Pagi menjelang, seperti biasa Aldi berangkat ke kantor. Kali ini dia sengaja berangkat lebih awal, bahkan sama sekali tak pamit pada, Alya.
"Hoam, kenapa aku merasa masih ngantuk." Alya bangun dan melihat jam pada ponselnya.
"Astaga, sudah jam enam pagi, aku harus menyiapkan segala keperluan suamiku." Alya bangkit dan menyiapkan air untuk mandi Aldi.
Menyiapkan baju kerjanya pula, tetapi pada saat dia akan mengambil sepatu milik Aldi, tidak ada.
"Loh, kemana sepatunya?" Alya pun keluar kamar dan tak sengaja dia melihat kamar tamu sudah terbuka lebar.
Alya melangkah ke kamar tamu di mana beberapa hari terakhir Aldi tidur.
"Loh, kok sudah nggak ada?" batinnya.
Alya melangkah cepat ke arah dapur, dimana Asih sedang sibuk mencuci piring bekas sarapan Aldi.
"Asih, Den Aldi mana?" tanyanya ketus.
"Sudah berangkat ke kantor, Nona." Jawabnya singkat.
Alya sama sekali tak ada rasa sedih suaminya berangkat lebih pagi, justru dia malah semakin riang.
"Baguslah, dia berangkat lebih pagi. Supaya aku cepat bisa bertemu dengan, Aldo."
Alya melangkah ke kamar dan dia memutuskan untuk melakukan ritual mandi paginya. Tak lupa dia menelpon Aldo supaya lekas datang ke rumah.
"Sayang, aku nggak bisa. Aku juga harus berangkat ke kantor, aku nggak enak pada Aldi karena aku sering bolos kerja. Kita bertemu setiap hari libur saja ya, sayang?"
"Baiklah, kalau kamu tak mau datang lebih baik kita akhiri saja hubungan kita!" ancam Alya di balik telpon.
Hingga akhirnya Aldo pun menuruti kemauan Alya. Jam tujuh pagi, Aldo sudah sampai di rumah, Aldi. Tanpa sungkan dia langsung masuk ke dalam rumah dan mencari keberadaan, Alya.
"Sayang, kenapa kamu memaksa aku datang pagi-pagi benar?" kecupan mendarat di bibir Alya oleh Aldo.
"Karena aku sudah rindu ingin melayang terbang tinggi bersamamu merasakan kenikmatan yang luar biasa." Alya mulai bersikap agresif membuka satu persatu kancing baju yang saat ini melekat di tubuh, Aldo.
Tanpa mereka sadari, aktivitas mereka telah terekam di CCTV. Dan saat ini Aldi sedang mengamati mereka dalam ponselnya.
"Hem, kalian sudah masuk perangkap aku. Dasar wanita murahan kamu, Alya! aku pikir hatimu secantik wajahmu, ternyata hatimu busuk!"
"Aku juga akan mengirim semua rekaman video CCTV permainan kalian pada papahmu, Alya!"
"Biar dia tahu seperti apa sebenarnya anak perempuan kesayangannya ini. Dan supaya kalian di permalukan di depan umum juga, aku akan menyebar video panas kalian! ini pembalasan setimpal dariku untuk penghianat seperti kalian berdua!'
"Biar tidak ada wanita yang mau dekat pada Aldo, dan biar semua pria benci denganmu, Alya!"
Aldi menggertakkan giginya seraya mengepalkan tinjunya. Dia benar-benar sudah terbakar amarah. Setelah melihat sendiri aksi liar istrinya terhadap Aldo.
"Sungguh menjijikkan! mereka bermain di ranjangku! kenapa pula harus di ranjangku, bukan di luar sana di hotel!? membuat aku jijik jika ingin tidur di ranjang sendiri, karena ranjang tersebut sudah kotor dan ternoda dengan peselingkuh Aldo dan Alya!"
Terus saja Aldi menggerutu pada saat dia melihat rekaman video CCTV dari balik ponselnya. Dimana pada saat itu, istri dan sahabat baiknya sedang asik melakukan hubungan suami istri di ranjang miliknya.
Sementara saat ini Alya sedang di buai kenikmatan oleh, Aldo. Dia benar-benar tak memikirkan bagaimana perasaan suaminya jika mengetahui perselingkuhan dirinya.
Dia telah di butakan oleh rasa cintanya pada, Aldo.
"Sayang, bagaimana usahamu untuk di kantor Aldi? apa sudah bisa mendapatkan berkas penting kantornya?" tanya Alya saat selesai bercinta.
"Bagaimana aku bisa mendapatkan aset penting yang ada di kantor. Sementara kamu selalu saja meminta aku datang kesini. Otomatis aku sering nggak berangkat ke kantor, jadi tidak ada kesempatan sama sekali untuk bisa mengambil aset penting Aldi yang ada di kantor." Celetuk Aldo manyun.
"Oh iya-iya, maaf dech sayang. Karena aku tuh sudah candu sekali jika sehari saja tak di cumbu olehmu. Dan tak menikmati rudalmu yang sangat perkasa ini," tanpa ada rasa malu, Alya meraba adik kecil Aldo.
"Hhhaaa bisa saja dech kamu, ini adiknya sudah berdiri lagi. Apa kamu mau tanggung jawab?" celoteh Aldo meremas dua benda kenyal milik Alya.
"Aaahhhh... Aldo....nanti aku jadi kepengen lagi loh," Alya merasa ada sensasi luar biasa pada saat Aldo memilin biji buah dua benda kenyal Alya.
"Sayang, lantas apa kamu sudah mendapatkan aset penting rumah ini seperti sertifikat rumah dan surat-surat mobil?" tanya Aldo seraya terus menolong biji buah benda kenyal milik Alya.
"Aku juga belum berhasil mendapatkan semua itu, tapi aku akan secepatnya mencarinya supaya bisa aku miliki seuntuhnya menjadi milik aku....aahhh...sudah yuk kita lakukan lagi .." rengek Alya meminta Aldo memuaskannya lagi di ranjang.
Hal ini juga sempat di lihat oleh Aldi. Karena kebetulan di kantor sedang tidak banyak pekerjaan hingga dia bisa fokus melihat rekaman video CCTV.
"Hem, jadi kalian berdua sudah berniat buruk padaku. Ingin menjatuhkan diriku. Lihat saja, sebelum kalian berhasil melakukannya, terlebih dulu aku yang akan mempermalukan dan menjatuhkan kalian berdua!" Aldi sangat emosi.
Setelah puas melihat semuanya di rekaman video CCTV. Aldi menutup ponselnya. Kini dia fokus bekerja walaupun dia sangat sulit untuk bisa fokus karena di otaknya bersliweran bayangan pada saat Aldo dan Alya melakukan hubungan suami istri.
Hingga tak terasa sore menjelang, seperti biasa Aldi pulang sudah ada Aldo di teras halaman rumah. Kembali lagi Aldo berkata jika dirinya baru saja datang. Padahal Aldi sudah tahu sebenarnya jika dari pagi Aldo telah ada di rumahnya.
"Hy bro, aku minta maaf ya. Kembali lagi aku nggak berangkat kerja karena..
"Sibuk dengan wanitamu iya kan?" Sela Aldi memotong perkataan Aldo.
"Heee kok kamu tahu sih?" jawab Aldo.
"Iya tahu lah, aku berteman denganmu bukan sehari dua hari. Sudah berapa ronde kamu dengan pacarmu itu? asal jangan dengan istri orang saja, jika tak ingin suatu saat menjadi bumerang untukmu." Aldi sengaja menyindir Aldo.
"Kok kamu berkata seperti itu, bro? masa iya aku pacaran sama istri orang, ya nggak lah?" Aldo mengelak
"Nggak salah maksudnya apa, aku kan mana tahu pacarmu seperti apa. Istri orang atau bukan, karena aku nggak pernah melihat wajahnya." Aldi kembali lagi sengaja menyindir Aldo.
"Bro, kalau ngomong agak di
kondisikan kenapa? ucapan mu ini seperti menghakimi aku telah pacaran dengan istri orang, tahu nggak sih?" Aldo mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa, marah? jika kamu tak merasa melakukan hal itu untuk apa marah sih?"
Aldi masuk rumah tanpa menghiraukan Aldo. Sementara Aldo mengepalkan tinjunya karena merasa kesal pada, Aldi.
"Lihat saja, Aldi! sebentar lagi semua yang kamu punya akan berpindah tangan padaku! aku akan melakukan rencanaku lebih cepat lagi, tak ingin menunda lagi!" batin Aldo kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments