(Bagian 5 : Kepercayaan)

Aku selalu lupa bahwa kau hanya khanyalanku saja. Kadang malah aku merasa bahwa, kau yang berdiri di depanku, bukanlah dia yang aku temui di sana, di jembatan itu dan kuberi harga diriku. Mungkin harga diriku bukanlah sesuatu yang berharga untukmu. Tapi, percayalah, itu semua yang kumiliki untukmu.

“Ok, jadi, saat ini yang kalian lihat adalah form lembur lama dimana form ini akan kita revisi, aku sudah highlight bagian yang Mister … maksudku Pak Gio minta dibuat detail.” Aku mau tidak mau mempresentasikan apa yang diperintahkan oleh Mister X, sepertinya aku harus hati-hati karena tadi hampir aja panggil dia Mister X.

Kuperlihatkan draft untuk formulir lembur yang baru pada seluruh peserta meeting. Lastri membagikan semua draft form dalam bentuk print atau hardcopy, semua orang terlihat melotot dengan format baru. Ya, aku tahu mereka akan sangat keberatan dengan format ini.

“Aku akan mulai, kalian juga bisa isi di lembar draft formulir lembur baru kosong yang Lastri sudah berikan ya. Pertama seperti biasa, kalian isi nama, tanggal lembur dan hari lembur. Lalu isi jam mulai lembur dan berakhirnya.” Aku memperhatikan semua karyawan fokus mengisi lembaran, Mister X terlihat sedang berbincang dengan Mbak Ida, aku agak bingung kenapa raut Mbak Ida cukup tegang.

“Sudah? kalau sudah ada keterangan jenis pekerjaan yang harus diisi, supaya kita bisa langsung praktek, maka aku mengisi lembaran draft di presenstasi ini dengan jenis pekerjaanku. Ya, aku isi jenis pekerjaannya adalah input form lembur.” Semua tertawa karena aku mengisi draft form lembur baru, dengan contoh pekerjaan ‘input form lembur’, sangat lucu bagi mereka. Aku pun sedikit tersenyum, tidak sengaja kulihat Mister X juga ikut tersenyum, manis sekali.

“Ok, setelah kita isi jenis pekerjaan yang akan dilemburkan, kalau form sebelumnya diisi dengan keterangan, maka form sekarang akan diisi dengan detail pekerjaan. Ini contohnya, ‘menginput form lembur karyawan sebanyak 25 lembar, pada bulan november tahun 2018,  dimulai dari tanggal 5 sampai tanggal 20.’ Begitu.” Aku menunjukan bagaimana aku mengisi form tersebut melalui layar proyektor, aku memang mensimulasikan memakai ketikan, sehingga semua orang tahu seberapa detail yang Mister X inginkan.

“Lihat, sedetail itu yang harus diisi, makanya kolom ini dinamakan kolom detail pada form lembur ini. Aku menambahkan jumlah lembar yang aku input, bulan yang aku input plus tanggal dimulainya. Kenapa hal ini perlu, karena untuk menjadi indikator penilaian, apakah lembur ini akan disetujui atau tidak," lanjutku.

“Jadi maksud lo, kemungkinan form lembur yang kita isi bakal ditolak itu ada?” Pak Jefri salah satu fotografer senior menyelak presentasiku, padahal belum pada sesi tanya jawab.

“Pak, akan ada sesi tanya jawab, nanti setelah saya selasai presentasi, sementara di tulis aja dulu pertanyaannya biar nggak lupa.” Aku menjawab dengan santun maklum dia itu senior yang judes walau seorang lelaki.

“Aneh dong format lo Nam, harusnya ….“ Pak Jefri masih kekeh membantah presentasiku.

“Bisa tolong memanggil Ibu Namira dengan sebutan pantas di meeting ini, kalau bapak tidak bisa kooperatif, pintu keluarnya ada disana.” Mister X berkata dengan dingin, tanpa berteriak, tapi cukup membuat suara gemuruh yang membela Pak Jefri terdiam, kulihat muka Pak Jefri merah padam, tapi tidak berani melawan. Wah, alamat aku bakal dimusuhin nih. “lanjutkan, Namira.” Mister X memerintahku.

“Ok, kita lanjut ya. Setelah diisi kolom detailnya, maka akan ada kolom result.” Aku bold kolom result dan memberi highlihght agar semua bisa fokus pada kata itu.

“Jadi setelah aku isi kolom detail seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, maka akan ada kolom result atau hasil yang harus kalian isi, aku buat contohnya begini, ‘Berhasil input sesuai detail, data sudah di Server HRD dan di email ke atasan dan GM.’ Seperti itulah result yang jadi contoh ya, jadi kenapa perlu sekali result atau hasil ini adalah, untuk membuktikan bahwa memang lembur kita adalah untuk melakukan sesuatu yagn penting untuk perusahaan ini. Terakhir adalah kolom keterangan, kolom ini akan diisi apabila karyawan ingin menambahkan keterangan berkaitan dengan form tersebut diluar dari kolom-kolom yang sudah disediakan.” Aku menarik nafas lega karena sesiku akan segera berakhir, karena kan tadi Mister X bilang aku hanya presentasi format form barunya.

“Sekarang sesi tanya jawab, jadi siapin pertanyaannya, aku akan melanjutkan menjadi moderator, lalu pertanyaan tersebut akan di jawab oleh Pak Gio.” Aku mundur dan duduk di meja dekat Lastri karena memang seperti itu SOP-nya si pegawai yang melakukan presentasi akan menjadi moderator atau penjawab saat sesi pertanyaan, karena saat ini pemimpin meeting adalah Mister X, maka dialah yang harus menjawab.

“Saya mau tanya,” Pak Jefri yang tadi menyelak berkata, semua hening, sementara Mister X masih di mejanya dengan mikrofon di tangan. “bukankah pada kolom detail saja sudah cukup Pak, kenapa harus di tambah kolom result? maksudnya bagaimana dengan saya, misal saya lembur karena edit foto, indikasi resultnya dimana, sebagai contoh aja, saya lembur untuk edit foto artis edisi minggu depan, lalu nggak selesai, besoknya lembur lagi dengan jenis pekerjaan dan result yang sama pak, kalau kayak gini udah pasti dong lembur saya akan ditolak karena akan dicurigai sebagai lembur main-main.” Sudah kubilang Pak Jefri memang ketus dan langsung pada intinya.

“Ok, ada lagi?” Mister X bertanya dan dia terlihat tenang.

Semua diam menandakan bahwa semua orang memiliki pertanyaan yang sama dengan Pak Jefri.

“Ok, kalau semua orang menunggu jawaban dan tidak ada yang lebih kreatif dalam bertanya lagi, saya akan menjawab.” Wah bosku kata pembukaannya saja sudah pedas, aku tersenyum mendengarnya, Lastri menyikutku dan mengangkat dagu, ekspresi bertanya kenapa aku tersenyum, aku hanya menggeleng, lalu Mister X melanjutkan jawabannya.

“Pertama Pak Jefri, karena anda bertanya jenis pekerjaan anda, saya akan jawab dengan hal yang sama, Lastri, mouse pen saya.” Lastri menghampiri Mister X untuk memberikan mouse pen yang biasa digunakan untuk menulis di laptop. Setelah itu Lastri menampilkan draft form lembur yang kosong di layar proyektor agar Mister X bisa menulis di laptop dan otomatis langsung ditampilkan di layar proyektor.

“Begini ya Pak Jefri,” Mister X sudah mengisi di kolom jenis pekerjaan ‘mengedit foto artis’, "setelah mengisi jenis pekerjaan seperti yang sudah ada di layar, lalu di kolom detail isi dengan ‘mengedit foto artis ibukota untuk edisi tanggal 15 november 2018, yang akan di edit : background, bagian pipi permintaan artis, bagian lengan permintaan artis, dan bagian wajah.’

Lalu pada kolom result dia menulis lagi, ‘background yang tadinya hanya layar putih ganti jadi tumpukan buku seperti perpustakaan, mengecilkan bagian lengan sesuai permintaan dengan foto editor, hal yang harus di lakukan adalah, mencari background perpustakaan, menduplikat lingkungan senti demi senti sekitar lengan untuk menambal bagian lengan yang ingin dikecilkan dan membuatnya berbayang agar terlihat lebih nyata.’ Sudah kelihatan semuanya? betapa pekerjaan mengedit itu bukan soal, copy paste, copy paste bukan? lihat pada tanggal itu Pak Jefri hanya bisa menyelesaikan bagian background dan bagian lengan, berarti masih ada hutang, bagian pipi dan wajah lainnya yang belum selesai, maka apakah kantor akan menolak jika sedetail inilah kalian bekerja?”

Sungguh jawaban yang luar biasa, tentunya dia tidak akan tahu bagaimana proses editing jika tidak mendalaminya, untung Mister X tahu proses editing, dia tidak main-main dan asal dalam mengubah form lembur ini, efeknya saja sudah terasa walau baru sosialisasi. Tentu form lembur ini nantinya bisa menjadi acuan dalam penilaian performa kerja tiap individu, aku sayang, eh ….

Meeting berjalan dengan mulus, Mister X mampu menjawab semua pertanyaan dari setiap divisi, sekarang semua orang pelan-pelan keluar dari ruang meeting, aku dan Lastri membereskan peralatan meeting. Mbak Ida datang ke meja kami.

“Good Job Wang, keren lu jelasinnya tadi, besok-besok gantian ya, kalau gue lagi nggak bisa presentasi.” Mbak Ida memujiku, aku hanya senyum-senyum malu.

“Namira, lain kali kalau di meeting ada yang gue elo, gue elo, kamu langsung potong, jangan diam saja, kamu itu komandannya di presentasi tadi, jangan mau diinjak di depan banyak orang. Lain kali kalau meeting dengan saya kamu masih lemah gitu, saya akan pastikan memberi SP ke kamu, mengerti? “ Sebentar, kok dia nyebelin banget sih, udah nyuruh presentasi dadakan, trus setelah aku berjuang diantara deg-degan, bisa-bisanya dia ngehina gini, dia juga nggak sopan panggil nama bukan panggil Ibu Namira, aku hanya diam dan menatapnya dengan tajam, dia pun pergi tanpa menunggu jawaban.

“Sabar Wang, namanya juga bos, itung-itung dia mendidik lu, kayak gue dulu. Sekarang kita saling jatuh cinta kan.” Mbak Ida berusaha menenangkanku dan memeluk bahuku, aku cemberut.

“Las, Pak Gio tuh lulusan design grafis ya?” Mbak Ida nanya, kami bertiga sedang coffee time di pantry, biasanya jam 4 sore kami suka ngumpul di pantry lantai 2, yah semacam cari angin sebelum pulang kantor.

“Bukan Mbak, dia lulusan S2 bisnis, cumlaude lagi. Trus lebih cepet lulus.” Lastri menjawab.

“Apa!” Kami berdua langsung menyemburkan kopi karena kaget.

“Kok dia bisa jawab soal edit fotonya pak Jefri?” Aku bertanya.

“Ya bisa aja, kan dia dulunya kerja di advertising pas magang, mungkin skillnya terasah di sana.” Lastri kembali menjawab.

“Dia pinter ya Wang.” Mbak Ida bergumam.

Kami semua kembali ke ruangan karena sudah jam setengah 5 waktunya pulang. Saat di tangga aku bertemu dengan Manager Marketing, Pak Rian. Dia pasti selalu menawari tumpangan pulang, setiap hari begitu, walau selalu kutolak.

“Wang, pulang bareng yuk.”

“Pak ….“ aku merajuk, yang artinya berhentilah mengejarku, aku tidak tertarik, sepertinya dia sulit mengerti atau sulit menerima bahwa perempuan jelek yang cuma seorang admin sepertiku, berani menolak dia.

“Pleaseee ….“ dia memohon.

“Pak gini ….“

“Rian, meeting bentar sama gue, ini soal proposal yang lo taro di meja gue barusan.” Kulihat Mister X ternyata ada di belakang ku.

“Loh Bos, katanya besok aja meetingnya, itu lu juga udah bawa tas, nggak jadi pulang?” Pak Rian terlihat tergesa-gesa mengejar Mister X yang berlari ke atas, menuju ruangannya. Untung ada Mister X, jadi aku nggak perlu bohong lagi soal nolak tumpangan pulang, biar nyebelin dia kadang jadi penolong yang tepat waktu.

Aku pun berlari ke mejaku, saat sampai, Mbak Ida sudah siap-siap pulang.

“Mbak, makan di tukang bakso nyok, Lastri yang traktir katanya.” Aku ngajak Mbak Ida makan, karena barusan Lastri kirim chat ngajak makan bakso.

“Siaplah kalo gratis mah.” Kami pun menunggu di depan, dekat mobil Lastri di parkir, tidak lama Lastri muncul dan kami bertiga masuk mobil, seperti biasa aku supirnya dan kami menuju tukang bakso dekat kantor.

Begitu sampai tukang bakso, kami langsung memesan pesanan kami yang biasa. Nggak terlalu ramai jadi kami makan lebih santai.

“Eh, lu tau nggak? Pak Gio tuh single tau.” Lastri membuka obrolan.

“Serius? kok bisa?” Mbak Ida menimpali.

“Ya aneh kan? dia tuh bibit unggul, ganteng, kaya dan pintar. Masa nggak ada yang naksir.” Lastri melanjutkan.

“Ya, mungkin karena sibuk kerja kali. Eh, bentar deh. Bukannya dia pake cincin ya di jari manis?” aku bertanya.

“Masa? Kok gue nggak ngeh,ya.” Lastri bingung.

“Bentar deh, Wang, kok elu ampe segitu detailnya ya? tau kalau si GM pake cincin di jari manis.” Wah insting Mbak Ida emang tajam.

“Hmm, kan gue anter kopi, jadi taulah, mana diomelin mulu, jadi gue kayak pada satu titik bengong dan nggak sengaja liat cincinnya deh.” Aku berusaha setenang mungkin menjawab.

“Besok coba gue cek lagi, gue sih taunya berdasarkan resume dia ya, jangan-jangan belum nikah tapi sebenarnya baru mau nikah.”

“Iya Las, cek ya besok. Eh, bae-bae lu naksir dia, inget lu juga udah punya pacar.” Mbak Ida mengingatkan.

“Ih, enak aja. Gue cuma mau berbagi bahan cerita aja tau, nggosip shay, nggak suka gue tipe galak gitu, kan lu tau, gue dominan nggak bisa ama yang begitu.” Lastri monyong.

Ya seperti yang kukatakan pada mereka, bahwa, single bukan berarti nggak punya pasangan, belum menikah bukan berarti sendiri.

Aku juga tidak berharap dia masih jomblo sepertiku, yang ….

“Woy Nam, bengong, kesambet lu ntar.” Mbak Ida mengagetkanku yang memang sedang memikirkan Mister X.

“Las, dia pernah magang di daerah Sudirman ya?” Aku bertanya.

“Iya, kok lo tau? liat resume ya?”

“I-iya.” Aku berbohong padahal aku belum sempat lihat resumenya yang sudah ada di server.

“Dia tuh baik tau sebenarnya Nam, tapi ya nggak tau deh kadang pedes mulutnya, tapi sama orang tertentu aja.” Lastri kembali gosip, pantas dia mengajak makan bakso, tahunya mau gosip.

“Maksud lo ama orang tertentu?” Aku mulai merasa panas.

“Ya kayak sama lu, sama Pak Jefri, sama anak-anak marketing juga yang sering nilep voucher sponsor. Dia tuh galak sama mereka.”

“Lah, mereka kan emang pada ngeyel, kalau gue?”

“Ngeyel juga.” Mbak Ida dan Lastri menjawab bersamaan.

“Oh, gitu ya.” Aku bergumam, mungkin mereka benar, ada baiknya aku nurut saja semua perkataan Mister X, walau masih ada rasa resah dan khawatir dia ingat aku, ada rasa malu juga dan yang pasti deg-degan yang tiada akhir, hingga aku bersikap buruk di depan Mister X. Tapi aku akan berusaha melupakan kenangan itu, kenangan memalukan 10 tahun lalu hingga aku bisa bersikap tenang di depan Mister X.

_________________

Catatan Penulis :

Jika memang ini akhir dari kegilaan cintaku, maka ijinkan aku mengatakan selamat tinggal pada angin, mengecup ranting dan menangisi khayalan. Hanya saja hari ini biarkan aku mengenang kembali bagaimana kita dulu selalu bertemu tanpa kata dan isyarat, hanya sebuah tatapan.

Terpopuler

Comments

Sri Bayoe

Sri Bayoe

bahasanya keren

2023-03-29

0

T.N

T.N

selalu suka sama catatan kakinya

2023-01-29

0

yaya

yaya

Novelnya bagussssss...recommended beud

2022-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Perkenalan.
2 (Bagian 2 : Segelas Kopi)
3 (Bagian 3 : Harga Diri)
4 (Bagian 4 : Ragu)
5 (Bagian 5 : Kepercayaan)
6 (Bagian 6 : kebetulan)
7 (Bagian 7 : Muka Dua)
8 (Bagian 8 : Wanita Lain)
9 (Bagian 9 : Bos)
10 (Bagian 10 : Kalut)
11 (Bagian 11 : Obatku)
12 (Bagian 12 : Menarilah)
13 (Bagian 13 : Bersama)
14 (Bagian 14 : Kenangan Buruk)
15 (Bagian 15 : Jangan Pergi)
16 (Bagian 16 : Namira Yang Sakit)
17 (Bagian 17 : Perlindungan)
18 (Bagian 18 : Kenyataan)
19 (Bagian 19 : Pernyataan)
20 (Bagian 20 : Dia)
21 (Bagian 21 : Haruskah)
22 (Bagian 22 : Bersama)
23 (Bagian 23 : Aku dan Kamu)
24 (Bagian 24 : Kami)
25 (Bagian 25 : Bahagia)
26 (Bagian 26 : Terapi Silang)
27 (Bagian 27 : Cahaya)
28 (Bagian 28 : Pengakuan)
29 (Bagian 29 : Maafkan Aku)
30 (Bagian 30 : Teman)
31 (Bagian 31 : Dia)
32 (Bagian 32 : Buka Mata)
33 (Bagian 33 : Jawaban)
34 (Bagian 34 : Jangan Berani Pergi)
35 (Bagian 35 : Pengakuan)
36 (Bagian 36 : Kebiasaan!)
37 (Bagian 37 : Praktik Kebencian)
38 (Bagian 38 : Reuni)
39 (Bagian 39 : Main Api)
40 Bagian 40 : Terbakar
41 Bagian 41 : Bukan Untukku
42 Bagian 42 : Indah
43 Bagian 43 : Sukma
44 Bagian 44 : Yakin
45 Bagian 45 : Melepaskanku
46 Bagian 46 : Buntu
47 Bagian 47 : Strategi Perang
48 Bagian 48 : Kolam Kering
49 Episode 49 : Aku Wanita Gila
50 Bagian 50 : Cinta Namira
51 Bagian 51 : Pengorbanan
52 Bagian 52 : Syarat
53 Bagian 53 : Pergi
54 Bagian 54 : Rindu
55 Bagian 55 : Penyembuhan
56 Bagian 56 : Gioku
57 Bagian 57 : Alasan
58 Bagian 58 : Lebih Jauh
59 Bagian 59 : Tidak Profesional
60 Bagian 60 : Untukku
61 Bagian 61 : Siasat
62 Bagian 62 : Tom Anda Jerry
63 Bagian 63 : Spike
64 Bagian 64 : Spike 2
65 Bagian 65 : Spike Lagi
66 Bagian 66 : Lewati Batas
67 Bagian 67 : Kebaikan
68 Bagian 68 : Teman dan Lawan
69 Bagian 69 : Kekuatan
70 Bagian 70 : Tahun Baru
71 Bagian 71 : Tidak Bersama
72 Bagian 72 : Happy New Year
73 Bagian 73 : Pertemuan Istimewa
74 Bagian 74 : Siasat
75 Bagian 75 : Intrik
76 Bagian 76 : Cara Unik
77 Bagian 77 : Penjelasan
78 Bagian 78 : Tom, Jerry dan Spike, lagi!
79 Bagian 79 : Awal
80 Bagian 80 : Memulai
81 Bagian 81 : Awal dan Akhir
82 Bagian 82 : Cinta Salah
83 Bagian 83 : Cinta Kembali
84 Bagian 84 : Bertemu Cintaku
85 Bagian 85 : Namiraku
86 Bagian 86 : Hadiah
87 Bgian 87 : Fitnah
88 Bagian 88 : Karma
89 Bagian 89 : Investigasi
90 Bagian 90 : Hikmah
91 Bagian 91 : Teka-Teki
92 Bagian 92 : Kalau Bukan Aku, Siapa Lagi?
93 Bagian 93 : Pengorbanan
94 Bagian 94 : Iman
95 Bagian 95 : Memiliki
96 Bagian 96 : Pembaharuan
97 Bagian 97 : Peralihan
98 Bagian 98 : Penyiksaan Lagi
99 Bagian 99 : Terperangkap
100 Bagian 100 : Arik
101 Bagian 101 : Perjalanan
102 Bagian 102 : Hilang
103 Bagian 103 : Tersesat
104 Bagian 104 : Sakit
105 Bagian 105 : Siapa Arik?
106 Bagian 106 : Prasangka
107 Bagian 107 : Amarah
108 Bagian 108 : Pergi
109 Bagian 109 : Putar Balik
110 Bagian 110 : Posisi
111 Bagian 111 : Jangan Bawa!
112 Bagian 112 : Tangguh
113 Bagian 113 : Pelangi
114 Bagian 114 : Ada Apa Ini?
115 Bagian 115 : Cinta Yang Menggebu
116 Bagian 116 : Sesungguhnya
117 Bagian 117 : Perlahan Sembuh
118 Bagian 118 : Dimulai.
119 (Bagian 119 : Restu)
120 Bagian 120 : Restu 2
121 Bagian 121 : Persiapan
122 Bagian 122 : Nita
123 Bagian 123 : Siapa Mereka
124 Bagian 124 : Pengecualian
125 Bagian 125 : The Day
126 Bagian 126 : Deg-degan
127 Bagian 127 : Pernikahan
128 Bagian 128 : Kelam
129 Bagian 129 : Terjebak
130 Bagian 130 : Putar Balik
131 Bagian 131 : Dia
132 Bagian 132 : Waktu
133 Bagian 133 : Arina dan Nita
134 Bagian 134 : Penyelamatan
135 Bagian 135 : Jebakan
136 Bagian 136 : Kekalahan
137 Bagian 137 : Keluarga
138 Bagian 138 : Cinta, Kesetiaan dan Keberanian (Tamat)
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bagian 1 : Perkenalan.
2
(Bagian 2 : Segelas Kopi)
3
(Bagian 3 : Harga Diri)
4
(Bagian 4 : Ragu)
5
(Bagian 5 : Kepercayaan)
6
(Bagian 6 : kebetulan)
7
(Bagian 7 : Muka Dua)
8
(Bagian 8 : Wanita Lain)
9
(Bagian 9 : Bos)
10
(Bagian 10 : Kalut)
11
(Bagian 11 : Obatku)
12
(Bagian 12 : Menarilah)
13
(Bagian 13 : Bersama)
14
(Bagian 14 : Kenangan Buruk)
15
(Bagian 15 : Jangan Pergi)
16
(Bagian 16 : Namira Yang Sakit)
17
(Bagian 17 : Perlindungan)
18
(Bagian 18 : Kenyataan)
19
(Bagian 19 : Pernyataan)
20
(Bagian 20 : Dia)
21
(Bagian 21 : Haruskah)
22
(Bagian 22 : Bersama)
23
(Bagian 23 : Aku dan Kamu)
24
(Bagian 24 : Kami)
25
(Bagian 25 : Bahagia)
26
(Bagian 26 : Terapi Silang)
27
(Bagian 27 : Cahaya)
28
(Bagian 28 : Pengakuan)
29
(Bagian 29 : Maafkan Aku)
30
(Bagian 30 : Teman)
31
(Bagian 31 : Dia)
32
(Bagian 32 : Buka Mata)
33
(Bagian 33 : Jawaban)
34
(Bagian 34 : Jangan Berani Pergi)
35
(Bagian 35 : Pengakuan)
36
(Bagian 36 : Kebiasaan!)
37
(Bagian 37 : Praktik Kebencian)
38
(Bagian 38 : Reuni)
39
(Bagian 39 : Main Api)
40
Bagian 40 : Terbakar
41
Bagian 41 : Bukan Untukku
42
Bagian 42 : Indah
43
Bagian 43 : Sukma
44
Bagian 44 : Yakin
45
Bagian 45 : Melepaskanku
46
Bagian 46 : Buntu
47
Bagian 47 : Strategi Perang
48
Bagian 48 : Kolam Kering
49
Episode 49 : Aku Wanita Gila
50
Bagian 50 : Cinta Namira
51
Bagian 51 : Pengorbanan
52
Bagian 52 : Syarat
53
Bagian 53 : Pergi
54
Bagian 54 : Rindu
55
Bagian 55 : Penyembuhan
56
Bagian 56 : Gioku
57
Bagian 57 : Alasan
58
Bagian 58 : Lebih Jauh
59
Bagian 59 : Tidak Profesional
60
Bagian 60 : Untukku
61
Bagian 61 : Siasat
62
Bagian 62 : Tom Anda Jerry
63
Bagian 63 : Spike
64
Bagian 64 : Spike 2
65
Bagian 65 : Spike Lagi
66
Bagian 66 : Lewati Batas
67
Bagian 67 : Kebaikan
68
Bagian 68 : Teman dan Lawan
69
Bagian 69 : Kekuatan
70
Bagian 70 : Tahun Baru
71
Bagian 71 : Tidak Bersama
72
Bagian 72 : Happy New Year
73
Bagian 73 : Pertemuan Istimewa
74
Bagian 74 : Siasat
75
Bagian 75 : Intrik
76
Bagian 76 : Cara Unik
77
Bagian 77 : Penjelasan
78
Bagian 78 : Tom, Jerry dan Spike, lagi!
79
Bagian 79 : Awal
80
Bagian 80 : Memulai
81
Bagian 81 : Awal dan Akhir
82
Bagian 82 : Cinta Salah
83
Bagian 83 : Cinta Kembali
84
Bagian 84 : Bertemu Cintaku
85
Bagian 85 : Namiraku
86
Bagian 86 : Hadiah
87
Bgian 87 : Fitnah
88
Bagian 88 : Karma
89
Bagian 89 : Investigasi
90
Bagian 90 : Hikmah
91
Bagian 91 : Teka-Teki
92
Bagian 92 : Kalau Bukan Aku, Siapa Lagi?
93
Bagian 93 : Pengorbanan
94
Bagian 94 : Iman
95
Bagian 95 : Memiliki
96
Bagian 96 : Pembaharuan
97
Bagian 97 : Peralihan
98
Bagian 98 : Penyiksaan Lagi
99
Bagian 99 : Terperangkap
100
Bagian 100 : Arik
101
Bagian 101 : Perjalanan
102
Bagian 102 : Hilang
103
Bagian 103 : Tersesat
104
Bagian 104 : Sakit
105
Bagian 105 : Siapa Arik?
106
Bagian 106 : Prasangka
107
Bagian 107 : Amarah
108
Bagian 108 : Pergi
109
Bagian 109 : Putar Balik
110
Bagian 110 : Posisi
111
Bagian 111 : Jangan Bawa!
112
Bagian 112 : Tangguh
113
Bagian 113 : Pelangi
114
Bagian 114 : Ada Apa Ini?
115
Bagian 115 : Cinta Yang Menggebu
116
Bagian 116 : Sesungguhnya
117
Bagian 117 : Perlahan Sembuh
118
Bagian 118 : Dimulai.
119
(Bagian 119 : Restu)
120
Bagian 120 : Restu 2
121
Bagian 121 : Persiapan
122
Bagian 122 : Nita
123
Bagian 123 : Siapa Mereka
124
Bagian 124 : Pengecualian
125
Bagian 125 : The Day
126
Bagian 126 : Deg-degan
127
Bagian 127 : Pernikahan
128
Bagian 128 : Kelam
129
Bagian 129 : Terjebak
130
Bagian 130 : Putar Balik
131
Bagian 131 : Dia
132
Bagian 132 : Waktu
133
Bagian 133 : Arina dan Nita
134
Bagian 134 : Penyelamatan
135
Bagian 135 : Jebakan
136
Bagian 136 : Kekalahan
137
Bagian 137 : Keluarga
138
Bagian 138 : Cinta, Kesetiaan dan Keberanian (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!