03| Kunjungan

Pagi yang cerah untuk Elena, ia sedang menikmati pemandangan para prajurit yang berlatih pedang. Bukan tanpa alasan dia datang ke sana.

Elena tahu di kehidupan yang dia rasakan sekarang tidak hanya bisa menggunakan otak, melainkan fisik juga.

Kekerasan tak mandang gender, itulah mengapa Elena ingin belajar menggunakan pedang agar suatu saat nanti, dia bisa melindungi diri tanpa harus menunggu orang lain melindunginya.

Lucas mendekati sang adik dan ikut duduk memperhatikan para prajuritnya.

   "Kak, aku dengar di sekitar perbatasan ada sebuah kastil yang menjadi tempat tinggal para penyihir tingkat tinggi."

   "Benar, apa kau tertarik dengan ilmu sihir?" tebaknya.

   "Ku rasa begitu. Di keluarga kita tidak ada yang menguasainya, jadi aku rasa setidaknya diri ini memiliki perbedaan atau keunggulan tersendiri. Aku akan ke sana sore nanti, apakah menurutmu ayah akan mengizinkannya?" tanyanya sembari menghirup udara di sekitar.

   "Ayah pasti mengizinkannya, terlebih lagi keluarga kita ada yang mau mempelajari ilmu sihir. Memang belajar seminggu saja tidak cukup, karena lumayan sulit. Itulah mengapa banyak bangsawan yang menolak mempelajarinya."

   "Aku memiliki niat yang kuat dengan begitu aku yakin tidak butuh waktu lama untuk menguasainya. Mau bertaruh?"

Lucas menatap adiknya yang tersenyum.

   "Coba tebak, aku bisa menguasai ilmu sihir ini dalam beberapa waktu?" tanyanya membuat Lucas nampak berpikir dan ragu untuk menjawab.

   "Mungkin setengah tahun?"

Elena nampak tertawa kecil, sementara Lucas mengangkat satu alisnya tak paham.

   "Aku bertaruh hanya dalam waktu setengah bulan."

Setelahnya ia bangkit dan melangkah maju menuju kepala prajurit. Lucas tersenyum saat melihat betapa percaya diri adiknya itu.

   "Ya, kita lihat nanti!"

Sore itu Elena telah bersiap untuk mengunjungi kastil yang menjadi tujuannya.

Elena dan keretanya menempuh sekitar dua jam perjalanan, lumayan jauh batinnya. Begitu turun, dia langsung di sambut oleh penjaga kastil. Tak lupa Elena membawa Frieda, agar gadis itu bisa membantunya nanti.

   "Selamat datang nona Elena. Nyonya Merida telah menunggu ada di dalam, mari ikuti saya."

Elena hanya tersenyum sembari mengangguk dan mengikuti penjaga itu. Sebelum dia pergi, ayahnya lebih dulu mengirimkan pesan melalui burung merpati.

Selain tukang pengantar pesan, mereka juga menggunakan merpati sebagai pengantar pesan lewat udara dan itu dikhususkan untuk jalur jauh.

Elena merasa terpukau dengan setiap interior kastilnya, bahkan tak jarang dia memuji.

Tibalah mereka, setelahnya penjaga itu pamit undur diri.

Keheningan menyelimuti mereka, ada sedikit aura mencekam yang membuat Frieda harus benar-benar berdekatan dengan Elena.

   "Nona ... Apa anda yakin ingin belajar ilmu sihir?" tanyanya sembari menatap ke setiap sudut ruangan.

   "Jika aku tidak bersungguh-sungguh, lalu untuk apa kita berada di sini?"

   "Anda benar ju-"

   "Selamat datang nona Elena Freja Javosca. Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya ada bangsawan yang mau mengunjungi kastil tua ini!"

Seorang wanita yang diperkirakan berumur hampir lima puluh tahun itu berdiri dari duduknya. Wajahnya sedikit lelah dilihat dari keriput akibat usianya.

Ia berjalan mendekat Elena dan memperkenalkan diri.

   "Tidak sopan jika saya tidak memperkenalkan diri. Anda bisa memanggil saya Merida, pemilik kastil tua ini."

   "Salam Nyonya Merida!"

   "Saya senang dengan kunjungan anda dan berniat mempelajari ilmu sihir."

   "Saya juga merasa terhormat bisa bertemu langsung dengan anda."

Bibir itu senantiasa menunjukan senyuman. Elena tahu, Merida ini adalah orang yang mudah sekali akrab, tetapi menyimpan banyak misteri tentangnya.

Tak banyak yang tahu tentang kehidupan seorang penyihir tua.

Malam itu, Merida langsung memberikan pelajaran pertama bagi Elena untuk menguasai sihir membuka portal.

Bukan tanpa sebab, Elena sendirilah yang minta agar dia bisa leluasa pergi ke mana saja tanpa harus berjalan kaki, terlebih dengan para pengawal.

Merida sedikit terkejut melihat bagaimana Elena dengan tanggap menguasai sihir pembuka portal.

   "Dia jelas bukan gadis biasa."

Sekitar tiga jam Elena menghabiskan waktu dengan Merida, membuat Frieda yang berada di luar ruangan sedikit khawatir.

Pinti terbuka, pelayan pribadi Elena lantas berlari dan memeriksa kondisi majikannya.

   "Nona baik-baik saja?"

Elena yang memang sudah lelah pun hanya bisa menjawab seadanya.

   "Aku baik-baik saja. Sebaiknya kau siapkan aku air, badanku lengket semua."

   "Ah, baiklah."

Ini bukan hanya sebuah kastil tua yang orang-orang tahu sebagai tempat pelatihan, tetapi ada juga kamar yang siap menampung para murid nantinya.

   "Sungguh menajubkan. Anda bisa menguasai sihir pembuka portal hanya dalam waktu dua jam saja. Ini adalah sebuah berita yang sangat besar."

Elena tersenyum puas saat mendapatkan pujian seperti itu.

   "Ini juga berkat anda, saya hanya mengikuti apa yang anda ucapkan. Selebihnya saya berfokus dan melakukannya. Menyenangkan bisa belajar bersama anda, tetapi saya rasa tidak bisa secepat itu merasa senang."

Merida tahu, gadis di depannya ini bukanlah orang biasa.

   "Benar. Ilmu pembuka portal masih berada tingkat bawah, jadi mari kita beristirahat dan dilanjutkan dengan besok."

                                ***

Hari-hari Elena seperti biasa, hanya berlatih sihir. Jika ada waktu luang, dia akan diam-diam melatih gerakan pedangnya.

Elena memiliki pemikiran, bersantai sama saja dengan menghambur-hamburkan uang. Jadi dia tidak akan melewatkan kesempan bahkan jika itu sekecil lubang semut.

Tibalah di mana dia harus kembali, mengingat dia sudah berada di sana setengah bulan. Ah, dia jadi merindukan Max. Bagaimana reaksi pria itu saat tahu Elena telah menguasai beberapa ilmu sihir dan juga telah ahli dalam menguasai pedang.

   "Nyonya Merida, kapan-kapan berkunjunglah ke kediaman keluarga Javosca, kami akan menyambut anda dengan baik."

   "Suatu kehormatan bisa mendapatkan undangan secara langsung. Jika ada waktu luang, saya akan mampir dan menyapa anda serta keluarga anda."

Setelah sesi berpamitan, akhirnya kereta kuda milik Elena meninggalkan perkarangan kastil tersebut.

Setelah kereta kuda Elena menghilang dari pandangan, seorang pria bertopeng muncul begitu saja.

   "Jadi bagaimana bu?" tanyanya sembari melepas topengnya.

   "Kau tidak salah memilih. Kapan-kapan kita harus mengunjunginya, ah bagaimana dengan pelatihanmu?"

   "Berjalan lancar."

Elena tiba lebih lambat dari ada saat dia datang ke kastil tua itu. Alasannya adalah Frieda meminta untuk mampir ke pasar, ia ingin membeli beberapa bahan makanan yang hampir habis.

Seharusnya ini tugas pelayan yang ditugaskan bagian dapur, tetapi Frieda berkata waktu sekalian saja.

Begitu turun dari pasar, ternyata Elena ikut berbelanja. Beberapa pakaian yang setidaknya nyaman untuk dia gunakan, Frieda telah melarangnya membeli pakaian dari pasar, karena pasti kualitasnya buruk, tetapi gadis itu menolak.

   "Tidak tahu saja, belanja pakaian di pasar itu menyenangkan dengan harga yang terjangkau!" batinnya senang.

Elena telah tiba di kamarnya, menatap beberapa pakaian yang telah dibelinya. Sesungguhnya dia sedikit muak selalu memakai gaun ke mana-mana, setidaknya sekali dalam kehidupannya yang ini dia merasakan memakai celana.

Sedikit lain memang Elena berjiwa Melinda ini. Namun, ketika berlatih pedang atau sihir, dia kadang terganggu.

Sebuah ketukan terdengar, Elena bergegas menyimpan pakaian tadi dan mempersilahkan seseorang itu masuk. Pintu terbuka, menampilkan Lucas yang datang.

   "Oh, kakak. Ada apa?" tanyanya sembari berdiri dan menghampiri kakaknya.

   "Bagaimana dengan pelatihanmu, lancar?"

   "Oh, tentu saja. Aku bahkan bisa menguasai sekitar lima atau enam sihir. Seperti yang kau tahu, aku belajar cara membuka portal, kemudian mengendalikan angin, yah beberapa di antaranya juga aku pelajari."

   "Bagus, adikku memang pintar. Ada yang datang menemuimu, dia sering datang ke mari."

   "Oh, benarkah? Siapa dia?" tanyanya penasaran.

   "Kau lihat saja sendiri. Dia menunggu di taman utama."

   "Baiklah."

Elena bergegas pergi ke arah taman, benar saja ada seorang pria yang menunggunya dengan sabar. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya.

   "Salam pangeran!" Elena memberikan salan sebagai tanda hormat.

   "Ah, Elena. Akhirnya aku bisa mengunjungimu."

   "Ada apa kau datang menemuiku, Max?" tanyanya, yah sejujurnya ia sedikit penasaran.

   "Sebentar lagi adalah acara ulang tahunku aku berniat ingin mengadakan sebuah perlombaan untuk mencari calon istri. Menurutmu perlombaan seperti yang akan cocok nantinya?"

Elena telah mengantipasi hal ini, itulah mengapa dia memilih untuk membuat dirinya semakin kuat dan menguasai ilmu sihir.

   "Max, setelah mau mempersunting seseorang untuk menjadi istrimu, saat itu juga kau akan di angkat menjadi raja. Jadi saranku adalah, kau adakan saja lomba menangkap beruang atau babi hutan. Jangan terkejut, ini kedengarannya seperti aneh."

Max masih menatap Elena yang sibuk menjelaskan maksudnya.

   "Menjadi seorang ratu juga harus memiliki kemampuan untuk melindungi kerajaan dan rakyatnya, tentu ratu yang kuat serta pandai melindungi diri adalah yang paling dicari."

   "Tidak mungkin jika gadis bangsawan tak ada yang mencoba untuk berlatih bela diri atau sekedar latihan memanah."

   "Jadi maksudmu aku harus mencari istri yang juga memiliki kemampuan berkelahi?"

   "Bisa dibilang seperti itu. Menangkap babi hutan atau beruang memang sulit, tetapi bukankah perjuangan yang dibutuhkan di sini?"

   "Jika kau tak menyukai saranku, maka hal itu tak jadi masalah bagiku."

   "Tidak Elena, saranmu cukup masuk akal. Aku juga ingin tahu apakah Lily pantas menjadi istriku kelak. Em, apakah kau tidak ada niatan untuk ikut?" tanya Max, tetapi Elena membalasnya dengan senyuman sebelum akhirnya dia berkata.

   "Kita lihat nanti."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

◦◉✿°han_na°✿◉◦

◦◉✿°han_na°✿◉◦

apakabar dg ku Elena?? aku suka bersantai sambil baca Novel tuu 😄😄😄

2022-11-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!