"Kak, kakak ada masalah?" Tanya Adetra dengan khawatir.
"Aku akan menikah." Jawab Nara dengan tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya dengan sedih.
Saking terkejutnya Adetra berteriak. "Apa? tapi kakak masih sekolah, perjalanan hidup kakak masih panjang, kenapa memilih menikah muda?" Merasa kecewa dengan pilihan Nara.
"Begitu banyak masalah dalam hidupku, kepergian orang tua membuat aku harus berfikir lebih dewasa, ditambah kebencian tante yang selalu membuat aku kesulitan, jika aku keluar dari rumah itu aku bisa bebas menjalankan hidupku." Jawab Nara dengan lirih
Adetra memeluk nara dengan erat dan berusaha untuk menghibur dan menenangkannya walaupun perjalanan hidup setiap orang berbeda.
"Padahal aku ingin menjodohkan kakak dengan kakakku, tapi siapa calon kakak? apa kakak udah punya pacar?" Adetra kembali bertanya dengan tatapan mata yang penuh dengan kehangatan.
"Ya aku punya pacar. "
"Ya semoga kakak hidup bahagia." Dengan penuh harapan, nara hanya tersenyum tipis saja.
"Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku hanya nikmat kontrak, tidak semudah itu aku mengatakan semua kepada adetra." Ucapan nara didalam hatinya.
"Itu bukankah nona nara bersama nona adetra?" Huzaifi hanya melihat sekilas saja.
"Biarkan saja." Tampa memperdulikan orang disekitarnya.
"Bukankah kita tadi sudah mengantar kerumahnya? apa terjadi sesuatu setelah kita pergi?" Sekretaris Hans kembali bertanya seperti ada yang aneh.
"Biarkan saja, lagi pula sebentar lagi dia juga akan keluar dari rumah itu." Ujar huzaifi dengan dingin
Sekretaris hans hanya menggeleng pasrah melihat sikap dingin atasannya yang tidak memiliki belas kasih kepada nara.
"Antarkan aku pulang setelah itu kamu boleh pulang. " Titah huzaifi sambil memijat kepalanya.
"Baik pak. " Sesekali huzaifi melirik keluar jendela mobil melihat nara yang berjalan bersama adetra.
"Bunda, kenapa kak nara belum pulang ya?" Tanya bintang dengan rasa hawatir.
"Bunda suruh pergi, lagian nggak ada ayah, bunda lagi males lihat wajah dia." Jawab bunda sambil memainkan handphonenya.
"Tapi bun, kak nara pasti kesulitan, kasihan kak nara." Keluh bintang kepada bunda merasa kasian terhadap Nara.
"Udah kamu diam aja." Bentar bunda dengan marah lalu pergi begitu saja tanpa melihat bintang yang menghawatirkan nara.
Setelah selesai makan, adetra membawa nara pulang bersama dengannya, karena ini adalah pertama kalinya membawa teman sekelasnya pulang kerumah.
"Assalamualaikum mah, pah." Sapa Adetra sambil mencium tangan kedua orang tuanya
"Wa'alaikum salam, kamu sudah pulang?" Mamah menyambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Mah, aku bawa teman kerumah namanya kak nara. " Adetra memperkenalkan nara kepada kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum om, tante" Sapa Nara sambil mencium tangan kedua orang tua adetra.
"Wa'alaikum salam." Jawab kedua orang tuanya Adetra dengan ramah
"Kalian sudah makan malam?" Tanya mamah dengan lembut
"Udah mah." Adetra menjawab dengan manja.
"Ya sudah, kamu bawa teman kamu ke kamar untuk istirahat." Titah papah.
"Iya pah, ayo kak " Adetra memegang tangan nara untuk ikut kekamarnya, nara melihat adetra yang tulus membantunya.
"Oh iya de, mamah lupa, akhir pekan ini kamu luangkan sedikit waktu ya." Pinta mamah penuh harapan.
"Kenapa mah? apa ada acara keluarga?" Adetra bertanya dengan rasa penasaran.
"Kita akan bertemu keluarga pacar kakak kamu untuk pertunangannya."
"Hah,,,,, serius mah?" Terkejut tak percaya.
"Iya." Jawab mamah meyakinkan.
"Ha... okeh. " Masih tidak percaya.
Adetra masih diam tak bergerak seolah menjadi patung, rasa penasarannya membuat dirinya ingin segera bertemu calon istri kakaknya.
"Ada apa? apa begitu serius sampai kamu terkejut begitu?" Adetra hanya menghela nafas panjang mendengar pertanyaan Nara.
"Kita ke kamar dulu aja deh, nanti aku ceritakan." Adetra membuka pintu kamar bersiap loncat ke kasur untuk beristirahat.
"Kenapa diam di pintu kak, mari masuk." Adetra kembali mendekati nara dan membawanya untuk duduk di kasur.
"Kakak enggak perlu sungkan, anggap aja rumah sendiri." Dengan tersenyum lebar sedangkan nara hanya bisa melihat kehangatan yang didapatkan dari orang yang baru dikenalnya.
"Semoga keluarga pria itu sebaik keluarga adetra" Nara berharap di dalam hati.
Karena didalam kamar hanya dia dan Adetra, Nara membuka hijabnya terlihat jelas rambut panjang nara yang tergerai menutupi punggungnya. "Wah, rambut kakak panjang ya." Terpesona.
"Ya karena papah ngelarang aku untuk memotong rambut, baginya rambut wanita itu adalah mahkota. " Ujar Nara dengan tersenyum.
"Kalau gitu aku harus mulai memanjangkan rambut ku." Dengan semangat.
"Itu bagus. " Dengan tersenyum tipis.
"Hah...." Menghela nafas panjang.
"Kamu kenapa?"
"Aku penasaran siapa calon iparku, aku berharap dia sebaik kakak dan kak tiara." Pintanya dengan penuh harapan.
"Semoga dia lebih baik dari yang ada di bayanganmu." Adetra hanya tersenyum mendengar perkataan nara.
"Adetra dimana mah?" Tiba-tiba huzaifi datang tiba-tiba.
"Ada dikamar bareng temennya, untuk pertama kalinya dia bawa teman sekelasnya kerumah, tapi kamu tumben kerumah lagi?" Penuh dengan keheranan.
"Huzaifi juga anak mamah masak nggak boleh pulang"
"Karena kamu jarang pulang, makanya mamak kamu seperti itu, lagi pula kamu baru dari sini," Tambah papahnya dengan sedikit penasaran.
"Ya pah, ada berkas yang tertinggal dikamar, pah mah huzaifi mau lihat adetra dulu di kamarnya." Huzaifi lahan perlahan menuju kamar adetra, semua sudah seperti yang ada dipikirannya, nara akan kerumahnya bersama adetra.
Setelah didepan pintu yang sedikit terbuka huzaifi mengetuk pintu kamar. "De." Panggilnya dengan menatap adetra, dengan terkejut nara reflek menutup rambutnya dengan selimut agar tidak terlihat oleh huzaifi.
"Kamu.?" nara menunjuk huzaifi dengan terkejut penuh tanya namun sebaiknya huzaifi hanya diam saja.
"Kakak kenal kak huzaifi?" Tanya Adetra dengan bingung.
"Di.. dia." Nara melihat huzaifi sesekali melihat Adetra dengan ragu.
"Nara pacar ku dan akan menjadi kakak ipar kamu." Saking terkejutnya adetra terperangah mendengar penjelasan dari kakaknya, disisi lain nara malu dan menutupi wajahnya dengan selimut.
"Kamu nggak boleh mempersulit nara disekolah." Pintanya dengan santai tanpa ada ekspresi lalu pergi begitu saja.
"Hei kak, jadi kamu ngapain ke kamar ku?" Teriak Adetra bertanya.
"Hanya melihat kondisi kamu." Berbalik melihat adetra dan nara yang masih bersembunyi di dalam selimut lalu pergi.
Setelah huzaifi pergi dari kamarnya, adetra melihat nara yang masih bersembunyi dibalik selimut.
"Kakak pacar kak huzaifi tapi aku nggak tau?" Adetra bertanya dengan kecewa berat.
"Tunggu jadi yang kakak ceritakan tadi kak huzaifi?" Adetra kembali bertanya dengan kesal.
"Maaf, aku nggak tau kalau dia kakak kamu, ceritanya panjang, aku nggak tau harus cerita dari mana. " Nara menjawab dengan bingung.
"Ceritakan dari awal pertemuan kakak, tenang aja aku ada di pihak kakak, karena aku meragukan kak huzaifi, dia itu masih berlarut didalam kesedihannya karena kepergian tunangannya." Ucap Adetra yang tidak yakin dengan huzaifi walaupun status mereka adalah adik kakak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments