Sesampainya di rumah sakit, Johan langsung ke ruang rawat ibunya. Tak di sangka di dalam ruangan tersebut telah ada, Betrand.
"Tuan Betrand, ada di sini?" Johan tersenyum ramah.
"Johan, kenapa kamu masih saja memanggil aku dengan sebutan, Tuan? kamu ini sudah menjadi bagian hidup keluargaku. Sudah menjadi anak lelakiku, aku bukan lagi menganggap kamu menantu."
"Hhe, iya maaf pah."
"Nak, Pak Betrand sudah cerita semua pada ibu. Tentang pernikahanmu dengan anaknya. Bahkan beliau juga yang telah melunasi semua biaya rumah sakit ini serta membayar tunggakan sekolah adikmu." Tukas Bu Sarah lirih.
"Pah, terima kasih atas segala budi baik papah."
"Sama-sama, Johan. Nanti kalau ibumu sudah pulih dan boleh keluar dari rumah sakit ini. Sebaiknya ajak saja tinggal bersamamu." Saran Betrand.
"Tidak usah, Pak Betrand. Biar saya di rumah saya saja bersama si bungsu." tukas Bu Sarah lirih.
Setelah cukup lama berada di rumah sakit, Betrand memutuskan untuk pulang. Dan kini tinggal Johan bersama ibunya.
"Johan, apa kamu bahagia dengan pernikahanmu? ibu lihat kamu seperti tak bahagia tetapi tertekan," tukas Bu Sarah lirih.
"Bu, aku bahagia kok. Istriku sangat baik dan pengertian, aku hanya cape saja makanya aku terlihat tertekan. Ibu jangan berpikiran yang aneh-aneh ya. Kini pikirkan saja kesehatan ibu, supaya kita bisa lekas berkumpul kembali."
Johan mencoba tersenyum di depan ibunya.
Dia sengaja menutupi semuanya dari ibunya, karena dia tak ingin kesehatan ibunya malah menjadi memburuk. Walaupun dirinya memang tertekan.
"Bu, maafkan aku ya. Sebenarnya sifat istriku itu sungguh menyakitkan. Tapi aku tak pernah menyalahkannya karena kami menikah atas dasar terpaksa," batin Johan.
*******
Kehidupan rumah tangga Johan dan Keysa bagaikan kehidupan seorang majikan dan bawahan. Karena Keysa sengaja tak mempekerjakan asisten rumah tangga. Dia melakukan itu supaya Johan yang melakukan pekerjaan rumah tangga.
"Johan, mulai sekarang. Kamu yang melakukan pekerjaan rumah ya, karena aku sengaja tak mempekerjakan asisten rumah tangga. Semua di dunia ini tidak gratis, apa lagi aku tahu jika semua biaya rumah sakit ibumu dan biaya sekolah adikmu telah di bayar lunas oleh papahku. Hitung-hitung semua ini untuk ganti ongkos tersebut."
"Dan satu lagi, kamu akan tetap aku gaji sebagai sopir pribadi aku. Tapi aku minta kamu jangan pernah mengaku suamiku di depan orang banyak."
Keysa berkata sangat angkuh dan lantang di hadapan suaminya. Dia benar-benar tak menganggap jika Johan adalah suami sahnya, walaupun semua tamu undangan sudah tahu jika Johan ini adalah suami sahnya.
"Keysa, apa kamu lupa? pada saat kita menikah, semua orang sudah melihatku dan tahu kalau aku ini adalah suamimu. Setidaknya hargai aku sedikit saja sebagai seorang suami."
Kini Johan sudah mulai berkata, tidak seperti pada awal pernikahan.
"Kamu sudah berani ya denganku? apa kamu mau aku pecat saat ini juga, dan kamu jadi pengangguran?" ancam Keysa seraya berkacak pinggang.
"Keysa, aku akan melakukan semua yang barusan kamu katakan padaku. Tapi setidaknya kamu jangan pernah menganggap aku ini orang lain jika di luaran sana, karena bagaimanapun aku ini suamimu."
"Sudahlah, nggak usah memaksa aku untuk menganggapmu sebagai suamiku. Dari awal aku sudah katakan, jika aku tak sudi menikah denganmu. Tapi kamu tetap berkeras hati memenuhi kemauan papahku! sudahlah, aku cape tak ingin berdebat lagi denganmu!"
"Sekarang juga antar aku ke kantor, dan setelah itu kamu pulang kerumah rapikan semuanya. Jika menjelang aku pulang kantor, baru kamu datang ke kantor untuk menjemputku!"
"Dan panggil aku seperti biasa. Kamu boleh panggil aku nama saja jika di depan papah!"
"Baiklah, non. Dan satu hal lagi yang ingin aku minta padamu. Jika suatu saat nanti kamu bertemu ibu dan adikku, tolong juga kita berpura-pura menjadi suami istri yang sesungguhnya. Dan satu hal lagi, papahmu telah memutuskan jika ibuku telah sehat. Ibu dan adikku akan tingga di sini bersama kita." Tukas Johan.
"Apa? seenaknya saja kamu akan bawa ibu dan adikmu tinggal bersama di sini? aku tidak setuju!"
"Jika kamu tidak setuju, katakan saja pada papahmu. Karena ini semua keputusan dari papahmu bukan keputusanku sendiri."
Keysa melangkah pergi ke arah pelataran rumah di ikuti oleh Johan. Mereka masuk ke dalam mobil dan Johan lantas melajukan mobilnya.
Sesampainya di kantor, Johan sengaja tidak turun sesuai dengan perintah istrinya. Dia justru melajukan kembali mobilnya menuju ke rumah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dari mencuci, memasak, mengepel dan bahkan membersihkan halaman rumah.
Hingga sore menjelang dia pun lekas mandi karena sebentar lagi akan menjemput istrinya di kantor. Johan juga tak berani turun lagi dari mobil. Dia tak berani masuk ke dalam kantor sesuai perintah istrinya.
Keysa yang melangkah menuju ke parkiran mobil dan lekas masuk ke dalam mobil. Tanpa ada sepatah katapun, Johan melajukan mobilnya arah pulang.
Sesampainya di rumah, Keysa langsung melangkah ke kamarnya tanpa ada sepatah kata pun. Dia merasa sangat lelah karena pekerjaan kantor begitu padat.
"Badanku terasa sangat lelah dan pegal-pegal, oh iya kenapa aku nggak minta pijitin Johan saja ya?"
"Johan, cepat kemari!" teriaknya lantang.
Johan yang sedang ada di halaman rumah lekas berlari menuju ke kamar istrinya.
"Ada apa, nona?"
"Tolong lekas pijitin kakiku pegal sekali, dan pijitnya jangan keras-keras ya?"
"Baik, nona."
Johan dengan sangat telaten memijit kaki istrinya bahkan hingga Keysa tertidur pulas sekali.
"Jika sedang tertidur seperti ini sangat terlihat manis dan cantik. Tapi jika tidak, judes dan galaknya minta ampun. Tapi entah kenapa aku tak bisa membalas setiap amarah yang selalu kamu katakan padaku."
"Apakah karena aku benar-benar cinta padamu walaupun pernikahan kita hanyalah terpaksa?"
Johan terus saja tersenyum pada saat melihat wajah ayu Keysa yang sedang tertidur pulas. Dia ingin sekali mengusap pipi Keysa yang halus.
Pada saat tangannya akan menyentuh pipi istrinya, dia pun mengurungkan niatnya.
"Janganlah, nanti istriku terbangun karena kaget. Kasihan juga pasti dia sangatlah lelah karena padatnya jadwal di kantor."
"Selamat istirahat istriku tercinta, semoga mimpi indah ya sayang."
Kembali lagi tangan Johan refleks akan mengusap surai hitam istrinya, tetapi kembali lagi dia mengurungkan niatnya. Dia lekas bergegas keluar dari kamar tersebut. Dan melanjutkan lagi merapikan tanaman dengan memotong daun yang telah menguning.
Hingga menjelang adzan Maghrib, barulah Keysa terbangun dan dia langsung melakukan ritual mandi sorenya. Setelah selesai mandi dia merasakan perutnya terasa lapar. Dia lekas menuju ke ruang makan untuk segera makan.
"Hem, ternyata Johan bisa masak juga. Dan masakannya juga enak, jarang-jarang ada lelaki bisa masak seperti ini."
Keysa sangat menikmati makanan yang di masak oleh, Johan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Prima Mustika
semoga Johan bahagia
2023-07-12
0