Si pria bertopeng dan menakutkan

‘’Apa-apaan ini?’’ Matanya berputar kesana kemari, melihat pemandangan yang ada di depan mata. Pemandangan gelap dengan beberapa bangunan khas drama kolosal yang biasa dilihatnya di drama.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mulutnya kembali terbuka lebar. Lagi-lagi, dia menggerakan matanya kesana kemari. ''Apa jangan-jangan?'' pikirannya mulai menduga, sepertinya dia sedang bermimpi, karena di dunia nyata tidak akan mungkin ada orang yang menggunakan pakaian-pakaian yang seperti dilihatnya sekarang. Jawaban para pelayan dan pengawal tadi seakan menguatkan dugaannya.

''Ya, aku pasti sedang bermimpi!'' ucapnya dengan yakin, lalu mencubit pipinya dan meringis sendiri karena rasa sakit yang diakibatkan oleh cubitannya. ''Apa hal ini tidak valid lagi?'' tanyanya dengan bingung, dia masih yakin kalau sedang bermimpi.

Tiba-tiba saja, satu tangan hinggap di pundaknya. Bukan main kagetnya wanita itu, dia sampai berteriak dengan begitu nyaring. Para pengawal pun langsung bergegas menghampiri, tetapi tidak ada siapapun lagi disana.

*****

''Ka - kau siapa?'' tanyanya dengan tergagap, melihat pria bertopeng di depannya. Dia membawa kakinya, untuk maju beberapa langkah. Setelah itu, dengan sedikit keberanian yang terkumpul, tangannya perlahan terangkat, ingin membuka topeng hitam yang digunakan oleh pria itu.

Tangannya terhempas kasar, bahkan sebelum menyentuh sisi topeng. Dengan cepat, pria itu mencekik lehernya. ‘’Apa yang mau kau lakukan?’’ bentak pria itu dengan suara keras, membuatnya kaget dan juga takut.

''Ap - apa yang kau lakukan? Lepaskan, ini sangat menyakitkan.'' Dia berusaha melepas tangan kokoh itu dari lehernya, rasanya benar-benar sakit, kalau terus dibiarkan dia bisa saja mati.

Eh tunggu dulu, bukankah ini mimpi? Kenapa sakitnya terasa sangat nyata, dia bahkan merasa akan mati karena ulah pria bertopeng di depannya.

Mau tidak mau, karena hasrat bertahan hidupnya yang besar, kakinya langsung terangkat untuk menendang sesuatu dibawah sana dan barulah dia bisa terlepas dari cengkraman pria itu.

Tubuhnya langsung tertunduk dan terbatuk.

''Stop!'' Tangannya terangkat, memerintahkan pria itu untuk berhenti, saat sang pria kembali ingin mendekatinya.

''Aku bisa mati kalau kau mencekik ku seperti itu, kau pikir aku kucing, punya banyak nyawa? Lagian kau itu pria bukan sih, kenapa gampang sekali menyakiti wanita, dasar nggak berperikemanusiaan! Untung ini mimpi, kalau nggak, aku pasti sudah akan melaporkan tindakan kekerasan ini pada polisi.'' gerutunya dengan wajah kesal.

Sedangkan si pria hanya berdiri diam dalam kebingungan, ada apa dengan wanita itu, kenapa terasa asing? Dia juga tidak mengerti dengan beberapa kata yang tadi diucapkan oleh wanita cantik itu.

‘’Polisi, apa itu?’’ tanyanya.

Anxin lantas tertawa mendengar pertanyaan tidak masuk akal. Dia kembali meluruskan tubuhnya dan tanpa diminta, dia sendiri yang melangkah mendekat. ''Jangan mentang-mentang ini mimpi dan kau malah jadi bodoh,'' ucapnya kembali tertawa, sedang pria di depannya semakin tidak mengerti.

Gu Anxin, jaga sikapmu atau aku akan benar-benar membunuhmu sekarang!'' Sontak dia menghentikan tawanya, bentakan pria itu sedikit menyiutkan nyalinya. Tapi tunggu dulu, Gu Anxin? Pria itu memanggilnya Gu Anxin? Pria itu tau namanya?

''Kau tau namaku?'' tanyanya, yang membuat pria itu kembali bingung, tetapi kepalanya mengangguk tanda mengiyakan.

''Oh jadi aku tetap menggunakan namaku?'' gumamnya disertai anggukan kecil.

''Terus namamu siapa?'' tanyanya yang kembali membuat pria itu bingung.

''Lu Chao Zhi,'' jawabnya dengan nada datar.

''Oke, namaku Gu Anxin dan namamu Lu Chao Zhi? Lalu He Tianze jadi siapa?'' tanyanya lagi. Kali ini, pria tampan itu tidak menjawab, karena benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ditanyakan. Dia malah balik bertanya.

''He Tianze, siapa itu?''

Tidak menjawab, Anxin malah melangkah kekiri dan kanan, wanita itu sedang berpikir dengan jari telunjuk tangan kanannya diletakan di atas dagu, sedangkan tangan kirinya diletakan dipinggang. ''Hhmm benar-benar mimpi yang luar biasa,'' gumamnya.

''Lalu … apakah aku akan menjadi pasangan He Tiaze?'' tanyanya dengan nada senang.

''Ada apa dengannya?'' tanya pria itu dalam hati, matanya masih menelisik wanita di depannya.

''Hei kenapa malah diam? Jawab pertanyaanku dong.'' Dia mengibaskan tangan kanannya di depan wajah si pria, membuat pria itu sedikit kaget karena tadi sedang melamunkan sesuatu.

''Berhentilah bermain-main denganku dan cepat lakukan tugasmu! Ku beri kau waktu 3 hari untuk membawakan Permata Yujie padaku!''

''Permata Yujie?'' pikir Anxin merasa tidak asing dengan hal itu. Tiba-tiba saja dia mengangguk dengan mulut yang sudah terbuka lebar.

''He Tianze, Song Yuan, Lu Cao Zhi, Permata Yujie? Apa aku memimpikan drama tadi?'' tebaknya dengan suara kecil.  ''Lalu aku jadi siapa, seingatku tidak ada karakter yang bernama Gu Anxin dalam drama itu!?'' tebaknya lagi sambil menunjuk dirinya sendiri.

Tidak lama tatapannya kembali mengarah pada pria di depannya, kakinya spontan melangkah mundur, sedikit menjauh dan menjaga jarak, tetapi matanya masih fokus menatap pada pria tampan itu.

''Kalau aku benar-benar memimpikan drama itu, bukankah …,'' ucapnya menggantung lalu sedikit bergidik ngeri. ''Bukankah aku harus menjauh dari pria itu?''

''Ka - kau benar-benar Lu Cao Zhi, saudara tiri Lu Yuan? Putra Kaisar dan Selir Su Yijing?'' tanyanya. Sebenarnya dia tidak tahu tentang Cao Zhi, tetapi menurut drama lain yang biasa di tontonnya, Putra seorang Selir biasanya akan melakukan pemberontakan, agar bisa menduduki Taktha. Dan itulah yang membuatnya berpikir buruk pada Cao Zhi.

''Berhentilah membahas hal tidak penting dan fokuslah pada perintahku atau kau sendiri yang akan menanggung akibatnya!''

Anxin kembali dibuat kaget oleh bentakan itu, kakinya kembali melangkah mundur saat matanya bertemu dengan mata tajam Lu Cao Zhi.

''Eh tunggu dulu, kenapa aku harus takut dengannya? Ini kan hanya mimpi, jadi matipun harusnya tidak apa-apa dong.'' gumamnya dalam hati sambil mempertimbangkan.

''Kau pasti bisa Anxin!'' Dia menyemangati diri sendiri, mencoba memberanikan diri dan menghilangkan rasa takutnya. Namun, semua keberaniannya sirna, saat matanya kembali bertemu dengan mata tajam milik pria itu.

Dia lalu membawa matanya ke sembarang arah, untuk menghindari tatapan menakutkan dari mata pria yang berada dibalik topeng hitam menakutkan itu. ‘’Eh tunggu dulu, ini ‘kan?’’ Dia kembali menelisik ruangan itu. Wanita itu tampak bingung, jelas-jelas, beberapa waktu lalu dia sudah meninggalkan ruangan itu, tapi kenapa sekarang berada di ruangan itu lagi, kenapa bisa? Dia bertanya-tanya dalam hati.

‘’K - kau yang membawaku kesini, tetap - i bagaimana mungkin? Seingatku tadi aku berada id luar ruangan, kenapa sekarang kembali kesini lagi?’’

‘’Berhentilah membahas hal yang tidak penting. Ingat, aku memberimu waktu 3 hari.’’

‘’Bagaimana caramu membawaku kesini, apa kau melakukan teleportasi, benarkah?’’ tanya Anxin tanpa memperdulikan ucapan berisi ancaman yang kembali dilayangkan Cao Zhi padanya. Saat ini, rasa penasarannya seakan lebih besar dari rasa takutnya.

‘’Kau!’’ Cao Zhi kembali ingin mencekiknya, tetapi dengan cepat dia menangkap tangan Cao Zhi.

‘’Baiklah aku akan membawakan permata itu untukmu.’’ Dia berpura-pura menyetujui. Lagian dia tidak tahu bagaimana rupa dan bentuk dari permata itu, letaknya juga dimana dia tidak tahu. Maklumlah, drama itu belum tamat dan dia baru menonton 2 episode, jadi mana dia tahu tentang apa yang terjadi dalam drama itu. Lagian ini hanya mimpi, jadi tidak perlu serius-serius banget, mungkin saja dia akan bangun bahkan sebelum menemukan permata itu, pikirnya mempertimbangkan jawaban yang barusan diberikan pada Cao Zhi.

Bersambung.....

Jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya😚

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!