Waktu semakin cepat berlalu, Melia tengah bersiap untuk bekerja lagi malam ini. "Mel, ayo, makanannya sudah siap!” teriak Zahra dari dalam dapur.
"Iya, Bu, bentar!" Jawab Melia sembari memakai blazer lalu keluar menuju dapur tempat mereka makan bersama.
Zahra yang melihat penampilan Melia menghela nafasnya. "Apa nggak bisa roknya sedikit dipanjangkan Mel!" ucap Zahra yang melihat penampilan Melia malam ini.
"Ya mana bisa Bu, kayak nggak tahu saja prosedur di sana! Nggak apa-apa kelihatan ini dan itu-nya, asal ini-nya tetap Melia jaga!" Ucap Melia yang menunjuk bagian dada dan bagian intimnya. Zahra hanya menggeleng melihat kelakuan anak kesayangannya itu.
Setelah makan malam, Melia berpamitan pada Zahra. "Bu, Melia pamit ya, doakan anakmu ini agar mendapatkan tamu VVIP yang royal dan nggak genit." ucap Melia yang mengambil tangan kanan Zahra lalu menciumnya dengan takzim.
"Ibu selalu mendoakan kamu Sayang, ibu doakan agar kamu bisa segera lepas dari pekerjaanmu di sana dan bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dari ibu!” ucap Zahra dalam hati.
Melihat Melia pergi bekerja, membuatnya kembali melihat dirinya yang usia 20 tahun yang lalu di dalam diri Melia. Terkadang hatinya sangat sakit, niat hati dirinya tidak ingin anaknya melakukan pekerjaan malam sepertinya, namun sayang, karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggal yang mereka tinggali di lingkungan yang pekerjaannya mayoritas pekerja malam jadi mau tidak mau Melia pun pasti mengikutinya.
-
-
-
Melia berjalan menuju jalan raya tempat ojek online langganannya biasa menunggu. Melia selalu berangkat pada pukul jam delapan malam. Sebelum berangkat bekerja, ia dan Zahra sudah mengerjakan shalat isya berjamaah. Di sepanjang gang itu, masih banyak warga yang berada di luar rumahnya, beberapa ada yang sedang nongkrong, bergosip hingga beberapa anak ada yang masih sedang bermain, bahkan terkadang saat Melia pulang kerja pun pada pukul 2 pagi, masih ada beberapa anak muda yang masih nongkrong bermain gitar dan menyanyi bersama hingga pagi menjelang.
Di Klub
"Eh, Mel, kamu dipanggil tuh sama bos!” ucap Clara, sahabat baik Melia.
"Iya bentar, aku pakai seragam dulu. Entar aku ke sana." Jawab Melia sembari masuk ke dalam loker perempuan. Setelah memakai seragam, Melia memperbaiki riasan dan rambutnya kembali yang terlihat berantakan setelah naik ojek tadi.
Tok.
Tok.
Tok.
"Permisi, Paman Roki panggil aku?” tanya Melia.
"Iya Mel, ayo sini!” panggilnya, "begini Mel, sebentar lagi akan ada rombongan dari perusahaan besar yang akan menjamu investor mereka, Paman ingin kamu yang melayani mereka, bagaimana?!”
"Boleh, VVIP kan!” jawab Melia yang diangguki oleh Roki.
"Kalau begitu, aku siap-siap dulu, ruangannya sudah disiapkan semua kan!" sambung Melia.
"Belum, mereka baru saja memesannya. Paman minta tolong kamu yang urus semuanya. Kelas kakap ini Mel, mereka bayar banyak untuk jamuan malam ini." Ucap Roki sembari tertawa.
Rena menghela nafasnya, "Soal uang sih Paman memang nomor satu." Tawa Melia terbahak-bahak.
"Kamu ya! Awas! Jangan lari kamu.” Ucap Roki sembari mengejar Melia yang kini sudah keluar dari ruangannya.
"Dasar Melia!” ucap Roki sembari menghela nafasnya. Dirinya tidak menyangka kalau anak dari Zahra kini sudah tumbuh besar menjadi wanita yang sangat cantik seperti ibunya. "Apakah kabar yang baru aku dengar tentang Mr. Zee aku ceritakan pada Zahra? Tapi—sudahlah, aku tak mau mengusik kembali luka lamanya, kalau memang takdirnya mereka bertemu dan Melia tahu ayah kandungnya, maka takdir yang akan mempertemukan mereka bertiga." ucap Roki dalam hati.
Sementara di ruangan 606, terlihat Melia sudah menyiapkan beberapa minuman dan camilan seperti kacang, buah dan makanan lainnya. Melia yang akan keluar setelah mempersiapkan segala keperluan tamu VVIP nya nanti begitu terkejut saat melihat pria yang dia temui di Supermarket siang tadi, "Bukankah itu...." Melia masih penasaran dengan pria yang terlihat mirip dengan wajah pria di Supermarket itu, namun dirinya tak bisa melihatnya dengan jelas karena banyaknya pria yang memakai jas dengan warna yang sama.
Melia masih sibuk mencari pria yang diyakini adalah pria sombong yang ditemui di Supermarket tadi siang. Melia yang masih terlihat mencari keberadaan pria itu pun dikagetkan oleh temannya sesama pekerja malam yang sedang membawa nampan yang berisikan camilan seperti kacang dan buah segar tiba-tiba jatuh menimpa pakaian yang di pakai Melia, sial memang nasib Melia hari ini, nampan yang dipegang temannya kini berhamburan.
"Aduh Mel, maaf, maaf banget, aku sungguh tak sengaja.” Ucapnya sembari membantu membersihkan pakaian Melia yang terkena noda dan beberapa buah yang masih menempel di beberapa bagian baju dan roknya.
"Ya, bagaimana ini, mana tamuku sudah hampir check-in lagi! ucap Melia yang membuat temannya itu semakin tidak enak.
"Sekali lagi aku minta maaf ya Mel, sumpah!! Aku tak sengaja,” ucapnya sembari memperlihatkan dua jarinya yang membentuk huruf V.
"Iya, enggak apa-apa. Lain kali harus hati-hati, untung aku yang kena, coba kalau tamu, kamu pasti akan kena marah Pak Roki,” ucap Melia menasihati.
"Iya, iya. Lain kali aku bakalan lebih berhati-hati lagi.” Ucapnya sembari pergi meninggal Melia setelah membereskan sisa makanan yang jatuh tadi. Melia yang baru sadar dengan apa yang tadi dia lakukan dan langsung melihat ke depan.
"Ya ... sudah pergi.” ucapnya dengan kecewa. Padahal walaupun itu dia, memang Melia mau apa!
Melia tengah membersihkan pakaiannya di kamar mandi yang tersedia di ruangan yang tadi dia persiapkan untuk tamu VVIP -nya malam ini. Melia tak menyadari bahwa tamu yang ditunggunya sudah masuk ke dalam ruangan 606. Terdapat beberapa pria matang yang merupakan seorang petinggi perusahaan yang terkenal, dan beberapa eksekutif muda yang sedang melayani kliennya pentingnya yang merupakan bos besar di beberapa perusahaan dari beberapa kota di Indonesia.
Salah satu eksekutif muda tersebut membisikan pada salah satu pria matang bertubuh besar dengan perut yang membuncit. Bisa dipastikan itu adalah bos dari eksekutif muda tersebut. Dia mengangguk lalu segera pergi menuju kamar mandi yang terdapat di sudut ruangan yang bersebelahan dengan kamar yang memang menjadi fasilitas dari ruangan VVIP tersebut.
Melia dan Eksekutif muda yang bernama Antara menarik secara bersamaan gagang pintu kamar tersebut, hingga terjadilah tarik menarik antara mereka berdua. Melia yang kekuatannya tidak sekuat Antara pun akhirnya jatuh ke dalam pelukan Antara. Ya, eksekutif muda tersebut adalah Antara dan pria yang dia temui di minimarket tadi siang dan pria yang sempat dilihat secara sekilas.
Kedua netranya saling bertatapan satu sama lain, mengagumi keindahan ciptaan Tuhan masing-masing. “Tampan, Cantik,” ucap Melia dan Antara bersamaan, walau dalam hati. Hingga teman Antara, yang bernama Malik mengagetkan mereka hingga kesadaran mereka pun kembali.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Cinta❤️
ini namanya kalau jodoh takkan kemana
2022-11-02
3