HIASAN RANJANG KAKAK IPAR
Daren mengemudikan mobilnya dengan cepat menembus hiruk pikuk jalanan Los Angeles yang masih ramai lancar, sesekali ia menekan klakson kuat memberi kode pada pengendara didepannya agar melaju lebih cepat dan tidak menghalangi jalannya.
Ia tiba tepat pukul dua dini hari disebuah club malam elite yang biasa didatangi para masyarakat kalangan atas, dua penjaga menyambut kedatangannya ia segera masuk dan mengedarkan pandangan mencari sosok kakak yang lebih tua delapan tahun darinya itu, yah usia Daren Bosley saat ini adalah dua puluh tujuh tahun sebuah usia yang memang dianggap matang untuk membina sebuah rumah tangga.
Daren masih sibuk mencari Daniel, ia bergabung dengan para pemabuk yang tengah asyik menari tak karuan dilantai dansa diiringi music yang dimainkan oleh salah satu DJ kenamaan Amerika, bahkan sebagian gadis disana itu ada yang Bug*l dan menari tanpa rasa malu.
"DANIEL BOSLEY!!!" pekik Daren, ia lalu melangkah maju menuju bar dimana kakaknya nampak sudah menyandarkan wajahnya diatas meja dengan tangan yang masih memegang segelas full bir.
"Ckk ckk ckk....apa kau sebegitu kesepiannya ditinggal istri? padahal baru seminggu sudah seperti ini, bagaimana kalau sebulan,, setahun....ah sudahlah" Daren menghentikan ocehannya, ia segera meminta Bill kepada pelayan dan menggesekkan Blackcard miliknya.
Ia memapah tubuh Daniel dengan pelan agar tidak sampai menyakiti saudaranya itu, sambil memutar bola matanya untuk mencari keberadaan Calvin, "Ckk dia menyebut dirinya sahabat" gerutu Daren saat tak menemukan sosok yang kini tengah bersenang senang dengan dua orang gadis didalam kamar yang terletak dilantai dua.
"Kemana asistenmu Adam Lee? Chairman macam apa yang mabuk dengan gaya seperti ini, seharusnya kau mencari club yang lebih..lebih..lebih mewah dari ini" Oceh Daniel kepada kakaknya yangbkini sudah tidak sadar, didepan pintu masuk sudah berdiri seorang supir pengganti yang akan mengemudikan mobil Daniel, sementara ia dan Daniel pulang dengan mobil sport mewahnya.
Mobil Daren memasuki sebuah halaman rumah dengan desain arsitektur bergaya klasik mediterania, rumah yang berdiri diatas lahan seluas seratus hektar itu memiliki dua bangunan utama, yaitu gedung yang ia tinggali bersama ibunya dan sebuah paviliun disebelah timur yang ditinggali Daniel dan istrinya Lauren pettifer , atau lebih tepatnya hanya Daniel seorang karena Lauren biasanya hanya sekedar mampir lalu pergi lagi untuk menjalankan bisnisnya di berbagai negara.Pernikahan Daniel dan Lauren adalah perjodohan bisnis untuk saling menunjang gengsi masing masing. Lauren pettifer adalah anak kedua dari keluarga pettifer yang memiliki bisnis perhotelan, keluarganya mengelola sekitar lima ratus unit hotel mewah yang tersebar diseluruh negara bagian Amerika serikat, sedangkan Laura sendiri adalah seorang perancang busana terkenal dengan merk yang sudah sukses dipasaran Amerika dan Eropa, bahkan kini ia mulai memasuki pasar asia, dan merangkak akan menjadi pesaing merk ternama yang lebih dahulu sukses seperti Chanel, Dior, Gucci, dan lainnya.
Dua orang penjaga segera berlari menghampiri Daren yang tengah kesusahan mengeluarkan tubuh etletis Daniel dari dalam mobilnya.
"Antarkan ia ke paviliun timur"Titah Daren yang diangguki dua orang penjaga yang kini memapat tubuh Daniel yang sepenuhnya tidak sadarkan diri, sementara ia berjalan menuju bangunan utama.
...****...
Ayana masih mengamati kilauan cincin berlian yang diberikan Daren di bawah sinar temaram dari lampu tidur yang terletak diatas nakas samping tempat tidurnya.
"Love you Daren"ucapnya pelan lalu membungkus seluruh tubuhnya yang masih Bug*l didalam selimut, tak lama kemudia ia kembali memunculkan wajah dan tangannya lalu mengamati lagi cincinnya lekat, ini sudah yang kesekian kalinya ia terpesona dengan pengikat resmi dari Daren itu.
Ayana masih terus tersenyum simpul saat ia merasa ponselnya bergetar di dalam saku celananya yang berserakan dengan pakaiannya yang lain dilantai, ia segera berjalan merangkak masih dengan selimut ditubuhnya, dan menatap layar ponsel Bosley pemberian Daren itu, Nomor ibunya bertengger dan meminta panggilan video. gadis dua puluh tiga tahun itu segera mengenakan kaos putih yang ada di lantai sekenanya, lalu menjawab panggilan ibunya yang kini berada di Osaka Jepang, dimana di negara asalnya itu saat ini baru pukul lima sore.
"Mosi mosi...okaasan..." Jawab Ayana dengan wajah pura pura bangun tidur.
"Ayana...maaf menelponmu disana baru pukul tiga pagi kan?"
"Iya ibu...tapi aku senang koq ibu menelponku, bagaimana kabar ayah bu?"
"Ayahmu baik baik saja ia masih dirumah sakit," jelas nyonya kimura, " Ayana kapan kamu pulang? ayahmu sudah menemukan pekerjaan yang cocok disini, ibu hanya mengijinkanmu kuliah di sana bukan untuk bekerja" tutur ibu ayana sambil memanyunkan bibirnya kesal, karena sejak lulus kuliah Ayana justru memilih bekerja dibagian pemasaran salah satu anak perusahaan Bosley.
Ayana nampak menggigit bibirnya,bingung harus mulai cerita darimana kepada sang ibu jika kekasihnya baru saja melamarnya, dan yang ia tahu, Daren tidak mungkin bisa meninggalkan negaranya karena yang Ayana tahu ibunya yang sudah pensiun itu sudah tua dan tak mungkin bisa ditinggalkan. Ditambah lagi Daren selalu mendapatkan panggilan untuk memjemput kakaknya ketika mabuk, jadi Ayana menarik kesimpulan jika Daniel adalah pemabuk yang tak bisa diharapkan, serta hanya menjadi beban bagi Daniel.
"Ayana...Ayana...kau melamun?"
"Ahh....maafkan aku ibu aku hanya mengantuk" ucap Ayana sembari tersenyum..
karena merasa bersalah Ibu Ayana pun mengakhiri panggilannya dan berjanji akan menelpon lagi esok hari hingga Ayana berubah fikiran.
Ayana duduk merenung seraya memeluk kedua lututnya erat memikirkan bagaimana jadinya jika ia menikah dengan Daren? tentu ayah dañ ibunya hanya akan tinggal berdua diJepang mengingat ia adalah anak tunggal. Namun disisi lain ia juga sangat mencintai Daren dan begitupun sebaliknya Ayana sangat yakin jika Daren begitu mencintainya. Ia sama sekali tak punya alasan meninggalkan Daren karena ia sudah memberikan kehormatannya sebagai seorang wanita hanya kepada daren seorang..Kini Ayana benar benar diambang kebimbangan.
...***...
"Siapa yang mengantarku pulang? Calvin?" tanya Daniel yang tengah mengancingkan ujung lengan kemejanya pada asisten pribadinya yang berdiri mematung disampingnya menunggu sang atasan selesai bersiap.
"Daren tuan!"
"Dasar Calvin tidak berguna!" Kesal Daniel yang masih bisa mengingat jika terakhir kali ia menelpon sahabatnya itu untuk menjemputnya.
Seorang pelayan wanita lalu memakaikan Jas hitam kepada Daniel tanpa berani melihat wajah Atasannya yang terkenal dingin itu.
Daniel melirik jejeran pakaian Lauren istrinya yang masih sama seperti kemarin, huh!! hatinya kesal ia bahkan tak diberitahu bahwa lauren hendak ke Prancis ia harus tahu melalui internet. padahal mereka masih dalam diskusi untuk melakukan proses bayi tabung guna menghangatkan pernikahan mereka yang sudah terjalin hampir sepuluh tahun, meski Daniel tahu jika Lauren tak akan pernah setuju.
"Aku akan sarapan di rumah utama!" ucap Daniel saat memastikan jika dirinya siap untuk berangkat kekantor.
"Baiklah Tuan"Sahut Adam Lee pria keturunan Korea si asisten pribadinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
lanjut
2024-11-05
0