Episode.4

Pagi ini Elvan tampak bahagia. Karena dia bisa sarapan bersama dengan istrinya, setelah sekian lama mereka tidak sarapan bersama. Namun di tengah-tengah kebersamaan itu, datanglah Bu Rosma yang merupakan ibu kandung Elvan.

''Ekhem ... ekhem ... Nanti kalau sudah selesai sarapan, kalian ke ruang keluarga. Ada yang ingin mamah katakan sama kalian,'' ucap Bu Rosma yang sedang berdiri tak jauh di dekat pintu masuk ruang makan.

''Mamah tidak ikut sarapan dulu sama kita?' tanya Elvan.

''Tidak, kebetulan mamah sudah sarapan di rumah,'' jawabnya.

Setelah mengatakan itu Bu Rosma segera pergi menuju ke ruang keluarga, sambil menunggu anak dan menantunya yang masih sarapan.

Beberapa menit kemudian Elvan dan Clara sudah selesai sarapan. Mereka langsung menghampiri Bu Rosma yang sedang menunggu di ruang keluarga.

‘’Tumben nih Mamah datang kesini, ada apa?’’ tanya Elvan.

‘’Memangnya tidak boleh kalau mengunjungi anak sendiri?’’

‘’Boleh sekali, Mah. Hanya saja sudah lama mamah tidak datang mengunjungiku. Ku kira mamah sudah tak menganggapku anak,’’ ucap Elvan.

‘’Sebenarnya sih mamah ingin datang, hanya saja mamah malas melihat dia,’’ ucap Bu Rosma sambil sedikit melirik ke arah Clara.

Clara tampak cuek tak memedulikan perkataan mertuanya. Sedangkan Elvan merasa tak enak kepada istrinya, atas ucapan ibunya.

‘’Mah, sudah tiga tahun loh. Apa mamah masih tidak mau menerima Clara di tengah-tengah keluarga kita?”

‘’Mamah akan menerimanya asal dia cepat memberikan keturunan,’’ ucap Bu Rosma.

‘’Sabar, Mah. Kita sedang berusaha kok,’’ ucap Elvan.

Bu Rosma melirik menantunya yang terlihat diam sambil melihat jari-jari tangannya menatap cincin permata yang di kenakannya.

‘’Kenapa kamu tidak berkomentar apa pun? Kenapa kamu masih santai-santai saja saat belum juga hamil?’’ Bu Rosma bertanya kepada menantunya.

‘’Memangnya kenapa sih? Nanti juga hamil setelah waktunya tiba," jawabnya.

Padahal tanpa sepengetahuan keluarganya, Clara sengaja menunda kehamilannya. Karena dia tidak mau popularitasnya sebagai model tergeser oleh model yang lain.

Bu Rosma sedikit tak suka mendengar perkataan menantunya, yang berucap dengan nada bicara sedikit angkuh.

‘’Oke, Mamah kasih waktu satu bulan lagi. Jika kamu tidak hamil juga, kalian berdua konsultasi ke dokter kandungan,’’ pinta Bu Rosma.

‘’Baik, Mah.’’ Ucap Elvan.

Cukup lama mereka mengobrol. Elvan melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata sudah pukul tujuh pagi. Elvan melirik ibunya yang sedang duduk di hadapannya.

''Mah, Elvan mau pergi ke kantor dulu ya,'' ucapnya berpamitan.

''Iya, Nak. Mamah juga pulang nanti siang saja dari sini,'' ucapnya.

''Kenapa tidak menginap?"

''Kapan-kapan saja, Nak. Nanti malam Mamah ada urusan lain di luar,'' jawabnya.

''Baiklah, lain kali aku tagih loh biar mamah mau menginap disini.''

Setelah selesai mengobrol dengan ibunya, dia pergi ke kamar untuk mengambil tas kerjanya.

Kini Elvan sudah kembali menghampiri istri dan ibunya.

''Mah, Cla, aku pergi dulu ya,'' Elvan menjabat tangan ibunya, lalu dia

beralih berjabat tangan dengan istrinya.

''Hati-hati, Nak.'' ucap Bu Rosma.

''Siap, Mah.''

Elvan sudah melangkah keluar rumah, namun Clara masih duduk di tempatnya tanpa mengantar suaminya keluar.

''Kenapa kamu masih disitu? Cepat antar suami kamu ke depan!'' pinta Bu Rosma.

''Iya ... iya ...'' ucap Clara yang tampak malas.

Clara beranjak dari duduknya, lalu dia mengejar suaminya yang kini sudah keluar rumah.

Tak lama, Bu Rosma melihat Clara yang sudah masuk lagi ke dalam rumah. Namun Clara tidak mengatakan apa pun saat berjalan melewatinya.

''Mau kemana kamu?'' Bu Rosma bertanya kepada menantunya.

''Mau ke kamar,'' ucapnya.

''Temani Mamah disini!'' pinta Bu Rosma.

''Aku mau pergi, sekarang ada pemotretan,'' ucapnya.

''Mulai kurangi pekerjaanmu itu. Kamu itu wanita yang sudah bersuami loh. Lagian gaji suamimu juga lebih dari cukup jika hanya untuk memenuhi kebutuhan kalian,'' ujar Bu Rosma, yang mencoba untuk menasihati menantunya.

''Aku bosan jika di rumah terus,'' ucapnya.

''Makannya kamu ini lakukan tugasmu sebagai seorang istri, biar tidak bosan. Jangan mengandalkan Bi Ijah saja untuk mengurus rumah.''

'''Kita ini orang kaya, ngapain pakai mengerjakan pekerjaan rumah segala?''

Bu Rosma mengepalkan satu tangannya di bawah meja. Cukup emosi jika berbicara dengan menantunya yang tak pernah menurut.

''Lakukanlah sesukamu!'' Bu Rosma malas untuk mengatakan apa pun lagi, karena sudah jelas menantunya itu tak mau mendengarkan nasihatnya.

'Bisa-bisanya Elvan cinta banget sama wanita modelan Clara,' batinnya sambil menatap kepergian Clara hingga tak terlihat lagi dari pandangan matanya.

......

Elvan yang berada di ruang kerjanya, dia menatap sebuah botol kecil yang dia juga tidak tahu apa isinya. Itu adalah pemberiaan dari kliennya, saat dia pergi perjalanan bisnis beberapa hari yang lalu. Kliennya mengatakan jika itu jamu yang harus di minum saat malam, agar tubuh segar.

Elvan menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata sudah hampir jam tujuh malam.

'Aku lupa menelepon Clara kalau aku pulang sedikit terlambat,' batin Elvan, lalu dia menghubungi nomor istrinya.

Untung saja Clara mau mengerti jika nanti Elvan akan pulang agak telat. Kebetulan Elvan akan pulang dalam waktu tiga puluh menit lagi. Beberapa staf di kantornya juga hanya ada beberapa saja yang lembur.

Beberapa kali Elvan melirik botol kecil yang ada di atas meja kerjanya. Dia penasaran ingin mencicipinya.

''Lebih baik aku coba dulu deh. Siapa tahu selepas meminum, badanku bisa lebih segar,'' gumam Elvan, lalu dia membuka botol itu dan langsung meneguk minuman yang ada di dalamnya.

Beberapa menit kemudian, dia merasakan ada yang aneh dalam tubuhnya. Dia merasakan gerah, padahal tadi juga udara di ruangan itu terasa dingin.

''Kenapa dengan tubuhku? Kenapa aku bisa merasakan gerah seperti ini,'' gumam Elvan yang merasa aneh.

Elvan menghubungi bagian office girl. Dia meminta di buatkan minuman dingin.

Tak lama, Rania datang ke ruangan itu. Dia melihat Elvan yang sedang duduk sambil mengipasi tubuhnya.

''Ini Pak minuman dinginnya. Kalau begitu saya permisi,'' ucapnya.

''Tunggu!'

Rania yang hendak berbalik badan, tak jadi saat mendengar ucapan Elvan.

''Kenapa, Pak?'' tanya Rania.

''Tolong kipasi tubuh saya. Rasanya gerah sekali,'' pinta Elvan.

Rania heran saat mendengar penuturan Elvan. Perasaan cuaca malam ini terasa dingin.

''Maaf, Pak. Tapi jam lembur saya sudah habis. Saya akan langsung pulang,'' sebenarnya Rania tak enak menolak perintah atasannya. Namun jam kerjanya memang sudah berakhir. Apalagi teman kerjanya yang sesama office girl, tadi sudah bersiap untuk pulang.

''Kamu mau saya pecat?''

''Ti .. Tidak, Pak.''

''Menurutlah! Nanti saya memberikan bonus yang besar bulan ini,'' ucap Alan.

Mendengar bonus yang besar, kedua mata Rania berbinar. Dia memang sedang mengumpulkan uang untuk biaya neneknya berobat jalan.Mungkin lebih baik dia menerima saja tawaran itu.

''Baik, Pak.'' ucap Rania.

Elvan memberikan kipas yang sedang dia pegang kepada Rania.

Rania mulai mengipasi Elvan.

Padahal AC di ruangan itu juga menyala. Namun entah kenapa Elvan tetap merasakan gerah.

''Lebih cepat! Saya masih gerah nih," ucap Elvan sambil melepaskan dasi yang dia pakai.

''Ini juga sudah cepat, Pak. Lagian di ruangan ini dingin kok,'' Rania memang merasakan hawa dingin yang mulai menusuk tulangnya.

"Masih panas," Elvan hendak mengambil kipas yang ada di tangan Rania, namun Rania tak melepaskannya.

"Biar saya saja yang mengipasi Bapak," ucap Rania.

"Saya saja," Elvan menarik kasar kipas yang ada di tangan Rania, sehingga kini Rania jatuh ke atas pangkuannya.

Melihat tubuh Rania yang menempel dengannya, entah mengapa Elvan merasakan hasratnya naik. Tiba-tiba Elvan melihat sosok Clara yang ada di atas pangkuannya. Mungkin efek hawa panas dalam dirinya yang membuat dia mengira jika Rania itu Clara.

"Cla, kamu disini sayang," Elvan mendekatkan wajahnya di leher Rania, lalu mengendus-ngendusnya.

"Pak, saya ini Rania. Tolong lepaskan saya!" Rania mencaoba beranjak dari pangkuan Elvan, namun ternyata Elvan menahan tubuhnya.

"Kamu Clara istri saya," Elvan memutar kepala Rania sehingga menghadapnya. Dengan cepat dia menyambar bibir tipis yang belum pernah terjamah siapa pun.

Rania mencoba melepaskan diri, namun Elvan tetap menahan tubuhnya. Dengan sengaja Elvan menggigit bibir Rania, karena dia yang masih belum membuka mulutnya.

Sekarang Elvan semakin menjadi-jadi. Bahkan jari-jari tangannya tak tinggal diam untuk menyentuh bagian tubuh Rania. Sedangkan Rania sudah terisak sejak tadi.

"Sayang, sekarang kita pindah ke kamar," Elvan mengangkat Rania, membawanya menuju ke kamar pribadinya yang ada di ruangan itu.

Rania sudah meronta, namun tenaganya kalah kuat dari Elvan.

Elvan merebahkan Rania ke atas kasur. Dia mulai melucuti pakain Rania dan pakaian dirinya. Dengan tidak sabaran dia langsung menyerangnya.

Rania hanya bisa menangis sesegukan saat kehormatannya di renggut paksa oleh bosnya. Dia sama sekali tidak menyangka jika kejadian ini akan terjadi kepadanya.

"Sayang, kenapa malam ini kamu terasa nikmat?" Elvan terus saja melakukan aksinya tanpa menghentikannya sedetik pun.

Rania tidak menjawab perkataan Elvan. Dia menyimpan kebencian yang begitu mendalam kepada atasannya itu. Karena telah menodai gadis suci sepertinya. Sekarang tidak ada lagi harta berharga yang dia miliki. Karena satu-satunya harta itu telah terenggut paksa.

Terpopuler

Comments

Simon Tambun

Simon Tambun

Elvan terpengaruh obat perangsang kayak nya ya Thor

2024-03-20

0

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

lnjutttt smngttt up lg yh thorr

2022-09-08

2

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

kasian rania .. tpi gpp sich biar elvn nnti tbggung jwab ... dn cerein aj c clara ... nnti rabia hmil mntuk y thorr kinginan bu rodma trlksana mmpunyai ccu hee

2022-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!