MABAR (MAHASISWA BARU)
Hari yang dinantikan untuk kuliah pun tiba dan jadwal kuliah juga sudah didapatkan Sheina.
Ternyata sudah semua dan sekarang waktunya kerja, gumam Sheina yang telah memeriksa perlengkapan kuliahnya sebelum berangkat kerja.
Sheina sengaja membawa perlengkapan kuliahnya ke tempat kerja sebab Sheina memilih berangkat kuliah dari tempat kerja karena waktu yang dimiliki setelah pulang kerja tidak mencukupi untuk Sheina kembali pulang kerumah.
“Kapan mulai perkuliahannya, Shei?”, tanya bos yang kebetulan sudah dikantor.
“Hari ini kak”.
“Ya sudah, nanti kalau kamu ingin pulang, kamu izin ke Kinan saja”.
“Iya kak”.
Sheina kemudian membersihkan meja kerjanya.
Hmmm, aku yang datang terlalu pagi atau jamnya yang rusak bahkan sudah setengah jam berlalu pun belum ada yang datang. Demi kuliah jam masuk kerja pun jadi lebih pagi, gumam Sheina.
“Tumben kamu sudah datang biasanya begitu ingin masuk waktu absen baru muncul”, sindir Kinan yang baru tiba.
Sheina hanya diam tidak menanggapi ocehan Kinan.
“Pasti ada udang dibalik batu makanya kamu datangnya cepat, iya kan? ”, celoteh Kinan lagi.
Sheina masih diam dan fokus dengan layar ponselnya.
“Eh, anak baru apakah kamu bisu atau tuli?”, geram Kinan.
“Nama ku Sheina”.
“Terserah lah siapa nama mu”.
Sheina hanya memancungkan bibirnya kedepan dengan mengangguk anggukkan kepalanya.
“Kenapa kamu datang cepat pasti ada tujuan tertentu kan?”.
“Datang cepat salah dan datang lama juga salah memangnya mau kamu apa sih?”.
“Pasti kamu memilik tujuan tertentukan?”.
“Iya, hari ini aku sudah mulai kuliah”.
“Pantas saja, dasar penjilat”.
Kinan berlalu menuju meja kerjanya.
Hmmm, dasar bocil kepo, gumam Sheina.
“Apakah kamu sudah datang daritadi, Shei”, tanya Ayu yang baru tiba dikantor.
“Sudah kak”.
“Memangnya kapan mulai perkuliahannya?”.
“Hari ini kak”.
“Jam berapa nanti kamu pulang?”.
"Jam lima sore kak”.
“Apakah dengan waktu satu jam cukup untuk beres-beres, Shei?”.
“Insyaallah, cukup kak”.
Ayu menggangguk angguk sebagai jawabannya dengan membersihkan meja kerjanya.
Tidak berapa lama Karen,Wanda dan beberapa karyawan lainnya pun datang. Mereka kemudian menuju mejanya dan memberihkan meja kerja maisng-masing.
“Kinan, panggil yang lainnya ke ruang meeting”,pinta bos.
Kinan bangkit dari duduknya dan menuju ruangan penjualan.
“Semuanya dipanggil bos keruangan meeting, sekarang !”, seru Kinan dan berlalu menuju ruangan meeting.
“Ada apa ya kita dipanggil semua? apa penjualannya menurun? apa ada masalah lain?”, tanya Karen.
Yang lain hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Setiba diruangan para karyawan mengambil posisi masing-masing tanpa ada yang bersuara.
“Apakah semuanya sudah berada disini?” tanya bos ketika memasuki ruangan meeting.
“Sudah kak”, jawab Ayu.
“Kalian sudah tahu kan kalau besok kakak akan pergi tour ke Cina”, bos memulai percakapannya setelah mengambil posisi duduk kemudian melanjutkan ucapannya setelah menarik nafas.
“Jadi untuk dua minggu kedepan kakak harap kerja sama kalian dan selama itu kakak harap tidak ada yang mengambil cuti agar semuanya bisa terhendle. Bagi yang ingin keluar untuk mengantar tiket atau mencari makan harus melapor terlebih dahulu kepada Kinan, apakah kalian mengerti?”.
“Mengerti kak”, serentak para karyawan.
“Karen nanti kamu buat laporan jam masuk dan jam keluar kantor setelah itu berikan kepada Kinan”.
“Baik kak”.
“Khusus Sheina nanti jam pulangnya di majukan lebih cepat karena sudah masuk jam perkuliahan jadi nanti jam masuk dan pulang sheina biar Kinan yang mengurusnya .Sheina hanya perlu melapor ke Kinan ketika waktu pulang telah tiba”.
“iya kak”
“Ok, hanya itu saja dan silahkan kembali kerja”.
“Iya kak”, serentak karyawan dan bergegas menuju meja kerja masing-masing.
Mereka pun mulai fokus bekerja hingga tidak terasa jam menunjukkan waktunya pulang untuk Sheina.
Hmm, sudah sore juga waktunya beres –beres kemudian mandi setelah itu cuss pergi kuliah, gumam Sheina.
Sheina kemudian menuju ruangan Kinan setelah selesai berberes.
“Kak, Sheina mau izin pulang”.
“Ini kan masih jam lima sore”.
“Iya itu memang jam pulang Sheina selama kuliah”.
“Hmm, apakah pekerjaan kamu sudah selesai?”.
“Sudah kak”.
“Hidupkan kembali komputer kamu karena saya ingin mengecek pekerjaan kamu?”.
“Kakak bisa mengeceknya dari sistem yang kakak punya sebab semuanya terhubung ke sistem kakak”, jawab Sheina yang berlalu meninggalka inaKn dan menuju lantai atas guna membersihkan badan.
Hmmm, Kinan menghembuskan nafasnya dengan kasar sebab niat hatinya ingin mengerjai Sheina justru Sheina membuatnya kesal.
Awas kamu ,Shei, tunggu waktu nya dan kamu akan menyesal karena sudah mencari masalah dengan ku, batin Kinan.
Selesai berberes, Sheina kemudian turun ke lantai bawah.
“Hai guys, saya pergi ke kampus dulu, ya”, sapa Sheina.
“Iss, kamu kok cantik sekali, Shei”, goda Ayu.
“Maaf kak aku tidak ada uang receh”,ejek Sheina.
“Hahaha, kampret kamu, Shei”.
Sheina bergegas menuju motornya.
Kok deg deg an ya, apakah akan ada drama lagi ketika dikampus, batin Sheina.
Sheina melajukan motornya dengan kecepatan sedang dan hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk Sheina tiba di pelataran kampus.
Sheina kemudian menuju parkiran kemudian menitipkan helmnya di tempat parkir.
Drt drt drt.
Pertanda ada panggilan masuk.
Hmmm, nomor siapa lagi ini kenapa banyak sekali nomor baru yang masuk dikontak ku, gumam Sheina.
“Assalamualaikum, maaf,ini dengan siapa?”, salam Sheina ketika panggilan telah terkonfirmasi.
“Waalaikumussalam, apakah nomorku telah kamu hapus, Shei”, jawab Dave.
Hmmm, Sheina menghembuskan nafasnya kasar.
“Memangnya ada apa?”.
“Shei,aku mau tanya dimana ruangannya?”.
“Ruangan apa?”.
“Ruangan kelasnya sebab kekasihku satu kelas dengan mu”.
“Hmm, dijadwal kuliah kan sudah tertera untuk ruangannya”.
“Jadwalnya tertinggal, Shei, dan kekasihku tidak mengingat ruangannya”.
“Hmmm, mungkin itu k*palanya kalau tidak lengket juga akan tertinggal”.
“Shei”.
“Hmmm, ruang 13”.
“Ok, terima kasih, Shei, ***.....”.
Tut tut tut.
Sheina memutuskan panggilannya sepihak tanpa mendengar salam dari Dave.
Tidak di kantor dan tidak dikampus lagi –lagi drama, gumam Sheina yang berjalan menuju ruangan.
“Assalamualaikum”, salam Sheina ketika memasuki ruangan kelas.
Dan ternyata sudah banyak mahasiswa didalamnya yang sedang menunggu dosen pengampuh mata kuliah.
“Waalaikumussalam”, serentak mahasiswa yang ada didalam ruang kelas.
“Eh, Shei, sini”, panggil Ratu dan Sri bersamaan.
Sheina menggangguk dan bergegas menuju mereka. Sheina bertemu dengan Sri dan Ratu dan kebetulan mereka satu kelas sehingga mereka langsung dekat tanpa merasa canggung
“Ternyata kita satu kelas, dunia ini sempit, ya”, oceh Sri.
“Hahaha”, balas Ratu.
“Assalamualaikum”,salam mahasiswi yang baru masuk ruang kelas.
“Waalaikumussalam”,serentak mahasiswa yang didalam ruangan.
“Eh, itu kan Nadia? , ternyata dia juga satu kelas dengan kita”,tunjuk Sri ketika
menoleh kebelakang.
“Biarkan saja”, tambah Ratu.
“Eh, wak, apakah kamu membawa motor?”, tanya Ratu.
Sheina hanya mengangguk angguk sebagai jawabannya.
“Apakah boleh kalau nanti pulang kuliah aku numpang denganmu?”.
Sheina menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Kamu kenapa, wak, muka kok seperti kanebo kering”, tanya Ratu.
“Bukan kanebo kering neng tetapi kolor baru”, tambah Sri.
“Hahaha”, Ratu dan Sri tertawa bersama.
Sheina hanya diam tak bergeming.
“Assalamualaikum”, salam dosen pengampuh mata kuliah yang kebetulan masuk keruangan.
“Waalaikumussalam”, serentak mahasiswa.
“Baik kakak-kakak, abang-abang yang cantik dan yang tampan. Perkenalkan nama saya Doni Pramudia dan mata kuliah yang saya ampuh adalah Pengantar Manajemen. Apakah ada pertanyaan yang lain?”.
“Pak bagaimana untuk jam masuknya dan apa konsekuensi bila terlambat”, tanya Ratu.
“Apakah disini semuanya bekerja?”.
“Iya pak”, serentak mahasiswa.
“Ok, jam masuk kita mundurkan setengah jam dari jam yang ada dijadwal kuliah dan untuk keterlambatan maximal sepuluh menit, apabila lebih dari itu maka tidak diperkenankan mengikuti jam pelajaran saya. Bagaimana? apakah kalian setuju?”.
“Setuju pak”.
“Baik, ada pepatah mengatakan’ tak kenal maka tak sayang’ jadi sebaiknya kita saling mengenal dahulu agar bisa disayang-sayang. Kali saja dapat adek sayang atau abang sayang setelah perkenalan ini”.
“Hahaha”, beberapa mahasiswa tertawa.
“Baik dimulai dari absen dan yang saya panggil silahkan maju kedepan kelas untuk memperkenalkan diri kalian, paham”.
"Paham pak”, serentak mahasiswa.
Bel pun berbunyi menandakan berakhirnya mata kuliah.
“Apakah semuanya sudah diabsen?”
“Sudah pak”.
“Baik, sekian dari saya dan saya akhiri dengan assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”.
“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh”.
“Wak, kamu pergi ke Mesjid apa tidak?”, tanya Ratu.
“Iya”, jawab Sheina.
“Aku izin, neng, biasa”, Sri cengar cengir.
Ratu dan Sheina bergegas meninggalkan ruangan.
“Ratu”, panggil Nadia.
“Iya”.
“Kamu ingin pergi kemana?”.
“Ke Mesjid”.
“Apakah aku boleh ikut bareng?”.
Ratu mengalihkan pandangannya ke Sheina meminta persetujuan.
Sheina menganggukkan kepalanya.
“Ya sudah, ayok”.
“Wak, kamu kenapa?”, tanya Ratu.
“Tidak apa-apa”.
“Apakah ada masalah dengan..”.
Sheina seketika menutup mulut Ratu dan mengedipkan sebelah matanya.
Seketika mulut Ratu membentuk huruf “o”.
“Nad, apakah kamu ingin sholat duluan atau tidak?”, tanya Ratu.
“Aku duluan saja”.
“Ya sudah, kalau begitu kami menunggu disini”.
“Wak, memangnya kenapa?”, tanya Ratu ketika Nadia telah berlalu memasuki Mesjid untuk sholat magrib.
“Kekasihnya Dave satu kelas dengan kita dan aku tidak tahu siapa orangnya?”.
“Apakah kamu mencurigai Nadia?”.
“Tidak sih, cuma aku tidak mau ada yang mengetahui tentang Dave selain kamu makanya kalau kita tidak berdua jangan membahas tentang Dave”.
“Ok ok, tetapi kamu tahu darimana kalau kekasihnya Dave satu kelas dengan kita?”.
“Dari Dave”.
“Hmmm, memangnya kalau kamu tahu siapa kekasihnya kamu ingin berbuat apa?”.
“Ingin aku cincang”.
“Horor, wak”.
“Hahaha”.
“Pada ketawa tentang apa sih, kok sampai segitunya”, sela Nadia yang baru datang.
“Eh, Nad ,apakah kamu sudah selesai?”.
“Sudah”.
“Ya sudah, kami sholat dulu ya”.
Nadia hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya. Ratu dan sheina bergegas sholat magrib.
“Ayok, Nad”, ajak Ratu yang telah selesai sholat.
“Iya”.
Mereka pun bergegas meninggalkan Mesjid dan menuju ke ruang kelas selanjutnya untuk mengikuti mata kuliah berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments