Ku Memilihmu Karena Adikku
Hujan turun dengan lebat membasahi pusat kota. Nara duduk terdiam dengan air mata yang terus mengalir diwajahnya sambil bersandar di kaca jendela rumah sakit.
"Nara." Terdengar suara lelaki paruh baya mendekatinya dengan tenang dan berusaha untuk kuat. "Hari ini kamu sudah boleh pulang, kamu enggak perlu khawatir, ayah akan menggantikan peran papah dan Tante kamu yang akan menjadi mamah kamu jangan bersedih terus, kasian mamah papah kamu pasti sedih melihat kamu seperti ini." Ujar ayah dengan memeluk nara yang bersedih.
Setelah menyelesaikan administrasi, nara pulang dengan ayahnya, sepanjang perjalan nara hanya diam melihat luar jendela, sesampai dirumah ayah membantu nara keluar dari mobil.
"Hati hati." Ayah membantu Nara dengan penuh kasih sayang.
"Mulai sekarang kamu tinggal dengan ayah, apapun keperluan kamu katakan ke ayah." Pinta ayah dengan tersenyum.
Nara hanya menganggukkan kepalanya, "Bintang, antarkan kakak kamu ke kamar." Titah ayah kepada putrinya.
Bintang meraih tangan Nara dengan tersenyum, "Oke yah" dengan penuh semangat dan ceria.
Nara mengikuti bintang yang mengantarkan dirinya ke kamar namun dirinya menyadari dengan kehadirannya membuat tantenya kesal dan tidak suka.
"kenapa dia harus tinggal bareng kita?" Tanya tante sambil melirik Nara dengan kesal.
"Bagaimanapun juga dia sudah seperti anakku juga, nara anak kakakku darah daging kakakku dia juga sedarah dengan ku, hanya kita keluarga dia satu satunya" Ungkap ayah berusaha untuk menjelaskan agar istrinya bisa mengerti dan menerima Nara.
"Tapi mas kamu harus minta pendapat aku dulu dong, jangan sesukamu saja." Ujar tante yang tidak menerima penjelasan ayah.
"Suka atau tidak, nara tetap akan tinggal dengan kita!" Tegas ayah sambil pergi meninggalkan istrinya yang sedang kesal dengan keputusannya.
Dengan jadwal dan pekerjaan yang padat membuat huzaifi harus lembur setiap hari dan tidak ada waktu bersantai seperti laki-laki pada umumnya, "Sekretaris hans, bagaimana dengan keadaan adetra disekolah?" Huzaifi bertanya dengan khawatir terhadap keadaan adiknya.
"Untuk saat ini nona adetra baik-baik saja, anda mengkhawatirkannya kenapa tidak melihatnya ke sekolahnya?" Sekretaris Hans menyarankannya agar atasannya tidak terlalu gila dengan pekerjaannya.
Huzaifi menghentikan pekerjaannya sesaat lalu menatap sekretaris Hans dengan wajah yang menakutkan. "Kamu tahu pekerjaan ku begitu padat, untuk pacaran saja sulit," ucap Huzaifi sambil melanjutkan pekerjaannya
Mendengar perkataan atasannya tanpa sadar membuat sekretaris hans tertawa lepas. "Berani kamu menertawakan aku?" Huzaifi bertanya dengan tatapan tajam namun sekretaris hans hanya tersenyum melihat atasannya.
"Jika boleh memberi saran sebaiknya anda merelakan nona tiara, bagaimanapun juga bapak harus melanjutkan hidup." Ujar sekretaris hans memberikan saran
"Hah...... sudah saatnya kamu pulang, biasanya kamu semangat untuk pulang." Ucap Huzaifi mengalihkan pembicaraan sambil mengambil foto diatas mejanya.
"Pak, memang sulit untuk merelakan orang yang kita cintai, bagaimanapun juga anda harus melihat kedepannya." Sekretaris Hans kembali mencoba memberikan sarannya.
"Ya aku mengerti pulanglah, kamu pasti lelah." Titah Huzaifi yang masih menatap sebuah foto.
"Terimakasih pak, saya permisi." Sekretaris Hans pergi meninggalkan atasannya yang masih di penuhi bayangan tiara yang telah pernah mengisi hatinya.
Keesokan harinya nara sudah siap untuk satu sekolah dengan bintang, semua terasa baik -baik saja namun tatapan mata tidak suka tantenya membuat nara harus kuat.
"Nara, sarapan dulu." Pinta ayah sambil menyeruput kopinya.
"Nara sarapan disekolah aja yah, takut telat hari inikan nara siswa baru." Sahut Nara bergegas pergi.
"ya sudah Bareng ayah aja." Pinta ayah kembali dan menyeruput kopi lalu bangkit dari tempat duduknya.
"Bintang juga ikut," Ujar bintang dengan tergesa-gesa.
"Kamu bareng bunda aja, habiskan sarapan kamu dulu." Ucap ayah sambil berjalan menuju nara.
"Apa salahnya sih mas, lagian bintang juga uda selesai sarapan, mereka juga satu sekolah, apa salahnya kalau bareng, anak kandung kamu itu bintang!" Geram Tante terhadap ayah, mendengar ucapan Tante membuat Nara semakin tertekan dengan sikap tantenya, tak tahan dengan semuanya nara bergegas keluar rumah dan mencari taksi.
"Kamu keterlaluan, sudah aku katakan dia sudah seperti anakku juga!" Ujar ayah menegaskan.
"Bintang aja nggak pernah kamu antar sekolah, tapi nara kamu antar sekolah, sebenarnya anak kamu siapa sih?" cecar tante dengan kesal.
"Sudahlah ayo bintang ayah antar kamu ke sekolah," ucap ayah menahan amarah.
Suasana kelas sangat ricuh membuat nara tidak yakin untuk berinteraksi dengan baik terhadap teman satu kelasnya.
"Hari ini kita kedatangan teman baru, perkenalkan diri kamu," pinta gurunya.
"Nama saya nara, salam kenal semuanya." Sapa Nara.
"Untuk semuanya bantu nara belajar dengan baik, kamu bisa duduk dengan adetra," Titah gurunya kemudian nara berjalan menuju kursi yang ditunjuk gurunya.
Sepanjang pelajaran nara terus memperhatikan gurunya dengan serius karena dirinya pindah disaat kelas XII semester dua sehingga membuat nara harus ekstra belajar untuk menggapai cita-citanya, tanpa sadar jam belajar berakhir, semua murid berduyun-duyun menuju kantin.
"Hei adetra, ke kantin dong belikan kita makanan, kita lapar nih." Pinta seorang siswi.
"Baiklah mana uangnya?" Tanya Adetra dengan wajah polos.
"Ya pakai uang kamu dong, bukannya kamu orang kaya?" Ucap siswa tersebut dengan nada tinggi.
"Baiklah," Jawab Adetra dengan pasrah begitu saja.
"Tunggu." Nara menahan tangan adetra.
"Bukannya kalian punya kaki? kenapa nggak kalian beli sendiri?" Cecar Nara dengan tatapan tajam dan dingin.
"Eh kamu anak baru, nggak usah sok hebat deh, kamu pindah di akhir semester pasti karena punya banyak masalah." Ujar siswa tersebut tertawa sinis.
"Kalau iya kenapa? kalau kamu nggak punya uang nih aku kasih." Nara melempar uang ke wajah mereka lalu menarik tangan adetra pergi dari kelas.
Nara membawa adetra ketaman sekolah dan duduk bersantai disana. "Terimakasih kamu udah bantu aku " Ujar Adetra dengan gemetar.
"Lain kali kamu harus lawan mereka, jika kamu diam saja akan membuat mereka senang," Ucap Nara dengan nada datar.
"Apa kamu sudah makan? aku bawa bekal, mau makan bersama?" Adetra menawarkan bekalnya dengan sedikit ragu.
"Enggak perlu, kamu makan saja" Tolak Nara dengan menahan lapar.
Kriuuuuuuk, terdengar suara perut nara tidak bisa berbohong, "enggak papa kamu makan saja, sepertinya kamu nggak sarapan." Menyodorkan makanannya untuk diberikan kepada nara, melihat ketulusan adetra, nara memakan bekal yang diberikan adetra, satu suap masuk dengan perlahan, sesaat nara terdiam, rasa makanan tersebut seperti masakan mamahnya.
"Gimana? enakkan? ini masakan kakakku, dia pandai memasak apapun, kalau kamu suka besok aku bawakan lagi." Ujar Adetra dengan ceria, melihat sisi teman barunya yang berbeda Nara merasa bahwa ia terlihat baik dan ceria namun karena kepolosannya membuat teman sekelasnya membuat dirinya murung ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Istri siri Chivaaree😎
Dialog awalan huruf, bisa pakai huruf kapital KK. "Hati-hati."
Semangat kk, aku juga pemula. kita sama-sama belajar 🥰
2022-09-15
2
👑Meylani Putri Putti
aku datang kk. sementara aq koreksi tanda baca dulu ya. semangat kk 😍😍😍😍
2022-09-08
2
👑Meylani Putri Putti
untuk mengakhiri dialog selain tanda kutip dia pada awal dan akhir juga harus di beri tanda baca yang v sesuai ya. trus kalima dialokasikan harus menggunakan hurup kapital di awalnya he he maaf aku koreksi bukan berarti aq lebih baik ya kk. novel ku banyak yg typo juga 🙏😁 sama2 belajar
2022-09-08
3