Di Mana Aku?

Duar!

Ledakan yang begitu dahsyat membuat mobil milik Alexander hancur sampai tak terbentuk, hanya terlihat api dan juga asap hitam tebal yang membumbung tinggi.

Melihat mobil sang ayah meledak di depan matanya membuat jantung Meyra terasa terlepas dari tempatnya, lututnya terasa lemas.

Bahkan, tubuhnya terlihat bergetar hebat. Meyra terlihat meluruhkan tubuhnya ke atas lantai, kedua kakinya tidak mampu menopang berat tubuhnya.

Dia benar-benar tidak menyangka jika dirinya akan menyaksikan hal yang mengerikan seperti itu, hal yang membuat dirinya sangat syok.

Terdengar derap langkah orang-orang yang begitu ribut berlarian, ada yang pergi untuk menjauh karena takut, ada juga yang mendekat untuk melihat karena penasaran.

"A--ayah," ucap Meyra lirih.

Setelah mengatakan hal itu, Meyra merasa jika pandangannya terlihat kabur. Tidak lama kemudian dia tidak terlihat tidak sadarkan diri.

****

"Engh!"

Terdengar lenguhan dari bibir mungil Meyra, setelah tidak sadarkan diri selama satu hari satu malam akhirnya Meyra mampu membuka matanya.

"Di--di mana aku?" tanya Meyra seraya memijat pelipisnya yang terasa sakit.

"Oh Meyra, Sayang. Akhirnya kamu bangun juga, Tante sangat khawatir," ucap Lolita seraya mengelus lembut pundak Meyra.

Meyra terlihat berusaha untuk membukakan matanya dengan sempurna, setelah matanya terbuka dengan sempurna, dia melihat Lolita yang sedang tersenyum hangat kepada dirinya.

Meyra lalu mengedarkan pandangannya, ternyata dia berada di sebuah ruangan yang bernuansa serba putih dengan bau khas yang menyengat.

Itu artinya kini dia sedang berada di Rumah Sakit, seketika ingatannya beralih kepada ledakan mobil yang begitu hebat yang dialami oleh sang ayah.

"Ayah!" teriak Meyra.

Dia terlihat ingin bangun, tapi tubuhnya yang begitu lemah membuat dia susah untuk bergerak dengan bebas.

Lolita terlihat menahan kedua pundak dari Meyra, dia seolah sedang berusaha untuk menenangkan hati dari Meyra.

"Bersabarlah Meyra, Tante tahu ini sangat berat untuk kamu," kata Lolita.

Untuk sesaat Meyra terdiam, dia sedang mengingat-ingat bagaimana awalnya bisa terjadi ledakan mobil hebat yang dialami oleh ayahnya.

Pada saat mereka akan pergi tidak ada satu hal pun yang mencurigakan, mereka merasa biasa saja. Lalu, kenapa tiba-tiba ledakan itu bisa terjadi? Apa penyebabnya?

Setahunya ayahnya adalah orang yang sangat apik, dia tidak pernah ceroboh dalam perawatan mobil atau hal apa pun itu.

"Tante, apakah aku sedang bermimpi?" tanya Meyra dengan tatapan mata sendunya.

Dia sungguh berharap jika apa yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri itu hanyalah sebuah mimpi, dia berharap itu tidak nyata.

Lolita tersenyum, kembali dia mengelus lembut lengan dari putri sahabatnya tersebut. Kemudian, dia mulai bersuara kembali.

"Semuanya nyata, Sayang. Mobil ayahmu mengalami ledakan yang hebat," jawab Lolita.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Lolita,

Meyra terlihat menangis tanpa suara. Tubuhnya terlihat bergetar dengan hebat, air matanya luruh tanpa henti.

"Lalu, bagaimana kondisi ayah saat ini Tante?" tanya Meyra.

Meyra sangat sadar jika ledakan yang terjadi sangatlah dahsyat, tidak akan mungkin jika ayahnya akan selamat.

Namun, dia berdoa dalam hati. Semoga ada keajaiban dari Tuhan, tiba-tiba ayahnya selamat dan sedang menunggunya untuk segera pulang.

Akan tetapi, jika memang ayahnya menjadi korban dari ledakan mobil itu, dia ingin melihat jenazah sang ayah untuk yang terakhir kalinya.

Dia ingin meminta maaf karena selama lima tahun ini dia tidak pernah mengunjungi ayahnya sama sekali, mengunjungi lelaki yang menjadi cinta pertamanya.

"Ayah kamu tidak ditemukan di sana. Polisi juga mengatakan jika memang ayah kamu ikut meledak bersama dengan mobil tersebut, pasti ada sisa-sisa ledakan dari tubuh ayah kamu. Namun, di sana sama sekali tidak ada tanda-tanda yang menunjukan jika ayah kamu ikut meledak di sana," jelas Lolita.

Meyra terdiam, dia merasa aneh dengan apa yang dikatakan oleh Lolita. Jika jasad sang ayah tidak ditemukan, berarti ada harapan untuk ayahnya masih hidup bukan.

Seketika senyuman terbit di bibir Meyra, dia sudah tidak sabar untuk mencari keberadaan sang ayah, siapa tahu saat terjadi ledakan tubuh sang ayah terpental.

"Tante, jika seperti itu ada kemungkinan ayah masih hidup, bukan?" tanya Meyra.

"Entahlah, Sayang. Tante tidak mengerti, Tante sangat heran. Di mana pun tidak ditemukan jasad ayahmu, setidaknya polisi akan menemukan sisa ledakan tubuh ayahmu," jelas Lolita.

Meyra benar-benar merasa sangat sedih, lima tahun dia meninggalkan ayahnya hanya untuk berusaha melupakan kesedihannya setelah kehilangan sang ibu.

Namun, baru saja dia bertemu dengan sang ayah, dia malah harus menyaksikan menghilangnya sang ayah di depan matanya sendiri.

Kini dia harus bisa menerima kenyataan jika sang ayah menghilang entah ke mana, Dia sangat sedih jika mengingat akan hal itu.

"Aku mau pergi, Tante. Aku mau melihat ke sana. Aku ingin mencari ayah," pinta Meyra.

Lolita menggelengkan kepalanya dengan cepat, dia tahu jika Meyra sangat mengkhawatirkan ayahnya. Namun, kondisinya saja tidak memungkinkan untuk pergi.

"Tidak Meyra, Sayang. Kamu masih sakit, badan kamu saja masih lemah, lagi pula ini sudah sangat sore. Beristirahatlah, besok kita ke sana," kata Lolita menyarankan.

Meyra merasa jika kondisinya sudah sangat baik, dia ingin segera pergi ke tempat di mana ledakan mobil tersebut terjadi. Dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Tidak, Tante. Pokoknya aku mau ke sana sekarang juga, kalau Tante tidak mau mengantar aku akan berangkat sendiri!" jerit Meyra.

Lolita terlihat menghela napas berat, lalu dia berusaha untuk menenangkan putri dari sahabatnya tersebut.

"Baiklah-baiklah, Meyra, Sayang. Tante akan mengantarkan kamu sekarang, tunggulah di sini sebentar. Tante akan menemui dokter," kata Lolita.

Tidak mungkin bukan, jika dia langsung mengajak Meyra untuk pergi sedangkan Meyra masih dalam perawatan. Bahkan, di tangannya saja masih tertancap jarum infus.

"Ya, cepatlah Tante! Aku sudah sangat tidak sabar," pinta Meyra.

"Iya, Sayang. Iya," jawab Lolita.

Lolita terlihat keluar dari kamar pasien yang dihuni oleh Meyra, dia ingin meminta izin kepada dokter agar Meyra bisa segera pulang.

Beruntung keadaan Meyra memang sudah sangat baik, badannya saja yang terlihat lemas. Mungkin karena masih syock atas kejadian yang dia lihat, kejadian yang tidak pernah dia duga.

"Terima kasih, Tante," ucap Meyra.

"Sama-sama, Sayang," jawab Lolita.

Akhirnya Lolita dan juga Meyra pergi ke tempat yang Meyra sangat inginkan, tempat di mana terjadinya ledakan dahsyat yang menimpa Alexander.

Tiba di sana Meyra terlihat mengedarkan pandangannya, di seberang jalan di dekat tempat ayahnya memarkirkan mobil terdapat sebuah jurang.

Dia jadi berpikir, mungkin saja ayahnya terpental ke sana. Walaupun ayahnya tidak ditemukan dalam keadaan hidup, setidaknya ada jasadnya di sana, pikir Meyra.

"Tante, coba lihat di sana. Ada jurang, Tante. Bisa saja saat ledakan mobil terjadi ayah jatuh ke jurang sana," kata Meyra yang mengira ada kemungkinan seperti itu.

"Polisi pun sudah mengeceknya dan ternyata tidak ada jasad ayahmu di sana, tubuh ayahmu benar-benar tidak ditemukan. Bahkan sobekan bajunya saja tidak ditemukan," kata Lolita.

"Ini aneh, Tante. Ini sangat aneh, tidak mungkin ini bisa terjadi," kata Meyra.

Meyra merasakan tubuhnya kambali sangat lemas, dia terlihat menjatuhkan tubuhnya di pinggir jalan.

Air matanya kembali berurai, dia benar-benar sedih, bingung dan juga kalut karena sampai saat ini ayahnya belum ditemukan.

Dia jadi bertanya-tanya di dalam hatinya, kemanakah perginya sang ayah? Kenapa sobekan bajunya saja bahkan tidak ditemukan?

Sebuah pikiran konyol bahkan terlintas di pikirannya, mungkinkah ayahnya terpental ke dunia lain?

Maka dari itu ayahnya tidak ditemukan di dunia ini, jujur saja dalam hati dia sangat yakin jika sang ayah masih hidup. Tidak ada firasat yang mengatakan jika ayahnya telah tiada.

"Sudahlah Meyra, Sayang. Keadaanmu masih sangat lemah, kita pulang ke rumah kamu. Tante akan mengantarkan kamu, kamu butuh istirahat, butuh makan dan butuh tenaga. Besok kita ke sini lagi jika kamu mau," kata Lolita membujuk.

"Tapi, Tante--"

"Sudahlah, Sayang. Tante tahu kamu sedang terluka, Tante tahu kamu sedang bersedih. Namun, jangan seperti ini. Kalau kamu sakit kita malah tidak akan bisa mencari ayahmu," terang Lolita lagi.

"Ya, Tante benar. Mari kita pulang," kata Meyra pada akhirnya.

Akhirnya Meyra pulang ke kediaman Darthdion di temani oleh Lolita, tiba di dalam kamarnya dia langsung mandi agar tubuhnya terasa lebih segar.

Tidak lupa dia juga melakukan ritual makan malamnya, walaupun hanya sedikit saja makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Hal itu dia lakukan agar dia tidak sakit, agar besok dia bisa menyelidiki kembali apa yang sebenarnya terjadi kepada ayahnya.

Apa penyebab ledakan yang begitu dahsyat yang menimpa mobil ayahnya tersebut dan kemanakah ayahnya sebenarnya. Karena dia sangat yakin jika sang ayah masih hidup.

Setelah selesai makan malam, dia terlihat mengambil foto sang ayah. Lalu, dia duduk di kursi malas yang berada di balkon kamarnya. Dia memejamkan matanya seraya memeluk foto sang ayah.

Dia terlihat begitu tenang, tapi ketenangannya itu berubah menjadi sebuah ketegangan ketika kilat menyambar dengan begitu dahsyatnya.

Jeder!

Terdengar sambaran petir yang begitu menggelegar, Meyra ketakutan. Dia langsung bangun dan hendak masuk ke dalam kamarnya.

Jeder!

Kembali terdengar sambaran petir yang menggelegar, bahkan kali ini terlihat begitu berkilat. Cahaya kilatan itu seakan memecah belah bumi menjadi dua, Meyra bahkan langsung menutup matanya dengan kedua tangannya karena dia merasa sangat silau.

Foto sang ayah yang sedang dia peluk sampai terjatuh tepat di sebelah kakinya, kacanya bahkan sampai pecah.

Tidak lama kemudian, dia tidak mendengar suara petir menyambar lagi. Meyra berusaha untuk menurunkan kedua tangannya, lalu dia berusaha membuka matanya.

Saat mata Meyra terbuka dengan sempurna, Meyra terlihat begitu kaget karena kini dia tidak berada di rumahnya lagi. Namun, dia kini berada di sebuah pulau yang terasa sangat sepi dan juga gelap. Hanya ada cahaya rembulan yang menerangi.

"Di--di mana aku?" tanya Meyra lirih.

****

Selamat sore Bestie, selamat beristirahat. Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan juga likenya. Terima kasih untuk dukungannya, sayang kalian semua.

Terpopuler

Comments

🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅

🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅

kasian merya dah di tinggal ibunya sekarang bapak nya dan sekarang dia tersesat di dunia lain moga saja bisa balik ke dunia manusia

2024-05-21

0

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

ibu nya hilang dan sekarang kehilangan sosok ayah dalam hidupnya nyesek 😭😭

2022-10-25

2

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️

aq berharap ini semua hanya sebuah mimpimu mey, gak nyata...

2022-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!