Pagi hari datang dengan membawa cahaya yang sangat indah, matahari sudah menampakan keindahannya walaupun masih malu-malu.
Pagi ini, dapur Oma sudah di kuasai oleh Zeva dan Kania. Mereka berdua akan membaut sarapan untuk semua yang ada disana.
Hampir 1 jam mereka berkutat dan Kania melihat jam sudah menunjukan setengah 7.
"Pergilah bersiap, ini akan di lanjutkan oleh Mbak Dian" ucap Kania dengan menunjuk pada Kepala pelayan.
"Baiklah Tante, aku bersiap dulu ya" pamit Zeva.
"Jangan lupa kepang 2 rambut mu, Zeva" teriak Kania karena Zeva sudah akan naik tangga.
Zeva hanya membalasnya dengan anggukan dan tersenyum.
"Nona, pasti kalian menyembunyikan keindahan itu sangat rapat bukan? Aku harap suatu saat dia akan membalaskan kematian orangtua nya dengan setara" ucap Mbak Dian.
"Kau benar Dian, kita harus menjaga nya hingga saat itu tiba" balas Kania.
Di kamar Zeva, dia sudah bersiap dengan gaya culun dan sederhana nya. Walaupun yang melekat di tubuh nya itu bukanlah barang murahan pada umum nya.
"Siap, aku harus semangat" gumam Zeva dengan senyuman di wajah nya.
Tiba di ruang makan, ternyata semua sudah menunggu dan saat Zeva datang mereka langsung saja sarapan pagi.
🍌
Motor melaju dengan kecepatan sedang, Zeva menikmati suasana baru yang ada di Jakarta.
Hampir 1 jam Zeva mengendarai motor tersebut dan dia sampai juga di Kampus. Zeva langsung masuk ke ruangan yang memang di tuju nya, dia akan menyelesaikan semuanya agar cepat ke perusahaan Surya.
Hampir semua mata tertuju pada Zeva, tatapan sinis dan cibiran terlontar dari mulut mereka yang menatap nya dengan terkekeh geli.
Zeva? Dia cuek saja dan tidak mempermasalahkannya.
"Wah sepertinya dia anak baru"
"Ada bahan bullyan geng Cantik tuh"
"Kasihan sekali dia bakal kena Bully"
Begitulah percakapan yang keluar dari mahasiswa lama dan mahasiswa baru yang akan daftar kesana. Namun hal itu tidak membuat Zeva down ataupun takut.
Zeva kesana kemari untuk menyelesaikan daftar ulang nya, dia tidak bisa mengikuti acara mahasiswa baru karena harus bekerja dan syukurnya pihak kampus pun mengizinkan dirinya.
Bugh.
Seseorang menabrak Zeva dengan cukup kencang dan mengakibatkan Zeva terjatuh.
"Jalan itu yang bener dan pake mata" bentak seorang pria yang menabrak Zeva.
Zeva bangun dan mengabaikan ucapan pria itu, dia menatapnya dengan sekilas dan pergi dari sana.
"Hei cupu kau jangan belagu" teriak pria itu dengan kesal.
Zeva hanya berjalan saja tanpa menghiraukan teriakan pria itu. Dia masuk ke kantin untuk makan siang karena sudah waktu nya.
Setelah memesan makanan, Zeva duduk di pojokan dan mengamati sekitar disana.
"Cih, banyak sekali pembully disini" gumam Zeva saat melihat anak lelaki yang sedang di bully oleh pria yang tadi menabrak Zeva.
Zeva menatap iba pria itu dan dia bangkit dari duduk nya, Zeva menghampiri pria yang sedang membersihkan sepatu pria lain.
Bruk.
"Bersihkan sendiri dan jangan berani nya membully" bentak Zeva dengan lantang.
"Wah wah si culun pun ikut membantu si cupu, atau memang kalian pacaran" ledek pria itu dengan kekehan keras.
Zeva tak menghiraukannya, dia malah membantu pria yang berkacamata dan menyuruh nya berdiri.
"Ayo pergi dari sini" ajak Zeva dengan cepat.
Pria berkacamata itu mengangguk dan pergi dari sana dengan Zeva. Namun sebelum pergi jauh pria tadi kesal dan melemparkan bola basket pada keduanya.
Hap.
Bugh.
Namun tanpa mereka mengelak bola tersebut malah berbalik di lempar oleh Zeva dan kena ke tubuh pria tadi.
"Kauuuuu" teriak nya dengan penuh sesal.
Teman-teman pria itu langsung saja membantu ketua genk mereka dan membawa nya duduk di kursi yang ada disana.
Sedangkan Zeva dan pria itu masuk ke dalam kantin dan duduk di meja yang sempat tadi Zeva disana.
"Ini pesanan mu, Nak" ucap Ibu kantin memberikan bakso dan jus jeruk.
"Pesan satu porsi lagi dan minumnya sama ya, Bu" ucap Zeva kembali.
Ibu kantin mengangguk, dia lalu pergi dari sana.
"Makanlah dulu, aku akan menunggu yang baru" ucap Zeva.
Hah.
"Be benarkah? " tanya pria berkacamata itu.
Zeva mengangguk, dia bisa tahu bahwa pria itu sedang kelaparan karena sangat terlihat dari tatapannya.
Pria itu langsung saja melahap dengan rakus nya, Zeva hanya tersenyum kecil saja.
Hingga tak lama kemudian datanglah pesanan Zeva yang baru.
Keduanya makan dengan lahap nya, tanpa menghiraukan tatapan dan cibiran dari mahasiswa lainnya yang ada disana.
Brak.
"Hei kau anak culun belagu" ucap pria tadi dengan menggebrak meja itu dan untungnya Zeva dan temannya sudah selesai makan.
Pria tadi meraih mangkuk bekas bakso dan akan menyiramkannya pada Zeva. Namun, tangannya terhenti saat Zeva lebih dulu mendorong pria itu.
Prang.
"Kau cowo apa banci? Berani sama perempuan" ucap Zeva dengan tatapan tajam nya.
Zeva menarik pria berkacamata itu dan pergi dari kantin setelah membayar makanan dan kerugian mangkuk yang pecah.
"Ayo pergi, besok kita akan eksekusi keduanya bersama dengan Mauren dan kawan-kawannya" ucap pria tersebut dengan mengajak teman-temannya pergi.
"Wanita itu berani sekali"
"Dia dalam bahaya"
"Aku kagum padanya"
Begitulah bisik-bisik di kantin tersebut, ada yang mencibir ada juga yang kagum akan keberanian Zevanya.
Zevanya dan pria tadi sampai di parkiran motor dan keduanya berdiam diri dulu disana.
"Siapa namamu? " tanya Zeva.
"Aku Dani, kamu? " tanya nya kembali.
"Zeva" balas Zeva.
"Makasih ya udah bela aku Ze, aku tak pernah di bela oleh siapapun" ucap Dani dengan haru.
"Kau harus berani, meski kita cupu tapi jangan mau di perdaya" balas Zeva penuh nasihat.
Dani menganggukan kepala nya.
"Kau naik apa untuk pulang?" tanya Zeva.
"Aku akan jalan kaki" jawab Dani.
Hah.
Zeva membuang nafas kasar, dia lalu turun dari motornya.
"Ayo bareng saja, kamu yang bawa" ucap Zeva.
Dani mengangguk lagi, dia memang sedang buru-buru karena akan bekerja separuh waktu.
Zeva naik dan mereka pergi dari sana dengan segera.
"Zeva, bolehkah kau antarkan aku dulu ke Perusahaan D'Vanya? " tanya Dani tak enak.
"Memangnya kau mau apa?" balik tanya Zeva.
"Aku bekerja di sana jadi OB" jawab Dani biasa saja.
"Boleh, aku juga akan kesana kok" ucap Zeva.
Dani merasa bersyukur karena dapat tumpangan gratis. Dia melajukan motornya dengan agak kencang karena jam kerja nya akan masuk sebentar lagi.
Hingga tak lama kemudian mereka tiba disana, Dani berterimakasih dan dengan cepat ke ruangan ganti agar tak dapat teguran.
Sedangkan Zeva sendiri masuk ke dalam lift khusus karena disana sudah ada Asisten Surya menanti.
"Kau sudah besar anak cantik, aku akan pastikan mereka semua akan menyesal karena telah membuatmu menderita" gumam Asisten Surya dengan mengepalkan tangannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
ziero
ak penasaran kelanjutannya... msh blm ngerti nih di awal
2022-09-06
4
Johanah Tata
ditunggu updatenya thor
2022-09-05
0
Suhaetieteetie
ditunggu kelanjutanny tambah penasaran dag dig dug g sabar
2022-09-05
1