Masih sama

Keesokan harinya.

Seperti hari sebelumnya. Ayra masih sibuk membersihkan apartemen milik Karel. Rasa lelah mulai menderanya. Ayra beristirahat sejenak, kemudian ia kembali membersihkan apartemen tersebut.

Ayra menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. Ia lantas langsung berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan untuk suaminya.

Walaupun ia tahu jika Karel pasti tidak akan menyentuh masakannya, tapi setidaknya Ayra sudah berusaha. Ia ingin membuat Karel terkesan padanya.

Tiga puluh menit kemudian, Ayra telah menyelesaikan memasaknya. Kemudian ia berjalan menuju kamar dan segera mandi, sebelum suaminya terbangun.

Dan benar saja, di tengah mandinya, pintu bathroom di gedor dari luar oleh Karel dengan begitu keras. Membuat Ayra terlonjak kaget.

"Cepat keluar, gadis sialan!" teriak Er.

"I-iya sebentar!" Ayra menyahutnya. Gadis itu dengan cepat menyelesaikan mandinya. Namun sialnya ia lupa membawa pakaian ganti miliknya.

"Aduh, bagaimana ini. Aku lupa membawa pakaian ku," ucap Ayra begitu bingung.

"Cepat keluar atau ku dobrak pintu ini!"

Tak ada pilihan lain, Ayra segera menyambar handuknya dan melilitkannya pada tubuhnya. Ia segera berlari membuka pintu bathroom.

Cklek...

Ayra keluar dengan menutupi bagian tubuh atasnya dengan menundukkan kepalanya.

"Maaf, Aku lupa membawa baju ganti ku," ucap Ayra masih dengan menunduk.

Karel tersenyum sinis menatap Ayra. "Kau pikir Aku akan tergoda dengan tubuh jelek mu itu? Jangan bermimpi. Karena tubuh kekasihku jauh lebih indah di bandingkan dengan tubuh jelek mu itu!" seru Er dan langsung memasuki pintu bathroom dan menutupnya dengan keras.

Ayra menahan sesak di dadanya. "Bahkan Kau sudah melihat tubuh Kinara, kak Er." lirih Ayra. Lalu ia segera melangkah dan mengganti pakaiannya.

Ayra mulai menyiapkan pakaian untuk Er. Dari mulai jas, kemeja, dasi, bahkan juga tas kerjanya. Lalu ia segera melangkah menuju ruang makan untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Ayra berharap kali ini Karel mau menikmati masakannya.

Kini Karel telah keluar dari bathroom. Di lihatnya pakaian kerja yang sudah istrinya siapkan untuknya.

"Kau pikir dengan menyiapkan segala keperluan ku, akan membuat ku luluh? Tidak akan. Kau adalah gadis pembawa sial dalam hidup ku." gerutu Er. Ia lantas melemparkan pakaian yang telah di siapkan Ayra.

Pria itupun mengambil pakaian kerjanya sendiri. Rasanya ia tak sudi memakai apapun yang telah di sentuh oleh istrinya.

Karel mulai keluar dari kamarnya. Di depan pintu kamarnya sudah ada sang istri yang telah menyambutnya dengan senyum manisnya. Bahkan jika pria lain yang melihatnya akan langsung jatuh hati padanya. Karena memang Ayra gadis yang begitu cantik.

Namun Er menatapnya tajam. Wajahnya terlihat begitu garang menatap Ayra. Bahkan kini matanya telah menjadi buta. Gadis cantik menurutnya hanyalah Kinara saja.

"Jangan pernah tersenyum seperti itu di depan ku! Membuat ku muak saja!" Karel berjalan melewati Ayra.

Ayra begitu sedih melihat Karel yang tidak menggunakan pakaian yang telah di siapkan olehnya. Tapi dirinya harus lebih bersabar untuk membuat Karel sedikit lebih bisa menerimanya.

Dengan langkah cepat Ayra kemudian mengikuti Karel.

"Kak Er," panggil Ayra.

Er terdiam di tempatnya. Sepertinya ia merasa tidak asing dengan panggilan tersebut. Namun ia segera menepisnya.

Er membalikkan badannya dan kembali menatap tajam istrinya.

"Aku sudah membuat sarapan untuk kak Er. Kakak harus sarapan, agar kak Er bisa berpikir jernih dalam bekerja nanti," ucap Ayra masih dengan senyum manisnya. Ia seolah tak takut lagi dengan bentakan keras dari Karel.

"Apa Kau mengatai ku kalau Aku bodoh dalam bekerja?!" Er kembali tersulut dengan ucapan Ayra. Entah mengapa setiap kata yang keluar dari bibir Ayra selalu saja salah. Pada tidak ada maksud sedikit pun jika Ayra bermaksud seperti itu.

"Aku tidak pernah mengatakan Kak Er bodoh dalam bekerja. Kak Er salah mengartikan ucapan ku. Setiap orang membutuhkan asupan makanan di pagi hari. Itu maksudku, Kak." Ayra harus lebih bersabar lagi dalam berbicara dengan Karel. Walaupun sebenarnya ia merasa sakit dengan setiap hinaan dari suaminya. Ayra mencoba untuk menganggap kata kasar dari Karel adalah angin yang berlalu saja.

***

Terpopuler

Comments

Vita Zhao

Vita Zhao

jangan2 er sudah pernah melakukan hubungan terlarang dengan kinara🥺, kasian nasib ayra.

2022-09-15

0

Widi

Widi

Er, kenapa kamu jadi lelaki yg sangat kejam 🥲

2022-09-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!