Devan menghentikan mobilnya diparkiran depan sebuah restoran yang cukup ramai pengunjung siang itu. Ketika hendak membuka pintu mobil tiba tiba ponsel dalam saku dalam jas yang dikenakan Devan berdering. Devan buru buru merogoh saku dalam jasnya mengambil benda pipih berkesing hitam miliknya.
“Mamah kamu telepon sayang..” Ujarnya memberitahu Lisa.
Lisa memutar jengah kedua bola matanya. Kedua orang tuanya memang sangat baik dan perhatian pada Devan.
“Sebentar ya sayang, aku angkat telepon mamah dulu.”
Devan segera mengangkat telepon tersebut karna tidak mau membuat mamah mertuanya menunggu lama.
“Halo mah...”
“Kalian dimana?” Tanya mamah Lisa dari seberang telepon.
“Eemm.. Kami berdua sudah diparkiran mah.. Ini mau masuk.” Jawab Devan melirik Lisa yang sedang menatap kearahnya.
“Ya sudah, cepat masuk yah.. Kita semua sudah nunggu kamu dan Lisa dari tadi.”
“Oh iya mah...”
Telepon di tutup oleh mamah Lisa. Devan dan Lisa kemudian turun dari mobil dan melangkah beriringan masuk kedalam restoran dimana kedua keluarganya sudah menunggu.
Tidak perlu lama mencari Devan dan Lisa sudah bisa menemukan meja yang menjadi tempat keluarganya menunggu.
Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh keluarga besarnya. Tuan William dan tuan Aditya bahkan rela meninggalkan urusan pekerjaan-nya demi bisa menghadiri acara makan siang bersama dalam rangka merayakan 5 bulan pernikahan anak anaknya.
“Nggak terasa banget ya Rey mereka sudah 5 bulan bersama.” Ujar Mamah Lisa, Rosa.
“Ya.. Rasanya aku sangat gemas pada mereka. Siapapun pasti mengakui mereka sangat cocok. Ganteng dan cantik. Sama sama berprestasi.” Imbuh Reyna, mommy Devan.
Devan yang mendengar itu tersenyum bahagia. Senang sekali rasanya karna meskipun usianya lebih muda dari Lisa tapi keluarganya dan keluarga Lisa bisa kompak mendukung hubungan-nya dengan Lisa.
Berbeda dengan Lisa yang merasa sangat jengah dengan semua itu. Lisa tidak suka dengan apa yang selalu dilakukan keluarganya juga keluarga Devan. Mereka selalu bersikap berlebihan dan menyudutkan-nya untuk segera memiliki anak dengan Devan. Sedang Lisa sendiri, mencintai Devan saja tidak apa lagi sampai berpikir untuk memiliki anak dengan pria itu.
“Lisa, Devan. Ini sudah bulan ke 5 kalian menikah. Kami semua sudah tidak sabar ingin cepat cepat menggendong cucu.”
Lisa melirik mamahnya Rosa. Lisa selalu berusaha menghindari pembahasan tentang anak. Tapi mereka bahkan selalu menyinggungnya setiap sedang berkumpul bersama.
“Mungkin belum waktunya mah.. Tuhan masih memberi kesempatan aku dan Lisa untuk memupuk cinta kami dulu...” Senyum Devan menyauti.
Rosa tersenyum menatap Lisa dan Devan bergantian. Lisa adalah anak bungsunya. Lisa mempunyai kakak perempuan bernama Laona yang saat ini masih fokus dengan karirnya sebagai model.
“Kami semua sangat berharap kalian berdua cepat memiliki anak. Kalian harus merasakan secepatnya bagaimana bahagianya mengurus bayi.” Ujar Rosa lagi.
“Benar itu. Kamu harus bisa belajar memakaikan pampers Devan. Rasanya lebih menegangkan dari malam pertama.” Imbuh tuan Aditnya yang membuat Rosa mendelik kesal padanya.
“Jangan meledek mereka papah.” Tegur Rosa.
“Hahaha.. Oke oke... Papah hanya bercanda.”
Tuan William hanya tertawa mendengarnya. Pria berparas bule itu tidak menyangka putranya akan menuruninya mencintai wanita yang jauh lebih tua darinya. Hanya saja selisih Devan dan Lisa terlalu jauh dari pada selisih usianya dengan Reyna, istrinya.
Acara makan siang bersama itu berlangsung dengan hangat. Semuanya tampak sangat bahagia termasuk Devan. Namun tidak untuk Lisa yang merasa bosan dengan apa yang menjadi topik obrolan mereka.
Setelah acara makan siang itu selesai, Devan kembali mengantar Lisa kerumah sakit. Tidak ada obrolan apapun saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Devan beberapa kali melirik Lisa yang berada disampingnya. Lisa sepertinya benar benar tidak memiliki perasaan apapun padanya. Begitu yang berada dipikiran Devan sekarang.
“Lisa...” Panggil Devan menatap Lisa sebentar.
“Ya...” Saut Lisa pelan tanpa menoleh pada Devan.
Devan diam sesaat. Devan mencoba menyaring lagi ucapan yang akan dia katakan pada Lisa. Devan takut ucapan-nya membuat Lisa malas.
“Kok diem? Kenapa?” Tanya Lisa melirik Devan sejenak.
Devan tersenyum. Lisa menunggu apa yang ingin Devan ucapkan.
“Kita sudah 5 bulan bersama..”
“Kalau kamu mau ikut ikutan mereka membahas tentang anak aku akan turun sekarang juga Devan.” Sela Lisa dingin.
Devan tertawa pelan.
“Bayi itu sangat menggemaskan Lisa. Bayi sangat lucu dan aku yakin kamu akan sangat bahagia jika memilikinya.”
“Devan cukup. Aku nggak mau bahas apapun tentang anak.”
Devan menghela napas kemudian mengangguk pelan.
“Baiklah.. Tapi aku yakin bahkan sangat. Kamu akan meralat ucapan kamu jika sudah merasakan bahagianya mengandung anakku nanti sayang..” Senyum Devan santai.
Lisa memutar jengah kedua bola matanya. Didunia fana ini tidak ada satu pun pasangan yang tidak ingin dikaruniai seorang anak. Lisa juga ingin hidup bahagia dengan pasangan yang dicintainya, menjadi ibu dan istri yang baik. Tapi sayangnya saat semua perasaan itu hinggap dihatinya, bayangan masa lalu langsung datang dan merusak semuanya. Lisa selalu takut akan kembali merasa gagal jika membuka hatinya untuk cinta lagi.
Devan melirik Lisa diam diam. Pria itu tersenyum lagi. Lisa selalu berhasil membuatnya seperti orang gila dengan semua tingkahnya.
“Sampai...”
Lisa langsung membuka seatbelt begitu mobil mewah Devan sampai didepan gedung rumah sakit. Wanita itu sangat buru buru karena telat 15 menit diwaktu kerjanya.
“Lisa tunggu.”
Devan menahan lengan Lisa dengan mencekalnya saat Lisa hendak membuka pintu mobil.
Lisa menatap tangan Devan yang mencekal lengan-nya kemudian menatap pada Devan yang sedang menatapnya.
“Tunggu sebentar Lisa..” Gumam Devan dengan sangat lembut.
Lisa diam menatap Devan menunggu apa yang ingin Devan katakan padanya.
“Sekarang mungkin kamu belum bisa mencintaiku. Tapi aku suami kamu. Dan aku akan terus berusaha supaya suatu saat hati kamu terbuka dan bisa menerima aku sebagai suami yang akan kamu cintai juga.” Lirih Devan.
Lisa menelan ludahnya. Tatapan Devan begitu dalam dan tepat mengenai relung hatinya. Untuk pertama kalinya Lisa merasakan detak jantungnya bekerja diluar normalnya karna tatapan Devan.
Enggan terus berada disituasi yang sangat Lisa hindari, Lisa pun melepaskan cekalan tangan Devan dilengan-nya dan melengos menghindari tatapan Devan.
“Aku harus kembali bekerja Devan.” Katanya dingin.
“Lisa..” Devan mencekal lengan Lisa lagi menahan Lisa yang saat itu hendak kembali membuka pintu mobil.
“Devan kamu...”
Cup
Devan mengecup lama kening Lisa begitu Lisa menoleh dan hendak marah padanya. Dan ciuman Devan dikeningnya berhasil membuat Lisa bungkam.
“Semangat yah kerjanya. Nanti pulangnya aku jemput.” Senyum Devan berkata lirih setelah mencium kening Lisa.
Lisa berdecak pelan kemudian segera turun dari mobil mewah Devan tanpa mengatakan apapun.
Devan yang menatap Lisa menjauh dari mobilnya tersenyum penuh arti. Dari sekian banyaknya wanita yang pernah singgah dihatinya Lisa adalah satu satunya wanita yang membuat Devan rela melakukan apa saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
sari emilia
Lisa kn dokter y umur jg udh 35 thn...usia rentan u hamil n melahirkn...hrs nya dia paham...dasar dokte goblok....oon d pelihari...udh tua untung msh ada yg mau...mau sp org yg kamu cintai nikah nya...kl km mandul apa dia bs setia spt Devan...paling km d buang dgn alasan mandul tau rasa
2023-09-24
0
Ria Nasution
dingin nya kutub Utara lebih dingin lagi sikap Lisa
2022-09-12
2