Perjanjian pranikah

"Baiklah. Kalau begitu Saya akan membantumu, Nona. Berjalan lah dengan posisi miring hingga sampai kemari." titah pria tersebut.

Ayra mengangguk menyetujuinya. Dia mulai berjalan miring dengan pelan untuk mencapai jendela apartemen sebelah milik pria tersebut.

Dan tak lama kemudian akhirnya Ayra sampai di jendela apartemen milik pria itu. Dengan sigap pria itu membantu Ayra untuk naik memasuki jendela apartemennya.

"Terimakasih, Tuan. Tadi sungguh sangat memacu adrenalin," ucap Ayra terkekeh.

Pria itu hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis di depannya itu.

"Tuan, Aku sangat kelaparan. Apakah Kau memiliki sedikit saja makanan untuk ku?"

"Kau adalah gadis teraneh yang pernah ku temui, Nona." Pria itu masih menggelengkan kepalanya. "Kebetulan Saya memiliki ini. Untukmu saja, Nona." Pria itu memberikan satu paket McD untuk Ayra. Tadinya itu untuk makan malam pria itu. Tapi melihat Ayra yang kelaparan dan senekat itu, pria itu memberikannya kepada Ayra.

Dengan cepat Ayra mengambil makanan yang di berikan pria itu. Dengan tak sabarnya, Ayra segera membukanya dan memakan makanan itu dengan sangat lahapnya.

"Memangnya sudah berapa lama Anda tidak makan, Nona?" tanya pria itu seraya menelan ludahnya sendiri melihat betapa rakusnya Ayra saat melahap makanannya.

"Aku belum makan sejak semalam, Tuan." ucap Ayra setelah menelan makanan itu.

Pria itu berhenti bertanya dan membiarkan Ayra menghabiskan makanannya.

Setelah makan itu tandas tak bersisa. Ayra mengucapkan terimakasih kepada pria tersebut. Karena bantuannya, sekarang dia tidak kelaparan lagi.

"Terimakasih sudah menolong Saya, Tuan. Suatu saat nanti Saya akan membalas kebaikan Anda, Tuan ...."

"Arkan, nama Saya Arkan, Nona. "

"Ah iya, terimakasih, Tuan Arkan. Kalau begitu Saya permisi." Ayra hendak beranjak pergi. Tapi Arkan menghentikannya.

"Tunggu, Nona. Saya belum mengetahui nama Anda."

"Nama Saya Ayra, Tuan. Saya harus segera kembali sebelum majikan Saya kembali," ucap Mayra. Dia terpaksa berbohong. Dia tidak ingin menyulitkan Karel jika ada orang yang tahu jika dirinya adalah istri Karel.

"Jadi Anda bekerja di apartemen sebelah." Arkan nampak manggut-manggut.

"Iya, Tuan. Sebenarnya bukan hanya di apartemen sebelah saja. Saya bekerja membersihkan beberapa apartemen juga. Jadi bisakah Anda membukakan pintu agar Saya bisa kembali, Tuan?"

"Baiklah, Nona. Tapi apakah Saya juga bisa menggunakan jasa Anda, Nona? Kebetulan Saya jarang menempati apartemen ini. Dan Saya ingin ketika Saya singgah kemari, apartemen ini bersih."

Ayra terdiam sesaat. Saat ini dirinya memang belum memiliki pekerjaan selepas tamat kuliahnya. Dan belum tentu juga Karel akan memberikan uang padanya mengingat semua sikap kasar suaminya itu. Jadi tidak ada salahnya bukan jika ia mengambil job ini?

Gadis itu mengembangkan senyumnya. "Bisa, Tuan. Kapan Saya bisa membersihkan apartemen Anda?"

"Kalau saat ini pasti tidak bisa karena Anda sedang bekerja di apartemen sebelah. Jadi bagaimana kalau besok, Nona?"

"Baiklah, Tuan. Besok Saya akan membersihkan apartemen ini."

"Kalau begitu ini kunci cadangan apartemen Saya, Nona. Jadi sewaktu-waktu Anda bisa langsung datang dan membersihkannya."

Ayra menerima kunci cadangan itu dari Arkan. Baru setelahnya Ayra keluar dari apartemen itu.

Saat sampai di luar, Ayra mulai bingung bagaimana dirinya bisa masuk kedalam apartemen suaminya. Gadis itu menepuk keningnya sendiri saat mengingat kegilaannya yang keluar dari kamar Karel dengan begitu dramatis.

"Duh, bagaimana ini? Bagaimana caraku masuk kedalam," gumam Ayra merasa bingung.

Di saat kebingungannya, Ayra di kejutkan dengan suara Karel yang begitu marah.

"Kau ...! Bagaimana bisa Kau berada di sini huh!" Seruan itu mengagetkan Ayra. Gadis itu rasanya begitu ketakutan melihat raut wajah Er yang begitu menakutkan.

"A-aku ...." Belum sempat menjawabnya, Karel sudah menyeret Ayra masuk kedalam apartemen.

Dengan kasar Karel menghempaskan tubuh Ayra ke sofa ruang tamu apartemennya.

"Apa Kau mencoba untuk kabur dari ku, huh! Aku akan pastikan Kau tidak akan pernah bisa kabur dariku. Kau harus membayar harga untuk semua rasa sakit yang ku rasakan karena membuat ku berpisah dengan kekasihku!" bentaknya.

"Er, sebenci itukah Kau dengan ku? Sungguh Aku tidak bermaksud untuk memisahkan mu dengan Nara."

"Lalu jika Kau tidak memisahkan ku dengan kekasih ku, untuk apa Kau menerima permintaan Mama untuk menikah dengan ku huh?!"

"Aku ...."Ayra menghembuskan nafasnya gusar. Tidak mungkin ia mengatakan alasan dirinya yang sebenarnya. "Terserah Kau mau menganggapku bagaimana. Yang jelas Aku menyayangi Nara seperti saudara ku sendiri. Jika memang Kau tidak menginginkan pernikahan ini. Mari kita buat perjanjian," tawar Ayra. Dia sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk membuat Er bisa mencintainya seperti yang Mama mertuanya inginkan.

Er mengerutkan keningnya. Ia menimbang ucapan Ayra. "Perjanjian apa maksudmu?"

"Begini. Mamamu ingin kita bisa saling mencintai. Dan itu tidak mungkin bagimu kan? Jadi kita buat sebuah kesepakatan. Kita akan menikah selama enam bulan lamanya, jika dalam enam bulan itu masih tidak ada cinta di antara kita, maka kita akan bercerai. Kau bisa kembali bersama Nara. Dan Aku akan memikirkan sebuah alasan kepada Mama Via untuk menjelaskan jika kita memang tidak bisa saling mencintai dan perpisahan adalah jalan terbaik." Ayra menghembuskan nafasnya sejenak. "Tapi selama enam bulan itu Aku punya permintaan padamu."

"Lancang sekali Kau meminta sebuah permintaan!" Er menatap tajam istrinya.

"Ku mohon, tolong kabulkan permintaan terakhir ku ini."

Er tampak berpikir, lalu ia pun menyetujuinya. "Cepat katakan apa permintaan mu!"

"Jika dalam enam bulan itu Kau sampai memiliki perasaan padaku, maka Aku ingin Kau tetap menceraikan ku." ucap Ayra dengan mantapnya. Gadis itu telah di vonis dokter jika umurnya tidak lama lagi. Namun sebisa mungkin Ayra akan terus bertahan. Namun bila Tuhan berkehendak lain dan menginginkan dia untuk segera menghadapnya, maka Ayra akan mengantisipasi hal-hal yang mungkin saja akan terjadi.

"Itu tidak akan pernah terjadi. Sampai kapanpun Aku tidak akan pernah mencintai gadis licik sepertimu!" sinis Karel.

Ayra hanya tersenyum miris mendengarnya.

"Dan Aku ingin bekerja," ucap Ayra kemudian.

"Hanya itu?" tanya Karel. Ayra mengangguk.

"Baiklah, Besok Aku akan membuat perjanjian secara tertulis. Dan Kau harus menandatanganinya."

"Baiklah."

"Kalau begitu siapkan mandiku! Aku tidak akan menggaji seorang pembantu, karena Aku mau Kau menjadi budak untuk ku." ucap Karel menyeringai.

Walaupun akan ada perjanjian di antara keduanya, Karel tetap akan membuat Ayra menderita. Ia akan membuktikan jika dirinya tidak akan pernah bisa jatuh cinta kepada istrinya itu.

Ini adalah langkah pertama untuk Ayra membuat Karel bisa mencintainya. Namun dia juga takut jika nanti memang Karel benar-benar mencintainya dan penyakitnya tidak dapat di sembuhkan, apakah pria itu akan merasa kehilangan dirinya?

Terpopuler

Comments

Vita Zhao

Vita Zhao

aku berharap er segera mencintai ayra.

dan aku berharap ayra juga makin dekat nanti sama arkan🤭

2022-09-15

0

lovely

lovely

janganlah terlalu bodoh ngapain memikirkan perasaan org lain sementara dia tersiksa 🥺

2022-09-08

0

amh

amh

lanjut

2022-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!