Ternyata Istriku Selingkuh

Ternyata Istriku Selingkuh

Episode.1

Sudah tiga tahun menikah, namun Clara belum juga mempunyai keturunan. Elvan sang suami, dia begitu menginginkan seorang keturunan, yang nantinya menjadi pewarisnya. Dia sangat berharap agar secepatnya mereka di karuniai seorang anak.

Pagi ini seperti biasa, Elvan bangun lebih pagi. Sejenak dia memandang wajah cantik istrinya yang saat ini masih terlelap.

"Sayang, bangun! Sekarang sudah pagi," Elvan menepuk pelan pipi istrinya. Namun istrinya masih enggan untuk membuka matanya.

"Hm ... " hanya itu yang keluar dari mulut istrinya.

"Sayang," Elvan mencoba lagi untuk membangunkannya, namun istrinya malah marah.

"Kamu ini bagaimana sih? Orang tidur enak-enak malah di bangunin. Kalau bangun ya bangun saja, tidak usah gangguin orang segala," Clara menutupi wajahnya dengan selimut.

Elvan hanya menghela napasnya, lalu dia turun dari atas tempat tidur.

Semenjak istrinya bekerja sebagai model, istrinya lebih berani kepadanya. Mungkin karena merasa sudah menjadi istri mandiri yang bisa menghasilkan uang tanpa harus meminta ke suami.

Lima belas menit kemudian, Elvan sudah selesai mandi, bahkan sudah rapi dengan seragam kerjanya. Dia melihat istrinya yang masih tidur. Sejenak dia menatapnya, namun setelah itu dia pergi dari kamar.

Elvan sudah berada di ruang makan. Dia duduk lalu menatap menu makanan yang tersaji di meja makan. Terlihat enak seperti biasa, ya karena itu masakan Bi Ijah yang merupakan pembantunya yang sudah bekerja sangat lama. Jika untuk istrinya, jangan di tanya lagi. Untuk menyentuh barang-barang yang ada di dapur juga tidak pernah.

Setelah selesai sarapan, Elvan kembali ke kamar untuk mengambil tas kerjanya.

"Sayang, aku berangkat dulu ya," Elvan mengecup sekilas kening istrinya. Lalu dia segera pergi.

Setelah suaminya keluar dari kamar, Clara membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Dengan cepat dia mengambil ponsel miliknya yang ada di atas nakas. Dia mencari kontak seseorang, lalu menghubunginya.

Kini keduanya sudah saling berteleponan.

"Hallo, sayang. Aku akan segera pergi ke tempatmu."

"Baik, sayang. Aku tunggu kedatanganmu," ucap seorang pria dari seberang sana.

Clara turun dari atas tempat tidur, lalu dia segera bersiap.

Kini dia sudah terlihat cantik dan wangi. Apalagi tampak segar karena sudah mandi. Clara menatap penampilannya sambil bercermin di depan meja rias.

"Perfect," satu kata itu yang terucap dari mulutnya.

Clara pergi dengan mengendarai mobil sendiri. Tujuannya saat ini yaitu ke apartemen fotografer yang selama ini menjadi partner kerjanya.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya dia sampai juga di tempat tujuan.

Saat ini dia berdiri di depan apartemen itu.

Ting tong

Tak lama setelah dia memencet bel, Kenan yang merupakan rekan bisnisnya langsung saja membuka pintu. Sebenarnya mereka itu terjerat cinta lokasi. Baru satu minggu mereka berpacaran. Namun selama satu minggu itu mereka jarang bertemu, karena Kenan habis ada job di luar kota.

"Sayang, aku kangen." Kenan mencium kedua pipi Clara.

"Aku juga kangen," Clara mengalungkan tangannya di leher Kenan. Mereka saling mendekatkan wajah. Lalu saling berci*uman dengan mesra.

Kenan membimbing Clara untuk duduk di sofa tanpa melepaskan pangutan mereka.

"Terakhir ketemu kita hanya berci*uman. Apa sekarang kita --- " Kenan sengaja memotong perkataannya. Dia menatap Clara dari atas sampai bawah.

"Hari ini aku milikmu sepenuhnya," ucap Clara sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tanpa menunggu lama, Kenan langsung mendorongnya sehingga kini Clara terlentang di atas sofa.

Keduanya saling menikmati percum*buan panas mereka di pagi hari.

Perlahan-lahan Kenan membuka kedua kaki Clara, tanpa melepaskan aktivitasnya.

"Kamu sudah basah, sayang." Ucapnya sambil menyentuh segitiga berwarna merah muda yang menutupi area sensitivnya.

Dengan cepat Kenan melepaskan kain penghalang itu. Lalu dia mulai bermain-main dengan milik Clara.

Ahhhhh

Suara-suara ero*tis mulai keluar dari mulut Clara. Kenan tampak lihai untuk memuaskannya.

°°°°°°

Pyar

Elvan melihat foto pernikahannya dengan istrinya terjatuh ke lantai. Padahal dia sama sekali tidak menyentuh foto yang ada di atas meja itu. Sejenak dia menghentikan pekerjaannya. Lalu berjongkok dan mengambil foto itu.

"Kenapa bisa jatuh? Ini aneh sekali," gumam Elvan.

Elvan menghubungi office girl untuk datang ke ruangannya.

Tak lama, dia mendengar ada yang mengetuk pintu dari depan ruangannya.

"Masuk!" Elvan sedikit meninggikan suaranya agar terdengar dari luar.

Cklek

Pintu ruangan terbuka, terlihat Rania yang merupakan office girl baru, dia melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

"Permisi, Pak. Saya di utus oleh Bu Niken untuk datang kesini, karena semua office girl sedang sibuk."

"Kamu bereskan pecahan ini!" Ucapnya sambil menunjuk ke arah lantai.

"Baik, Pak." Jawabnya.

Rania segera mendekat, lalu mulai berjongkok di depan pecahan kaca itu. Dia mulai memungutinya dan memasukkannya ke tong sampah. Setelah itu barulah dia menyapu, karena takutnya masih ada pecahan kaca yang tertinggal di atas lantai.

Setelah selesai, dia berpamitan kepada Elvan untuk segera pergi dari sana.

Elvan kembali mengerjakan pekerjaannya. Namun sedikit tak fokus. Dia masih merasa aneh memikirkan foto pernikahannya jatuh begitu saja.

‘Semoga saja ini bukan pertanda buruk,’ batin Elvan.

Elvan teringat akan istrinya. Lalu dia mencoba untuk menghubunginya. Namun ternyata istrinya tidak juga mengangkat panggilan teleponnya. Elvan mencoba untuk menelepon nomor rumahnya. Kebetulan pembantunya langsung mengangkat panggilan itu. Namun katanya Clara tidak ada di rumah. Elvan mencoba berpikir positif. Mungkin saja istrinya itu sedang pergi dengan teman-temannya, atau mungkin sedang ada pemotretan.

Tring tring

Elvan melihat ponselnya berdering. Ternyata itu panggilan masuk dari rekan bisnisnya, yang meminta untuk bertemu hari ini. Karena akan membahas kerja sama mereka. Elvan langsung saja mengiyakan.

Elvan menelepon Asistennya untuk datang ke ruangannya, namun katanya asistennya itu sedang berada di ruangan HRD karena ada keperluan.

“Aduh,” Elvan yang akan menaruh ponselnya ke atas meja, dia tak sengaja menumpahkan kopi. Untung saja dia tidak ketumpahan, hanya saja lantainya basah.

Alan kembali meminta office girl untuk datang ke ruangannya.

Ternyata Rania yang kembali datang ke ruangan itu.

Rania melangkah masuk ke dalam ruangan dengan membawa alat pel.

“Permisi, Pak.” Ucap Rania dengan ramah. Kebetulan saat ini dia berdiri di depan meja kerja Elvan.

“Kamu lagi?”

“Iya, Pak.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Kamu bersihkan tumpahan kopi itu!” ucapnya sambil menunjuk lantai dekat kursi yang ada tumpahan kopi.

“Baik, Pak.”

Elvan sedikit bergeser agar Rania lebih leluasa saat mengepel. Hanya sebentar dia mengepel. Kini dia hendak pergi dari ruangan itu. Namun terlebih dahulu dia berpamitan kepada atasannya.

“Sudah, Pak. Saya per --- “ ucapan Rania terhenti saat dia terpeleset.

Rania yang hendak jatuh, di topang tubuhnya oleh Elvan.

“Eh maaf, saya tidak lihat,” ucap Reno yang merupakan asisten Elvan. Kebetulan saat ini Reno berdiri di depan pintu yang tidak tertutup.

Elvan segera melepaskan pegangannya dari tubuh Rania.

“Maaf, Pak.” Rania merasa tak enak karena dia melakukan kesalahan.

“Pergilah!”

Rania segera pergi dari ruangan itu.

Reno yang tadi berada di depan pintu, kini dia melangkah masuk ke dalam.

“Wih gercep juga bro,” ucap Reno yang merupakan asisten sekaligus sahabatnya.

“Apaan sih, aku sudah punya istri.”

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Assalamualaikum mampir ya

2023-07-08

0

Lisa Icha

Lisa Icha

Aku jatuh hati dengan karyamu ini langsung mampir ya

2023-07-08

0

𝕸y💞𝖈𝖆𝖍𝖆𝒚𝖆𝐙⃝🦜

𝕸y💞𝖈𝖆𝖍𝖆𝒚𝖆𝐙⃝🦜

istrinya kegatelan kali ya punya suami juga masih kelayaban

2022-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!