Ranjang Perselingkuhan
Pagi menjelang, Aldi sudah siap untuk berangkat ke kantor seperti biasanya. Alya istrinya yang sangat cantik, selalu siap melayani segala kebutuhan suaminya.
Dia mampu berperan ganda, menjadi kekasih yang sangat baik bagi Aldo yakni sahabat baik Aldi. Dan menjadi istri yang sangat baik bagi Aldi.
"Cinta, aku berangkat ke kantor ya. Jika kamu bosan di rumah, tinggal shopping atau healing dengan teman-temanmu saja," Aldi mengecup kening istrinya.
"Baiklah, suamiku tersayang. Kamu yang hati-hati ya dalam bekerja." Alya mencium punggung tangan suaminya dan tak lupa membawakan tas kerjanya.
Keduanya melangkah ke halaman rumah dimana sopir pribadi telah menunggunya. Aldi merangkul Alya dengan mesranya mereka melangkah bersama.
Keduanya bagaikan sepasang suami istri yang sangat harmonis. Akan tetapi tanpa sepengetahuan, Aldi. Alya telah menduakan cintanya dengan Aldo.
Sepuluh menit dari perginya Aldi ke kantor, Alya langsung melangkah kembali ke kamarnya. Dia segera bersiap-siap dengan berdandan sangat cantik sekali.
Karena memang dia wanita yang sangat sempurna, mantan foto model dan artis pula. Banyak pria dari muda hingga tua sangat mengidolakan dirinya.
Selagi asik berdandan, ponselnya berdering ada satu panggilan telpon.
"Hay, beb. Apakah kamu sudah siap?"
"Sebentar lagi, honey. Sabar ya, lima menit lagi aku otw."
"Ok, dech. Kita ketemu di tempat biasa ya? aku sudah kangen banget denganmu."
Alya senyam senyum sendiri membayangkan dirinya akan bertemu dengan, Aldo. Pemuda yang sangat dia cintai. Dia menikah dengan, Aldi hanya karena terpaksa. Demi kelangsungan perusahaan papahnya yang di ambang kebangkrutan.
Karena Aldi yang telah menyuntikkan dana hingga perusahaan papahnya kini tetap berdiri tegak hingga saat ini.
Beberapa menit kemudian, Alya telah bertemu dengan Aldo di sebuah hotel mewah langganan mereka berdua.
"Beb, aku sudah sangat rindu padamu. Sebenarnya aku tak rela jika kita jalani hubungan seperti ini," Aldo langsung memeluk Alya.
"Honey, kamu yang sabar ya. Aku juga sudah muak hidup serumah dengan, Aldi. Tetapi aku belum juga berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan. Aku belum juga menemukan aset berharga milik, Aldi. Entah dimana dia menyimpannya."
"Hem, ya sudah aku akan setia menunggumu hingga benar-benar bercerai darinya dan kita akan menikah." Aldo melayangkan ciumannya di bibir Alya.
Alya pun membalas ciuman Aldo dengan sangat antusiasnya. Mereka melakukan hubungan suami istri yang seharusnya tak di lakukan oleh mereka berdua.
Hubungan mereka telah terjalin begitu lama sejak awal pernikahan antara Alya dan Aldi. Saat itu Aldo datang di acara pernikahan mereka.
Dan setelah beberapa minggu kemudian mereka menjadi dekat satu sama lain.
"Alya, jika dulu aku yang pertama kenal dirimu pasti aku sudah bisa memilikimu seutuhnya. Sayangnya, kita bertemu di saat kamu sudah menjadi milik, Aldi."
"Sayang, kamu jangan sedih begitu dong. Suatu saat nanti pasti kita akan bersama dan tak ada lagi penghalang diantara kita berdua. Hanya butuh kesabaran saja," Alya mencoba memberi penghiburan pada kekasih gelapnya.
Setelah mereka melakukan hubungan intim, kini mereka keluar dari kamar hotel dan pergi bersenang-senang ke tempat wisata.
Hingga menjelang sore hari, barulah Alya dan Aldo berpisah.
"Beb, aku masih kangen padamu. Tetapi kita harus berpisah seperti ini, sungguh berat rasa hati ini." Aldo memeluk pinggang Alya begitu eratnya.
"Sayang, besok kita kan bisa bertemu lagi. Aku harus lekas pulang karena sebentar lagi Aldi pulang dari kantor."
"Baiklah, kita berpisah dulu. Dan sampai bertemu besok lagi. Eh tapi besok aku tak bisa, sayang. Karena besok aku juga sudah mulai kerja di kantor suamimu."
"Gampang, di aturlah. Pasti kita bisa kok sering bertemu asal bisa atur waktu saja."
Alya lekas pulang kerumah, karena Aldi sebentar lagi akan pulang. Hanya beberapa menit saja, Alya telah sampai di rumah.
"Hem, aman. Aldi belum sampai di rumah, sebaiknya aku membersihkan diri supaya parfum Aldo tak membekas di tubuhku."
Alya lekas melakukan ritual mandi sorenya, beberapa menit kemudian Aldi pulang dari kantor.
"Cinta, kamu ada di mana? Alya sayang..."
Aldi melangkah masuk rumah mencari keberadaan istrinya.
Dan dia mendapati Alya selesai mandi, masih mengenakan handuk membelit tubuh indahnya.
"Cinta, ternyata kamu ada di sini? aku pikir sedang pergi." Aldi langsung memeluk pinggang istrinya.
"Maaf, sayang. Aku tiba-tiba gerah banget jadi mandi. Maaf ya aku tak menyambut kepulanganmu." Alya memainkan jemarinya di dada bidang suaminya.
"Hem, aroma wangi tubuhmu sangat menggodaku." Aldi mencium bibir istrinya tetapi Alya mengelak.
"Ih, bau asem. Mandi gih, sudah aku siapkan air untukmu."
Aldi menuruti kemauan istrinya, dia lekas mandi. Sedangkan Alya buru-buru memakai pakaian.
"Aku harus lekas berpakaian, malas kalau harus melayani dia di ranjang. Aku sudah lelah seharian melayani, Aldo." Batinnya menggerutu.
"Memang jika di bandingkan dengan Aldi, permainan ranjang Aldo lebih energik dan dia pintar memuaskanku." Alya senyam senyum sendiri.
Dia pun lekas ke meja makan menyiapkan makanan untuk makan sore dirinya dan suaminya di bantu oleh asisten rumah tangganya.
"Asih, awas ya kalau kamu ngadu ke suamiku jika aku tiap hari pergi dan kerap kali aku juga bawa pacarku ke rumah!" ancam Alya lirih di telinga Asih.
Asih hanya mengangguk ketakutan, tanpa berani berkata.
"Sebenarnya aku tak tega pada, Den Aldi. Di hianati seperti ini, tapi aku juga tak punya bukti kuat untuk bisa membongkar perselingkuhan antara Non Alya dan Den Aldo. Aku juga takut di pecat, karena aku butuh uang banyak untuk orang tua dan adik-adikku di kampung," batin Asih sedih.
Sementara Aldi baru saja selesai mandi, dia celingukan mencari keberadaan istrinya.
"Yah, aku sudah mandi malah Alya nggak ada. Padahal aku sudah ingin memakan dia habis-habisan. Jika dia lagi nggak mau pasti seperti ini menghindari aku."
"Padahal sudah berhari-hari aku tak mendapatkannya. Entah kenapa Alya jarang sekali mau melayaniku di ranjang dengan alasan ini itu."
"Kapan kita akan cepat punya anak jika hubungan intim saja jarang. Dan ini sungguh menyiksaku, dan membuat aku terpaksa bermain solo di kamar mandi."
Aldi suami yang tak banyak menuntut, walaupun dia sering di kecewakan oleh Alya karena jarang sekali mendapatkan pelayanan di ranjang. Tapi dia tetap saja sabar dan tak pernah mempermasalahkan hal ini.
Walaupun pernikahan mereka atas dasar perjodohan tetapi Aldi benar-benar cinta dan sayang pada Alya. Tapi tidak dengan Alya dia hanya pura-pura cinta di depan Aldi saja.
"Cinta, ternyata kamu ada di sini. Padahal aku ingin loh, cinta." Pandangan mata Aldi genit pada Alya.
"Maaf ya, sayang. Kebetulan aku sedang datang bulan."
"Yaaaaahhh, puasa lagi dech."
Aldi mengerucutkan bibirnya.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments