LAVCO 2
Lavia keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menuju ruang makan.
Dia berjalan sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan di dalam apartemen mewah itu.
Lavia membenarkan letak kacamatanya dan kemudian duduk di depan Rocco.
"Berapa umurmu?" tanya Rocco.
"23 tahun," jawab Lavia sedikit menunduk dan kembali membenarkan letak kacamatanya yang membuat hidung mancungnya terasa tak nyaman.
"Makanlah," ucap Rocco.
Lavia mengangguk dan tersenyum.
Lavia yang memang sedang sangat lapar, langsung mengambil makanan itu dan memakannya dengan sangat lahap.
Tak ada obrolan di antara mereka dan Rocco hanya mengawasi gadis culun yang sedang lahap menyantap makan malamnya.
Setelah makan malam selesai, Lavia membereskan semua piring kotor dan memasukkannya ke dalam mesin cuci piring.
"Biar aku saja," ucap Lavia pada Rocco ketika Rocco akan membersihkan meja makannya.
"Kau tak punya pelayan?" tanya Lavia sembari mengelap meja makan minimalis itu.
"Punya, hanya saja dia datang seminggu tiga kali saja," jawab Rocco.
Lavia mengangguk dan kerja dengan cekatan.
"Sammy tak pernah menceritakan tentangmu," ucap Rocco.
Ucapan Rocco membuat Lavia berhenti melakukan pekerjaannya.
"Kami tinggal terpisah dan aku tinggal bersama kakek, jadi hubungan kami tak terlalu dekat," jawab Lavia.
"Maksudku, dia tak pernah mengatakan nama adik perempuannya. Dia hanya menceritakan bahwa meskipun kalian tak berhubungan dekat tapi dia selalu mengirimimu uang bulanan untuk berbelanja," ucap Rocco.
Lavia masih melihat ke arah Rocco.
"Dia bekerja di mana? Dia tak pernah mengatakan padaku di mana dia bekerja," kata Lavia.
"Di perusahaanku," jawab Rocco.
"Lalu dia mengundurkan diri?" tanya Lavia.
"Ya, dia berhenti dan mengatakan ingin pulang ke Inggris karena tak mau meninggalkan kau sendirian lagi," jawab Rocco.
"Dia tak pulang ke Inggris," ucap Lavia.
"Kau yakin?" tanya Rocco.
Lavia mengangguk.
"Sejak kapan kalian berteman?" tanya Lavia.
"Setahun yang lalu," jawab Rocco.
"Kalian berteman dekat?" tanya Lavia lagi.
"Tak terlalu. Tapi dia pegawai yang cukup cekatan, itulah alasanku menerimanya bekerja di perusahaanku. Aku cukup mengenalnya dan dia tak terlalu banyak bicara," sahut Rocco.
Lavia mengangguk dan melanjutkan lagi pekerjaannya.
"Aku akan ke kamarku dulu," ucap Rocco.
Lavia mengangguk dan tersenyum.
Rocco kembali ke kamarnya, sedangkan Lavia masih berada di dapur.
Kini pandangannya mulai menerawang seakan sedang memikirkan sesuatu.
Hingga bunyi bel membuat lamunannya buyar.
Lavia menuju ke arah pintu dan membukanya.
Seorang wanita dress mininya tampak terlihat di depan pintu.
"Kau siapa?" tanya wanita muda itu.
"Aku Lavia," jawab Lavia.
"Maksudku kau siapa? Apakah kau pelayan baru di apartemen Rocco?" tanya wanita itu lagi.
Lavia hanya menggeleng.
"Lalu siapa kau? Kau penyusup?" tanya wanita itu dengan mengerutkan keningnya.
"Dia adik Sammy," sahut Rocco yang sudah ada di belakang Lavia.
Lavia meminggirkan tubuhnya dan agak mundur.
"Adik Sammy? Wanita culun ini?" kata wanita itu dengan tatapan merendahkan.
Lavia mundur dan berbalik masuk kembali ke dalam apertemen.
"Ada apa kau ke sini?" tanya Rocco.
"Teman-teman kita akan ke club. Kau tak ikut?" tanya wanita yang ada di depan Rocco.
"Tidak, besok daddy akan datang, jadi aku harus mempersiapkan semua laporan perusahaan," jawab Rocco tanpa mempersilahkan wanita itu masuk.
"Kau tak menyuruhku masuk, Rocco?" tanya wanita itu lagi.
"Tidak, Kim. Aku sangat sibuk malam ini jadi pergilah," jawab Rocco dan menutup pintu itu.
"Hei, kau mengusirku?" sahut Kim dari luar.
Rocco tak mempedulikannya dan masuk kembali ke apartemennya.
Rocco tak melihat Lavia dan mungkin sudah masuk ke dalam kamarnya.
*
Lavia membuka semua pakaian longgarnya itu dan merebahkan dirinya di atas ranjang.
"Aku harus mencarinya," gumam wanita bermata biru itu.
"Aku akan tinggal di sini sampai aku menemukannya. Cukup mudah mengelabui pria itu sepertinya." Lavia bermonolog.
Lavia beranjak dari ranjang dan mennggelung rambut panjangnya yang indah kemudian menuju kamar mandi yang terlihat mewah itu.
Dia membuka semua pakaiannya dan mengisi bath tubnya dengan air penuh sabun. Lavia ingin berendam di air hangat agar rasa lelahnya berkurang.
Setelah bath tub terisi penuh, Lavia pun masuk ke dalamnya.
"Aaaahhh ... nyaman sekali," gumam Lavia sembari memejamkan matanya.
"Pintar sekali dia mencari teman yang kaya raya. Aku yakin dia pasti memanfaatkan semua teman konglomerat-nya untuk mendapatkan keuntungan dan pastinya uang," gumam Lavia lagi.
"Kali ini kau memilih musuh yang salah, Sammy," bisik Lavia menyunggingkan senyumnya.
*
Sinar matahari pagi belum terlihat, tapi Lavia sudah bangun dan membersihkan semua sudut apartemen Rocco.
Lavia bahkan memasak makan pagi untuk Rocco. Jus buah pun sudah tersedia di atas meja.
Rocco yang baru keluar dari kamarnya, melihat apartemennya sudah sangat bersih dan meja makannya sudah penuh makanan.
Rocco mengambil jus buah di atas meja dan meminumnya.
Pria itu tak melihat Lavia di sana dan mendengar suara di ruangan loundry.
Rocco berjalan menuju ruangan itu dan melihat Lavia sedang mencuci semua pakaian kotor milik Rocco.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Rocco.
"Kau sudah mengizinkanku tinggal di sini, jadi aku akan membantumu membereskan apartemen ini karena aku tak punya uang untuk membayarmu," jawab Lavia sembari membenarkan kacamatanya yang tampak selalu mengganggunya.
Rocco tertawa mendengar itu.
"Aku sudah punya pelayan, jadi keluarlah dari sana. Aku tak akan menarik bayaran darimu karena menumpang di sini," jawab Rocco.
"A-aku merasa tak enak jika tak melakukan apa pun," kata Lavia.
Rocco tersenyum dan menarik tangan Lavia.
"Ayo kita makan pagi bersama," ucap Rocco.
Lavia mengangguk dan mengikuti langkah Rocco kemudian melepas tangan Rocco yang memegang pergelangan tangannya.
"Apakah kau kedinginan?" tanya Rocco.
"Tidak," jawab Lavia.
"Kau selalu menggunakan kaos kaki sejak kemarin," kata Rocco.
"I-ini karena aku sudah terbiasa memakainya. Aku suka jika kakiku terasa hangat," jawab Lavia.
"Kebiasaan di Inggris?" tanya Rocco.
"Ya, aku tinggal di peternakan jadi aku terbiasa memakai kaos kaki," jawab Lavia seadanya.
Rocco hanya mengangguk dan berjalan ke arah meja makan.
Lalu mereka berdua pun makan pagi bersama.
"Nanti aku akan ke perusahaan, kau tak masalah kutinggal sendirian di sini, kan?" tanya Rocco.
"Bolehkah aku ikut ke perusahaan?" tanya Lavia.
Rocco melihat ke arah Lavia.
"Aku ingin bertanya pada teman-teman Sammy dan mencari tahu tentang dia," lanjut Lavia.
"Aku yang akan mencarinya nanti," jawab Rocco.
"Kau bisa mencarinya?" tanya Lavia.
"Ya, itu hal yang mudah bagiku," jawab Rocco.
"Jika kau sudah menemukannya, langsung beritahukan padaku dan jangan mengatakan apa pun pada Sammy tentang diriku. Dia akan menghindariku jika kau mengatakannya terlebih dulu. Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari kakek sebelum kakek meninggal kemarin," kata Lavia.
"Kakekmu baru meninggal?" tanya Rocco.
Lavia mengangguk. "Dan Sammy sama sekali tak menghubungi kami meskipun tahu kabar itu," jawab Lavia.
Rocco hanya mengangguk seakan mengerti apa yang terjadi pada keluarga mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
marini
imut kali visual Rocco 😍😍😍 cantiknya Lavia 🥰🥰🥰
2025-03-30
0
iis nurhayati
rocco ganteng tenan
2024-09-17
0
Denisya putri
behh. visual nya mantapp bgt yg cerita ini
2024-07-28
0