"Anna, pria itu sangat-sangat tampan, dia terlihat keren." Sheila Xia menyerahkan bunga mawar ke tangan Anna, dan kemudian pergi. Disusul wajah cemberut Gita Wen, yang langsung melempar mawar di keranjang sepeda Anna, jika tidak ada uang tip yang lumayan besar, dia tidak akan menjadi gadis bodoh jadi pengantar mawar.
"Entah... mengapa kau selalu beruntung?"Gita terdengar meringis iri, namun kemudian membisik, "kalau begitu, Biarkan Nick fokus melihatku. Jika kau sudah punya pria kaya raya yang sepertinya bisa membeli isi sekolah."
Anna menyipit tidak senang akan kalimat terakhir Gita, dia kembali kepada mawar yang tengah dia pegang, pemberian ini tidak masuk akal. Menghambur uang dan akan menuntut kerakusan suatu saat, dia melempar jatuh ke tanah, dan menolak antaran mawar lagi.
"Apakah kau mendapatkan Tuan uang? lama-lama dia akan meminta hal itu."
Kalimat Gita terasa membakar hati Anna.
Kalimat pertama— 'Jika kau sudah punya pria kaya raya yang sepertinya bisa membeli isi sekolah.'
Kalimat kedua— 'Apakah kau mendapatkan Tuan uang? lama-lama dia akan meminta hal itu?'
Anna merasa tersindir dengan kalimat Gita, seakan harga dirinya telah diinjak saat ini, dia sangat tidak menyukai Tuan uang manapun. Ibunya selalu mengingatkannya, agar menjauhi si kaya. Si kaya itu selalu menindas si miskin. Anna cukup sadar, dia hanya gadis miskin, apalagi pesan Nana Su, kembali memperingatinya.
Anak-anak kaya itu hanya tau cara membeli kehormatan, membeli hidup, membeli orang, semuanya mereka ukur dengan uang yang mereka miliki. Jangan bergaul dengan mereka.
Anna kesal, selama ini dia merasa tidak pernah bergaul di luar lingkarannya.
Makin banyak mawar di terima oleh tangan Anna, bahkan mengisi penuh keranjang sepeda miliknya dan juga milik Joe.
Wajah Anna memerah marah, rahangnya keras, matanya melotot berkobar-kobar dengan api. Apakah pria itu kurang kerjaan, menghambur uang membagi uang untuk teman satu sekolah. Terlalu pamer dan gila.
Anna membuang semua mawar itu, menginjaknya di atas tanah.
Anna menjatuhkan sepedanya asal, menuju sosok sang pembagi mawar yang masih terhalang pandangan karena masih membagikan mawar dan uang.
Joe tanpa sadar bergerak mengikuti Anna, di satu titik dia harus mengaku persaingan dengan pria pembagi mawar ini, tidak bisa di ikuti. Pria ini menghambur uang. Satu tangkai mawar merah segar, seharga dua kali makan, belum lagi uang yang di bagikan sebagai tip. Joe tidak sekaya itu, tetapi isi mulutnya menjadi racun tambahan setelah Gita, dia membisiki Anna, "Anna berhati-hati, bisa jadi ini siasat seseorang mengira kau gadis yang suka uang—dia melakukan hal ini, seakan kau bisa di beli dengan uangnya—dia ingin membuat gosip."
Deg!
Peringatan Joe menghentikan kaki Anna. Benar sekali, dia bukan gadis yang suka uang. Anna mempercepat langkahnya, dua tangannya mulai menolak mawar-mawar yang dikirim untuknya, tanganya mulai mendorong beberapa teman, agar berhenti mengantri meminta mawar dan uang. Apa tidak cukup memalukan?
"Bubar... bubar...," peringat Joe membantu Anna, sekelompok yang masih tertinggal segera pergi, bahkan dia dengan kasar merampas semua mawar di tangan teman sekolahnya, dan menjatuhkan ke tanah, dan mengusirnya, "apa kalian ingin menjual Anna dengan menerima uang?"
Joe mengeluh dan menyindir. Anna setuju akan kalimat Joe, Joe pergi menambahkan kalimat, "dasar kurang kerjaan, mengingak harga seorang gadis polos."
Semua orang bubar dari barisan.
Sosok pria pembagi mawar, kini terlihat jelas. Telinganya terlihat panas, matanya melotot, tepatnya pada Joe Han, dan mulutnya seakan berkata menampar wajahnya, 'apakah kau si pengacau itu?'
Anna dan Joe saling bertukar pandang dan tercekat. Tidak menyangka pria penghambur uang ini adalah, Tuan muda Ruan.
Anna hampir melompat, dalam hidupnya dia tidak pernah menyangka akan bertemu pria bertahta dari lahirnya.
Ethan Ruan.
Tumpukan mawar masih begitu banyak dalam kabin belakang mobilnya, dan dia membagikan sendiri mawar ini secara khusus, dan memasang wajah angkuh seakan wajahnya berkata, 'kau pasti ingin menangis terharu, kan?
Terpesona. Terharu.
Tidak untuk Anna, dia malah mengendus suatu kejahatan di balik semua mawar. Jika kemaren menciumnya, mawar untuk apa? Anna menggigit bibirnya, jangan sampai pria ini mengira dirinya bisa di beli dengan mawar-mawar.
Anna ingin marah, namun harus menahannya, dia ingat perkataan ibunya lagi— 'kita harus menundukan kepala kepada mereka mempunyai uang, agar kita menghindar masalah.'
Anna terpaksa tersenyum segaris, seperti gadis bodoh, yang bertentangan dengan hatinya, 'apa kau kekurangan wanita di sekolahmu?'
Joe yang lebih dulu sadar, menyadari kesalahannya, bergetar turun ke tanah, dia segera memungut tangkai-tangkai mawar yang jatuh di tanah karena dia empas—dia mengutuki dirinya sendiri, berani mencari celaka. Mana dia tau, jika sosok misterius penghambur uang, adalah Tuan Muda keluarga Ruan.
Ethan tersenyum pada Anna. Melihat satu penampilan Anna di pagi hari, terlihat sangat menyegarkan mata Ethan, polos tanpa riasan, namun sangat menawan. Walau mimiknya terlihat tidak senang.Memberikan jarak tersisa dua langkah dari dirinya
Anna menatap jatuh dan juga heran dengan satu penampilan Ethan, yang tidak mengenakan seragam. Free style yang membuat dia terlihat lebih dewasa namun juga sangat tampan, tubuhnya tinggi melebihi teman-teman di sekolah Anna. Gizi anak orang kaya, memang sangat bagus.
"Tunggu sebentar," Ethan teringat sesuatu segera, dia kembali ke kabin belakang, mengambil satu buket mawar.
Ethan kembali kepada Anna. Matanya menetap dalam satu tembakkan.
"Satu buket dengan 99 mawar terbaik, dan satu cincin berlian yang aku gantung di sini. Ku harap kau menyukainya."
Ethan menyodorkan dengan wajah angkuh, berpikir gadis ini akan mudah luluh dalam satu tembakan, 'kau melelehkan....'
Cincin berlian!
Anna terkejut setengah mati. Kehidupan apa pria ini, baru bertemu sehari, dia sudah memberikan berlian. Siswa nakal ini pasti memiliki motif terselubung, 'pikiran Tuan muda Ruan pasti sangat kotor.'
"Berapa harga berliannya? " tanya Anna yang menerima buket bunga, dan satu tangan lainnya mengambil cincin berkilau yang di sematkan di kelopak bunga mawar. Berlian merah yang sangat menyegarkan mata, indah dan memukau dalam satu tampilan. Bahkan Joe diam-diam menjerit atas kekayaan yang dimiliki oleh Tuan muda Ruan.
"Harganya lima juta. Apa kau suka?"
Lima juta.
"Wow!" Joe menjerit tanpa sengaja, dan mencurigai niat Tuan muda Ruan, 'apa Tuan muda Ruan-ku, menyukai Anna ku.'
Kelopak mata Anna sedikit bergetar, namun hatinya meledak, dia menyematkan cincin ke jari manisnya, untung saja cincin itu longgar pada jari manis milik Anna. Anna dengan rasa sungkan dengan sengaja mengucapkan, "maaf, tuan muda cincin anda salah orang! biar mahal, tetapi tidak cocok."
Kemudian, Anna mengembalikan buket dan menyematkan cincin ke jari kelingking Ethan, dan itu sangat pas dengan lingkar jari kelingkingnya yang ramping dan panjang.
"Jangan repot Tuan Muda Ruan, karena mawar dan cincin tidak bisa membeli tujuan kotor."
Ethan terpaku, mencerna sederet kalimat Anna, dan keningnya berkerut mempertanuakan dirinya sendiri, 'Apa aku di tolak?'
Stephan Lu— teman baik Ethan yang hanya berada dalam mobilnya sedari tadi, dapat mendengar dengan jelas suara Anna, mimiknya terlihat tidak senang, yang mendengar satu kalimat seorang gadis yang penuh sindiran, menolak Ethan. Karena rasa sangat penasaran dengan siswi rendahan yang menurut Ethan sangat menarik, dia keluar dari mobil, dan di saat sepasang matanya memindai gadis itu, dia ikut terpaku dalam dua kata,'Sangat cantik.'
Stephan langsung mengambil ponsel dari kantong celananya, dan membidik diam-diam wajah Anna su, dengan beberapa kali jepretan.
"Tuan muda Ethan, jangan sering tidak bersekolah. Supaya kau tau cara menggunakan uangmu, belajarlah ekonomi lebih banyak!" selesai dalam satu kalimat, Anna pergi.
Stephan ingin meledak tertawa. Ethan terlihat cemberut, dua hari dia menyiapkan segala hal dengan sendirinya. Tetapi, gadis ini terlihat mengeluh daripada meleleh dalam satu tembakan.
"Seharusnya hatinya meleleh padaku, tetapi dia malah—"
"Malah menginjak-nginjak harga dirimu!" lanjut Stephan Lu, membuat wajah Ethan terlihat gelap mengundang petir di sekitarnya.
Joe masih berdiri kaku dengan banyak mawar di tangan, dia berlari mengejar Anna dan memberikan semua mawar untuk Anna. Namun Anna mendorongnya menjauh, "kembalikan pada si kaya!"
Joe lari kembali menghadap Ethan yang masih mematung, terpaku sebentar, dan kembali seperti orag bodoh bertanya pada Stephan, sahabat baiknya.
"Stephan, apa arti kalimat ini ? 'Tuan muda Ethan, jangan sering tidak bersekolah. Supaya kau tau cara menggunakan uangmu, belajarlah ekonomi lebih banyak' apa kau mengerti?"
Stephan melirik konyol, Ethan mampu menghafal kata-kata gadis itu dalam hitungan detik, namun berpura-pura tidak mengerti kalimatnya, atau lari dari kenyataan, senyum usil Stephan naik ke permukaan, "itu artinya, kau sangat bodoh."
Wajah Ethan dingin.
"Lalu, apa arti kalimat kedua, 'jangan repot Tuan Muda Ruan, karena mawar dan cincin tidak bisa membeli tujuan kotor' apa artinya?"
Stephan berpikir sebentar dalam tiga detik, "itu artinya, kau sangat mesum."
Wajah Ethan lebih dingin dan suram.
"Lalu, apa arti 'maaf, tuan muda cincin anda salah orang! Biar mahal, tetapi tidak cocok' apa arti kalimat pertama?"
Stephan tersenyum mengejek, "yakin kau ingin tau ?"
"Iya, aku sangat ingin tau, apa artinya?"
Stephan membuka mulut dan mebunyikanya dengan suara berat di telinga Ethan, "Itu artinya, kau telah di tolak!"
Deg!
Wajah Ethan lebih gelap dalam satu hitungan, tinjunya jatuh dalam genggaman tangan. Siapa yang berani menolak Tuan Muda Ruan? Hanya Anna Su.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
☄dimpi3 🀄š🌕
ampun dah bego banged kayana ethan 🤣🤣🤣🤣
2021-03-13
5
ARSY ALFAZZA
🌻🌻🌻
2020-11-01
0
ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️
sepertinya stephan lu itu sodaranya si anna ya... kaka jeje cantik benarkaah...
2020-09-13
0