi sosok pria tampan, muda dan juga gagah.
Sayangnya dia kini dalam keadaan polos, tapi walaupun seperti itu, tanpa ragu dia menunduk dan mengecup kembali bibirnya yang terasa sangat manis.
"Akhirnya kamu datang, Meyra. Terima kasih karena sudah membuat aku bisa berubah kembali menjadi manusia walaupun hanya sementara," kata Singa jantan yang sudah berubah menjadi pria tampan itu.
***
Selamat sore Bestie, selamat membaca. Semoga kalian sehat selalu dan murah rezeky, terima kasih sudah mampir dan memberikan Like juga Komentnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
ternyata singa itu menunggu merya untuk berubah jadi manusia nih ceritanya
2024-05-21
0
🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄
Kenapa ngk pake pintu ajaib Doraemon aja kan bisa ke dunia mana aja
2022-10-25
3
💋ShasaVinta💋
Ahhhh, kisah apa yg ada dibalik meyra dan singa tampan itu? Ihhh di kecup2 berubah JD cowok ganteng
2022-10-25
1