Di saat Antara dan temannya saling membantu memapah bos mereka masing-masing dan membawanya masuk kedalam kamar yang sudah disiapkan oleh pihak klub yang menjadi bagian dari pelayanan yang mereka bayar.
Ya, di klub malam milik Roki memang tidak melayani pelayanan ++ , walau terkadang banyak tamu yang memintanya, namun Roki selalu menolak mereka dengan sejuta alasan yang masuk akal sehingga mereka tidak marah ataupun tersinggung dan akan kembali lagi ke klub malam miliknya.
Roki selalu menyuruh semua pekerjanya untuk melayani pelanggan dengan ramah dan sabar. Roki masih memiliki hati nurani, dia tak ingin usaha yang dirintis menjadi tempat prostitusi seperti klub malam lainnya.
Di saat Antara dan lainnya berkutat dengan bos mereka masing-masing, Melia memilih membereskan botol minuman yang berserakan serta piring-piring yang berada di atas meja dan beberapa barang lainnya. Saat Melia akan memungut botol yang berada di lantai, tiba-tiba botol yang ingin Melia ambil sudah berada didepan matanya. Ya, Antara yang mengambilkannya lalu menyodorkan botol itu ke hadapannya Melia.
"Terima kasih," ucap Melia pelan dan cepat, yang membuat Antara tertawa kecil melihat tingkah lucu Melia seperti anak kecil yang sedang gengsi.
"Iya sama-sama,”ucap singkat Antara, "oh iya, apa aku boleh tanya sesuatu padamu?" tanya Antara yang melihat Melia dengan saksama.
Melia menghela nafasnya pelan. "Apa? Apa yang ingin kamu katakan? To the poin saja, saya tidak suka basa-basi," ucap singkat Melia.
"Baiklah, apa kau bekerja di sini?" tanya singkat Antara yang membuat Melia menatap tajam Antara.
"Kenapa memangnya? Apa kau ingin mencemoohku karena bekerja di sebuah klub malam! sahut Melia ketus.
"Tidak!!" jawab cepat Antara.
"Lantas? Apa maksud ucapanmu? Jangan samakan aku dengan wanita yang kau kenal di luaran sana, walaupun kami mempunyai pekerjaan yang sama, namun aku berbeda!" ucap Melia tegas.
"Ya, kau memang sungguh berbeda Melia, sungguh! Aku baru melihat wanita sepertimu," batin Antara, yang entah mengapa dirinya tak bisa kalau tidak menatap Melia, wajahnya begitu candu bagi matanya.
"Apa kau sudah lama bekerja di klub ini?" ucap Antara yang mencoba terus mencari tahu tentang wanita yang sudah mengganggu matanya ini.
Melia memutar kedua matanya dengan malas. "Pertanyaan mu basi, bukankah tadi sudah kukatakan untuk bicara to the point! Ayolah, kau seorang eksekutif muda bukan! Tidak susah mencerna perkataan wanita malam ini! serunya.
"Ada apa denganmu? Aku tak pernah mencemooh pekerjaanmu! sanggahnya, "dan ya, aku ingin tanya, kenapa setiap kali kita bertemu, kau terus saja ketus padaku, memangnya salahku apa padamu!” sambung Antara yang tidak terima dengan sikap kasar Melia saati berbicara padanya.
"Ck' kalau memang kau tidak ingin mengejek pekerjaanku, lantas untuk apa kau bertanya terus soal pekerjaanku." ketus Melia.
Antara terlihat mengusap wajahnya dengan kasar. "Kau salah paham padaku. Bukan itu maksudku yang sebenarnya."
"Lantas? Apa maksudmu yang sebenarnya? Kita tidak saling kenal, berteman pun tidak, lalu untuk apa kau bertanya hal-hal pribadiku! Jujur, aku tak suka!" ucap Melia, dirinya tak habis pikir dengan pria yang ada di hadapannya saat ini, mulai dari pertemuan pertama mereka, hingga pertemuan terakhir mereka saat ini, semua sangat tidak baik, selalu dimulai dengan pertengkaran.
"Baiklah, aku minta maaf kalau kau merasa tersinggung dengan pertanyaan ku!" ucap Antara yang mencoba menurunkan emosinya, "bisakah kita berkenalan ulang? Mungkin dengan baik-baik! usulnya menawarkan jalan tengah. "Kita mulai dengan perkenalan, bagaimana? Apa kau setuju!" sambungnya.
Melia mengambil nafas panjang lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan, cara ini sangat ampuh baginya di saat dirinya sedang emosi ketika menghadapi tamu yang suka berulah. "Baiklah, asal setelah ini, kau berjanji membiarkanku keluar dari ruangan ini," ucap Melia yang tidak habis pikir dengan pria yang baru 2 kali dia lihat. Sebab saat Melia akan keluar, Antara terus menahannya dengan berbagai alasan yang menurutnya tidak masuk akal.
"Perkenalkan, saya Antara.” Ucap Antara sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Melia.
Melia tersenyum miring, dia sangat kenal dengan lelaki buaya macam Antara, sudah puluhan karakter orang yang Melia lihat selama dirinya bekerja di klub malam ini.
"Saya Melia,” jawabnya dengan datar dan tanpa menerima uluran tangan Antara.
Antara yang gemas pun ingin menarik tangan Melia yang tak bergeming, namun gerakan Melia yang lebih cepat menarik tangannya kebelakang. Melia menatap tajam Antara, Melia tak percaya dengan tindakan Antara yang tiba-tiba seperti itu.
"Ayolah, aku hanya ingin berteman denganmu, tidak lebih,” ucapnya dengan ekspresi wajah sungguh-sungguh.
"Ayolah Melia, sabar, tenangkan dirimu. Ini akan selesai kalau kau mau bersikap baik padanya, dan setelah itu… dia pasti akan pergi dan berharap agar kamu tidak akan pernah bertemu dengannya lagi," ucap Melia menyemangati dirinya sendiri dalam hati.
Dengan senyum indahnya, Melia akhirnya mengulurkan tangannya pada Antara. "Perkenalkan, saya Melia Putri, biasa dipanggil Melia." Antara tersenyum geli melihat tingkah konyol Melia yang bersikap manis padanya.
"Baiklah, karena kita sudah berkenalan dengan baik-baik, saya pamit undur diri, saya harus bekerja kembali. Masih banyak tamu yang harus saya layani kembali," ucap Melia sembari beranjak keluar dari ruangan yang mempertemukan mereka.
Saat Melia akan keluar, dia menengok kembali ke arah Antara yang masih setia menatapnya. "Aku berharap kita tidak akan pernah bertemu kembali." Ucap Melia sembari mengangkat satu tangannya seakan sedang mengucapkan salam perpisahan.
"Tidak, sebaliknya, kita akan sering bertemu Melia Putri. Ya, kita akan pasti akan segera bertemu." ucap Antara dengan yakin.
Setelah pertemuan terakhirnya, baik Melia ataupun Antara, tidak pernah lagi bertemu. Bahkan Antara yang tidak menyukai suasana yang ramai dan berisik pun dia paksaan demi bisa bertemu kembali dengan seorang wanita yang membuat hidupnya menjadi uring-uringan.
Ya, sudah satu bulan lamanya sejak terakhir dirinya bertemu dengan wanita yang dianggapnya berbeda dengan wanita yang pernah ditemui sebelumnya. Wanita yang membuatnya begitu penasaran. Antara bukanlah pria yang biasa saja, dirinya tampan, karirnya cemerlang, tentu tidak sedikit wanita yang mengincarnya, bahkan Antara bisa memilih satu dari wanita manapun yang dia kehendaki karena para wanita tersebut rela mengantri demi mendapatkan perhatian, terlebih cintanya.
Terlebih Sang bunda yang sudah berulang kali memintanya untuk menyisihkan waktu untuk bertemu dengan wanita yang katanya sangat cocok dengan dirinya.
Hal itulah yang membuat Antara begitu tertarik pada sosok Melia yang galak namun penuh dengan pesonanya. Bahkan saat pertama kali bertemu pun, secara tak sadar, Antara sudah tersihir oleh pesonanya. Wanita kedua setelah Sang bunda yang memarahinya layaknya seorang anak kecil.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Bad Girl
benih cinta mulai bersemi nih
2022-11-05
0
Cinta❤️
wah Melia tipe wanita yang punya prinsip. kalau aku jadi Antara sih bakalan tertarik juga, secara jual mahal. cewe emang kudu gitu kk Thor, nggak boleh murahan
2022-11-02
1