LavCo 4
"Kau berpura-pura bodoh?" tanya Maryla.
Lavia melihat heran pada Maryla.
"Rocco Robert maksudmu? Maaf, aku lupa dengan nama itu. Aku tak mengingatnya sama sekali," ucap Lavia.
Maryla tertawa sinis melihat ke arah Lavia yang menurutnya penuh dengan kepura-puraan.
"Nona, aku akan keluar sebentar," kata Rosa.
"Baiklah, Bibi," ucap Lavia tersenyum.
Lalu Rosa keluar dari apartemen lalu Lavia melihat ke arah Maryla kembali.
"Pulanglah, aku tak punya urusan sama sekali denganmu," ucap Lavia dan berbalik masuk ke dalam tapi Maryla menahan tangannya dan menariknya kasar hingga jaket rajut Lavia terbuka.
"Apa yang kau lakukan?" kata Lavia menangkis tangan Maryla.
"Keluar dari sini karena kau memiliki maksud terselubung pada Rocco," jawab Maryla memandang tajam pada Lavia.
"Kau siapa? Pacarnya?" tanya Lavia dengan wajah mengejek.
"Bukan urusanmu. Tapi aku tak akan membiarkanmu mendekatinya," jawab Maryla semakin mencengkeram tangan Lavia.
Lavia menghadap ke arah Maryla lalu mencekik lehernya dengan tangan kanannya dan membuat Maryla memundurkan langkahnya hingga tubuhnya jatuh di atas sandaran sofa.
"Jangan mengusikku, Orang asing. Kita tak saling mengenal dan jangan memancing setan di dalam tubuhku untuk keluar menyerangmu," ucap Lavia dengan nada dingin.
Lalu Lavia mendengar pintu akan terbuka dan dia menjatuhkan dirinya hingga kepalanya terkena meja kaca.
Lavia tetap memegang tangan Maryla dan membuat posisi Maryla berada di atas tubuh Lavia.
"Apa yang anda lakukan???" ucap Bibi Rosa yang baru saja masuk ke dalam apartemen.
Wanita itu panik melihat Lavia yang jatuh di dekat meja dengan ditindih tubuh Maryla.
Rosa dengan spontan mendorong tubuh Maryla dan membuat Maryla tersungkur ke atas karpet.
"Keluar dari sini atau aku akan memanggil security!!" teriak Rosa sembari membantu Lavia bangun.
Lavia tersenyum tipis sembari melihat ke arah Maryla.
"Kau benar-benar licik," kata Maryla.
"Anda tidak apa-apa, Nona?" tanya Rosa memegang kepala Lavia.
"Aku tak apa-apa, Bibi. Aku tak mengenal wanita ini dan dia menyerangku. Aku takut, Bi," ucap Lavia sembunyi di balik punggung Rosa.
Maryla melihat heran pada sikap Lavia yang dibuat-buat.
"Keluar dari sini sekarang juga!!" bentak Rosa sekali lagi.
Maryla tampak marah dan kesal lalu keluar dari apartemen Rocco.
Lalu Rosa memeriksa kepala samping Lavia yang tadi terbentur meja.
"Aaawwh ..." teriak Lavia pelan ketika merasa kepalanya sedikit nyeri.
"Ini sedikit bengkak. Tunggu, bibi ambilkan obat dulu," ucap Rosa.
Lalu Rosa menuju ke ruangan dalam untuk mengambil obat.
Lavia mengedarkan pandangannya di area langit-langit apartemen untuk mencari CCTV.
Tapi dia tak menemukan CCTV sama sekali di sana.
"Apartemen semewah ini tak ada CCTV sama sekali?" gumam Lavia heran.
"Tapi syukurlah kalau begitu," ucap Lavia dan menuju ke arah sofa ruang tengah yang berada di dekat balkon.
Lavia duduk di sana dan menunggu Rosa.
*
*
"Aku harus mengatakan hal ini pada Rocco. Wanita itu jelas-jelas punya maksud terselubung pada Rocco," gumam Maryla di dalam mobilnya.
Setibanya di perusahaan, Maryla menemui Rocco. Tadi pagi dia bertemu supir pribadi Rocco dan pria itu menceritakan tentang Lavia.
Maryla berjalan cepat ke arah ruangan Rocco dan membuka pintunya.
"Ada apa?" tanya Rocco ketika melihat Maryla.
"Dia bukan adik Sammy, Rocco," ucap Maryla.
Rocco tak menanggapinya dan hanya diam melihat Maryla.
"Aku tadi ke apartemenmu dan menemui wanita itu. Dia bukan Becca, Rocco," kata Maryla.
Rocco masih tak menjawab.
"Rocco!! Jawablah!! Mengapa kau begitu mudahnya memasukkan wanita asing ke apartemenmu? Kau sangat ceroboh, Rocco!!" ucap Maryla emosi karena Rocco masih tak menanggapinya.
"Apakah itu urusanmu, Mary?" tanya Rocco datar.
"A-apa maksudmu? Kau memasukkan orang asing yang tak kau tahu siapa dia sebenarnya," jawab Maryla heran dengan tanggapan Rocco.
"Apa porsimu memasuki urusan pribadiku? Kau hanya pegawai di perusahaan ini dan aku adalah atasanmu. Siapa yang menyuruhmu menemuinya ke apertemenku dan menemuinya?" tanya Rocco.
Maryla terdiam karena ucapan Rocco itu.
"Hubungan kita pernah dekat dan aku hanya memberi peringatan padamu untuk berhati-hati pada perempuan penipu itu. Dia pasti punya rencana jahat padamu," ucap Maryla.
"Kita hanya teman kuliah, bukan teman dekat ataupun kekasih. Aku membiarkanmu untuk tetap bekerja di perusahaan ini karena masih menghormati ayahmu. Jadi jangan campuri urusan pribadiku lagi. Lavia bukan urusanmu dan aku yang memutuskan siapa yang boleh masuk ke apartemenku. Kau sudah kularang ke sana dan itu artinya kau melanggar perintahku," kata Rocco.
"Apa salahku padamu? Hanya karena aku yang membuat kau mengetahui kebusukan Linda padamu dulu?" tanya Maryla.
"Sampai kapan kau akan terus menempel padaku seperti parasit, Mary? Aku tak akan pernah tertarik padamu dan tolong jangan pernah mendekati orang-orang yang berada di sekitarku lagi termasuk Lavia. Kesabaranku ada batasnya dan aku tak segan-segan memecatmu jika kau tetap mencampuri urusanku," kata Rocco.
Maryla terbungkam dengan kata-kata tajam yang dilontarkan oleh Rocco.
Maryla sudah terobsesi dengan Rocco sejak remaja ketika ayah Maryla masih bekerja di perusahaan ayah Rocco -- Damon Robert.
Dan hal itu membuat Maryla mendekati Rocco dengan berbagai macam cara sampai masuk ke dalam universitas yang sama dengan Rocco.
Hubungan Rocco dan mantan-mantan kekasihnya tak ada yang pernah berjalan langgeng akibat ulah Maryla.
Hingga Rocco akhirnya akan bertunangan dengan seorang wanita bernama Linda. Tapi hal itu juga digagalkan oleh Maryla ketika wanita itu mengatakan bahwa Linda berselingkuh dan menyebar foto Linda bersama seorang pria di depan keluarga besar Robert.
Hal itu membuat hubungan Linda dan Rocco akhirnya hancur meskipun Linda bersumpah bahwa dia tak pernah berselingkuh. Sayangnya sang pria dalam foto itu sempat bercinta dengan Linda akibat mereka berdua mabuk bersama di sebuah club.
Rocco tahu bahwa itu akal busuk Maryla untuk menjebak Linda. Tapi di lain sisi, Rocco juga kecewa pada Linda karena Linda dengan mudahnya dirayu oleh pria tampan yang baru saja dikenalnya dalam semalam hingga melakukan hubungan one night stand dengan pria yang berprofesi sebagai model itu.
"Keluarlah dari ruanganku karena aku sangat sibuk," ucap Rocco dan kembali memeriksa pekerjaannya yang belum selesai.
"Dengarkan aku sekali ini saja, Rocco. Dia wanita yang sangat licik karena tadi dia mencekikku," sahut Maryla keras kepala.
"KELUAR!!" teriak Rocco yang sudah muak dengan sikap Maryla yang menurutnya semakin lama semakin gila padanya.
"KELUAR ATAU AKAN KUPECAT KAU SEKARANG JUGA!!" teriak Rocco lagi yang sudah tak tahan dengan sikap posesif Maryla pada dirinya.
Maryla akhirnya berbalik pergi karena dia tak pernah melihat Rocco semarah ini padanya. Dia tak ingin Rocco memecatnya yang akan membuatnya tak bisa melihat Rocco lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
muka boleh kalem, tapi soal ucapan boleh di acungi jempol 👍👌👌
2024-09-03
2
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 Ney Maniez ❤
harus bs jadi apapun,, fleksibel
2024-08-13
0
Duyah 🎨
karakter calon mantu keluarga robert 🤣
2024-06-24
1