Ciuman tak langsung

Andin sudah selesai membersihkan diri, Ia merasakan perutnya yang mulai keroncongan. Ya ampun Ia bahkan lupa sejak pagi dirinya belum makan sama sekali, ingin keluar tapi ragu apalagi kalau harus bertemu dengan Ivan.

Karena cacing dalam perutnya yang mulai demo ingin makan akhirnya Ia memutuskan untuk turun.

..."Ah sudahlah, perut ku sudah sangat lapar, masa iya aku akan mengurung diri terus disini " Pikirnya....

Baru akan berdiri tiba-tiba pintu kamar di ketuk dari luar.

..." Masuk saja, tidak di kunci kok " Sahut Andin seraya duduk kembali....

Tidak lama pintu pun terbuka, nampak seseorang yang tengah kesusahan membuka pintu sambil membawa nampan di tangan nya, kening Andin berkerut melihatnya bingung.

..." Hai Andin, ini aku bawakan makan siang. Eh makan siang atau makan apa, ini kan sudah sore " Sapa Ivan dengan senyum sumringah....

Andin hanya memandang suaminya serta makanan yang Ia bawa itu. Dalam hatinya berpikir untuk apa pria itu repot repot membawa makanan ke kamar.

..." Ah maaf Andin, ini tadi.... hmm Bunda yang minta aku membawanya kemari, kata Bunda kamu belum makan apa pun dari pagi. Karena kamu tak kunjung turun jadi Bunda memintaku membawanya untukmu. Bunda khawatir kalau kamu jatuh sakit "...

Andin menarik sedikit ujung bibirnya, karena lapar Ia pun mengambil piring beserta nasi dan lauknya. Ia mulai menyuap nya sedikit, namun kemudian Ia teringat akan pria yang berada di depannya itu. Mungkinkah Dia juga belum makan sama seperti dirinya.

..." Apa kamu..... kamu sudah makan " Tanya Andin memberanikan diri....

Ivan tersenyum mendengar pertanyaan Andin, ada rasa bahagia di sana. Hanya sebuah pertanyaan kecil tapi bermakna besar. Andin mulai memperhatikan nya, itulah pikir Ivan

..." Aku.... aku...

" Kemarilah, makan lah. Bukankah kamu juga belum makan "

Andin meminta Ivan untuk makan, dengan kata lain makan bersamanya. Ivan sampai melongo tak percaya dengan apa yang di dengarnya saat itu.

" Tidak usah takut, aku hanya tidak mau kamu kelaparan selama ada di sini. Aku tidak mau sampai sahabat ku itu marah marah karena calon suaminya kelaparan di sini " Ucap Andin kemudian.

Raut wajah Ivan berubah, Ia baru saja berpikir kalau Andin mulai peduli padanya, ternyata dugaan nya salah. Meskipun begitu Ia tetap bersyukur karena Ia bisa makan berdua dengan sang Istri, ini adalah sebuah permulaan yang bagus.

..." Ah iya, kamu benar juga Andin. Kalau aku kurus itu memang sangat bahaya, bukan hanya sahabatmu itu saja yang akan berkomentar, tapi semua yang mengenalku bahkan hadir di pernikahan kita hari ini. Mereka pasti akan menyebut kalau aku tidak di urus dengan baik oleh ISTRIKU. Karena baru saja menikah aku sudah kurusan "...

Ivan mulai merasa komunikasi nya berjalan baik, Ia sengaja menekan kata Istri agar wanita di depannya itu sedikit mengerti kenyataan mereka saat ini. Suka atau tidak, mereka adalah pasangan suami istri yang sah di mata khalayak.

Andin yang mengunyah makanan saat itu terkejut mendengar penuturan Ivan, apalagi dirinya menyebut Istri yang membuat Andin merasa ada yang aneh dengan kata itu. Mungkin Ia hanya belum terbiasa saja.

..." Ah maksudnya apa mengatakan itu, Istri? apa dia benar-benar menganggap aku ini Istrinya. Bukannya dia begitu mencintai Mita. Tapi apa yang di katakan nya benar, kalau sampai semua yang mengenalnya melihatnya kurusan saat berada disini bagaimana tanggapan mereka. Mereka pasti mengatakan kalau kami tidak memberi nya makan atau bahkan menyiksanya disini "...

Andin menggeleng pelan, Ia tidak akan mungkin membiarkan semua itu terjadi, setidaknya selama pernikahan mereka yang tak tahu kemana arahnya itu. Dengan cepat Ia menyambar piring yang ada di tangan Ivan dan mengambil kan nasi beserta lauknya untuk sang suami.

..." Ini makanlah yang banyak " Ucap Andin seraya menyerahkan piring yang sudah lengkap dengan isinya itu di depan Ivan....

Ivan yang mendapatkan perlakuan itu tentu saja sangat terkejut namun juga Ia sangat bahagia. Kapan lagi Ia mendapatkan itu lagi, semoga kedepannya akan seperti itu, begitulah pikir Ivan.

Dengan senang hati Ivan menikmati makanan yang sudah di berikan sang Istri dengan rasa syukur.

Andin makan pelan sedangkan Ivan begitu makan dengan lahap, sebenarnya dirinya sudah makan sebelum naik membawakan makanan untuk sang Istri, namun karena ini sangatlah langka jadi Ia tetap menikmati itu. Ia tidak mau Istrinya itu berpikir yang bukan bukan dan tidak lagi mau memperhatikan dirinya lagi.

Andin melihat cara Ivan makan, nampak makanan yang ada di piringnya itu begitu enak, padahal makanan sore itu biasa saja.

..." Apa dia benar-benar kelaparan, sampai makannya saja seperti itu " Batin Andin....

Tidak butuh lama semua nasi dan lauk yang ada di piringnya habis tak tersisa. Karena makan tergesa-gesa Ia sampai hampir tersedak, mau minum tapi Ia lupa hanya membawa satu gelas itupun untuk Istrinya.

..." Ini minumlah "...

Andin tidak tega melihat wajah Ivan yang mulai memerah, Ia tahu pria itu pasti membutuhkan air untuk meredakan tenggorokan nya sehabis makan.

Lagi lagi Ivan terkejut, Andin bahkan memberikan minumannya untuknya. Gelas yang sebelumnya sudah di pakainya untuk minum. Ivan memandangnya ragu, bukan Ia merasa jijik, namun Ia takut salah dengar.

" Oh iya " Andin hendak berdiri mengambil gelas baru untuk Ivan karena Ia pikir Ivan pasti jijik dengan gelas minum di depannya.

Ia lupa kalau itu bekas dirinya, berani beraninya Ia menawarkan pada orang lain sesuatu bekas dirinya.

Baru akan berdiri Ivan sudah meneguk air dalam gelas itu hingga tak tersisa.

" Ah alhamdulillah, lega rasanya " Ucap Ivan sembari meletakkan kembali gelas yang sudah kosong itu di atas meja.

Andin hanya menatapnya bingung

" Maaf aku menghabiskan nya, aku benar-benar haus jadi ku habiskan saja. Tapi kamu tenang saja, aku akan ambilkan yang baru, kamu duduk di sini, habiskan makannya, aku akan keluar sebentar "

Dengan cepat Ivan melangkah keluar kamar, bibirnya tak kuasa untuk menahan senyum.

" Ya Allah alhamdulillah, terimakasih sudah memberikan awal yang sangat indah. Hari ini cukup dengan ini, bantu hamba untuk kedepannya Ya Allah, semoga lebih baik "

Tak henti hentinya Pria itu bersyukur, dalam pikiran nya secara tidak langsung Ia mendapatkan ciuman bibir Istrinya.

..." Biarlah hari ini lewat gelas saja, semoga nanti bisa yang lebih " Gumam Ivan. ...

Ia melangkah menuju dapur mengambil apa yang di butuhkan sang Istri. Sementara di dalam kamar Andin kembali menikmati makan siangnya yang lagi lagi tertunda. Sebelum nya Ia sempat di buat bingung oleh tingkah Pria yang notabene nya sekarang adalah suaminya itu.

Terpopuler

Comments

🍁𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💃🅺🅰🆃🆁🅸🅽❣️

🍁𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💃🅺🅰🆃🆁🅸🅽❣️

sabar van.. pasti dpt kok..org sabar disayang Tuhan

2023-04-16

0

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

sungguh aku tergugah oleh mu Van😳

2022-12-11

1

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

ingat ISTRIKU kata itu di tekankan buat kamu Din

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!