Hari ini adalah waktu yang telah di nanti-nanti beberapa gadis bangsawan untuk mengikuti lomba.
Elena tak ada di sana, tetapi tak ada yang curiga. Mereka diberi wakti selama seminggu untuk membawa pulang kepala babi hutan juga mendapatkan senjata menurut keahlian mereka.
Lily mengambil panah, karena memang ia sedari dulu sangat menyukai benda itu.
Raja meminta para peserta untuk berkumpul.
"Selama minggu kalian akan berada di dalam hutan ini. Untuk makanan, tenang saja. Ada banyak buah-buahan segar yang tumbuh dengan baik serta sungai yang bersih. Kami telah melakukan pengecekan sehari sebelum hari ini tiba."
"Tidak akan ada yang mengawasi jadi saya berharap kalian semua melakukannya dengan jujur dan berhati-hati. Jika merasa tak sanggup, maka segeralah kembali ke mari."
Mereka telah memantapkan diri, Lily mencari-cari keberadaan Elena yang saat itu tak ada di sana. Dia tersenyum senang, tentu saja peluang untuk mendaptkan Max sangat besar sekarang.
Disaat yang bersamaan pulak Max sama sekali tak melihat akan kehadiran Elena. Dia berharap gadis itu mau ikut, tetapi keinginannya jelas tak terkabulkan.
Namun, seseorang tengah mengawasi mereka dari balik pohon yang besar. Kuda yang di pakai setiap gadis telah memasiki hutan, ia lantas mengikuti mereka.
Menurut informasi, babi hutan di sini lumayan sulit karena populasinya yang hampir punah.
Mereka berpencar dan mencari mangsanya sendiri. Seorang gadis dengan menatap lurus ke arah depan bergegas melajukan kudanya.
Ia berhenti di depan sebuah goa, kuda pun dia ikat di batang pohon agar tak melarikan diri nantinya.
"Akhirnya tiba juga. Tentu aku akan memenangkan perlombaan konyol ini!"
Dia melangkah masuk dan tak sengaja menyentuh sesuatu yang berbentuk seperti simbol. Goa tersebut gelap dan lembab, sesekali dia berteriak memanggil nama seseorang yang telah bekerja sama dengannya.
Sayangnya, ia salah memasuki goa. Harusnya dia berjalan ke arah kiri dan sedikit melewati sungai, barulah dia tiba di tujuan. Namun, ia malah terus bergerak lurus dan tak tahu goa apa yang di masuki.
Seseorang yang sedang mengawasi dari atas pohon terkejut ketika suara geraman terdengar nyaring dengan burung-burung yang terbang sembarangan.
Dari sana pula dia melihat seorang gadis berlari keluar dari goa dengan wajah penuh ketakutan.
"Tidak mungkin!"
Dia semakin mendekatkan diri agar melihat lebih jelas. Sekitar tiga ekor hewan sihir yang di anggap sebagai mitos keluar dari tempat persembunyiannya. Seseorang pasti telah membuka segelnya.
Baru saja akan menolong, gadis tadi telah tewas akibat terkena sihir api dari salah satu hewan itu.
"Mereka benar-benar monster!"
Ia bergegas kembali dan menemui seseorang yang ternyata adalah ratu.
"Lapor yang mulai ratu!"
"Ada apa?"
"Ini adalah berita penting. Mengenai hewan sihir yang dianggap mitos oleh para rakyat dan raja, kini kembali bangkit. Saya tidak tahu siapa yang telah membuka segelnya sehingga mereka mengamuk dan menewaskan satu peserta."
Ratu yang mendengar itu menjadi tak tenang.
"Kau awasi monster itu dan sebisa mungkin lindungi para peserta, bawa mereka kembali. Aku akan mengerahkan para prajurit dan menjemput kembali raja serta pangeran."
"Baik."
Raja saat itu sedang menikmati makan siangnya di buat terkejut dengan suara geraman. Para prajurit lantaa bersigap pada posisi mereka.
"Suara apa itu?" tanya Max yang baru saja keluar dari tenda.
"Yang mulia raja, sepertia suara tadi berasal dari dalam hutan!" lapor salah satu prajurit.
"Ini jelas bukan suara binatang buas. Kalian masuklah ke dalam hutan dan bawa kembali para peserta, jangan sampai sesuatu terjadi pada mereka."
"Baik!"
Hutan sebagian telah mengalami kebakaran, asapnya pun membuat para rakyat menjadi khawatir. Banyak yanh berspekulasi, suara yang mereka dengar tadi jelas berasal dari hutan yang dijadikan sebagai tempat lomba.
Ya, pengumuman mengenai Max mencari istri telah sampai di telinga warga desa.
Seseorang tiba-tiba berdiri di tengah kerumunan dan bersuara lantang mengatakan.
"Makhluk mitos yang selalu kalian bicarakan bangkit hari ini. Persiapkan diri kalian untuk menemui musibah terbesar tahun ini!"
Orang-orang pun menganggapnya gila, dan melemparinya dengan sayuran busuk.
"Dasar tidak waras. Makhluk sihir itu hanyalah mitos!"
"Lagi pula keberadaan ahli sihir juga telah hilang dari peradaban."
Entah bagaimana bisa para warga meyakini bahwa hewan sihir hanyalah mitos atau telah musnah beribu-ribu tahun lamanya.
***
Beberapa peserta nampak sedang meminum air di tepi sungai, sebelum akhirnya mendengar suara geraman.
"Hei, kau dengar suara itu?" tanya gadis dengan rambut yang di ikat.
"Aku dengar, suaranya seperti berasal dari tengah hutan!"
Tiba-tiba seseorang datang entah dari mana mengganggu mereka.
"Maaf mengganggu kalian, saat ini hutan sedang tidak aman. Ratu memintaku untuk membawa kalian kembali."
Seorang gadis berdiri dan menatap penuh selidik.
"Tunggu dulu, siapa kau?"
"Aku adalah orang suruhan ratu. Jika kita tidak cepat-cepat keluar dari sini, maka akan membahayakan nyawa kalian."
Terdengar kembali suara geraman, asap pun mengalihkan perhatian mereka.
"Cepatlah. Raja juga telah menyuruh beberapa prajurit untuk membawa kalian kembali. Situasinya akan dijelaskan langsung oleh raja."
"Lebih baik kita kembali saja, firasatku tak enak kali ini."
"Baiklah. Tunjukan kami jalannya, aku sudah sedikit lupa."
"Ikuti aku!"
Ketiganya pun menaiki kuda dan mengikuti orang tadi. Tidak ada waktu bagi mereka untuk sekedar beristirahat sekarang dan tak butuh waktu lama ketiganya telah bertemu dengan para prajurit.
"Itu mereka."
"Ayo bawa mereka kembali."
"Masih ada tujuh orang lagi. Cepat cari mereka!"
Seorang gadis dengan rambut hitam pekat menatap ke segala arah, sepertinya dia mencari seseorang tadi. Dari suaranya saja sudah ketahuan bahwa dia seorang perempuan.
"Bagus, mereka bertiga sudah selamat. Tersisa enam, aku harus mencari Lily!"
Ia lantas menggunakan portal sembari merasakan energi milik Lily. Tibalah ia pada sebuah pohon yang lumayan besar, menatap seorang gadis yang bersiap memanah babi hutan yang sedang menikmati makanannya.
"Tidak ada waktu."
Ia lantas melompat dan memeluk pinggang gadis itu dan membawanya pergi sebelum bola api menghanguskan tempat tadi.
"Hei lepaskan aku! Apa-apaan kau?"
"Diamlah nona jika anda tak ingin terluka. Lihatlah ke belakang, saat ini monster yang katanya hanyalah mitos telah bangun dari tempat peristirahatannya."
Lily menatap ke arah api yang mulai menjalar, ia tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Setelah dirasa mereka hampir dekat dengan tempat awal, ia menurunkan Lily.
"Teruslah berjalan, di depan ada raja dan tiga peserta lainnya."
"Tunggu! Lalu bagaimana denganmu?" tanyanya sedikit khawatir.
"Tenang saja. Saya diperintahkan oleh ratu untuk membawa kembali para peserta yang selamat!"
Lily hanya mengangguk dan berlari hingga akhirnya bertemu dengan yang lainnya.
Gadis tersebut membuka masker yang sedari tadi menutup wajah cantiknya.
"Gerah juga harus lompat ke sana sini pakai ini. Yah, setidaknya yang berniat curang telah mati sekarang. Aku harus membawa kembali lima orang yang tersisa."
Ia kembali menutup wajahnya dan membuka portal, mencari keberadaan peserta yang lainnya.
Di sisi lain, monster tersebut telah mengamuk dan membakar sebagian hutan. Para prajurit yang tak tahu pun diserang menggunakan bola api hingga terbakar hangus.
Sebagian ada yang berlari kembali, berniat ingin memberikan berita buruk ini pada raja dan memintanya mundur saja.
Dua gadis tengah mengeluh akibat merasa kepanasan, berlindung di balik batu besar dari teriknya sinar matahari.
"Ah, panas sekali. Seharusnya aku tak ikut dalam lomba ini!"
"Kau benar. Sudahlah, kita kembali saja. Raja juga tak masalah jika kita tak sanggup."
Belum saja percakapan mereka selesai, terdengar suara rauman. Bulu kuduk keduanya seketika berdiri, bau kebakaran pun menusuk indera penciuman.
"Helen, kau mendengarnya juga, kan?"
"Iya. Kita harus bagaimana?"
Tiba-tiba di depan mereka telah berdiri seorang gadis.
"Tenang, jangan takut. Masuklah ke dalam portal ini dan kalian akan tiba pada yang lainnya. Cepatlah, tidak ada waktu!"
Keduanya memang ragu, tetapi tetap menurut dan masuk ke dalam portal yang dia buat.
"Bagus, sisa tiga lagi. Semoga mereka selamat!"
Ia sedikit kelelahan, mengingat terlalu banyak menggunakan energi untuk sihirnya. Setidaknya setelah tiga orang peserta lagi selamat, dia bisa kembali ke rumah dan tidur mungkin selama seminggu.
"Aku akan menyerahkan masalah hewan sihir ini pada raja saja, juga aku hanya bisa membuat satu portal lagi. Tenagaku benar-benar terkuras, sial!"
Ia kembali melompat, sayangnya tenaganya bahkan hampir tak cukup untuk itu.
"Ah, aku bisa menggunakan kuda mereka."
Ia mendekati satu kuda dan menungganginya. Bergerak cepat sebelum api menjalar ke arahnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Eka Nurmila
harus banyak berlatih sihir. biar ga cepat lelah
2023-05-24
0