Episode.3

Elvan sengaja pulang dari luar kota tanpa memberikan kabar dulu kepada istrinya. Niatnya dia ingin memberikan kejutan kepada istrinya.

Saat ini Elvan baru sampai di depan rumah. Padahal saat ini tengah malam, namun dia rela pulang hari ini juga. Padahal sebelumnya dia sudah memberitahukan istrinya jika dia akan pulang besoknya.

Tok tok

Elvan mengetuk pintu rumahnya. Cukup lama dia menunggu. Mungkin saja penghuni rumah masih tertidur pulas. Karena ini salahnya dia juga yang pulang tengah malam.

Elvan memutuskan untuk menghubungi nomor istrinya. Namun ternyata nomor istrinya tidak aktif. Lalu dia menghubungi telepon rumahnya.

Tak lama menunggu, akhirnya ada yang mengangkatnya juga. Ternyata itu Bi Ijah. Bi Ijah langsung saja membukakan pintu untuk majikannya.

‘’Maaf, Tuan. Sudah menunggu lama ya?’’ Bi IJah bertanya kepada Alan.

‘’Belum kok, Bi. Saya juga baru sampai.’’

‘’Silakan masuk, Tuan!’’ ucap Bi Ijah dengan ramah.

Elvan melangkah masuk ke dalam rumah. Bi Ijah menawarkan untuk membawakan kopernya, namun Elvan melarangnya. Lagian dia masih bisa membawa kopernya sendiri.

‘’Bi, Apa istri saya masih tidur?’’

‘’Maaf, Tuan. Non Clara tidak ada di rumah.’’

‘’Bagaimana bisa? Apa dia ada pemotretan di luar kota, sehingga harus menginap?’’

‘’Saya tidak tahu, Tuan. Non Clara tidak bicara apa-apa saat pergi.’’

Elvan memijat pelipisnya yang tak sakit.

‘’Baiklah, Bibi boleh kembali beristirahat.’’

‘’Tapi, apakah tuan tidak mau saya buatkan makan atau minum?’’

‘’Tidak usah, nanti saya bisa buat sendiri kalau mau,’’ jawabnya.

Bi IJah segera kembali ke kamarnya. Begitu juga dengan Elvan yang segera pergi ke kamarnya.

Elvan yang sudah berada di dalam kamar, dia membuka tasnya, lalu mengambil sebuah kotak cincin. Sebenarnya dia sengaja menyiapkan hadiah itu. Sebuah cincin permata untuk istrinya. Namun ternyata semuanya tidak seperti yang dia pikirkan. Tadinya dia ingin menyematkan cincin itu ke jari istrinya yang sedang tidur. Tapi yang ada di kamar itu terlihat sunyi tidak ada siapa pun. Elvan tidak tahu dimana keberadaan istrinya sekarang.

‘Berasa seperti lelaki single saja, pulang-pulang tidak ada yang menyambut,’ batin Elvan.

Bukan hanya tidak ada yang menyambut, namun tidak ada yang melayani. Sudah biasa itu Elvan lalui setiap harinya. Memang dulu ibunya tidak merestui hubungannya dengan Clara. Namun dia bisa meyakinkannya sehingga ibunya merestui hubungannya.

Elvan melepaskan kemeja yang dia kenakan. Dia langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Karena dia tidak akan bisa tidur dalam keadaan berkeringat seperti itu.

Hanya lima belas menit dia berada di kamar mandi. Sekarang dia sudah selesai membersihkan dirinya.

Rasanya begitu lelah dan membutuhkan pijatan. Namun tidak ada yang bisa membantu memijatnya. Akhirnya Elvan memutuskan untuk tidur saja. Mungkin dengan di bawa tidur, rasa lelahnya itu akan hilang.

Beberapa jam kemudian.

Sudah pukul sepuluh pagi namun Elvan masih terlelap dalam tidurnya. Mungkin karena efek kecapean jadi dia bisa kesiangan seperti itu.

Tring tring

Elvan terusik saat mendengar ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Ternyata asistennya yang menghubunginya.

‘’Halo, ada apa?’’

‘’Bro, sudah jam sepuluh nih, tapi kok belum berangkat juga?’’

‘’Baru bangun nih, cape sekali rasanya.’’

‘’Baikkah, selamat beristirahat. Pasti saat ini sedang di peluk oleh istrinya nih sampai-sampai tidak mau bangun.’’

‘’Kamu tahu saja,’’ ucap Elvan dengan sedikit tersenyum. Andai saja apa yang di katakan oleh Reno itu benar, pasti dia akan merasa senang sekali. Namun nyatanya semua itu tidak benar.

Hanya sebentar mereka berteleponan, kini keduanya telah menyudahinya.

Elvan kembali meletakan ponselnya ke atas nakas. Dia yang akan kembali berbaring, kini mengurungkan niatnya saat melihat pintu kamarnya terbuka. Ternyata yang datang itu istrinya.

‘’Sayang, kamu dari mana saja?’’ tanya Elvan sambil menatap ke arah istrinya.

Clara terlihat terkejut, namun dia buru-buru merubah ekspresi wajahnya agar suaminya tidak mencurigainya.

‘’Aku habis menginap di rumah Mamah,’’ jawabnya.

‘’Kok kamu tidak izin dulu sama aku?’’ Elvan sedikit tak suka karena istrinya seolah menganggap keberadaannya itu tak ada. Bahkan hanya untuk berpamitan saja tidak. Namun karena dia tidak mau ada masalah dengan istrinya, dia mencoba untuk mengesampingkan perasaan itu.

‘’Maaf, Mas. Aku lupa,’’ ucap Clara sambil menundukkan pandangannya seolah memperlihatkan penyesalannya.

‘’Baiklah, untuk kali ini Mas memaklumi, tapi untuk lain kali kalau mau kemana-mana harus berpamitan dulu ya,’’ pinta Elvan.

Clara sudah mengira jika suaminya pasti akan memaafkannya. Sekarang dia merasa lega, karena tidak harus mencari-cari alasan lain. Karena suaminya juga tidak bertanya apa pun lagi.

.....

Pagi ini Elvan pergi ke kantor dengan terburu-buru, karena pagi ini dia ada meeting pagi. Sebenarnya jika dia ingat kalau ada meeting, pasti dia akan berangkat lebih pagi. Namun nyatanya dia lupa. Jika saja Reno tidak meneleponnya, pasti dia tidak akan langsung berangkat

Bi Ijah berlari kecil keluar rumah. Untung saja Elvan belum pergi.

‘’Tuan, tunggu! Ini saya menyiapkan bekal karena tuan belum sempat sarapan,’’ ucap Bi Ijah sambil berjalan mendekati mobil Elvan.

‘’Terima kasih, Bi. Bibi sangat perhatian sama saya. Padahal seharusnya istri saya yang menyiapkan semuanya.’’

‘’Sama-sama, Tuan.’’

Setelah Elvan menerima bekal kotak makan itu, dia segera mengemudikan mobilnya menuju ke kantor.

Hanya tiga puluh menit perjalanan, kini dia sudah sampai di kantor. Elvan bergegas pergi memasuki kantor setelah dia turun dari mobil.

Sesampainya di ruangannya, ternyata Reno sedang duduk di kursi menunggu kedatangannya. Reno mengernyitkan keningnya saat melihat penampilan Elvan yang terlihat berantakan. Ditambah lagi Elvan yang membawa bekal dari rumah. Sungguh tidak seperti Elvan yang biasanya.

‘’Bro, kenapa penampilan hari ini terlihat berantakan? Lalu kenapa pakai bawa kotak makan segala? Jangan-jangan belum mandi juga nih.’’

‘’Enak saja, kalau mandi ya sudah. Kalau makan ya belum. Salah siapa coba tadi telepon suruh berangkat cepat-cepat.’’

‘’Hehe ... tapi kan kita sebentar lagi memang harus pergi bertemu klien. Sebentar-sebentar, aku mau memanggil office girl,’’ Reno memegang telepon kantor yang ada di atas meja. Lalu dia menghubungi bagian office girl dan meminta salah satu karyawannya untuk segera datang ke ruangan itu.

Tak lama, Elvan dan Reno mendengar ada yang mengetuk pintu ruangan itu. Reno membukakan pintu ruangan itu. Dia melihat Rania berdiri di depan pintu.

‘Wah untung saja dia yang datang,’ batin Reno sambil menyunggingkan sedikit senyumannya.

‘’Apa Pak Reno yang memanggil saya?’’ tanya Rania.

‘’Benar, mari ikut saya!’’ pintanya.

Rania mengikuti Reno hingga kini dia berdiri di depan meja kerja Elvan.

‘’Cepat pasangkan dasinya, terus rapikan rambutnya yang berantakan,’’ ucap Reo kepada Rania, sambil menunjuk Elvan.

‘’Eh apa-apaan ini?’’ Aku tidak minta kamu panggil office girl untuk mengurusku. Aku bisa mengurus diri sendiri,’ ucap Elvan.

‘’Sudahlah, menurut saja,’’ pinta Reno.

‘’Tapi, Pak. Saya tidak bisa,’’ ucap Rania.

‘’Menurutlah! Dia tidak akan marah kok,’’ ucap Reno.

Rania masih berdiri di tempatnya, tanpa menuruti permintaan Reno.

‘’Maaf, Pak. Jika tidak ada hal lain yang harus saya lakukan, lebih baik saya pergi saja. Lagian saya tidak mau menyentuh atasan saya tanpa persetujuannya.’’

‘’Menyentuh? Saya ini hanya menyuruh kamu untuk merapikan dasi dan rambutnya saja yang berantakan. Bukan menyentuh yang lain,’’ kata Reno.

‘’Tetap saja, Pak. Jika saya melakukan itu saya lancang. Kalau begitu saya permisi dulu,’’ setelah mengatakan itu, dia pergi dari ruangan itu.

Elvan tertawa sambil menatap asistennya.

‘’Makannya jangan mengerjai anak gadis orang. Tidak nurut kan dia,’’ ucap Elvan.

‘’Tadinya kan mau mendekatkanmu sama dia.’’

‘’Kamu saja tuh yang dekati dia, lagian aku ini sudah punya istri,’’ Elvan tak habis pikir dengan pemikiran Reno.

Terpopuler

Comments

Simon Tambun

Simon Tambun

Reno ternyata berfikir simple aja melihat penampilan kawan nya yang berantakkan begitu berarti kan kurang perhatian dari istri nya

2024-03-20

0

Imharis Man

Imharis Man

elvan yg bodoh..seorang laki2 sukses mau saja diperlakukan begitu.. percaya saja sama wanita murahan ...

2023-07-11

1

Ika Riana

Ika Riana

semangat up nya Thor, gk sabar Clara ketahuan selingkuh 😂

2022-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!