eps 5 Dia saudara Adetra

"Kak, kakak ada masalah?" Tanya Adetra dengan khawatir.

"Aku akan menikah." Jawab Nara dengan tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya dengan sedih.

Saking terkejutnya Adetra berteriak. "Apa? tapi kakak masih sekolah, perjalanan hidup kakak masih panjang, kenapa memilih menikah muda?" Merasa kecewa dengan pilihan Nara.

"Begitu banyak masalah dalam hidupku, kepergian orang tua membuat aku harus berfikir lebih dewasa, ditambah kebencian tante yang selalu membuat aku kesulitan, jika aku keluar dari rumah itu aku bisa bebas menjalankan hidupku." Jawab Nara dengan lirih

Adetra memeluk nara dengan erat dan berusaha untuk menghibur dan menenangkannya walaupun perjalanan hidup setiap orang berbeda.

"Padahal aku ingin menjodohkan kakak dengan kakakku, tapi siapa calon kakak? apa kakak udah punya pacar?" Adetra kembali bertanya dengan tatapan mata yang penuh dengan kehangatan.

"Ya aku punya pacar. "

"Ya semoga kakak hidup bahagia." Dengan penuh harapan, nara hanya tersenyum tipis saja.

"Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku hanya nikmat kontrak, tidak semudah itu aku mengatakan semua kepada adetra." Ucapan nara didalam hatinya.

"Itu bukankah nona nara bersama nona adetra?" Huzaifi hanya melihat sekilas saja.

"Biarkan saja." Tampa memperdulikan orang disekitarnya.

"Bukankah kita tadi sudah mengantar kerumahnya? apa terjadi sesuatu setelah kita pergi?" Sekretaris Hans kembali bertanya seperti ada yang aneh.

"Biarkan saja, lagi pula sebentar lagi dia juga akan keluar dari rumah itu." Ujar huzaifi dengan dingin

Sekretaris hans hanya menggeleng pasrah melihat sikap dingin atasannya yang tidak memiliki belas kasih kepada nara.

"Antarkan aku pulang setelah itu kamu boleh pulang. " Titah huzaifi sambil memijat kepalanya.

"Baik pak. " Sesekali huzaifi melirik keluar jendela mobil melihat nara yang berjalan bersama adetra.

"Bunda, kenapa kak nara belum pulang ya?" Tanya bintang dengan rasa hawatir.

"Bunda suruh pergi, lagian nggak ada ayah, bunda lagi males lihat wajah dia." Jawab bunda sambil memainkan handphonenya.

"Tapi bun, kak nara pasti kesulitan, kasihan kak nara." Keluh bintang kepada bunda merasa kasian terhadap Nara.

"Udah kamu diam aja." Bentar bunda dengan marah lalu pergi begitu saja tanpa melihat bintang yang menghawatirkan nara.

Setelah selesai makan, adetra membawa nara pulang bersama dengannya, karena ini adalah pertama kalinya membawa teman sekelasnya pulang kerumah.

"Assalamualaikum mah, pah." Sapa Adetra sambil mencium tangan kedua orang tuanya

"Wa'alaikum salam, kamu sudah pulang?" Mamah menyambutnya dengan penuh kasih sayang.

"Mah, aku bawa teman kerumah namanya kak nara. " Adetra memperkenalkan nara kepada kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum om, tante" Sapa Nara sambil mencium tangan kedua orang tua adetra.

"Wa'alaikum salam." Jawab kedua orang tuanya Adetra dengan ramah

"Kalian sudah makan malam?" Tanya mamah dengan lembut

"Udah mah." Adetra menjawab dengan manja.

"Ya sudah, kamu bawa teman kamu ke kamar untuk istirahat." Titah papah.

"Iya pah, ayo kak " Adetra memegang tangan nara untuk ikut kekamarnya, nara melihat adetra yang tulus membantunya.

"Oh iya de, mamah lupa, akhir pekan ini kamu luangkan sedikit waktu ya." Pinta mamah penuh harapan.

"Kenapa mah? apa ada acara keluarga?" Adetra bertanya dengan rasa penasaran.

"Kita akan bertemu keluarga pacar kakak kamu untuk pertunangannya."

"Hah,,,,, serius mah?" Terkejut tak percaya.

"Iya." Jawab mamah meyakinkan.

"Ha... okeh. " Masih tidak percaya.

Adetra masih diam tak bergerak seolah menjadi patung, rasa penasarannya membuat dirinya ingin segera bertemu calon istri kakaknya.

"Ada apa? apa begitu serius sampai kamu terkejut begitu?" Adetra hanya menghela nafas panjang mendengar pertanyaan Nara.

"Kita ke kamar dulu aja deh, nanti aku ceritakan." Adetra membuka pintu kamar bersiap loncat ke kasur untuk beristirahat.

"Kenapa diam di pintu kak, mari masuk." Adetra kembali mendekati nara dan membawanya untuk duduk di kasur.

"Kakak enggak perlu sungkan, anggap aja rumah sendiri." Dengan tersenyum lebar sedangkan nara hanya bisa melihat kehangatan yang didapatkan dari orang yang baru dikenalnya.

"Semoga keluarga pria itu sebaik keluarga adetra" Nara berharap di dalam hati.

Karena didalam kamar hanya dia dan Adetra, Nara membuka hijabnya terlihat jelas rambut panjang nara yang tergerai menutupi punggungnya. "Wah, rambut kakak panjang ya." Terpesona.

"Ya karena papah ngelarang aku untuk memotong rambut, baginya rambut wanita itu adalah mahkota. " Ujar Nara dengan tersenyum.

"Kalau gitu aku harus mulai memanjangkan rambut ku." Dengan semangat.

"Itu bagus. " Dengan tersenyum tipis.

"Hah...." Menghela nafas panjang.

"Kamu kenapa?"

"Aku penasaran siapa calon iparku, aku berharap dia sebaik kakak dan kak tiara." Pintanya dengan penuh harapan.

"Semoga dia lebih baik dari yang ada di bayanganmu." Adetra hanya tersenyum mendengar perkataan nara.

"Adetra dimana mah?" Tiba-tiba huzaifi datang tiba-tiba.

"Ada dikamar bareng temennya, untuk pertama kalinya dia bawa teman sekelasnya kerumah, tapi kamu tumben kerumah lagi?" Penuh dengan keheranan.

"Huzaifi juga anak mamah masak nggak boleh pulang"

"Karena kamu jarang pulang, makanya mamak kamu seperti itu, lagi pula kamu baru dari sini," Tambah papahnya dengan sedikit penasaran.

"Ya pah, ada berkas yang tertinggal dikamar, pah mah huzaifi mau lihat adetra dulu di kamarnya." Huzaifi lahan perlahan menuju kamar adetra, semua sudah seperti yang ada dipikirannya, nara akan kerumahnya bersama adetra.

Setelah didepan pintu yang sedikit terbuka huzaifi mengetuk pintu kamar. "De." Panggilnya dengan menatap adetra, dengan terkejut nara reflek menutup rambutnya dengan selimut agar tidak terlihat oleh huzaifi.

"Kamu.?" nara menunjuk huzaifi dengan terkejut penuh tanya namun sebaiknya huzaifi hanya diam saja.

"Kakak kenal kak huzaifi?" Tanya Adetra dengan bingung.

"Di.. dia." Nara melihat huzaifi sesekali melihat Adetra dengan ragu.

"Nara pacar ku dan akan menjadi kakak ipar kamu." Saking terkejutnya adetra terperangah mendengar penjelasan dari kakaknya, disisi lain nara malu dan menutupi wajahnya dengan selimut.

"Kamu nggak boleh mempersulit nara disekolah." Pintanya dengan santai tanpa ada ekspresi lalu pergi begitu saja.

"Hei kak, jadi kamu ngapain ke kamar ku?" Teriak Adetra bertanya.

"Hanya melihat kondisi kamu." Berbalik melihat adetra dan nara yang masih bersembunyi di dalam selimut lalu pergi.

Setelah huzaifi pergi dari kamarnya, adetra melihat nara yang masih bersembunyi dibalik selimut.

"Kakak pacar kak huzaifi tapi aku nggak tau?" Adetra bertanya dengan kecewa berat.

"Tunggu jadi yang kakak ceritakan tadi kak huzaifi?" Adetra kembali bertanya dengan kesal.

"Maaf, aku nggak tau kalau dia kakak kamu, ceritanya panjang, aku nggak tau harus cerita dari mana. " Nara menjawab dengan bingung.

"Ceritakan dari awal pertemuan kakak, tenang aja aku ada di pihak kakak, karena aku meragukan kak huzaifi, dia itu masih berlarut didalam kesedihannya karena kepergian tunangannya." Ucap Adetra yang tidak yakin dengan huzaifi walaupun status mereka adalah adik kakak.

Episodes
1 eps 1 Bersama ayah
2 eps 2 Teman barunya
3 eps 3 Pertemuan pertama
4 eps 4 Meminta restu
5 eps 5 Dia saudara Adetra
6 eps 6 Aku tidak setuju
7 eps 7 Hanya dia yang bisa
8 eps 8 Solusi dari Nara
9 eps 9 Belajar memanggil mamah
10 eps 10 Drama dari bintang
11 eps 11 Tes DNA
12 eps 12 Memberi semangat untuk ayah
13 eps 13 Sebatas teman
14 Eps 14 Kejadian malam itu
15 eps 15 Bermuka dua
16 eps 16 Bekal makan siang
17 eps 17 Cemburu
18 eps 18 Sah
19 eps 19 tinggal bersama
20 eps 20 Nomor asing
21 eps 21 Seorang kakak
22 eps 22 Kebenaran
23 eps 23 Kecemburuan huzaifi
24 eps 24 Curhatan Adetra
25 eps 25 Dinding yang dingin
26 eps 26 Ciuman bayangan
27 eps 27 Berbahaya
28 eps 28 Senam jantung
29 eps 29 Klarifikasi
30 eps 30 Bertemu laki-laki lain
31 eps 31 Akhirnya
32 eps 32 Untuk nara
33 eps 33 Permintaan Reyhan
34 eps 34 Bertemu dengan rifaldi
35 eps 35 Kekanakan.
36 eps 36 Melarikan diri
37 eps 37 Kebohongan
38 eps 38 Kebohongan part 2
39 eps 39 Keputusan
40 eps 40 Pernyataan nara
41 eps 41 Kondisi nara.
42 eps 42 Awal mula serangan panik
43 eps 43 Pembantu
44 eps 44 Kegelisahan Rifaldi
45 eps 45 Mangga muda
46 eps 46 Kembali bersama nya
47 eps 47 Kedatangan polisi
48 eps 48 Ditahan
49 eps 49 Hanya Reyhan
50 eps 50 Sidang pertama
51 eps 51 Keputusan akhir
52 eps 52 Melepaskannya
53 eps 53 Permintaan terakhir
54 eps 54 Hanya mimpi
55 eps 55 merindukannya
56 eps 56 kebenaran.
57 eps 57 Cantika atau Nara
58 eps 58 Bertemu kembali
59 eps 59 Dia bukan papah
60 eps 60 Kecewa
61 eps 61 Perjuangan nara
62 eps 62 Orang tersakiti
63 eps 63 Pernikahan
64 eps 64 Kesempatan kedua
65 eps 65 Kebimbangan rifaldi
66 eps 66 Cinta bintang yang sepihak
67 Pengumuman
68 67
Episodes

Updated 68 Episodes

1
eps 1 Bersama ayah
2
eps 2 Teman barunya
3
eps 3 Pertemuan pertama
4
eps 4 Meminta restu
5
eps 5 Dia saudara Adetra
6
eps 6 Aku tidak setuju
7
eps 7 Hanya dia yang bisa
8
eps 8 Solusi dari Nara
9
eps 9 Belajar memanggil mamah
10
eps 10 Drama dari bintang
11
eps 11 Tes DNA
12
eps 12 Memberi semangat untuk ayah
13
eps 13 Sebatas teman
14
Eps 14 Kejadian malam itu
15
eps 15 Bermuka dua
16
eps 16 Bekal makan siang
17
eps 17 Cemburu
18
eps 18 Sah
19
eps 19 tinggal bersama
20
eps 20 Nomor asing
21
eps 21 Seorang kakak
22
eps 22 Kebenaran
23
eps 23 Kecemburuan huzaifi
24
eps 24 Curhatan Adetra
25
eps 25 Dinding yang dingin
26
eps 26 Ciuman bayangan
27
eps 27 Berbahaya
28
eps 28 Senam jantung
29
eps 29 Klarifikasi
30
eps 30 Bertemu laki-laki lain
31
eps 31 Akhirnya
32
eps 32 Untuk nara
33
eps 33 Permintaan Reyhan
34
eps 34 Bertemu dengan rifaldi
35
eps 35 Kekanakan.
36
eps 36 Melarikan diri
37
eps 37 Kebohongan
38
eps 38 Kebohongan part 2
39
eps 39 Keputusan
40
eps 40 Pernyataan nara
41
eps 41 Kondisi nara.
42
eps 42 Awal mula serangan panik
43
eps 43 Pembantu
44
eps 44 Kegelisahan Rifaldi
45
eps 45 Mangga muda
46
eps 46 Kembali bersama nya
47
eps 47 Kedatangan polisi
48
eps 48 Ditahan
49
eps 49 Hanya Reyhan
50
eps 50 Sidang pertama
51
eps 51 Keputusan akhir
52
eps 52 Melepaskannya
53
eps 53 Permintaan terakhir
54
eps 54 Hanya mimpi
55
eps 55 merindukannya
56
eps 56 kebenaran.
57
eps 57 Cantika atau Nara
58
eps 58 Bertemu kembali
59
eps 59 Dia bukan papah
60
eps 60 Kecewa
61
eps 61 Perjuangan nara
62
eps 62 Orang tersakiti
63
eps 63 Pernikahan
64
eps 64 Kesempatan kedua
65
eps 65 Kebimbangan rifaldi
66
eps 66 Cinta bintang yang sepihak
67
Pengumuman
68
67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!