Aldo masih penasaran dengan foto yang sempat di tunjukkan oleh sahabatnya.
"Sepertinya aku harus mendengarkan nasehat dari sahabatku. Alangkah baiknya aku menyelidikinya lebih lanjut tentang hal ini."
"Aku akan selalu penasaran jika aku tetap berdiam diri dan tak mencoba mengecek kebenaran berita yang di informasikan oleh sahabatku."
Saat itu juga, Aldi mulai menyelidiki istrinya. Dia berpura-pura berangkat ke kantor.
"Cinta, aku berangkat ke kantor ya. Kamu yang hati-hati," Aldi mengecup kening istrinya.
"Hati-hati ya, sayang. Aku akan selalu merindukanmu." Alya mencium punggung tangan suaminya.
Dia melangkah ke depan membawakan tas kerja suaminya.
Diapun lekas melangkah ke mobilnya dan melajukannya. Akan tetapi dia sudah bekerja sama dengan, Asih. Supaya Asih tak mengunci pintu gerbangnya, karena dia akan diam-diam pulang.
Seperginya, Aldi. Tak berapa lama datanglah Aldo.
"Bukannya itu mobil, Aldo?" batin Aldo saat melihat mobil Aldo masuk ke dalam pintu gerbang rumahnya.
Saat ini Aldi sengaja bersembunyi di balik pohon besar yang tak jauh dari rumahnya. Dia pun mengirim pesan pada Asih menanyakan keberadaan Aldo dan Alya.
[Asih, sekarang dimana posisi Aldo dan Alya? mereka sedang ada di ruang mana?]
Drt drt drt
Satu notifikasi chat pesan masuk ke ponsel Asih.
Dia pun membacanya dan langsung membalas chat pesan dari majikannya tersebut.
[Mereka baru saja masuk ke dalam kamar utama, Den.]
Bergetar hati Aldi pada saat dia membaca balasan chat dari, Asih.
Dia pun langsung melajukan mobilnya menuju ke depan pintu gerbang. Dan dia sengaja memarkirkan mobilnya di depan pintu gerbang. Dia langsung masuk tanpa bersuara.
Asih sempat mengintip dari balik tembok dapur.
"Waduh, pasti akan terjadi perang besar pagi ini. Aduh, pasti Non Alya mengira aku yang telah berani melaporkan perselingkuhannya ini."
"Ah, biarkanlah. Toh aku sama sekali tak melaporkan apa pun, yang namanya bangkai di simpan pasti suatu saat akan tercium juga."
Asih terus saja menggurutu di balik pengintaiannya. Sebenarnya dia juga ingin memergoki langsung apa yang sedang di lakukan oleh, Alya dan Aldo. Tapi itu tidaklah mungkin.
"Coba ya, aku bisa ikut memergoki mereka. Aku ingin banget melihat wajah malu mereka berdua seperti apa! dasar istri tak tahu di untung, dan sahabat tak tahu diri! padahal Den Aldi sudah sangat baik pada mereka berdua, tetapi mereka malah menusuknya dari belakang."
Asih ikut kesal dia pun mengepalkan tinjunya.
Sementara Aldi sudah ada di balik pintu kamar utamanya. Dia sengaja tak langsung masuk begitu saja. Tapi dia diam ingin tahu apa saja yang mereka lakukan di dalam kamarnya. Apa lagi kamarnya sedikit terbuka, hingga Aldi bisa melihat apa yang mereka lakukan.
"Sayang, aku sudah kangen banget padamu." Aldo memeluk pinggang Alya
"Aku juga, yang. Sudah tak sabar lagi ingin merasakan cumbuan dan buaian yang kamu berikan."
Aldi sengaja merekam semua itu, dia sengaja menahan rasa amarah dan kesal melihat pertunjukan tersebut.
"Aku harus bisa menahan rasa amarahku. Aku takkan memergoki mereka berdua begitu saja, tapi aku akan simpan semua kelakuan mereka di dalam ponsel aku untuk bukti nanti jika aku menggugat cerai istriku."
Satu tangan merekam aktivitas ranjang istri dan sahabatnya. Sementara satu tangan lagi, mengepalkan tinjunya. Dia benar-benar tak menyangka jika selama ini ternyata istri dan sahabatnya telah berkhianat padanya.
Setelah puas mendapatkan bukti tersebut, dia pun pergi diam-diam tanpa melabrak keduanya. Aldi memutuskan untuk ke dapur.
"Asih, apa sebenarnya kamu sudah tahu akan perbuatan istriku?" tukas Aldi lirih.
Sejenak Asih tertunduk seraya menggenggam kedua tangannya, dia ketakutan.
"I-iya, Den."
"Asih, kenapa kamu tak melaporkan hal ini padaku?" tanya Aldo lirih dia tak ingin kedua pasang mesum mendengar suaranya.
"Ma-maaf, Den. Saya berkali-kali di ancam oleh, Non Alya. Jika saya melaporkan pada, Aden. Bukan hanya saya di pecat, tetapi orang tua dan adik-adik saya di kampung juga akan di sakiti olehnya," tukas Asih ketakutan.
"Hem, sudah aku duga pasti seperti ini. Ya sudah, aku pergi lagi. Dan ingat satu hal, kamu jangan katakan pada mereka jika barusan aku pulang!"
"Itu sudah pasti, Aden. Saya ini di pihak, Aden. Saya akan bantu apa pun yang Aden perlukan, karena saya juga tak suka dengan pengkhianatan." Tukas Asih masih saja tertunduk.
Saat itu juga Aldi pergi dari rumahnya dengan membawa sejuta luka di hati. Dia masih tak percaya dengan apa yang telah di lakukan oleh istrinya padanya.
Aldi lekas masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya begitu cepat menuju ke kantornya. Sesampainya di kantor, dia pun memutar ulang video yang dia rekam di dalam ponselnya.
Matanya berkaca-kaca saat melihat video perselingkuhan istrinya.
"Alya-Aldo, aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membuat perhitungan pada kalian, aku akan buat kalian menyesal seumur hidup atas apa yang telah kalian lakukan padaku!"
Entah apa yang sedang di rencanakan oleh Aldi untuk Alya dan Aldo. Aldi mencoba berusaha tegar menghadapi kenyataan pahit tersebut.
Tak terasa sore menjelang, sudah waktunya Aldi pulang dari kantornya. Akan tetapi dia merasa enggan pulang setelah mengingat perselingkuhan istrinya dengan sahabat baiknya sendiri.
"Bagaimanapun aku akan pulang, aku akan berusaha bersikap seolah aku tak tahu apa yang telah di lakukan oleh Alya dan Aldo."
Dia pun melajukan mobilnya arah pulang. Dia mendapati mobil Aldo masih ada di rumahnya, akan tetapi kini Aldo sedang duduk sendiri di teras halaman.
"Hey, bro. Aku pikir kamu sudah pulang, makanya aku langsung ke rumah. Ternyata malah baru sampai di rumah." Sapa Aldo pada, Aldi.
"Kenapa kamu tak berangkat kerja hari ini?" tanya Aldo menatap tajam pada Aldi.
"Maaf, bro. Kepalaku sakit banget, jadinya aku tak berangkat ke kantor."
Aldi langsung beranjak melangkah ke dalam rumah, di sambut oleh istrinya yang sudah wangi dan cantik. Akan tetapi pada saat Alya akan mencium punggung tangannya, dia mengelak.
Dia kini benar-benar merasa jijik pada istrinya itu. Apa lagi pada saat masuk ke dalam kamarnya. Dia terbayang bagaimana istrinya sangat menikmati sentuhan tangan, Aldo.
"Sayang, ada apa dirimu hari ini? apa ada masalah di kantor, hingga kamu pulang tak ceria seperti ini?" Alya menghampiri suaminya.
"Sejak kapan Aldo ada di sini?"
Aldi bukannya menjawab pertanyaan istrinya, tetapi dia malah balik bertanya.
"Baru saja dia datang, lima menit yang lalu. Dia pikir kamu sudah pulang dari kantor hingga dia datang ke rumah. Tapi maaf ya, sayang. Aku sengaja tak izinkan Aldo masuk ke dalam rumah. Aku biarkan saja dia duduk di teras rumah."
"Hem, dasar wanita bermuka dua! dia pikir aku tak tahu dengan apa yang telah dia lakukan padaku!" batin Aldi kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nonny
terima kasih ka
2022-09-07
0
Nonny
terima kasih ka
2022-09-07
0
baiq fathiyatirrohmi
semangat Thor 💪
pasti lebih seru dan bikin penasaran kelanjutannya nich🥰🥰🥰
2022-09-07
0