(Bagian 3 : Harga Diri)

Aku melangkahkan kaki ke ruangannya, bersiap dengan senjata dan amunisi di tangan, jika ini adalah perjuangan terakhir untuk sebuah kemerdekaan yang akan kami dapatkan sebagai pegawai setia. Maka, aku siap mengorbankan jiwa dan raga sampai tetes darah penghabisan.

“Las, gue masuk, ya.” Aku menyapa Lastri asisten GM, kami memang harus ijin dia dulu kalau mau bertemu dengan Mister X.

Aku masuk ruangan GM, disana ada Mister X. Tentu saja, kan ini ruangannya. Dia duduk di meja. Oh, ternyata mejanya sudah diganti dengan meja besi warna putih, sebelumnya pak Bimo pakai meja kerja kayu berwarna coklat, papan nama pak Bimo juga sudah diganti menjadi papan namanya.

Di depannya ada Mbak Ida duduk di bangku sebelah kanan, walau ada sofa tapi mbak Ida memilih duduk di depan meja kerja Mister X, jadi mau tidak mau aku mengambil bangku sebelah kiri.

Aku dan Mbak Ida berhadapan dengan Mister X, kami terpisah meja kerja.

“Pak.” Aku menyapanya, dia masih memandang laptop tanpa menoleh.

“Ok Namira, saat ini kami membahas tentang formulir lembur, kata Ibu Ida kamu yang mengurus langsung formulir ini, benar?”

“Betul pak, sejak enam tahun lalu, saya ....“

“Lihat baik-baik, apa ini form nya?” Dia memotong kata-kataku, aku menarik nafas dan mengambil form yang dia sodorkan, form kosong formulir lembur.

“Betul, ini pak form-nya.” Aku mengembalikan form tersebut kepadanya.

“Kamu tahu, berapa persen tren kenaikan lembur dua tahun belakangan?”

“Saya harus cek data dulu pak.” Karena jujur aku tidak pernah membuat grafiknya, maksudku, Mbak Ida dan aku tidak pernah membuat laporan semacam itu.

“Tidak perlu, kamu lihat ini.” Dia mengarahkan laptopnya padaku dan menunjukan grafik tren kenaikan lembur dua tahun belakangan. Aku menutup mata, karena presentase kenaikannya mencapai angka 85%, angka yang cukup signifikan. Kalau secara keuangan, ini bisa saja menjadi kerugian walau memang harus dikaji kembali apakah lembur tersebut efektif sehingga sepadan dengan pendapatan perusahaan, yang artinya, lembur tersebut sudah tepat atau hanya permainan dari pegawai dan aku lah penanggung jawabnya.  Maka, aku harus bertanggung jawab jika terbukti bahwa lembur tersebut adalah tindakan curang dari pegawai, karena bocornya sistem.

“Saya sudah memeriksa bahwa form yang mereka setor dan laporan absen sudah sesuai, tidak ada lembur bodong, mereka bekerja sesuai dengan jam lemburnya atau overtime dan perusahaan berkewajiban membayar hak pegawai tersebut sesuai ketentuan. Perhitungan saya pun tidak meleset atau melanggar sistem perusahaan, jam perjam, sudah saya cek berkali-kali sebelum sampai di meja Mbak Ida, artinya bahwa tidak ada kerugian yang perusahan ....“

“Bukan itu pertanyaan saya Namira,” lagi-lagi dia memotong kata-kataku, “apakah menurutmu mereka perlu lembur? apakah perlu kami membayar overtime atas kinerja mereka? atau kamu bekerja sama dengan mereka untuk saling menguntungkan.” Aku menatapnya dengan tajam dan bermaksud membalas tuduhan keji itu.

“Pak Gio bisa cek, bahwa format form lembur sudah dirombak oleh Namira pada tahun 2014 artinya 4 tahun lalu.” Mbak Ida menahan tanganku lagi, dia berusaha mencairkan suasana.

“Ok, lanjutkan.” Mister X mendengarkan mbak Ida.

“Bahwa sebelum ini, form lembur hanya berisi kolom nama pegawai, nomor induk, tanggal, jam mulai lembur dan jam selesai lembur, sudah itu saja. Pada tahun 2014 akhirnya form tersebut dirombak karena Namira merasa ada yang salah, ada yang kurang, yaitu pembuktian kerja dari jam lembur yang diakui.” Mbak Ida melanjutkan. Aku bahkan lupa masalah itu karena emosi, Mbak Ida memang atasan terbaik.

“Pak Gio bisa lihat pada form tersebut ada kolom keterangan, disitulah akhirnya diberi keterangan mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai yang lembur, itu karena Namira fight, sebelumnya sempat tertolak oleh para Direksi, tapi akhirnya disetujui.” Mbak Ida masih mencoba membelaku.

“Itu maksud saya Namira, kamu sudah mencoba mengkoreksi, tapi itu setengah matang, lalu apakah setelah pegawai yang lembur memberi keterangan dia lembur, selesai? bagaimana cara kami tahu bahwa lemburnya efektif? bagaimana kami menilai perfomance kerjanya? apakah dia memang memerlukan lembur itu untuk meningkatkan pekerjaannya atau meningkatkan pendapatannya? seharusnya kedua belah pihak untung, bukan hanya satu pihak. Seharusnya baik Pegawai maupun perusahaan, mendapatkan benefit dari lembur yang diakui!”

“Pak, Namira sudah melakukan yang terbaik yang dia bisa lakukan untuk memposisikan dirinya menjadi pegawai yang memenuhi aturan perusahaan, tetapi ....”

“Ibu Ida, bisakah ketika saya bertanya pada Namira, maka dia yang menjawab, apakah kamu walinya sehingga dia tidak mampu menjawab sendiri.” Mbak Ida terdiam, emosiku sudah sampai di tenggorokan.

Aku menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar, baiklah aku akan memberitahunya, dengan siapa dia berurusan.

“Saya mengerti bahwa BAPAK GIO membutuhkan koridor yang jelas sebagai acuan untuk menilai apakah lembur tersebut memang dibutuhkan atau hanya sekedar untuk menambah pendapatan pegawai, apa yang harus saya lakukan?” Dia hanya sedang mengujiku, sejauh mana pemahamanku tentang kepegawaian.

“Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah merombak form lembur, tambahkan kolom detail pekerjaan, lalu result kolom tersebut harus berada sebelum kolom keterangan. Lihat ini, salah contoh lembur dari bulan lalu.” Dia mengambil form lembur yang telah diisi pegawai.

“Adi Reporter, dia lembur dri jam 16:31 sampai jam 20:05, kurang lebih dia lembur 3 jam setengah, hak yang dia dapatkan adalah 50 ribu konpensasi lembur sampai jam 8 malam, lalu 5 menit untuk jam berikutnya yaitu sekitar 1.700 rupiah karena sesuai kesepakatan perusahaan bahwa setelah jam 8 malam maka lembur dihitung 20 ribu perjam, total pendapatannya adalah 51.700 untuk satu kali lembur, selama seminggu dia lembur 3 kali, total selama sebulan dia lembur adalah 9 kali maka pendapatan lemburnya kurang lebih 465.000, pertanyaan saya adalah, dari 9 form lembur ini, apakah kamu tahu tentang ini?” Dia menunjuk satu persatu form lembur Adi Reporter pada kolom keterangannya.

Isi form keterangan lemburnya itu kalimat yang sama yaitu ‘buat artikel untuk majalah’. 9 form tapi semua keterangan sama, yaiyalah sama, kan dia reporter, tugasnya ya buat artikel untuk majalah, kebetulan dia pegang wilayah Jakarta Utara saja ... oh, damn!

“Sudah mengertikan? Dia hanya pegang satu wilayah saja, yaitu Jakarta Utara. Majalah kita terbit hanya 2 kali dalam sebulan, untuk iklan semua format hanya tinggal copy paste, yang beda hanya pada beberapa lembar halaman di rubrik tokoh ternama, paling banyak 3 lembar, maka secara logika selama satu bulan artikel yang dibuat Adi hanya 6 lembar, dimulai dari liputan sampai editing, yang edit ada tim lain bukan dia, kan? pertanyaan saya, 22 hari kerja di jam kerja reguler selama sebulan, masa iya dia nggak bisa bikin artikel 6 lembar, sampai harus lembur 9 kali dalam sebulan hanya untuk  6 LEMBAR ARTIKEL! hanya untuk 2 edisi terbit! Bukankah dia reporter senior?” Mister X melempar kertas lemburnya, bukan ke arahku, tapi jujur aku merasa, merasa memang aku tidak pantas bekerja di sini, aku fikir aku sudah cukup baik mengerjakan pekerjaanku, tapi aku salah, seharusnya aku lebih teliti.

Mister X benar, bahwa sistem lembur kami terlalu longgar, seharusnya memang sistem lembur ini perlu dikaji ulang, aku tidak menyadari, tapi apalah aku, hanya seorang admin, sedang Pak Bimo saja yang seorang GM tidak menyadarinya dulu.

“Buat format form-nya hari ini Namira, sesuai yang sudah saya gambarkan tadi, tambahan kolomnya harus persis, jika sudah saya setujui baru kita cetak form tersebut. Ibu Ida, saya minta tolong, biarkan admin ini mengerjakan tugasnya, jangan dibantu!” aku menunduk saja, karena memang aku salah.

“Aku akan mereviewnya besok begitu sampai kantor, kirim draft-nya dan satu format yang sudah kau isi sebagai contoh.”

“Baik Pak.” Aku menunduk.

Ada yang mengetuk pintu ruangan Mister X.

“Pak, Ada meeting dengan tim Marketing sebentar lagi, mereka sudah siap di ruang meeting.”

“Ok, saya akan kesana sebentar lagi.”

Aku dan Mbak Ida berdiri dari duduk kami dan keluar ruangan, Mbak Ida permisi, aku hanya mengangguk dengan wajah sendu, aku merasa bahwa kerugian perusahaan karena ulahku.

...

Jam tujuh malam, aku sedang lembur. Mbak Ida dan semua pegawai pergi ke acara penyambutan GM baru, aku nggak ikut, nggak mood, aku bilang nggak enak badan sama Mbak Ida, dia nggak tau aku lembur, paling besok dia ngomel.

“Namira, belum jalan?” Aku kaget, ternyata si Mister X yang menyapaku. Aneh, dia yang punya acara, kenapa belum jalan? aku fikir hanya tinggal aku, OB dan satpam.

“Tidak ikut pak.” Aku menjawab tanpa menoleh, terpaku pada laptopku.

“Mau bareng ke sana?” Sok Baik, tadi aja lempar-lempar kertas.

“Tidak Pak, terima kasih, aku sedang menyelesaikan FORM LEMBUR KARYAWAN, besok kan harus ada di meja bapak.” Aku memberi penekanan pada kata-kataku.

Kulihat dia berlalu tanpa menjawab, tersinggung? bodo amat, nggak suka, ya pecat. Lumayan pesangon, kan, aku sudah pegawai tetap.

Aku melanjutkan lagi pekerjaanku.

Telepon genggam berbunyi, dari Mbak Ida. Dia pasti telepon mau mastiin aku udah minum obat belum, dia kalau aku sakit ribet, kayak ibuku.

[Ya Mbak?] Aku menjawab teleponnya.

[Wang, gue ke kostan ya, gue bawain bubur kesukaan lu, sama obat lu yang biasa.] dia memang orang terbaik yang aku miliki.

[Nggak usah, gue di kantor, lembur.]

[Eh sableng, lu kalo mau lembur ya bilang dong!] dia marah.

[Sorry, tadi gue males aja ikut, ya you know lah.]

[Masih kepikiran yang tadi? udah sih Wang, padahal kalo lu ikut asik tau, lu kan yang bikin suasana jadi rame, lagian si GM nggak dateng tau.]

[Pak Gio nggak dateng? aneh.] Bukannya dua jam lalu nawarin tumpangan? lah, dia malah nggak dateng.

[Iya aneh ya, dia yang punya acara, dia yang nggak dateng. Tapi nggak apa-apa, kartu kredit udah di tangan, makan bebas, sini Wang, makan enak.]

[Nggak ah ogah, iya aneh ya tu orang.] Aku tidak memberitahukan tadi Mister X menawari tumpangan ke acara, nanti dikira GR lagi.

Lalu Mbak Ida menutup teleponnya setelah beberapa wejangan, akupun bersiap pulang karena sudah jam sembilan malam. Yang penting kerjaanku sudah beres.

Aku keluar kantor, baru mau pesan ojek online, sudah lumayan malem bahaya juga nih, biasanya aku lembur tidak semalam ini.

“Namira.” Aku menengok, ada suara yang memanggilku. Aku sudah di pinggir jalan, tadi sempet keluar areal kantor karena lama kalau nunggu ojek online di dalam,. Untuk masuk areal kantorku, ojek online harus melewati pos parkir dan masuk ke dalam sekitar lima menit.

“Pak Gio? Malam pak.” Aku mengangguk dan berjalan, males harus berbasa-basi sama dia.

Aku berjalan menjauh, bersiap memesan ojek online lagi, lumayan lama sekitar 15 menit semua ditolak, kalau sudah malam kadang memang susah cari ojek online, apalagi ruko ini masuk komplek perkantoran ke dalam, jadi agak jauh ojek online jemputnya.

Bip ... bip ... bip ... Suara klakson mobil, mobil itu berhenti di depanku, lalu si pengemudi membuka kaca. Lah si Mister X lagi.

“Malam Pak.” Aku tersenyum, terpaksa.

“Naik Nam, sudah malam.” Dia lalu menutup kacanya sebelum aku menolak, sial! mau tidak mau aku akhirnya membuka pintu mobilnya dan dengan terpaksa naik.

“Terima kasih pak, nanti turunin saja di depan jalan raya yang ada angkotnya.”

“It’s ok, kita sejalan kok.”

“Loh memang rumah bapak di mana?”

“Oh ya, rumahmu dimana ya?” dia malah balik nanya, dasar Bambang! Tadi katanya sejalan.

“Di daerah Pramuka, Pak.”

“Ya, saya lewat situ kok.” Lah dia nggak jawab pertanyaanku.

Ah sudahlah, terserah, lagian nggak mau tau juga rumahnya d imana. Aku memandang jalan, tidak sengaja aku melihat pantulan wajahnya dari kaca mobil, aku memandangnya dari pantulan itu, dia masih setampan dulu, aku tersenyum.

Siapa sangka, dulu kami hanya teman papasan yang tidak saling kenal, sekarang aku menumpang mobilnya.

“Namira, kamu kost sendiri atau tinggal dengan orang tua?”

“Kost, Pak.” Aku kaget dia bertanya.

“Hati-hati kalau pulang malam, bahaya, banyak target begal adalah pegawai wanita yang sering lembur.”

“Iya pak.” Aku jawab dengan singkat.

Lalu kami sama-sama tenggelam lagi dengan suara deru mobil, parfumnya terasa sekali, teridentifikasi oleh hidungku yang mengingat kenangan sepuluh tahun lalu. Aku menatap ke depan, seolah-olah melihat jalan, padahal tenggelam dalam khayalan, tentang sepuluh tahun lalu. Seorang lelaki wangi yang tampan, dia memang ada di sampingku sekarang, tapi bukan milikku, dia milik seseorang yang cincinnya tersemat di jari manis itu. Lelaki sepuluh tahun lalulah yang milikku, dia adalah khayalanku, sedang yang di sampingku hanya kamuflase dari beratnya dunia nyata.

“Nam, Nam, Namira.” Aku merasa bahuku digoyang, loh udah di depan kost ku, wah aku ketiduran!

“Maaf pak, maaf.” Aku membuka pintu mobil dan hendak keluar, tapi tanganku ditahan. Oh aku berdebar, lelaki ini memegang tanganku.

“Nam, sebentar.” Dia menekan tombol seat belt! oh Tuhan, bodohnya aku, kenapa nggak buka seat belt dulu, pasti gara-gara panik tadi.

“Maaf pak, aku akhirnya turun dari mobil dan menutup pintu, lalu berlari ke gerbang kostku, menutupnya dengan cepat tanpa menoleh, mobilnya masih di sana. Lalu aku berlari naik tangga, kamar kostku memang terletak di lantai dua, aku berlari secepatnya, lalu pergi ke balkon, aku mau lihat dia masih di bawah atau tidak, ternyata masih di sana, setelah 5 menit dia baru jalan.

Duh Namira bodoh banget sih! ketiduran, lupa buka seat belt, ngorok nggak ya tadi? bodoh banget Namira! sebentar, loh kok Mister X tahu ya alamat kostku, memang sudah kuberitahu alamatnya tadi? kalau nggak salah aku cuma bilang di daerah Pramuka, apa aku sudah beritahu ya? tapi, tadi aku ketiduran. Ah, pasti sudah kuberitahu, makanya dia bisa sampai. Kalau belum, gimana caranya dia sampai sini. Pasti sudah kuberitahu.

Aku pun ke kamar, hari ini sungguh melelahkan, pertama bertemu Mister X, lalu dimarahi oleh orang yang bahkan kutunggu tanpa kepastian, jangankan berharap ditembak, tau namanya saja tidak. Lalu terakhir, diantar pulang oleh orang yang sama, yang mengaduk-aduk hariku seperti cendol.

__________________________

Catatan Penulis :

Mengapa berat sekali bertemu denganmu saat ini, karena saat itu masih ada yang tertinggal, masih ada yang belum terselesaikan, masih ada yang belum aku sampaikan.

Tapi saat ini bahkan sekedar bilang halo saja aku tidak mampu, lalu bagaimana mungkin aku bilang cinta.

Terpopuler

Comments

Nirna Nirna

Nirna Nirna

😂👏👏👏👏
bahasanya enk, bahasa gaul Shari hari

2024-02-03

0

Sri Bayoe

Sri Bayoe

keren

2023-03-29

0

Nur Cutecute

Nur Cutecute

muka kanvas, q ngevens bgt
crita yg d bawain tu bener2 deh ngena bgt.
angkot jemputan jg sllu q tunggu updetan ny

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Perkenalan.
2 (Bagian 2 : Segelas Kopi)
3 (Bagian 3 : Harga Diri)
4 (Bagian 4 : Ragu)
5 (Bagian 5 : Kepercayaan)
6 (Bagian 6 : kebetulan)
7 (Bagian 7 : Muka Dua)
8 (Bagian 8 : Wanita Lain)
9 (Bagian 9 : Bos)
10 (Bagian 10 : Kalut)
11 (Bagian 11 : Obatku)
12 (Bagian 12 : Menarilah)
13 (Bagian 13 : Bersama)
14 (Bagian 14 : Kenangan Buruk)
15 (Bagian 15 : Jangan Pergi)
16 (Bagian 16 : Namira Yang Sakit)
17 (Bagian 17 : Perlindungan)
18 (Bagian 18 : Kenyataan)
19 (Bagian 19 : Pernyataan)
20 (Bagian 20 : Dia)
21 (Bagian 21 : Haruskah)
22 (Bagian 22 : Bersama)
23 (Bagian 23 : Aku dan Kamu)
24 (Bagian 24 : Kami)
25 (Bagian 25 : Bahagia)
26 (Bagian 26 : Terapi Silang)
27 (Bagian 27 : Cahaya)
28 (Bagian 28 : Pengakuan)
29 (Bagian 29 : Maafkan Aku)
30 (Bagian 30 : Teman)
31 (Bagian 31 : Dia)
32 (Bagian 32 : Buka Mata)
33 (Bagian 33 : Jawaban)
34 (Bagian 34 : Jangan Berani Pergi)
35 (Bagian 35 : Pengakuan)
36 (Bagian 36 : Kebiasaan!)
37 (Bagian 37 : Praktik Kebencian)
38 (Bagian 38 : Reuni)
39 (Bagian 39 : Main Api)
40 Bagian 40 : Terbakar
41 Bagian 41 : Bukan Untukku
42 Bagian 42 : Indah
43 Bagian 43 : Sukma
44 Bagian 44 : Yakin
45 Bagian 45 : Melepaskanku
46 Bagian 46 : Buntu
47 Bagian 47 : Strategi Perang
48 Bagian 48 : Kolam Kering
49 Episode 49 : Aku Wanita Gila
50 Bagian 50 : Cinta Namira
51 Bagian 51 : Pengorbanan
52 Bagian 52 : Syarat
53 Bagian 53 : Pergi
54 Bagian 54 : Rindu
55 Bagian 55 : Penyembuhan
56 Bagian 56 : Gioku
57 Bagian 57 : Alasan
58 Bagian 58 : Lebih Jauh
59 Bagian 59 : Tidak Profesional
60 Bagian 60 : Untukku
61 Bagian 61 : Siasat
62 Bagian 62 : Tom Anda Jerry
63 Bagian 63 : Spike
64 Bagian 64 : Spike 2
65 Bagian 65 : Spike Lagi
66 Bagian 66 : Lewati Batas
67 Bagian 67 : Kebaikan
68 Bagian 68 : Teman dan Lawan
69 Bagian 69 : Kekuatan
70 Bagian 70 : Tahun Baru
71 Bagian 71 : Tidak Bersama
72 Bagian 72 : Happy New Year
73 Bagian 73 : Pertemuan Istimewa
74 Bagian 74 : Siasat
75 Bagian 75 : Intrik
76 Bagian 76 : Cara Unik
77 Bagian 77 : Penjelasan
78 Bagian 78 : Tom, Jerry dan Spike, lagi!
79 Bagian 79 : Awal
80 Bagian 80 : Memulai
81 Bagian 81 : Awal dan Akhir
82 Bagian 82 : Cinta Salah
83 Bagian 83 : Cinta Kembali
84 Bagian 84 : Bertemu Cintaku
85 Bagian 85 : Namiraku
86 Bagian 86 : Hadiah
87 Bgian 87 : Fitnah
88 Bagian 88 : Karma
89 Bagian 89 : Investigasi
90 Bagian 90 : Hikmah
91 Bagian 91 : Teka-Teki
92 Bagian 92 : Kalau Bukan Aku, Siapa Lagi?
93 Bagian 93 : Pengorbanan
94 Bagian 94 : Iman
95 Bagian 95 : Memiliki
96 Bagian 96 : Pembaharuan
97 Bagian 97 : Peralihan
98 Bagian 98 : Penyiksaan Lagi
99 Bagian 99 : Terperangkap
100 Bagian 100 : Arik
101 Bagian 101 : Perjalanan
102 Bagian 102 : Hilang
103 Bagian 103 : Tersesat
104 Bagian 104 : Sakit
105 Bagian 105 : Siapa Arik?
106 Bagian 106 : Prasangka
107 Bagian 107 : Amarah
108 Bagian 108 : Pergi
109 Bagian 109 : Putar Balik
110 Bagian 110 : Posisi
111 Bagian 111 : Jangan Bawa!
112 Bagian 112 : Tangguh
113 Bagian 113 : Pelangi
114 Bagian 114 : Ada Apa Ini?
115 Bagian 115 : Cinta Yang Menggebu
116 Bagian 116 : Sesungguhnya
117 Bagian 117 : Perlahan Sembuh
118 Bagian 118 : Dimulai.
119 (Bagian 119 : Restu)
120 Bagian 120 : Restu 2
121 Bagian 121 : Persiapan
122 Bagian 122 : Nita
123 Bagian 123 : Siapa Mereka
124 Bagian 124 : Pengecualian
125 Bagian 125 : The Day
126 Bagian 126 : Deg-degan
127 Bagian 127 : Pernikahan
128 Bagian 128 : Kelam
129 Bagian 129 : Terjebak
130 Bagian 130 : Putar Balik
131 Bagian 131 : Dia
132 Bagian 132 : Waktu
133 Bagian 133 : Arina dan Nita
134 Bagian 134 : Penyelamatan
135 Bagian 135 : Jebakan
136 Bagian 136 : Kekalahan
137 Bagian 137 : Keluarga
138 Bagian 138 : Cinta, Kesetiaan dan Keberanian (Tamat)
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bagian 1 : Perkenalan.
2
(Bagian 2 : Segelas Kopi)
3
(Bagian 3 : Harga Diri)
4
(Bagian 4 : Ragu)
5
(Bagian 5 : Kepercayaan)
6
(Bagian 6 : kebetulan)
7
(Bagian 7 : Muka Dua)
8
(Bagian 8 : Wanita Lain)
9
(Bagian 9 : Bos)
10
(Bagian 10 : Kalut)
11
(Bagian 11 : Obatku)
12
(Bagian 12 : Menarilah)
13
(Bagian 13 : Bersama)
14
(Bagian 14 : Kenangan Buruk)
15
(Bagian 15 : Jangan Pergi)
16
(Bagian 16 : Namira Yang Sakit)
17
(Bagian 17 : Perlindungan)
18
(Bagian 18 : Kenyataan)
19
(Bagian 19 : Pernyataan)
20
(Bagian 20 : Dia)
21
(Bagian 21 : Haruskah)
22
(Bagian 22 : Bersama)
23
(Bagian 23 : Aku dan Kamu)
24
(Bagian 24 : Kami)
25
(Bagian 25 : Bahagia)
26
(Bagian 26 : Terapi Silang)
27
(Bagian 27 : Cahaya)
28
(Bagian 28 : Pengakuan)
29
(Bagian 29 : Maafkan Aku)
30
(Bagian 30 : Teman)
31
(Bagian 31 : Dia)
32
(Bagian 32 : Buka Mata)
33
(Bagian 33 : Jawaban)
34
(Bagian 34 : Jangan Berani Pergi)
35
(Bagian 35 : Pengakuan)
36
(Bagian 36 : Kebiasaan!)
37
(Bagian 37 : Praktik Kebencian)
38
(Bagian 38 : Reuni)
39
(Bagian 39 : Main Api)
40
Bagian 40 : Terbakar
41
Bagian 41 : Bukan Untukku
42
Bagian 42 : Indah
43
Bagian 43 : Sukma
44
Bagian 44 : Yakin
45
Bagian 45 : Melepaskanku
46
Bagian 46 : Buntu
47
Bagian 47 : Strategi Perang
48
Bagian 48 : Kolam Kering
49
Episode 49 : Aku Wanita Gila
50
Bagian 50 : Cinta Namira
51
Bagian 51 : Pengorbanan
52
Bagian 52 : Syarat
53
Bagian 53 : Pergi
54
Bagian 54 : Rindu
55
Bagian 55 : Penyembuhan
56
Bagian 56 : Gioku
57
Bagian 57 : Alasan
58
Bagian 58 : Lebih Jauh
59
Bagian 59 : Tidak Profesional
60
Bagian 60 : Untukku
61
Bagian 61 : Siasat
62
Bagian 62 : Tom Anda Jerry
63
Bagian 63 : Spike
64
Bagian 64 : Spike 2
65
Bagian 65 : Spike Lagi
66
Bagian 66 : Lewati Batas
67
Bagian 67 : Kebaikan
68
Bagian 68 : Teman dan Lawan
69
Bagian 69 : Kekuatan
70
Bagian 70 : Tahun Baru
71
Bagian 71 : Tidak Bersama
72
Bagian 72 : Happy New Year
73
Bagian 73 : Pertemuan Istimewa
74
Bagian 74 : Siasat
75
Bagian 75 : Intrik
76
Bagian 76 : Cara Unik
77
Bagian 77 : Penjelasan
78
Bagian 78 : Tom, Jerry dan Spike, lagi!
79
Bagian 79 : Awal
80
Bagian 80 : Memulai
81
Bagian 81 : Awal dan Akhir
82
Bagian 82 : Cinta Salah
83
Bagian 83 : Cinta Kembali
84
Bagian 84 : Bertemu Cintaku
85
Bagian 85 : Namiraku
86
Bagian 86 : Hadiah
87
Bgian 87 : Fitnah
88
Bagian 88 : Karma
89
Bagian 89 : Investigasi
90
Bagian 90 : Hikmah
91
Bagian 91 : Teka-Teki
92
Bagian 92 : Kalau Bukan Aku, Siapa Lagi?
93
Bagian 93 : Pengorbanan
94
Bagian 94 : Iman
95
Bagian 95 : Memiliki
96
Bagian 96 : Pembaharuan
97
Bagian 97 : Peralihan
98
Bagian 98 : Penyiksaan Lagi
99
Bagian 99 : Terperangkap
100
Bagian 100 : Arik
101
Bagian 101 : Perjalanan
102
Bagian 102 : Hilang
103
Bagian 103 : Tersesat
104
Bagian 104 : Sakit
105
Bagian 105 : Siapa Arik?
106
Bagian 106 : Prasangka
107
Bagian 107 : Amarah
108
Bagian 108 : Pergi
109
Bagian 109 : Putar Balik
110
Bagian 110 : Posisi
111
Bagian 111 : Jangan Bawa!
112
Bagian 112 : Tangguh
113
Bagian 113 : Pelangi
114
Bagian 114 : Ada Apa Ini?
115
Bagian 115 : Cinta Yang Menggebu
116
Bagian 116 : Sesungguhnya
117
Bagian 117 : Perlahan Sembuh
118
Bagian 118 : Dimulai.
119
(Bagian 119 : Restu)
120
Bagian 120 : Restu 2
121
Bagian 121 : Persiapan
122
Bagian 122 : Nita
123
Bagian 123 : Siapa Mereka
124
Bagian 124 : Pengecualian
125
Bagian 125 : The Day
126
Bagian 126 : Deg-degan
127
Bagian 127 : Pernikahan
128
Bagian 128 : Kelam
129
Bagian 129 : Terjebak
130
Bagian 130 : Putar Balik
131
Bagian 131 : Dia
132
Bagian 132 : Waktu
133
Bagian 133 : Arina dan Nita
134
Bagian 134 : Penyelamatan
135
Bagian 135 : Jebakan
136
Bagian 136 : Kekalahan
137
Bagian 137 : Keluarga
138
Bagian 138 : Cinta, Kesetiaan dan Keberanian (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!