Pasang CCTV

Pagi menjelang, akan tetapi sifat Aldi kini tak mesra seperti biasanya. Dia kini dingin pada istrinya, tidur pun kini lebih memilih di kamar tamu.

"Sayang, kenapa kamu semalam tidur di kamar tamu? jika ada salah padaku, aku minta maaf."

Alya menghampiri suaminya.

"Memangnya kenapa jika aku tidur di kamar tamu, toh kita tidur bersama pun percuma. Kamu sudah tak mau melayaniku." Tukas Aldi asik dengan bermain ponselnya.

"Sayang, aku kan sudah katakan jika aku sedang datang bulan. Jadi aku tak bisa melayanimu untuk saat ini. Kenapa kamu tak bisa mengerti apa yang setiap wanita alami setiap bulannya?" Alya memasang wajah mengiba.

"Pergilah, biasanya hari libur bukannya kamu pergi jalan-jalan bersama teman-temanmu?" usir Aldi sama sekali tak menghiraukan istrinya.

"Iya, aku juga niatnya akan pergi. Makanya aku datang kemari, untuk berpamitan padamu."

Aldi sama sekali tak tak menghiraukan istrinya, dia asik dengan ponselnya. Membuat Alya merasa tak di perhatikan.

"Mas Aldi, aku sedang berkata padamu. Kenapa kamu asik saja dengan ponselmu, sebenarnya kamu sedang chatingan dengan siapa?" tanya Alya mulai menelisik melirik ke ponsel Aldi.

"Memangnya apa pedulimu, aku chatingan dengan siapa? aku saja tak pernah kepo kan jika kamu pergi dengan siapa dan melakukan apa saja. Aku selalu percaya padamu kan? lantas kenapa sekarang kamu curiga padaku? biasanya jika seseorang curiga, berarti dia juga tak bisa di percaya." Sindir Aldi.

"Mas, apa maksud ucapanmu itu? kenapa kamu seolah marah padaku? padahal aku sama sekali tak melakukan kesalahan apa pun." Tukas Alya.

"Jika kamu merasa tak salah kenapa kamu merasa seperti punya salah dengan berkata seperti itu?" Aldi sengaja memutar-mutar kata.

"Sudahlah, sana kamu pergi. Soulmatemu pasti sudah menunggu dirimu. Kasihan kan jika dia menunggu terlalu lama?"

Aldi pun melangkah pergi meninggalkan Alya sendiri di kamar tamu tersebut. Aldi sengaja ke dapur di mana saat ini Asih sedang memasak.

"Masak apa, Asih?"

"Masak kesukaan, Tuan."

"Wah, kamu perhatian sekali padaku melebihi istriku," kata Aldi lantang.

Sampai Alya bisa mendengarnya, dan dia melangkah ke dapur. Alya sangat marah melihat Aldi begitu akrab dengan Asih.

"Heh, Asih! kamu kok nggak sopan sekali, dia ini majikanmu. Kenapa kamu mengajaknya bercanda ria? ganjen banget sih kamu!"

Tiba-tiba Alya mendorong tubuh Asih hingga hampir terjatuh, tetapi Aldi langsung menangkapnya tepat di pelukannya.

Aldi sudah merencanakan hal ini dengan Asih untuk membuat Alya emosi. Alya bertambah marah pada saat melihat Aldi menangkap tubuh Asih, dan mereka saling berpandangan begitu lama.

"Mas Aldi, Asih, apa yang kalian lakukan!" teriak Alya lantang.

"Biasa saja kali, kami tidak melakukan apa pun kok kamu sewot? apa lagi jika kami melakukan hal lebih dari pada itu." Tukas Aldi.

"Kamu kalau mau pergi ya pergi saja. Tak usah pakai kasar pada, Asih. Toh dia kerja aku yang bayar bukan kamu, jadi jangan sekali-kali menyakiti

dirinya."

Perkataan Aldi membuat Alya memicingkan alisnya. Akan tetapi dia Alya lekas pergi dari dapur. Dia lekas melajukan mobilnya pergi ke suatu tempat dimana saat ini, Aldo susah menunggunya.

"Asih, terima kasih ya. Kamu membantu aku berhasil membuat marah, Alya."

"Sama-sama, Den. Oh ya, kenapa waktu itu Aden tak menangkap basah, Den Aldo dan Non Alya? Aden malah pergi begitu saja? maaf ya den, saya lancang bertanya."

"Saya sengaja melakukan hal itu, Asih. Karena saya punya rencana sendiri. Saya akan buat Alya benar-benar cinta padaku dan dia tak bisa melupakan aku tapi aku akan buat dia menderita. Sebelum aku mendapatkan bukti yang cukup kuat untuk membawa kasus perselingkuhan ini ke jalur pengadilan untuk aku bisa dengan mudah menggugat cerai, Alya." Tukas Aldi menjelaskan panjang lebar.

"Eh, sudah dulu Asih. Aku akan menghubungi temanku yang bisa memasang CCTV. Kamu jangan katakan pada, Alya. Jika aku akan memasang CCTV di setiap ruangan ini. Jadi aku bisa pantau apa saja yang di lakukan oleh Alya dan Aldo pada saat aku sedang bekerja."

"Baiklah, Tuan. Saya tidak akan mengatakan apa pun. Tuan yang sabar ya, saya yakin suatu saat nanti Tuan pasti bisa menemukan kebahagiaan."

"Amin, terima kasih atas doanya."

Saat itu juga, Aldi menelpon sahabatnya yang bekerja untuk memasang kamera CCTV. Hanya, beberapa menit saja, sahabatnya telah datang.

"Bro, ternyata foto yang kamu tunjukkan itu benar adanya. Istriku selama ini berselingkuh tetapi aku tak tahu. Terima kasih, berkat dirimu aku telah di bukakan mata hati dan pikiranku sehingga aku tahu siapa sebenarnya istriku itu."

Aldi sama sekali tak sungkan menceritakan semuanya pada, sahabatnya tersebut. Dia bahkan mengatakan pada sahabatnya jika memasang CCTV untuk memantau aktivitas istrinya dan Aldo pada saat dia sedang ada di kantor.

Dengan cekatan, sahabatnya tersebut memasang kamera CCTV di setiap sudut ruangan di dalam rumah, Aldi.

"Bro, sudah kelar semua. Dan aku yakin istrimu tidak akan mengetahui akan hal ini." Tukas sahabatnya tersebut.

"Terima kasih, bro."

Saat itu juga, Aldi membayar jasa pemasangan CCTV. Dia pun kini istirahat di kamar tamu, akan tetapi bayangan perselingkuhan Alya sam Aldo terbayang di pelupuk matanya.

"Sialan, kenapa selalu saja perselingkuhan istriku terbayang di matamu? padahal aku mencoba untuk melupakannya, tetapi benar-benar tak bisa."

Aldi kesal pada dirinya sendiri.

Sementara saat ini, Alya telah sampai di hotel langganan dirinya dan Aldo. Aldo sempat murung karena Alya datang terlambat.

"Kenapa kamu terlambat, tiga puluh menit sendiri? apa yang kamu lakukan dengan Aldo, hingga datang saja telat?" tanya Aldo ketus.

"Sayang, aku minta maaf. Aku sama sekali tak berbuat apa-apa dengannya. Bahkan sejak beberapa hari, Aldi tidur di kamar tamu. Kami sudah lama tidak tidur satu ranjang." Tukas Alya

"Yang benar saja, apa kamu sedang tidak menghibur diriku saja?" Aldo masih belum percaya dengan apa ya g barusandi katakan oleh, Alya.

"Sayang, aku serius kok. Untuk apa pula aku berbohong padamu?"

Mendengar apa yang di katakan oleh, Alya. Aldo menjadi tersenyum lebar.

"Aku senang mendengarnya, secara tidak langsung kamu susah menjadi milikku seutuhnya. Dan aku yakin sebentar lagi benar-benar akan terwujud keinginan kita tanpa harus menunggu lama lagi untuk kita bisa bersama."Aldo langsung memeluk pinggang Alya erat.

Dan saat itu juga terjadilah hubungan intim yang biasa mereka lakukan selama ini. Hingga menjelang sore hari, barulah Alya puangnkw rumah dan mendapati Aldi sedang asik duduk di teras halaman.

Akan tetapi, Aldi sama sekali tak menyapa kepulangan, Alya.

"Mas, kamu sedang apa?" Alya sengaja cari perhatian dengan bertanya terlebih dahulu.

"Kamu lihatnya aku sedang apa, pertanyaan kamu itu suatu pertanyaan yang tak perlu jawaban sama sekali." Tukas Aldi terus saja asik dengan ponselnya.

Alya pun melirik sinis, lalu dia melangkah masuk ke dalam rumah menuju ke kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!