Bab 4 Kedatangan Nenek & Pergi keluarga Surya.

Sebelum pulang, Zeva di panggil untuk ke ruangan Surya terlebih dahulu.

"Ada apa Om?" tanya Zeva penasaran.

"Ini kunci Rumah baru mu dan alamatnya ini, pergilah kesana dan mulailah perjuanganmu dengan benar dari sana. Esok Om dan Tante akan ke luar Negeri, disini akan di gantikan oleh Fatur" jelas Surya.

Deg.

"Bagaimana denganku, Om?" tanya Zeva sendu.

"Dengarkan Om, kau harus bisa berdiri di kaki mu sendiri dan kau juga jangan pernah lemah. Ingat, kau wanita cerdas dan tangguh" ucap Surya dengan tegas.

"Jangan bergantung pada siapapun, bangkit dan tunjukan bahwa kamu akan bersinar dan sukses. Om akan pulang saat tiba waktu nya" lanjut Surya kembali.

Zeva mengangguk, dia akan menuruti perkataan Om nya meskipun sedih.

"Hati-hati akan semua yang mendekat, kau jangan mudah terpedaya dan mau di jatuhkan" tegas Yoga.

"Baiklah, semoga aku bisa membuat kalian bangga" ucap Zeva dengan tegas.

"Pulanglah, disana ada dua orang yang menunggu mu" jelas Surya.

Zeva mengangguk, dia lalu melangkah pergi dari sana dengan sangat berat. Zeva berbalik ke belakang dan hanya tersenyum pada Surya.

"Maafkan Om yang tak bisa menemani mu lagi, Nak" gumam Surya.

"Semoga kelak kau akan sukses dan membalas semuanya" gumam Surya lagi.

Yoga menepuk pelan pundak Surya, dia lalu membawa Surya keluar dari sana lewat jalan rahasia.

🍌

Zeva melajukan motor nya ke arah alamat yang di berikan oleh Surya, hingga tak berselang lama Zeva sampai di perumahan terlihat sederhana namun di jaga ketat.

Dia masuk dan menuju ke Rumah yang sudah di beritahu Surya.

"Ahh itu Rumah nya" gumam Zeva dengan cepat melajukan motor nya ke arah Rumah minimalis berlantai dua yang tepat berada di tengah-tengah.

Hah.

"Itukan Nenek dan Ratih" gumam Zeva terkejut.

Zeva masuk dan memarkirkan motor nya di halaman depan, dia lalu berlari mendekati Nenek dan sahabat nya.

"Zevanya" panggil Nenek tersenyum.

"Ini bener kalian? Kapan kalian datang?" tanya Zeva dengan bahagia.

Nenek memeluk Cucu nya dengan erat, dia juga mencium setiap inci wajah Zevanya.

Setelah Nenek melepaskan pelukannya, Zeva beralih memeluk Ratih dengan bahagia.

"Ayo masuk" ajak Zeva sambil membuka kunci Rumah.

Setelah itu mereka masuk dan Zeva mengunci kembali pintu nya.

Ketiga nya duduk di ruang tamu, tak lupa juga Zeva menata minuman dan makanan yang sudah sempat dia beli tadi di jalan.

"Nek, kapan kesini?" tanya Zeva kembali.

"Tadi, sopir Surya menjemput Nenek dan Ratih" jawab Nenek.

Zeva hanya mengangguk, dia lalu mengambil minuman yang ada di meja depannya.

"Apa kalian menyembunyikan sesuatu dari ku?" tanya Zeva dengan tatapan dalam pada Nenek dan Ratih.

Glek.

"Tidak" jawab Ratih dengan se santai mungkin.

Nenek hanya menggelengkan kepala nya dengan mantap.

"Baiklah kalau begitu, aku akan memasak dulu buat makan malam" ucap Zeva dengan bangkit dari duduk nya.

"Memangnya ada bahan?" tanya Ratih.

"Pasti ada, Om Surya tak mungkin mengosongkan kulkas nya" jawab Zevanya.

"Kalau begitu aku ikut" ucap Ratih berdiri.

Zeva mengangguk, lalu keduanya beranjak menuju ke dapur. Sedangkan Nenek beristirahat di kamar yang ada di lantai bawah.

Ratih dan Zeva mengeluarkan beberapa bahan untuk di masak, mereka membagi tugas agar cepat selesai. Zeva membuat bumbu dan Ratih membersihkan sayuran serta daging yang akan di masak.

Hampir 1 jam dan mereka baru selesai, Zeva menata nya di meja makan dan Ratih sendiri membuat minuman.

"Apa kau mau kulian bersama ku?" tanya Zeva.

"Tidak Ze, aku akan bekerja saja dan kau jangan mencari pembantu karena aku sendiri yang akan menjadi pelayan disini dan kau harus menggaji ku" jelas Ratih dengan tegas dan tak mau di tolak.

"Ck kau ini, terserah saja" gerutu Zeva yang memang tak akan bisa mengubah pendirian sahabat nya itu.

Ratih dan Zeva pergi ke kamar nya masing, disana sudah di isi dengan sangat lengkap oleh Kania dan Surya. Bahkan setiap kamar sudah di isi perlengkapanan Nenek, Ratih dan Zeva.

Makan malam tiba dan ketiga nya sudah kumpul di meja makan. Lalu tak lama kemudian mereka makan dengan suasana hening dan damai.

🍌

Sedangkan di mansion Kania, mereka sudah pergi sejak jam 6 sore tadi.

Mereka semua mengosongkan mansion itu dan pindah ke Amerika sementara waktu, bahkan Kania membawa seorang wanita yang akan di jadikan umpan agar musuh nya tidak jadi datang ke Indonesia.

Fatur dan Yoga langsung kembali ke Apartemennya setelah mengantarkan mereka ke Bandara.

"Apa berita nya sudah sampai di mereka?" tanya Fatur.

"Sudah, aku yakin mereka akan memburu keluarga Surya" jawab Yoga menundukan kepala nya.

"Itu sudah resiko kita, semoga saja semuanya berjalan sesuai rencana kita" jelas Fatur.

Yoga menganggukan kepala, lalu keduanya tampak hening kembali dalam sepi nya malam.

Hingga mereka tiba di loby Apartemen milik keduanya.

"Besok pagi kita akan menemui Zeva dan Nenek, aku harap Nenek mau menceritakannya sekarang dan jangan menunggu usia 27 tahun Zeva" ucap Fatur.

"Ya aku juga berharap demikian, namun menurut Oma bahwa Nenek akan menceritakannya sekarang karena takut mereka yang tiba lebih dulu" balas Yoga.

Fatur menghela nafas, dia lalu masuk ke kamar milik nya dan Yoga pun masuk ke kamar samping milik Fatur.

"Mungkin sudah waktunya semua di ungkap dan di balaskan" gumam Fatur mengepalkan tangannya.

"Mereka harus merasakan apa yang telah di perbuat nya, bahkan dengan keji nya mereka membuat Zeva menderita tanpa orangtua" gumam nya lagi.

"Tunggulah pembalasan kami" lanjut Fatur.

Fatur melangkahkan kaki nya ke dalam kamar mandi, dia mengisi bathup yang akan dijadikan tempat berendam nya untuk merilekskan tubuh.

Fatur adalah Adik dari Surya, dia dan Surya besar tanpa orangtua dan di angkat Putra oleh Nenek Zevanya.

"Nyaman sekali" gumam Fatur dengan memejamkan mata nya sekejap.

Fatur menikmati acara berendam nya, dia melupakan sejenak masalahnya dan memikirkan cara untuk kedepannya.

"Semoga saja kalian baik-baik di sana, Bang" gumam Fatur.

Fatur menghela nafas kasar dia lalu membereskan acara mandi nya dan akan cepat istirahat.

Begitupun dengan Yoga, dia duduk termenung di dekat jendela kamarnya.

"23 tahun sudah berlalu, dan saat ini kami mengeluarkan berlian kami. Tanpa kamu sadari bahwa kami masih hidup dengan nyaman" gumam Yoga.

"Kalian terlalu abai akan sekitar hingga melupakan sesuatu hal yang berarti" ucap Yoga dengan memejamkan mata sejenak.

Yoga menghela nafas kasar, peran sesungguh nya akan segeda di mulai.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

seperti nya akan ada pembalasan tentang orang tua Zeva...

2024-11-06

0

Ika Purbaningsih

Ika Purbaningsih

semangat author,, baru baca udah penasaran, rahasia apa yg terjadi dimasa lalu?

2022-10-02

1

Yati Yati

Yati Yati

aku bcaa nya deg degkan y\ hehehe

2022-09-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!