Jam dinding menunjukan pukul 16 :00 para karyawan Awiguna Group siap siap untuk pulang. Setelah seharian bekerja mengais rezky mereka kembali kerumah. Tiada tempat ternyaman selain rumah, untuk kembali pulang bercengkrama dengan keluarga tercinta tak hayal banyak yang berkata “Rumahku surgaku”. Rumah yang selalu penuh dengan canda tawa.
Rara sedang merapikan meja kerjanya sebelum dia pulang, aktivitas Rara terhenti saat benda pipih dan canggih itu memberikan notifikasi menandakan ada pesan masuk.
“Sayang sudah pulang? Aku jemput ya?” tertera disitu Arta mengirim pesan
Arta adalah kekasih Rara yang sekarang, Pria tampan tinggi dan ramah pemilik bengkel mobil. Bisa dikategorikan mapan diusianya yang baru 25 tahun. Arta sangat mencintai Rara, bisa dikatakan Rara adalah cinta pertama Arta namun berbeda dengan Rara. Mungkin Arta adalah kekasih Rara yang ke 20 sekian, sampai saat ini dia pun hanya mengikuti arus saja. Entahlah hanya Rara dan Tuhan yang tau tentang perasaanya seperti apa karena dia memang tidak pernah hangat dengan lawan jenis sekalipun itu kekasihnya.
Arta adalah kekasih Rara yang ke 20. Gila! Mungkin kata itu pantas disandang oleh Rara dia tidak pernah mau melibatkan hatinya kekasihnya pun hanyalah pelampiasan dia atas kekecewaannya pada lelaki. Terkadang memang seperti tidak adil lelaki sebaik dan setampan dan setulus Arta dan masih ada dan - dan yang lainnya yang gak bisa dijabarkan karena banyak nilai plusnya tetapi belum bisa mendapatkan hati Rara, menaklukan Miss Palygirl Rara.
“tidak perlu aku mau jalan dengan teman – temanku” balas Rara
“Oke aku temani ya?sekalian kenalin aku dengan teman – temanmu, aku kangen kamuuuu ....” Arta
“ENGGAK” balas Rara singkat padat
“Ya udah kalau kamu belum mau mengenalkanku sama teman – temanmu gak pa pa kamu hati – hati ya?jangan lupa nanti makan trus pulangnya jangan malam – malam, kalau sudah sampai rumah kabari aku ya sayang?” Arta.
Pesan itu hanya dibaca oleh Rara
Arta hanya menghela nafas kasar dan menyandarkan punggungnya disofa. “Sampai kapan kamu dingin begini Ra? Apa kehadiranku tak bisa menjadi obat untuk lukamu? Apa kamu tak bisa melupakan mantanmu yang meninggalkanmu tanpa kejelasan itu? Arta membatin dengan pandangan menerawang kedepan.
Arta bangkit dari Sofa ruang kerjanya sambil memijit pelipisnya frustasi. Arta sangat tau masa lalu Rara bagaimana Rara ditinggalkan oleh kekasih pertamnya menikah dalam keadaan hamil duluan. Dan disaat mulai membuka hati kembali tapi dia lagi dihadapkan pada kekecewaan ditinggalkan begitu saja dihari petunangannya tanpa kejelasan , ditambah lagi sang kakak hamil diluar nikah dan tanpa ada yang mau bertanggung jawab.
Arta juga tau Rara sudah berkali kali gonta ganti pacar, banyak teman Arta yang menasehatinya agar tidak mendekati Rara karna hanya akan mendapatkan kekecewan nantinya. Namun Arta yakin kalau Rara sebenarnya gadis baik – baik, pengalaman pahit masa lalunya saja yang membuat dia seperti itu.
Kembali ke Perusahaan Awiguna Group Rara nampak sedang siap – siap untuk pulang Rara dikagetkan dengan pintu ruangan manager terbuka.
“Ra.. aku antar pulang ya?” ajak Ronal
“ Maaf pak tidak usah saya mau jalan -jalan bareng Sinta dan Dewi” tolak Rara
“ Kemana?” Tanya Ronal kepo
“ Ke Grand Mall pak mau nonton bioskop” jawab Rara jujur
“ Oh... ya sudah kalu begitu saya duluan” pasrah Ronal dengan nada kecewa langsung pergi.
Interaksi bos dan asisten itu tidak luput dari Sinta dan Dewi yang saling sikut melihat pandangan Ronal berbeda saat memandang Rara. Jelas terlihat raut kekecewaan diwajah Pak Ronal yang dapat dilihat oleh Sinta dan Dewi.
“ Mba Rara!” serbu Sinta
“ Kayaknya Pak Ronal naksir sama mba Rara” celoteh Dewi
“ Iya mba Rara gosip itu ternyata bener Bos Ronal naksir mba Rara” Sinta menimpali
“ Kalian mau nerusin bergosip disini atau dibatalin aja nonton filmnya?” tegas Rara sudah berjalan meninggalkan Sinta dan Dewi yang masih bergosip.
Gosip tentang Ronal yang menyukai asistennya itu memang sudah menyebar keseluruh kantor bukan menjadi rahasia umum lagi. Rara sebenarnya tau hanya saja dia pura pura tidak tau. Karena menurut Rara biarlah hubungan antara atasan dan bawahan ini berjalan sebagaimana mestinya tidak perlu ada perasaan di kedua belah pihak. Rara hanya tak mau mengecewakan atasannya dan membuat kecanggungan pada keduanya.Walaupun Rara harus selalu mempunyai seribu satu cara untuk mengalihkan pembicaraan Pak Ronal saat dia sudah mulai melakukan pendekatan kepada Rara.
“ Mba Rara!!” teriak Sinta dan Dewi berbarengan mengejar Rara. Sementara Rara melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan teriakan dari teman – temannya.
Bersambung
...****************...
Hallo readers terima kasih karena sudah berkenan untuk mampir ke karya receh author. Dan jangan lupa tinggalkan jejak like dan komennya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments