Terjebak Di Dunia Drama
Gu Anxin memandang takjub, pada keindahan Istana yang ada di depannya. Wajahnya tampak speechless dengan mulut dan mata yang terbuka lebar. Dia lalu memutar kepalanya ke sisi kiri dan kanan bangunan istana. Hanya kata ’’ Waw’’ yang keluar dari mulutnya, untuk mendeskripsikan betapa indah dan megahnya bangunan Istana yang berpilarkan emas itu.
Karena penasaran, Anxin perlahan membawa langkahnya untuk memasuki pintu istana. Untuk kesekian kalinya, Axin kembali mengeluarkan decak kagumnya. Wanita itu kembali ternganga melihat sekeliling ruangan. Benar-benar luar biasa indahnya Istana itu, tapi ada satu yang membuatnya heran. Kenapa sejak tadi, dia tidak melihat siapapun di sekeliling istana? Bahkan pengawal atau pelayan pun tidak ada.
Tidak berapa lama, Anxin mendengar suara ringisan dan tangisan minta tolong. Anxin mulai merasa takut, karena tangisan kesakitan semakin jelas didengar olehnya. Perlahan, sambil beberapa kali menelan salivanya, Axin memberanikan diri untuk melangkah semakin masuk ke dalam ruangan kerajaan.
Hampir 5 menit Axin melangkah, dia tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, matanya terbuka lebar, menatap tidak percaya pada apa yang dilihatnya kini. Wanita itu membisu dengan badannya yang sudah menegang, matanya memindai satu demi satu dari orang-orang yang tengah berteriak menahan sakit.
Axin tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, tapi keadaan orang-orang itu sungguh mengerikan. Ada yang tubuhnya sudah dipenuhi luka, ada juga yang berteriak kepanasan, padahal tubuhnya terlihat baik-baik saja, ada yang terkapar tak berdaya dan ada juga yang sudah kehilangan nyawanya.
Karena penasaran, Axin memberanikan diri untuk melangkah lebih maju, tapi terlebih dulu dia merobek lengan pakaiannya dan menggunakan kain robekan itu untuk menutupi bagian mulut hingga hidungnya, seperti masker.
Axin tampak bingung, sesaat setelah memeriksa satu dari banyaknya orang yang berteriak kesakitan. Beberapa kali dia mengerutkan keningnya dan beberapa kali juga dia memeriksa keadaan orang tersebut. ‘’Apa mungkin ini racun?’’ tebaknya. Dia lalu berdiri dan berpindah untuk melihat keadaan beberapa orang lagi, untuk memastikan dugaannya.
Setelah memeriksa kurang lebih 6 orang, Axin semakin yakin kalau orang-orang itu diracuni, tapi untuk jenis racunnya, Axin masih kurang tahu.
Axin berpikir dengan keras, dia penasaran akan racun yang kini menyerang orang-orang itu.
‘’Siapa kau?’’ Tiba-tiba saja, Axin dikagetkan oleh bentakan seorang pria, wanita itu sampai terjungkal ke belakang, sebagai tindakan refleks untuk merespon rasa kagetnya.
Axin ingin menggerutu, tetapi dia tidak punya kesempatan, karena dihadapannya, kini sudah berdiri seorang pria bertubuh tinggi. Pria itu menggunakan topeng setengah wajah, hanya bagian mulut ke bawah yang terlihat.
Axin menelan salivanya beberapa kali, dia berusaha bangun dari duduknya, tubuhnya bergetar menahan rasa takut, apalagi setelah melihat runcing dan tajamnya pedang yang dibawa oleh pria bertopeng itu. Tidak hanya pria itu, Axin juga melihat beberapa pria yang berpakaian besi, khas tentara perang sedang berdiri di belakang si pria bertopeng. Pria-pria itu juga membawa pedang yang tidak kalah besar dan tentunya terlihat sangat tajam.
Perlahan Axin memundurkan langkahnya, tapi sialnya dia kembali terjungkal, karena tidak sengaja menginjak satu orang yang tengah terluka. Axin lantas berteriak dengan sangat kencang, begitu sadar kalau dirinya jatuh diatas tubuh seorang pria dengan wajah dan tubuh yang nampak membusuk, karena dipenuhi oleh banyaknya luka.
Axin mengoceh, wanita itu masih merasa geli akan tubuh dari pria yang baru dilihatnya itu, dia bahkan sampai gemetar, karena rasa geli yang terus melandanya. Beberapa kali juga dia menyeka bagian tubuhnya, untuk menghilangkan jejak dari pria tadi.
Masih dengan rasa gelinya, Axin membalikan dirinya, siaallnya, kepalanya malah membentur dada pria bertopeng tadi. Anxin kembali merutuki dirinya, dia benar-benar lupa akan pria bertopeng dan rombongannya, karena terlalu geli dengan pria yang memiliki banyak luka itu.
‘’Oh astaga kenapa dirinya siaall sekali?’’ pikirnya sambil mendesah kasar. Tidak lama, tubuhnya sudah ditarik paksa oleh beberapa pria yang kemungkinan adalah bawahan ataupun pengawal pria bertopeng.
Axin berteriak ketakutan, sambil terus bertanya, kemana mereka akan membawa dirinya, tetapi tidak ada satupun yang menjawab pertanyaannya. Axin menghentikan teriakannya, saat dirinya kembali melihat kelompok orang-orang yang sedang berteriak sambil meringis kesakitan.
‘’Apa yang terjadi, kenapa mereka sampai bisa keracunan seperti itu?’’ tanpa sadar Axin bertanya. Wanita itu tidak lagi memperdulikan kemana dirinya akan dibawa, karena matanya sudah teralihkan pada warga-warga yang terus meringis.
‘’Darimana kau tahu kalau mereka keracunan?’’ tanya si pria bertopeng
‘’Ya jelas aku tahu, begini-begini, aku ini adalah seorang pharmacist,’’ jawab Axin tanpa mengalihkan perhatiannya.
Pria itu lalu melangkah mendekat pada Axin dan memutar kepala wanita itu, agar melihat padanya.
‘’Siapa kau sebenarnya?’’ tanyanya dengan tatapan penuh selidik.
‘’Sudah kukatakan kalau aku adalah seorang pharmacist, kenapa tanya lagi sih, kau tuli atau bagaimana?’’ Axin keceplosan, dengan cepat wanita itu langsung mengatup rapat mulutnya, saat melihat pelototan pria bertopeng itu.
‘’Kutanya sekali lagi, siapa kau sebenarnya?’’
‘’Ini orang budek atau apa? Untung aku takut, kalau nggak, aku pasti sudah meneriakinya sejak tadi,’’ gumam Axin dalam hatinya. Tidak lama dia kembali mendengar, pria itu memerintahkan para pengawal, untuk memenjarakannya.
Mata Anxin kembali terbuka lebar. ‘’Hei apa salahku, kenapa kau ingin memenjarakanku?’’ protesnya pada si pemberi perintah. Axin kembali memprotes, karena si pria tidak menanggapinya dan malah melangkah terlebih dulu.
Karena sudah sangat kesal, Anxin berusaha memberontak, wanita itu menggigit pengawal yang sedang menariknya, lalu dia berlari mendekati si pria, saat jarak mereka semakin dekat, Anxin secara perlahan menundukan kepalanya dan ….
Dia langsung berteriak kesakitan, sambil memegang kepalanya. Niatnya, tadi dia ingin menyundul perut pria itu dengan menggunakan kepalanya. Apa ini yang dinamakan senjata makan tuan?
‘’Aish, ada apa dengan perutmu, kenapa keras sekali?’’ gerutunya dengan wajah penuh kekesalan. Entahlah, Axin tiba-tiba mengangkat tangannya, untuk meraba perut si pria, bukan karena dia ingin memegang perut kotak-kotak, tapi karena dia penasaran akan apa yang membuat perut pria itu sangat keras. Dia yakin, yang di sundulnya tadi bukanlah perut si pria.
Tangan Axin terhenti, saat si pria menangkap tangannya dan membuangnya dengan kasar. Axin bahkan kembali meringis, karena ulah pria itu.
‘’Kau itu pria bukan sih, kenapa kasar sekali pada wanita?’’ ucapnya dengan suara yang sedikit besar, tetapi si pria kembali tidak menanggapi. Dia malah kembali memerintahkan para pengawalnya, untuk membawa Anxin ke penjara.
Anxin berulang kali berteriak, tetapi tidak ada yang menanggapi. Semakin jauh mereka melangkah, Axin lantas memicingkan matanya sambil bergidik ngeri, saat para pengawal membawanya masuk ke sebuah ruangan bawah tanah. Matanya ikut memperhatikan para tahanan yang pastinya penampilan mereka sudah sangat berantakan. Semakin ketakutan saja Anxin, saat melihat seorang pengawal sedang mencambuk beberapa tahanan.
‘’Apa aku juga akan diperlakukan seperti itu?’’ pikir Anxin dengan tubuh yang gemetar. Dia menatap kiri dan kanan, ruangan dengan pencahayaan seadanya itu.
Anxin pun dimasukan kedalam penjara. Wanita itu sedikit bersyukur, setidaknya dia diberi penjara sendiri dan tidak digabung dengan orang-orang yang sudah berpenampilan sedikit mengerikan itu.
‘’Hei, sampai kapan aku akan berada disini?’’ tanyanya pada satu pengawal yang tadi membawanya ke penjara.
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Aze_reen"
tess mampir.. tes baca.. tahap menyimak..😊
2022-10-09
0