Bab 5

LAVCO 5

Rocco melihat dan mengamati apa saja yang diperbuat oleh Maryla tadi siang lewat kamera tersembunyi yang ada di apartemennya.

Rocco memang tak memasang CCTV tapi dia lebih memilih menggunakan kamera tersembunyi di setiap sudut apartemennya kecuali di kamar pribadi dan kamar mandi.

"Lavinia Xerxes ... Apa yang akan kau lakukan pada Sammy jika kau bertemu dengannya nanti?" gumam Rocco pelan melihat ke arah laptopnya bagaimana Lavia mengintimidasi Maryla dengan cukup mudah.

Cukup lama Rocco melihat ke arah laptopnya hingga bunyi ketukan di pintu ruangannya membuatnya menutup laptopnya.

"Ada apa?" tanya Rocco pada Warren -- asisten kepercayaannya.

"Ini berkas tentang nona Lavinia Xerxes," jawab Warren.

"Terima kasih, keluarlah," sahut Rocco sembari menerima sebuah berkas dari pada Rocco.

Lalu Rocco melihat berkas itu dan mengamatinya.

Beberapa menit kemudian, ia menutupnya dan kembali melanjutkan pekerjaanya.

*

Malam menjelang, Rocco tiba di apartemennya dan tak melihat Lavia di dalam. Dia berpikir mungkin Lavia sedang berada di kamarnya.

Rocco masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju.

Setengah jam berlalu, Rocco keluar kembali dari kamarnya.

Dia belum makan malam dan akan membuat makan malamnya sendiri seperti biasanya.

Rocco memang lebih suka makan di apartemennya dari pada di luar.

Rocco berjalan menuju ke arah dapur dan di sana sudah ada Lavia yang sedang memasak.

"Kau memasak?" tanya Rocco pada Lavia.

Lavia menoleh dan melihat ke arah Rocco.

Dia tersenyum sembari membenarkan letak kacamatanya.

"Ya, sebentar lagi selesai. Kau belum makan malam?" tanya Lavia.

"Ya," jawab Rocco menghampiri Lavia.

"Sepertinya ini sangat lezat," kata Rocco.

Lavia hanya tersenyum dan mengambil daging panggang yang ada di dalam microwave.

"Biar aku saja," ucap Rocco.

"Terima kasih," jawab Lavia dan ia mengerjakan yang lainnya.

"Kau sudah terbiasa memasak, Lavia?" tanya Rocco.

"Ya, aku pernah bekerja di sebuah yayasan dan menjadi tukang masaknya," jawab Lavia.

'Kau bohong, Nona,' batin Rocco.

"Hmm, itu pekerjaan yang bagus," sahut Rocco.

Setelah semuanya selesai, Rocco dan Lavia pun makan malam bersama.

"Kepalamu tak apa-apa?" tanya Rocco.

Lavia melihat ke arah Rocco.

"Bibi yang memberitahuku tadi," kata Rocco lagi.

"Kepalaku tak apa-apa," jawab Lavia.

Rocco kembali menyantap makanannya.

"Maryla menyukaimu?" tanya Lavia to the point.

Rocco melihat Lavia.

"Maaf jika aku mencampuri urusanmu. Tapi dia wanita yang mengerikan. Mengapa kau tak menikah saja daripada harus selalu dikejar wanita gila itu? Terlihat sekali jika dia sangat terobsesi padamu," ucap Lavia.

Rocco tertawa pelan.

"Aku masih bisa menghadapinya," jawab Rocco.

"Dia bekerja di perusahaanmu?" tanya Lavia.

"Hmm, dia cukup dekat dengan Sammy," jawab Rocco.

"Dia pasti bilang aku bukan adik Sammy. Ya kan?" tanya Lavia.

"Ya, mungkin dia tak tahu bahwa kau juga adik Sammy dengan ibu yang berbeda," jawab Rocco.

Lavia melihat ke arah Rocco dan mengamati wajahnya.

"Kau sudah menemukan Sammy?" tanya Lavia.

"Belum. Jika boleh tahu, apa yang akan kau lakukan pada Sammy jika dia sudah kutemukan?" tanya Rocco.

"Aku akan mengajaknya pulang ke Inggris," jawab Lavia.

"Untuk apa?" tanya Rocco.

"Kakek meninggalkan warisan pada kami dan ada berkas yang harus di tanda tanganinya jika dia ingin mendapatkan warisan itu," jawab Lavia.

'Kau berbohong lagi,' batin Rocco.

Rocco mengangguk.

"Sembari aku mencari Sammy, kau bisa bekerja di perusahaanku terlebih dahulu," ucap Rocco.

"Aku tak membawa ijazahku," jawab Lavia.

"Tak masalah, kau bisa mencari tahu apa pun tentang Sammy di perusahaan," sahut Rocco.

Lavia menatap lekat mata Rocco.

'Pria ini menyelidikiku sepertinya,' batin Lavia.

"Begitukah? Tapi aku takut mendapat pandangan buruk dari semua pegawaimu," kata Lavia.

"Ya, tak masalah. Tak akan ada yang membicarakanmu," jawab Rocco.

"Baiklah, akan kucoba. Apakah membutuhkan waktu yang lama untuk mencarinya?" kata Lavia.

"Dia keluar negeri dan berpindah-pindah jadi sedikit sulit mencarinya," jawab Rocco.

Lavia mengangguk dan mereka melanjutkan makan malamnya.

Setelah itu, mereka membersihkan piring kotor bersama.

Setengah jam kemudian, Lavia pun langsung menuju ke kamarnya.

Rocco melihat kepergian Lavia itu dan dia menganggap Lavia bukanlah sebagai ancaman baginya karena Lavia hanya ingin mencari Sammy saja.

Rocco sudah menyelidiki tentang latar belakang Lavia.

Lavia adalah pewaris utama dari keluarga Xerxes -- salah satu pengusaha yang cukup terpandang dan kaya di Birmingham.

Sebelumnya Lavia berkuliah di Australia dan kematian kakeknya membuat dirinya putus kuliah.

Rocco juga tahu bahwa Sammy tak mendapatkan sepersen pun warisan dari sang kakek dan Rocco akan menyelidiki lebih jauh hal itu nanti.

Rocco cukup sibuk dengan pekerjaan kantornya dan akan pergi ke Dubai minggu depan. Setidaknya untuk saat ini dia sudah memastikan bahwa Lavia bukanlah ancaman baginya.

Rocco bahkan memiliki sebersit rencana akan memanfaatkan Lavia untuk menghadapi Maryla yang cukup mengganggunya.

*

Rocco masuk ke kamarnya dan di saat itu juga ponselnya berbunyi.

Dia mengangkat teleponnya karena itu adalah panggilan dari ayahnya.

"Halo, Dad," sahut Rocco.

"Siapa wanita yang tinggal bersamamu?" tanya Damon.

"Daddy pasti sudah menyelidikinya, bukan?" tanya Rocco tersenyum.

"Lalu sampai kapan dia akan tinggal di sana?" tanya Damon.

"Setelah aku menemukan Sammy," jawab Rocco.

"Lalu apa yang kau tunggu? Kau seakan mengulur waktu untuk menahannya di sana. Kau bisa mencari Sammy hanya dalam waktu sehari saja," tanya Damon lagi.

"Aku sibuk, Dad. Minggu depan aku akan ke Dubai bersama daddy, bukan? Jadi banyak yang harus kupersiapkan," dalih Rocco.

Damon tertawa mendengar hal itu.

"Banyak sekali alasanmu. Apa kau tertarik padanya?" tanya Damon.

Kini Rocco yang tertawa mendengar ucapan sang daddy.

"Aku tak se-playboy itu, Dad. Come on ..." sahut Rocco.

"Who knows?" sahut Damon.

"Dia akan bekerja di perusahaan," jawab Rocco.

"Untuk apa? Dia mau menetap di Amerika?" tanya Damon.

"Dia akan menjadi sekretarisku sementara. Setidaknya hanya dia yang bisa menghadapi Mary," jawab Rocco.

"Jadi itu alasanmu?" tanya Damon lagi.

"Aku memberinya pekerjaan sekaligus memberinya kesempatan untuk mencari keberadaan Sammy sendiri melalui pegawai kantor yang dikenal Sammy. Kami sama-sama bisa saling memanfaatkan, bukan?" sahut Rocco.

"Kau cukup memecat Maryla jika dia sudah terlalu mengganggumu," kata Damon.

"Aku masih memberinya kesempatan untuk tak mengurusi urusanku lagi tanpa membuat keributan. Daddy tahu sendiri kan, bahwa aku tak suka keributan apalagi yang berhubungan dengan wanita," jawab Rocco.

"Tampaknya badboy tampan nan tengil ini sudah mulai berjalan lurus," ucap Damon.

"Fokusku hanya pada pekerjaan saja, Dad. Aku akan langsung menikah saja nanti ketika sudah menemukan wanita yang tepat. Tak perlu berpacaran karena aku sudah terlalu malas untuk melakukan hal-hal seperti itu," jawab Rocco.

"Daddy dan mommy tak pernah menyuruhmu untuk cepat menikah, Son. Jangan asal memilih wanita karena kau akan hidup bersamanya seumur hidupmu," sahut Damon.

"Hmm, aku tahu itu. Seperti mommy dan daddy. I love you both," kata Rocco tersenyum.

Terpopuler

Comments

Maya Lara Faderik

Maya Lara Faderik

secara kebetulan aku memilih UTK membacanya rupanya anak violet dan Damon

2025-01-26

0

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

wah wah anak Demon rupanya.. 😍

2024-09-28

0

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

saling memanfaatkan ye🤣🤣🤣

2024-09-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!