Bersikap Arogant

Beberapa hari kemudian, Bu Sarah sudah di izinkan pulang. Dia pulang ke rumah mewah yang di tempati oleh, Johan dan Keysa.

"Wah, kak. Rumahnya bagus sekali." tukas Lisa adik Johan yang duduk di bangku kuliah.

Keysa mendengar ada suara di ruang tamu dia pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

"Eh ini ini, kak Keysa. wah cantik sekali istrimu, Ka Johan. Ka perkenalkan, aku Lisa adiknya ka Johan."

Lisa mengulurkan tangannya seraya tersenyum akan tetapi Keysa tetap bersedakep tangan.

"Keysa, ini ibuku." Tukas Johan.

"Nak, nama Ibu Sarah. Kamu sehat kan?" Bu Melisa mengulurkan tangannya pula.

Akan tetapi Keysa juga sama sekali tak menghiraukannya. Dia malah kembali melangkah masuk ke dalam kamarnya.

"Johan, kenapa istrimu seperti itu? apa dia tak suka kehadiran ibu dan Lisa?" Bu Sarah merasa sedih melihat respon menantunya.

'Bu, sebaiknya kita ke rumah kita saja. Dari pada di rumah mewah ini tetapi tidak ada keceriaan," Lisa juga merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan oleh ibunya.

"Ibu, Lisa. Sebaiknya kalian jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu. Lisa bawa ibu ke kamarnya di sebelah sana. Aku akan bicara sebentar dengan, Keysa."

Sementara Lisa menuntun ibunya ke kamar tamu, Johan melangkah ke kamar untuk menemui, Keysa.

"Keysa, aku kan sudah pernah katakan padamu waktu itu. Supaya sedikit bersikap baik pada ibu dan adikku. Kenapa kamu seperti ini?" protes Johan.

"Jika kamu tak suka dengan sikapku, sebaiknya kamu angkat kaki dari rumah ini dan bawa serta ibu dan adikmu itu!" Keysa tak segan mengusir Johan.

Johan sudah tak bisa berkata lagi, dia hanya bisa menghela napas panjang. Lalu dia melangkah keluar dari kamar tersebut.

"Seenaknya saja membawa ibu dan adiknya tinggal di rumah mewah ini! dia pikir aku sudi menerima keluarga dia sebagai keluargaku? aku saja hingga kini tak sudi menerima dia menjadi suamiku!" gumamnya kesal dengan memukul tinjunya pada kasur.

*****

Pukul empat pagi, Johan sudah mulai beraktivitas di rumah mewah tersebut. Dia mulai memasak dan mencuci serta melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Bu Sarah yang bangun di pagi hari merasa heran dengan apa yang di lakukan oleh anaknya sulungnya tersebut.

"Johan, apa semenjak kamu menikah melakukan semua ini?" tanya Bu Sarah

"Iya, Bu. Ini semua karena kemauanku sendiri, Bu. Karena aku tidak ada kegiatan sama sekali di sela menjadi sopir." Johan tersenyum di sela memasaknya.

"Ya Allah, kenapa anak lelakiku di perlakukan seperti ini oleh istrinya? apakah mentang-mentang dia itu kaya?" batin Sarah merasa sedih melihat anaknya tersebut.

Setelah masakan telah siap, Johan. pun mandi supaya tubuhnya tidak tercium aroma keringat. Karena Keysa sangat marah jika mencium bau keringat menyengat dari tubuh Johan.

Seperti biasa, Keysa siap dengan sarapan paginya di meja makan. Tapi pagi ini dia merasa tak berselera makan karena ada ibu mertua dan adik iparnya.

"Selamat pagi, Ka Keysa." Sapa Lisa tersenyum ramah.

Keysa hanya melirik sinis tak tersenyum sama sekali, membuat Lisa agak tak suka.

"Bagaimana tidurmu semalam, nak? nyenyak kan? semoga pagi ini harimu indah pekerjaanmu lancar tidak ada halangan ya, Nak?" tukas Bu Sarah.

"Nggak usah sok akrab denganku, Bu. Biasa saja lah, nggak usah lebay. Lagi pula aku ini bukan anakmu jadi jangan panggil aku nak-nak segala! panggil aku ,nona. Seperti yang di lakukan anakmu! dan jika ingin tinggal di sini, semuanya juga, tak gratis! kalian berdua harus bantu pekerjaan rumah yang di kerjakan oleh, Johan setiap harinya." Tukas Keysa tanpa ada rasa malu mengatakan hal tersebut.

"Keysa, jaga ucapanmu terhadap ibuku! kamu boleh menginjak harga diriku selama ini, tapi tidak dengan ibuku! hormati dia layaknya ibumu karena dua ini sudah menjadi ibumu!" Tukas Johan lantang.

"Hey, kamu sudah berani mengaturku hanya karena ada ibu dan adikmu ini! kamu lupa dengan perjanjian kita"

"Aku tidak lupa, tapi setidaknya kamu jangan bersikap seenaknya pada ibu dan adikku. Apa susahnya bersikap sopan pada ibu!"

"Johan, asal kamu tahu! aku sama sekali tak suka basa basi! aku lebih suka bersikap apa adanya! dan asal kamu ingat, kita menikah juga bukan karena kemauan aku atau kita saling cinta! ini semua juga karena kemauan, papah!"

Keysa emosi dia membating sendok dan garpu di piringnya.

Lantas dia berlalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan keluarga Johan.

"Keysa, tunggu! aku belum selesai berbicara!" Johan mengejar Keysa.

Akan tetapi Bu Sarah memanggilnya.

"Johan, kemarilah. Biarkan istrimu pergi, jika kamu mengejarnya pasti kalian akan bertambah ribut," saran Bu Sarah.

Johan duduk lagi di meja makan, dia pun murung.

"Johan, jika dia tak cinta padamu. Kenapa kalian bisa menikah?" tanya Bu Sarah penasaran.

Johan pun akhirnya menceritakan semuanya pada ibunya di hadapan adik kandungnya. Bagaimana dia bisa menikah dengan, Keysa tanpa ada rasa cinta sedikitpun.

Baik Ibu maupun adiknya dengan seksama mendengarkan cerita dari Johan.

"Hem, jadi kamu sama saja berperan sebagai pengantin pengganti." Tukas Abi Sarah.

"Yah begitulah, Bu. Aku juga tak bisa menolak kemauan dari, Tuan Betrand. Karena selama ini dia sudah teramat baik padaku."

"Hem, sudahlah Johan. Mulai sekarang jalani saja kehidupan rumah tanggamu ini. Semoga saja suatu saat nanti Keysa akan berubah." Tukas Bu Sarah mensuport anaknya.

"Bu, tetapi jika sudah sifat itu susah untuk berubah." Tukas Lisa ikut berbicara.

"Hus, kamu kenapa berkata seperti itu? seharusnya kamu memberi semangat pada kakakmu ini. Bukan malah membuat nyalinya kecil."

"Hheee, maaf ya Kak Johan. Aku hanya menyampaikan apa yang ada di hatiku." Lisa sedikit tak enak dengan Johan.

"Sudahlah, ibu dan Lisa tak usah khawatir. Aku yakin bisa bertahan menghadapi, Keysa."

Saat itu juga Johan mengemasi semua perabot yang kotor.

"Johan, biar ibu saja yang merapikan dapur. Sebaiknya kamu bersiap-siap antar istrimu ke kantor."

"Dia kan sudah berangkat sendiri, Bu."

Selagi adik di dapur, tanpa mereka sadari Betrand datang.

"Ternyata kalian ada di sini? mana Keysanya?" tanya Betrand celingukan.

"Papah, kenapa datang tak memberi kabar? kan Johan bisa jemput papah." Johan menyalami papah mertuanya.

"Keysa barusan berangkat ke kantor sendiri, pah."

"Ya sudah nggak apa-apa, papah datang juga ingin bicara hal penting padamu, Johan."

"Oh iya, Bu Sarah dan Lisa. Semoga kalian berdua betah tinggal di sini ya?"

Baik Sarah maupun Lisa hanya tersenyum ramah seraya menganggukkan kepala mereka.

Sementara Johan melangkah ke ruang tamu mengikuti langkah kaki papah mertuanya.

Terpopuler

Comments

Prima Mustika

Prima Mustika

yang sabar ya Johan menghadapi keysa

2023-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!