Pekerjaan Baru Untuk Johan

Johan merasa penasaran kenapa dirinya di ajak duduk di ruang tamu.

"Kiranya ada apa ya, pah? ingin berbicara denganku, kok aku jadi deg-degan," tukas Johan mulai salah tingkah."

"Begini, Johan. Papah minta kamu tak usah lagi menjadi sopir pribadi, Keysa. Karena kamu suaminya tak pantas lagi menjadi sopirnya. Papah akan mempekerjakan kamu di salah satu perusahaan baru, papah."

"Tapi, pah. Aku kan sama sekali tak berpengalaman dalam urusan bisnis ataupun perkantoran."

"Johan, papah tahu kamu itu kan lulusan kuliahan. Jurusan kamu dulu kan manajemen bisnis, jadi papah sangat yakin kamu bisa memimpin perusahaan dengan sangat baik. Kamu dulu terpaksa menjadi sopir karena waktu mendaftar sedang tidak ada lowongan kerja yang baik, kan? awalnya kamu hanya terima menjadi sopir karena dari pada tidak bekerja sama sekali."

Sejenak Johan terdiam, dia mengingat peristiwa dulu pada saat dirinya mencari pekerjaan dengan membawa CV.

"Hhee, iya pah. Aku masih ingat kok, pah."

"Tolong jangan tolak tawaran dari, papah ya?"

"Tapi, pah. Bagaimana dengan, Keysa?" Johan merasa tak enak dengan Keysa.

"Untuk Keysa itu urusan, papah. Biar nanti papah yang akan bicara padanya untuk mencari sopir lagi. Kalau nggak supaya dia mengemudi sendiri."

"Ya sudah, papah mau ke kantor Keysa dulu." Betrand beranjak dari duduknya.

"Pah, biar aku antar saja bagaimana?" Johan ikut bangkit dari duduknya.

"Ya sudah, ayok sekalian saja."

Sejenak Johan berpamitan pada ibunya, karena kebetulan Lisa sudah berangkat kuliah. Hanya beberapa menit saja, telah sampai di kantor Keysa. Betrand langsung saja mengajak Johan ke ruang kerja, Keysa.

Keysa yang sedang mengecek berkas yang berserakan di mejanya menjadi kaget melihat kedatangan, papah dan suaminya.

"Pah, ada urusan apa kemari dan untuk apa pula ajak Johan. Dia kan harus menyelesaikan pekerjaan rumah."

Betrand merasa kaget mendengar apa yang di katakan oleh anaknya.

"Apa, pekerjaan rumah? jadi selama ini kamu jadikan suamimu ini sebagai asisten rumah tangga mu? papah nggak pernah mengajarkan padamu untuk merendahkan martabat orang, apa lagi Johan ini suamimu!" Betrand mulai terbakar amarah.

"Pah, sudahlah jangan marah. Ini juga atas kemauan aku sendiri, pah. Karena dari pada tidak ada kegiatan jadi aku gunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah, lagi pula aku juga sudah terbiasa kok pah." Johan mencoba menenangkan hati papah mertuanya.

"Tuh, papah dengar kan? Johan saja nggak keberatan melakukan semua itu, kenapa papah mempermasalahkan?" Keysa sama sekali tak merasa bersalah sedikitpun atas apa yang di lakukan pada suaminya.

"Hem, baiklah jika begitu. Tetapi mulai besok, Johan sudah tidak papah izinkan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Karena mulai besok dia sudah ada kesibukan yakni mengurus perusahaan papah yang baru. Dan kamu juga tak bisa memakai Johan sebagai sopir pribadimu lagi."

"Pah, titel dia apa? kenapa begitu mudahnya memberikan wewenang seperti itu. Yang ada nanti perusahaan baru papah malah nggak karuan jika yang mimpin hanya mantan sopir."

Dengan seenaknya Keysa merendahkan suaminya.

"Keysa, jaga bicaramu! kamu jangan seperti ini, papah nggak suka! asal kamu tahu ya, Johan ini pernah kuliah juga seperti dirimu! pokoknya kamu tak bisa membantah apa yang telah papah putuskan! mulai besok, Johan akan memimpin perusahaan baru, papah. Dan papah juga akan mencarikan asisten rumah tangga untuk kalian, supaya kamu tidak semena-mena terhadap suamimu!"

"Sadar, Keysa. Johan ini suamimu, dan kamu tak boleh durhaka pada suami! memperlakukan suami seenaknya, kamu bisa berdosa! seharusnya kamu tunduk dan patuh padanya! bukan malah semakin menjadi-jadi seperti ini!"

"Awas saja jika papah tahu kamu berulah lagi. Papah akan ambil alih perusahaan yang selama ini kamu pimpin dan kamu banggakan!"

"Johan, ayok kita pulang. Jika berlama-lama di sini tekanan darah papah bisa naik."

Betrand melangkah ke luar ruang kerja Keysa di ikuti oleh Johan. Seperginya mereka, Keysa sabgat kesal sehingga dia melempar semua berkas yang ada di mejanya.

"Aahhhhhhh...sejak ada Johan, papah jadi selalu memihak padanya! sebenarnya apa yang telah di lakukan olehnya, sehingga papah begitu tunduk patuh pada, Johan."

"Ini tidak bisa di biarkan, jika seperti ini Johan pasti akan besar kepala karena merasa papah selalu membelanya. Aku juga tak ingin Johan memimpin perusahaan baru, papah!"

"Sebaiknya apa yang harus aku lakukan ya? supaya semua rencana papah berantakan dan Johan tetap menjadi sopir pribadi aku?"

Sejenak Keysa diam memutar otaknya untu berpikir rencana yang jitu untuk menggagalkan rencana papahnya. Akan tetapi dia tak menemukan rencana yang tepat.

"Kenapa dikala sedang di butuhkan seperti ini, otakku seakan tak mau berjalan. Jika seperti ini aku sama sekali tak punya ide untuk menggagalkan rencana papah itu."

"Apa iya, aku harus pasrah dan membiarkan Johan menerima tawaran baik dari, papah?'

Selagi dia resah, gelisah. Ponselnya berdering yang ternyata adalah panggilan telpon dari, Joni. Mantan pacar yang meninggalkan dirinya di saat akan menikah.

"Hallo, siapa ini ya?"

"Sayang, ini aku. Bagaimana kabarmu, bisakah kita bertemu? karena banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Untuk apa lagi mengajakku bertemu, setelah apa yang kamu lakukan padaku? apa kamu lupa dengan perbuatanmu terhadapku? bahkan bukan hanya aku yang malu, tapi juga papahku."

"Sayang, aku mohon padamu. Ada hal penting yang ingin aku katakan padamu, kenapa waktu itu aku pergi meninggalkan dirimu di hari pernikahan kita."

"Aku tunggu kamu sekarang juga, di cafe yang biasa kita bertemu dulu."

Saat itu juga Joni mematikan panggilan telponnya, begitu pula dengan Keysa. Dia sebenarnya malas untuk berurusan kembali dengan, Joni. Tapi dia juga penasaran dengan apa yang akan di katakan oleh, Joni. Hingga dia pun memutuskan untuk datang menemui mantan kekasihnya tersebut.

Hanya beberapa menit saja, dia telah sampai di cafe favorit mereka dulu. Joni sudah tiba lebih dulu. Dia melambaikan tangannya ke arah, Keysa seraya tersenyum manis.

Keysa melangkah menghampiri Joni dengan wajah murungnya. Dia langsung saja duduk di hadapan, Joni.

"Sayang, kamu mau pesan apa? sekalian saja kita makan siang ya, pasti kamu belum makan siang kan?"

"Sudahlah, tak perlu bada basi. Aku sedang tak ingin makan siang denganmu. Katakan saja apa yang ingin kamu katakan karena waktuku tak banyak. Masih ada hal lain yang harus aku selesaikan dengan segera."

"Keysa, kenapa kamu bersikap dingin seperti ini padaku? aku kan sudah minta maaf padamu, apa yang harus aku lakukan lagi supaya kamu benar-benar memaafkan aku?"

Joni bukannya mengatakan apa yang katanya akan dia katakan, dia malah terus saja merayu, Keysa.

Terpopuler

Comments

Prima Mustika

Prima Mustika

papah Bertrand mertua yg baik bijaksana

2023-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!