Harus Bersabar

Andin memandang sisa tamu yang masih berada di sana, menikmati hidangan yang mereka sajikan. Ia mentertawakan dirinya sendiri, sungguh tragis nasibnya. Gagal menikah dengan orang yang di cintai dan terpaksa harus menikah dengan kekasih sahabatnya sendiri.

Apa salahnya selama ini hingga Ia menemui takdir yang menyedihkan seperti saat ini. Satu persatu tamu undangan sudah membubarkan diri, Andin di bawa ke kamarnya oleh para wanita yang bertugas merias nya.

Ia terkejut mendapati kamar tidurnya sudah kembali rapi dan berganti dengan dekorasi pengantin, ada taburan bunga di atas ranjang pengantin.

Di rogoh ponsel miliknya yang berada di dalam laci meja, memotret ranjang pengantin yang bertabur bunga itu dan mengirimkan nya melalui pesan WhatsApp.

" Kamu dimana, lihatlah semua yang kamu ciptakan ini. Aku masih menunggu kabar darimu secepatnya "

Pintu kamar terbuka nampak Diana masuk sembari tersenyum.

" Bagaimana keadaanmu sekarang Nak "

" Seperti yang Bunda lihat, aku baik-baik saja " Jawab Andin seadanya.

Diana merasa sedikit lega mendengar jawaban Andin, Ia tahu Putrinya itu adalah anak yang kuat dan mandiri, tidak ingin menyusahkan orang lain.

" Ivan " Panggil Diana.

Ivan yang sejak tadi berdiri di balik tembok akhirnya menampakkan diri ketika mendengar namanya di sebut.

Sebenarnya Ivan ingin langsung pulang menemui Mita setelah acara selesai, Ia ingin menanyakan langsung alasan Mita menjodohkannya dengan sahabatnya sendiri. Meskipun apapun alasannya nanti tidak akan bisa mengubah kalau kini Ia telah menjadi suami orang lain, Ia harus tetap melanjutkan semuanya meskipun mungkin tidak akan mudah.

" Iya Tante " Ivan melangkah ragu, Ia merasa tidak enak hati pada Andin.

" Jangan panggil Tante lagi Van, sekarang kamu sudah menikah dengan anak Bunda, sama seperti Andin kamu juga adalah anak Bunda "

Bagai setitik air di gurun pasir yang mampu melegakan dahaga, Ivan merasa sedikit tenang karena Ibu mertuanya memberi respon baik padanya.

..." Iya Bunda, makasih "...

Diana pamit ingin membantu menyelesaikan pekerjaan di luar.

" Bun, Bunda mau kemana, aku ingin ikut, tunggu aku ganti baju "

Andin ingin menghindar untuk saat ini, bagaimana pun juga Ia masih belum terbiasa dengan ini. Andai saja pasangan pengantinnya adalah Harry, mungkin dia akan senang hati tinggal di kamar itu lama lama, menghabiskan waktu bersama, tapi kini semuanya sungguh terasa janggal.

" Sayang, Bunda ingin membantu pekerjaan di luar. Kamu disini saja bersihkan diri dan istrahat, kamu sangat lelah. " Bujuk sang Ibu.

..." Tapi Bu......! " Rengek Andin, Ia tidak ingin di tinggalkan di kamar itu hanya berdua....

" Sayang, Bunda tahu kamu anak yang baik, kamu tidak pernah mengecewakan Bunda selama ini, sekarang ini pun Bunda mohon jangan kecewakan Bunda. Sekarang kamu sudah jadi seorang istri, lakukan semua layaknya seorang istri " Diana mengelus pelan kepala Putri kesayangannya.

Andin pasrah, Ia tidak ingin membuat wanita yang sudah membawanya ke dunia ini bersedih lagi, cukup Ia meneteskan air mata karena hampir gagal menikah. Ia pun mengurai pelukannya.

" Ivan, titip Andin ya. Bunda mohon kamu sedikit bersabar ya, dia masih shock dengan semua ini, buatlah Ia merasa nyaman lebih dulu. Maaf.... Bunda tahu kalian sama sama masih shock, tapi Bunda minta padamu untuk sedikit bersabar dalam memahami perasaan Andin ya "

Diana berpesan pada Ivan yang kini sudah menjadi menantunya, Ivan memang mengantarkan Diana hingga depan pintu kamar jadi wanita itu bisa leluasa berbicara dengannya.

***

Suasana tiba tiba menjadi canggung ketika mereka hanya tinggal berdua di dalam ruangan itu. Andin merasa sangat gerah namun Ia ragu untuk melakukan aktifitas karena ada orang lain di kamarnya.

" Aku akan keluar, kamu pasti sangat lelah setelah yang terjadi hari ini. Silahkan ganti baju dan istrahat. Aku bisa bantuin pekerjaan di luar " Ivan akhirnya membuka suara.

Ia buru buru keluar karena tidak mendapat respon dari Andin, sementara Andin memandang kepergian Ivan hingga hilang di balik pintu.

Ia bergegas melepas satu persatu aksesoris yang melekat di tubuhnya, hingga tiba pada gaun pengantinnya. Ia merasa kesulitan karena tidak dapat menjangkau pengait gaun itu, sudah banyak cara Ia lakukan sampai Ia merasa putus asah.

Tubuhnya bertambah gerah dan nafasnya tersengal sengal, Ia menghubungi sang Bunda agar membantunya melepas gaun pengantinnya itu. Namun sudah beberapa kali panggilan tidak juga ada jawaban. Di saat Ia benar-benar putus asah tiba tiba pintu kamar terbuka, nampak Ivan melangkah mendekat.

" Oh itu ponselku ketinggalan Andin jadi aku ingin mengambilnya " Ivan memberi alasan ketika melihat raut wajah Andin yang nampak bingung.

" Oh " Hanya itu yang keluar dari bibir Andin di sertai anggukan kepala.

Ivan masuk kedalam tirai tempat Ia mengenakan pakaian pengantin sebelum nya, tidak lama kemudian Ia pun keluar. Ia menatap Andin sebentar dan kembali menatap kelain arah, Ia tidak ingin membuat Andin merasa tidak nyaman.

" Apa ada masalah, ada yang bisa aku bantu " Tanya Ivan memastikan.

Andin diam saja, Ia ragu untuk meminta bantuan. Merasa lagi lagi tidak ada respon akhirnya Ivan memilih keluar.

" Tunggu Van, to.... tolong bantu lepas pengait gaunnya. Tanganku tidak sampai menjangkau nya " Ucap Andin tergagap.

Akhirnya Andin memberanikan diri, Ia sudah tidak sanggup lagi bertahan lebih lama lagi dengan balutan gaun pengantin itu.

Ivan yang hampir saja meraih gagang pintu akhirnya berputar arah, sebenarnya Ia sudah menduga kalau Andin akan kesulitan membuka gaun pengantinnya tapi Ia enggan untuk memaksakan bantuan pada wanita itu. Ia berdiri di depan pintu selama hampir setengah jam untuk memastikan Istrinya itu baik baik saja, karena tidak tahan akhirnya Ivan memberanikan diri masuk dengan alasan ponselnya tertinggal.

Ia juga kembali menawarkan bantuan namun tetap sama tidak ada respon, akhirnya Ia memilih keluar mencari Ibu mertuanya agar membantu Istrinya melepas gaun pengantin nya, namun sebelum terjadi Andin sudah lebih dulu meminta bantuan.

" Dimana yang harus di lepas " Tanya Ivan lagi, Ia takut salah dan membuat Istrinya tidak nyaman apalagi marah padanya.

Andin memutar tubuhnya membelakangi Ivan, Ia juga menyingkirkan rambutnya yang menjadi penghalang.

Tubuh Ivan menjadi panas dingin, dadanya berdebar hebat. Bagaimana pun juga Ia adalah lelaki normal, apalagi di suguhkan sesuatu yang sangat menggoda. Ia sampai menelan salivanya berulang kali melihat leher putih jenjang milik Istrinya.

Otak kotornya ingin sekali mengelus keindahan itu namun logikanya masih mampu Ia kendalikan.

" Sudah "

Ucapan Ivan membuyarkan lamunan keduanya, Ivan segera keluar karena tidak ingin Andin sampai melihat wajahnya yang sudah memerah seperti tomat.

" Sudahlah Andin, tidak akan terjadi apa apa. Ivan sangat mencintai Mita, pernikahan ini hanya kesalahan, dia tidak akan mungkin menginginkan mu " Andin menghibur dirinya sendiri.

Ia kemudian melanjutkan aktivitas nya di kamar mandi, mengguyur tubuhnya yang letih, berharap semua beban di hatinya akan ikut bersama air mengalir.

Terpopuler

Comments

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

panas ya bang🤭🤭tpi sah2 aja kan sdhbjdi istrinya

2023-04-16

0

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

maaf Andin kali ini pemikiran mu salah

2022-12-11

0

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

⚚𝓐𝔂𝓮͠𝓼𝓱𝓪͛👒

sabar Van tahan uyy😭😭

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!