Daren mengemudikan mobilnya dengan cepat menembus hiruk pikuk jalanan Los Angeles yang masih ramai lancar, sesekali ia menekan klakson kuat memberi kode pada pengendara didepannya agar melaju lebih cepat dan tidak menghalangi jalannya.
Ia tiba tepat pukul dua dini hari disebuah club malam elite yang biasa didatangi para masyarakat kalangan atas, dua penjaga menyambut kedatangannya ia segera masuk dan mengedarkan pandangan mencari sosok kakak yang lebih tua delapan tahun darinya itu, yah usia Daren Bosley saat ini adalah dua puluh tujuh tahun sebuah usia yang memang dianggap matang untuk membina sebuah rumah tangga.
Daren masih sibuk mencari Daniel, ia bergabung dengan para pemabuk yang tengah asyik menari tak karuan dilantai dansa diiringi music yang dimainkan oleh salah satu DJ kenamaan Amerika, bahkan sebagian gadis disana itu ada yang Bug*l dan menari tanpa rasa malu.
"DANIEL BOSLEY!!!" pekik Daren, ia lalu melangkah maju menuju bar dimana kakaknya nampak sudah menyandarkan wajahnya diatas meja dengan tangan yang masih memegang segelas full bir.
"Ckk ckk ckk....apa kau sebegitu kesepiannya ditinggal istri? padahal baru seminggu sudah seperti ini, bagaimana kalau sebulan,, setahun....ah sudahlah" Daren menghentikan ocehannya, ia segera meminta Bill kepada pelayan dan menggesekkan Blackcard miliknya.
Ia memapah tubuh Daniel dengan pelan agar tidak sampai menyakiti saudaranya itu, sambil memutar bola matanya untuk mencari keberadaan Calvin, "Ckk dia menyebut dirinya sahabat" gerutu Daren saat tak menemukan sosok yang kini tengah bersenang senang dengan dua orang gadis didalam kamar yang terletak dilantai dua.
"Kemana asistenmu Adam Lee? Chairman macam apa yang mabuk dengan gaya seperti ini, seharusnya kau mencari club yang lebih..lebih..lebih mewah dari ini" Oceh Daniel kepada kakaknya yangbkini sudah tidak sadar, didepan pintu masuk sudah berdiri seorang supir pengganti yang akan mengemudikan mobil Daniel, sementara ia dan Daniel pulang dengan mobil sport mewahnya.
Mobil Daren memasuki sebuah halaman rumah dengan desain arsitektur bergaya klasik mediterania, rumah yang berdiri diatas lahan seluas seratus hektar itu memiliki dua bangunan utama, yaitu gedung yang ia tinggali bersama ibunya dan sebuah paviliun disebelah timur yang ditinggali Daniel dan istrinya Lauren pettifer , atau lebih tepatnya hanya Daniel seorang karena Lauren biasanya hanya sekedar mampir lalu pergi lagi untuk menjalankan bisnisnya di berbagai negara.Pernikahan Daniel dan Lauren adalah perjodohan bisnis untuk saling menunjang gengsi masing masing. Lauren pettifer adalah anak kedua dari keluarga pettifer yang memiliki bisnis perhotelan, keluarganya mengelola sekitar lima ratus unit hotel mewah yang tersebar diseluruh negara bagian Amerika serikat, sedangkan Laura sendiri adalah seorang perancang busana terkenal dengan merk yang sudah sukses dipasaran Amerika dan Eropa, bahkan kini ia mulai memasuki pasar asia, dan merangkak akan menjadi pesaing merk ternama yang lebih dahulu sukses seperti Chanel, Dior, Gucci, dan lainnya.
Dua orang penjaga segera berlari menghampiri Daren yang tengah kesusahan mengeluarkan tubuh etletis Daniel dari dalam mobilnya.
"Antarkan ia ke paviliun timur"Titah Daren yang diangguki dua orang penjaga yang kini memapat tubuh Daniel yang sepenuhnya tidak sadarkan diri, sementara ia berjalan menuju bangunan utama.
...****...
Ayana masih mengamati kilauan cincin berlian yang diberikan Daren di bawah sinar temaram dari lampu tidur yang terletak diatas nakas samping tempat tidurnya.
"Love you Daren"ucapnya pelan lalu membungkus seluruh tubuhnya yang masih Bug*l didalam selimut, tak lama kemudia ia kembali memunculkan wajah dan tangannya lalu mengamati lagi cincinnya lekat, ini sudah yang kesekian kalinya ia terpesona dengan pengikat resmi dari Daren itu.
Ayana masih terus tersenyum simpul saat ia merasa ponselnya bergetar di dalam saku celananya yang berserakan dengan pakaiannya yang lain dilantai, ia segera berjalan merangkak masih dengan selimut ditubuhnya, dan menatap layar ponsel Bosley pemberian Daren itu, Nomor ibunya bertengger dan meminta panggilan video. gadis dua puluh tiga tahun itu segera mengenakan kaos putih yang ada di lantai sekenanya, lalu menjawab panggilan ibunya yang kini berada di Osaka Jepang, dimana di negara asalnya itu saat ini baru pukul lima sore.
"Mosi mosi...okaasan..." Jawab Ayana dengan wajah pura pura bangun tidur.
"Ayana...maaf menelponmu disana baru pukul tiga pagi kan?"
"Iya ibu...tapi aku senang koq ibu menelponku, bagaimana kabar ayah bu?"
"Ayahmu baik baik saja ia masih dirumah sakit," jelas nyonya kimura, " Ayana kapan kamu pulang? ayahmu sudah menemukan pekerjaan yang cocok disini, ibu hanya mengijinkanmu kuliah di sana bukan untuk bekerja" tutur ibu ayana sambil memanyunkan bibirnya kesal, karena sejak lulus kuliah Ayana justru memilih bekerja dibagian pemasaran salah satu anak perusahaan Bosley.
Ayana nampak menggigit bibirnya,bingung harus mulai cerita darimana kepada sang ibu jika kekasihnya baru saja melamarnya, dan yang ia tahu, Daren tidak mungkin bisa meninggalkan negaranya karena yang Ayana tahu ibunya yang sudah pensiun itu sudah tua dan tak mungkin bisa ditinggalkan. Ditambah lagi Daren selalu mendapatkan panggilan untuk memjemput kakaknya ketika mabuk, jadi Ayana menarik kesimpulan jika Daniel adalah pemabuk yang tak bisa diharapkan, serta hanya menjadi beban bagi Daniel.
"Ayana...Ayana...kau melamun?"
"Ahh....maafkan aku ibu aku hanya mengantuk" ucap Ayana sembari tersenyum..
karena merasa bersalah Ibu Ayana pun mengakhiri panggilannya dan berjanji akan menelpon lagi esok hari hingga Ayana berubah fikiran.
Ayana duduk merenung seraya memeluk kedua lututnya erat memikirkan bagaimana jadinya jika ia menikah dengan Daren? tentu ayah dañ ibunya hanya akan tinggal berdua diJepang mengingat ia adalah anak tunggal. Namun disisi lain ia juga sangat mencintai Daren dan begitupun sebaliknya Ayana sangat yakin jika Daren begitu mencintainya. Ia sama sekali tak punya alasan meninggalkan Daren karena ia sudah memberikan kehormatannya sebagai seorang wanita hanya kepada daren seorang..Kini Ayana benar benar diambang kebimbangan.
...***...
"Siapa yang mengantarku pulang? Calvin?" tanya Daniel yang tengah mengancingkan ujung lengan kemejanya pada asisten pribadinya yang berdiri mematung disampingnya menunggu sang atasan selesai bersiap.
"Daren tuan!"
"Dasar Calvin tidak berguna!" Kesal Daniel yang masih bisa mengingat jika terakhir kali ia menelpon sahabatnya itu untuk menjemputnya.
Seorang pelayan wanita lalu memakaikan Jas hitam kepada Daniel tanpa berani melihat wajah Atasannya yang terkenal dingin itu.
Daniel melirik jejeran pakaian Lauren istrinya yang masih sama seperti kemarin, huh!! hatinya kesal ia bahkan tak diberitahu bahwa lauren hendak ke Prancis ia harus tahu melalui internet. padahal mereka masih dalam diskusi untuk melakukan proses bayi tabung guna menghangatkan pernikahan mereka yang sudah terjalin hampir sepuluh tahun, meski Daniel tahu jika Lauren tak akan pernah setuju.
"Aku akan sarapan di rumah utama!" ucap Daniel saat memastikan jika dirinya siap untuk berangkat kekantor.
"Baiklah Tuan"Sahut Adam Lee pria keturunan Korea si asisten pribadinya.
"Daren sudah bangun?" tanya nyonya bosley pada deretan pelayan yang berdiri di samping meja makan panjang dengan puluhan kursi yang berderet saling bèrdapan, Nyonya Bosley duduk di kursi utama sebagai seorang pimpinan keluarga menggantikan mendiamg suaminya yang sudah meninggal sejak dua puluh tahun yang lalu.
"Sebentar lagi nyonya kepala pelayan sudah membangunkannya tadi" ucap salah seorang pelayan. Nyonya Bosley hanya mengangguk pelan sambil menyantap panekuknya yang dihidangkan diatas sebuah piring berlapis emas.
" Lohan!"tanpa menoleh nyonya bosley hanya membuka telapak tangannya dan sang asisten segera memberi sebuah tablet berukuran dua belas inci kepada majikannya itu.
Nyonya Bosley lalu memeriksa satu persatu foto yang ada didalamnya.
"Ini dia?" nyonya Bosley mengamati foto Ayana didalam tablet yang nampak sangat cantik dalam balutan toga, ada pula foto saat ia tengah mengenakan kimono dan foto bersama kedua orang tuanya di Jepang.
"Benar Nyonya" Jawab Lohan, saat ia ingin menjelaskan Nyonya Bosley mencegahnya dan meminta semua jejeran pelayan yang biasa menemaninya sarapan itu untuk membubarkan diri.
"Lanjutkan" perintah wanita tua itu lagi dengan mulutbyang masih mengunyah.
"Namanya Ayana Kimura, ia adalah Wanita Jepang asli, usianya dua puluh tiga tahun, dan sudah selsai menempuh pendidikan di Colombia university ia lulus dengan pridikat memuaskan" Jelas lohan yang membuat Nyonya Bosley tersenyum bangga.
Lohan lalu menunjuk foto yang ada ditablet yang memperlihatkan Ayana dan orang tuanya, "Ayahnya adalah seorang ahli bedah umum yang terkenal di Osaka dan ibunya adalah seorang guru teladan di sekolah menengah atas terkemuka di Osaka".
Nyonya Bosley mangut mangut mendengar penjelasan Lohan, ia yakin jika cucu yang tetlahir kelak dari rahim Ayana akan memiliki IQ yang tinggi.
"Moms...."panggil Daniel yang segera menghampiri ibunya, sontak nyonya Bosley segera memerintahkan Lohan untuk mengambil tablet ditangannya, wanita berkaca mata dengan perawakan ala betty lavea itupun dengan buru buru mengambil dan mendekapnya didada, sebelum Daniel tiba dan memberikan kecupan selamat pagi pada ibunya itu.
"Duduklah Daniel" titah nyonya Bosley anggun, wanita tua itupun berteriak memanggil pelayan dengan suara keras yang membuat semua keanggunannya luntur "PELAYAN!!!!"
"Tumben jejeran pelayan itu tidak menemani ibu" ucap Daniel namun seketika jejeran yang tadi diusir Nyonya Bosley kembali dan membentuk Formasi semula, salah satu diantaranya segera menyiapkan menu sarapan dipiring Daniel Bosley.
Tak lama kemudian Daren datang dengan setelan jas lengkap yang melekat ditubuh atletisnya.
"Ibu kapan kau ada waktu luang?" tanya Daren tanpa basa basi dan langsung menyiapkan sendiri makanannya tanpa menunggu untuk dilayani, cara makannya pun terlihat tidak elegan berbeda dengan Daniel.
"Kapan pun kau butuh sayang ibu akan selalu menyiapkan waktu untukmu" jawab nyonya Bosley penuh kehangatan, ia tahu jika putranya itu akan segera memperkenalkan Ayana ,karena beberapa hari yang lalu pengawal yang ia utus memata matai Daren menyerahkan sebuah foto saat Daren masuk dan membeli sebuah cincin wanita.
"Apa ibu memata mataiku?" tatapan Daren penuh telisik dan mengintimidasi kepada ibunya.
Karena seharusnya ibunya bertanya untuk apa Daren meminta waktu? jika tidak bertanya berarti wanita itu sudah tau segalanya.
Nyonya Bosley kikuk lalu pura pura bodoh "oh iya ibu lupa untuk bertanya" jawab nyonya Bosley seraya mengulum senyuman.
"Ibu jangan coba coba mempermalukannya!!"ancam Daren, karena ini sudah yang kesekian kalinya Daren hendak memperkenalkan kekasihnya beberapa dari mereka ada yang langsung ditolak bertemu oleh nyonya bosley ada pula yang ditemui lalu dipermalukan, padahal mereka adalah gadis gadis dari keluarga konglomerat. Bagaimana dengan Ayana yang keluarganya tidak memiliki perusahaan meski tegolong mapan namun sejenis keluarga Ayana adalah orang miskin bagi nyonya Bosley.
"Hahaha...Daren kau ini...sudahlah ibu janji tidak akan mempermalukan Ayana bawa saja ia padaku hemmm" bujuk nyonya Bosley, lalu menutup mulutnya cepat karena keceplosan menyebut nama Ayana.
seketika raut wajah Daren berubah masam karena bisa dipastikan jika Ibunya benar benar mengirim mata mata untuk membuntutinya.
"Ibu aku akan memecat Daren sebagai Asisten manager diperusahaan dan memberikannya jabatan Ceo di perusahaan Bosley ponsel" sahut Daniel memecah topik yang mereka bicarakan, berbicara mengenai kekasih Daren adalah hal receh bagi Daniel yang tak pantas dibahas dimeja makan.
Meskipun mereka keluarga kaya yang belajar adab untuk tak berbicara saat makan namun setiap sarapan ada saja hal yang dibahas oleh ibunya maupun Daren, inilah alasan mengapa Daniel lebih senang sarapan dirumah ibunya ketimbang dipaviliunnya sendiri karena yang tercipta hanya keheningan, meski dengan adanya lauren sekalipun karena ia hanya akan fokus diponsel dan pekerjaannya.
"Tidak!!aku tak mau, aku belum siap untuk memimpin perusahaan, lagi pula aku nyaman dengan pekerjaanku sekarang" protes Daren menolak.
"Ck....kau tak ingin jadi ceo tapi menikmati semua fasilitas yang ceo miliki, mobil sport, black card, dan semua yang kau mau terpenuhi, ingat Daren usiamu sudah dua puluh tuju tahun!! waktunya kau turun langsung, dan berhenti menggunakan nama Daren Smith dikantor, apa kau ingin sekali menjadi adik calvin si mata keranjang itu?"
"Beri aku sedikit waktu lagi"ucap Daren seraya menunjukkan ruang antara telunjuk dan ibu jarinya dihadapan Daniel."Setelah aku menikah aku akan menjadi Ceo dan mendapatkan gaji untuk menghidupi isteri ku" pinta Daren memelas. Daniel bergeming ia hanya menghela nafas panjang melihat tingkah saudaranya yang masih nampak kekanakan dimatanya.
"Ibu senang mendengarnya sepertinya Ayana membawa pengaruh baik untuk Daren" ujar nyonya bosley pelan untuk melihat reaksi Daren saat ia kembali menyebut nama Ayana, melihat Daren yang tersenyum nyonya Bosley langsung lega.
"Ayana" gumam Daniel pelan hingga tak terdengar, ia begitu iri dengan kehidupan percintaan Daren, meski sempat beberapa kali merasakan penolakan dari sang ibu namun kali ini Daren berhasil, berbeda dengannya yang selalu saja tertolak dan akhirnya berakhir didalam sebuah ikatan pernikahan tanpa cinta yang sangat melelahkan.
"Apa ia gadis jepang?" tebak Daniel
"iya!!" jawab Daren singkat setelah menghabiskan potongan penekuk terakhirnya.
"Ia lulusan manajemen pemasaran di colombia universiti dan sekarang bekerja sebagai tenaga kontrak di tim ku, aku adalah ketua timnya"
"Dia tidak tau siapa kau sebenarnya?"Tatapan Daniel menelisik, begitupun nyonya bosley yang sibuk menjadi pendengar setia.
"Tidak !!belum! aku juga bingung bagaimana mengatakannya nanti" Daren tertunduk lesu, memikirkan harus memulai dari mana saat ia hendak mempwrkenalkan dirinya yang sebenarnya, akankah Ayana merasa ditipu? ah...memikirkannya saja membuat Daren mengacak acak rambutnya.
Daniel menatap adiknya lekat, sekali lagi ada rasa isi yang terkandung di dua bola matanya, dari dulu ia sangat ingin menjalin kasih dengan seseorang yang sama sekali tidak mengetahui latar belakangnya.
as Ayana Kimura
As Daniel Bosley
As Daren Bosley
"Nyonya anda yakin akan menerima Ayana Kimura dikeluarga ini?" tanya Lohan yang tengah menyisir rambut majikannya itu.
"Kenapa tidak? oh iya apakah Daren pernah bertanya mengenai hasil pemeriksaannya?" Nyonya Bosley berbicara sambil mengamati kerutan diwajahnya yang terpantul didalam cermin.
"Ia tidak bertanya padaku nyonya,ia langsung bertanya pada dokternya seperti kecurigaan Nyoñya, untung saya cepat memberinya uang tutup mulut sehingga dokternya bisa mengatakan kalau dirinya sehat lahir dan juga batin" Bisik Lohan di telinga majikannya itu padahal tak ada siapapun didalam kamar nyonya Bosley.
Nyonya Bosley lalu mengeluarkan dua lembar kertas hasil pemeriksaan dari dalam laci meja riasnya dan menyuruh Lohan untuk memusnahkannya, satu lembar adalah hasil pemeriksaan Lauren pettifer yangbmenyatakan jika wanita itu mandul dan akan sulit melakukan proses bayi tabung sementara satu lembarnya lagi adalah hasil pemeriksaan Daren yang menerangkan jika pergerakan sel sper*a Daren sedang tidak baik baik saja dan lebih tepatnya menjurus pada ciri ciri kemandulan pada pria, sedangkan Daniel Bosley tidak diragukan lagi ia adalah pria perkasa yang bisa menghami*i wanita manapun.
"Aku akan memeriksa Ayana dulu, jika ia sehat maka dengan senang hati menerimanya sebagai menantuku meski dia bukan dari kalangan keluarga konglomerat"
"Tapi nyonya bagaimana mungkin anda bisa merencanakan hal seperti ini pada anak dan menantu anda"
"Hush...." Nyonya Bosley menaruh telunjuk didepan bibirnya.
Lohan segera mengerti dan mengut mangut lalu kembali melanjutkan penataan rambut nyonya Bosley.
Nyonya Bosley tersenyum licik pada dirinya sendiri didepan cermin,ia sudah merencanakan ini secara matang, keluarga Bosley tak bisa berhenti sampai disini saja, Daniel harus segera memiliki anak dari perempuan lain namun bukan wanita sembarangan tapi wanita yang akan menjadi menantunya atau istri dari Daren. ia tak ingin anak yang dilahirkan dari orang tua yang tidak memiliki ikatan pernikahan. sebenarnya bisa saja ia menyuruh Daniel menceraikan Lauren namun perusahaanya bisa di Cap buruk jika rumor yang beredar penyebab perceraian karena faktor anak Daniel bisa di cap sebagai pria sampah yang tega membuang istrinya demi menikahi wanita lain untuk seorang anak.
Dengan kata lain nyonya Bosley merencanakan perselingkuhan antara Ayana dan Daniel jika kelak Ayana berhasil masuk ke keluarga Bosley, Lohan sampai bergidik ngeri melihat senyuman sang majikan.
Sesuai perintah ibunya, Daren mengajak Ayana ke dokter kandungan untuk memeriksakan kesuburannya dan hasilnya sangat membuat Nyonya Bosley, saking suburnya Jika saja Daren dan Ayana melakukan "itu" tanpa penga*an maka bisa dipastikan Ayana bisa segera hamil.
"Ternyata keluargamu sangat memperhatikan masalah kesuburan yah?"tanya Ayana didalam mobil ,setelah memeriksakan kesehatan dan makan siang ia kembali kekantor bersama Daren.
"Iya soalnya aku adalah harapan satu satunya bagi keluarga, karena Daniel yang sudah menikah sepuluh tahun itu belum bisa memberikan ibu seorang cucu"
"Oohhh"Ayana membulatkan mulut.
"Tapi Ayana, apa yang kau tahu mengenai perusahaan kita?"
"Bosley group?"
"Iya!!"
"Entahlah yang aku tahu Bosley group adalah salah satu perusahaan terbesar di benua Amerika" Jawab Ayana
"Ayana, bagaimana jadinya jika kau dilamar oleh salah satu putra dari pemilik Bosley group?"
"Aku akan menolaknya!!" Jawab Ayana cepat tanpa berfikir. "lagi pula aku sudah memilikimu Daren Smith" Ayana nyengir kuda dan memperlihatkan deretan gigi putih nan rapi miliknya.
Daren menghela nafas "Hufhtt .....apa kau yakin akan menolaknya? ini Bosley group!!!"
mendengar pertanyaan Daren Ayana menoyor kepala pria yang tengah mengemudi itu dengan kesal, sebagai seorang kekasih ia tak seharusnya bertanya begitu.
"Yang jelas itu tidak mungkin, putra keluarga Bosley pasti menikah dengan keluarga konglomerat bukan sepertiku" jelas Ayana kesal.
"Tapi bagaimana jika putra keluarga Bosley itu adalah Aku"
Ayana terdiam sejenak lalu memukul bahu Daren hingga mengaduh "AKU JUGA AKAN MENOLAKNYA" pekik Ayana kesal, karena dari tadi Daren hanya berbicara omong kosong.
Ayana melipat kedua tangannya didepan dada, ia tak berbicara sepatah katapun sampai tiba dikantor. Ia merasa Daren tengah mencari cari alasan untuk membatalkan lamarannya.
Ayana berjalan cepat disusul Daren yang mengejarnya dari belakang, keduanya terhenti saat menemukan suasana mencekam di loby Bosley tower itu, gedung yang terdiri dari lima puluh lantai itu mendadak suram resepsionis dan semua orang dilantai dasar bersikap layaknya robot, tegang dan seakan tak bisa diajak bercanda Daren dan Ayana kompak melirik jam tangannya, padahal waktu makan siang belum habis tapi kenapa mereka tiba tiba seperti gila kerja?
Bosley tower adalah salah satu gedung pencakar langit di kota Los Angeles milik Keluarga Bosley, ada tiga perusahaan yang berkantor disini dua diantaranya adalah milik Bosley dan perusahaan satunya berkantor dengan status mengontrak namun ketiganya adalah perusahaan perusahaan raksasa.
Ayana dan Daren menggunakan lift yang sama dan saat pintu lift akan segera terutup Ayana berlari keluar dan menjulurkan lidahnya membiarkan lift membawa Daren seorang diri.
"Dasar gadis nakal" ucap Daren seraya tersenyum penuh nafsu.
Ayana menunggu lift berikutnya dan menekan lantai 47 dimana kantornya berada, dilantai itu ia menemukan sesama rekan pekerja kantornya yang hendak keluar, Ayana ikut nimbrung sekalian bertanya mengapa suasana kantor menjadi begitu canggung.
" kalian mau kemana?"
"ke cafetaria, mereka tidak membiarkan karyawan kontrak ikut pertemuan katanya hanya akan mencari muka untuk dijadikan karyawan tetap" jawab salah satu rekan Ayana
"Maksudnya?" ayana bingung
"Chairman Daniel Bosley, bersama para direksi sedang berkunjung, maka dari itu para petinggi semua pada sibuk" Jelas rekan Ayana.
"Ooohh...." mulut Ayana membulat sempurna , ia menghentikan langkahnya dan membiarkan para gerombolan gadis pejuang karyawan tetap itu berlalu dan meninggalkannya.
"Jika mereka tak membutuhkan para pekerja kontrak maka aku akan naik dan beristirahat diatas" Ucap Ayana pada dirinya sendiri dan kembali masuk kedalam lift yang membawanya dilantai puncak.
Ayana membuka pintu rooftop yang memang tak pernah dikunci, selain ada hamparan hellypad di sudut lantai juga terdapat sebuah taman rindang yang dikelilingi pohon pohon kerdil yang ditanam didalam pot, dan ada sebuah kursi panjang disana tempat Ayana biasa menghabiskan waktu istirahatnya.
Ayana tertegun menyaksikan sesosok tubuh tinggi yang atletis tertidur disana, bahkan cahaya matahari yang menyinari wajahnya sama sekali tak mengganggunya, Ayana mengamati tubuh dengan kaki terjuntai itu, karena kursi itu tidak cukup panjang memuat tubuh jangkungnya. Bulu bulu tipis didanya sedikit menyembul keluar karena dua buah kancing dikemejanya tidak terpasang, sedangkan jas hitamnya tergantung disandaran kursi.
Pria berkulit coklat eksotis itu nampak sangat gagah, Ayana menelan ludah lalu menampar nampar pipinya menyadarkan diri sendiri jika ia sudah memiliki Daren kekasihnya, walau sekarang ini ia tengah kesal padanya.
Pria yang tak lain adalah Daniel Bosley itu mulai mengerjapkan matanya merasakan sinar matahari yang mulai mengganggu tidur siangnya,Melihat itu Ayana berfikir untuk menghalangi dengan tubuh mungil ala wanita asia miliknya agar matahari tak lagi mengganggu tidur pria itu.
Daniel yang mulai tersadar samar samar melihat wajah Gadis dihadapannya yang bersinar karena sinar matahari yang dibelakanginya. Ia lalu bangun dan duduk sambil mengusap wajahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!