Naima disambut baik oleh keluarga besar Reyna yang saat itu sudah berkumpul di rumah belakang resto. Naima menyalami Oma Maya yang baru datang bersama keluarga kecil Fely. Semuanya berkumpul di rumah itu sebelum berangkat ke acara peresmian.
"MasyaAllah cantiknya. Naima, kelas berapa?" tanya Fely pada Naima yang duduk di sampingnya.
"Kelas XII, Tante," jawab Naima sopan dengan sedikit tersenyum.
"Oh ya? Sama dong dengan anak, Tante. Rasya juga kelas XII. Eh, itu anaknya ...," ujar Fely seraya menunjuk pada Rasya yang baru muncul dari arah pintu utama.
Naima pun menoleh mengikuti arah yang ditunjuk oleh Fely. Nampaklah dua orang pemuda muncul tengah berjalan masuk ke ruang tamu kemudian menyalami Oma Maya dan orang dewasa lainnya.
Kedua pemuda itu menoleh saat Fely melambaikan tangan kepada mereka. "Sini!"
Kedua pemuda itu lantas berjalan mendekat menghampiri Fely.
Pandangan Naima mengarah pada cowok yang berdiri di samping Rasya. Pemuda itu lebih menarik perhatiannya sebab nampak asing baginya. Naima penasaran siapakah gerangan cowok tampan yang berpenampilan keren itu?
"Tante ...," ujar pemuda yang datang bersama Rasya itu lalu menyalami Fely.
"MasyaAllah, tambah ganteng aja sih ponakan Tante yang satu ini!" ujar Fely.
"Tante bisa aja. Tan, aku ke dalam dulu, ya? Mau cari Mama!" ujarnya.
Terlihat pemuda itu menyampirkan sebuah ransel besar di punggungnya.
"Iya, sekalian istirahat dulu, gih!" ujar Fely.
Naima sedikit tercengang saat pemuda itu beranjak pergi begitu saja ketika melewatinya. Bahkan tanpa menyapanya terlebih dahulu. Naima semakin penasaran dengan sosok pemuda tampan itu.
"Tante, yang barusan tadi siapa?" tanya Naima yang tidak sabar untuk memecahkan pertanyaan yang bercokol di benaknya.
"Oh, itu tadi 'kan Reynand, kakaknya Alesha. Kamu nggak ingat?" tutur Fely.
Naima sontak membulatkan mulutnya. Dia tidak menyangka jika pemuda itu adalah Reynand. Sebab, terakhir kali bertemu Reynand memang sudah sangat lama sekali. Yaitu ketika Reynand masih berusia sepuluh tahun, kini dia tumbuh dewasa menjadi laki-laki yang sangat tampan.
"Eh iya ... Rasya, kamu ingat nggak sama Naima, anaknya tante Mira," ujar Fely memperkenalkan Naima kepada putranya.
"Hai, Nai?" sapa Rasya seraya mendudukkan diri di samping mamanya.
Naima menganggukkan kepala seraya tersenyum kepada Rasya. "Kami satu sekolah Tante, tapi beda kelas," ujarnya.
"Oalah, jadi kalian sudah kenal? Baguslah kalau begitu, Naima 'kan jadi ada temennya," tutur Fely.
Tiba-tiba datang Alesha membawa sekotak dessert box di tangan. "Nai, cobain deh dessert box buatan Tante Fely yang endulita banget!"
"Wah, Tante Fely pinter bikin kue, ya? kelihatannya enak, nih!" ujar Naima seraya menyendok satu suap dessert box kemudian memasukkan ke dalam mulutnya.
"Gih, cobain, Nai!" ujar Fely.
"Emm, beneran enak banget, Tante!" ujar Naima seraya mengacungkan jari jempol ke hadapannya.
"Makasih, Nai," ujar Fely seraya tersenyum. "Dessert box ini ada historynya lhoh!"
"Oh ya, apa historynya, Tante?" tanya Naima.
"Dari dessert box nancep ke hati, iya kan, Tante?" Alesha menimpali seraya terkekeh.
"Maksudnya?" tanya Naima yang tidak mengerti.
"Seru banget, lagi bahas apa, sih?" Raka ikut bergabung dan mendudukkan dirinya di samping Fely.
"Jadi, dulu tuh berawal dari memakan dessert box buatan Tante, Om Raka mulai jatuh hati sama Tante Fely, Nai. Benarkan, Om?" tutur Alesha.
"Oh iya, bener. Dessert buatan Diajeng emang nyess sampai di hati!" gombal Raka seraya menjawil dagu istrinya.
"Ish, Papa malu ih. Kaya yang remaja bucin aja!" gerutu Rasya jengah. Sebab, dia sudah terlampau sering mendengar kisah dessert box ini diulang-ulang kepada siapa saja yang baru mereka temui.
"Nggak apa-apa, Rasya. Justru aku seneng lhoh dengar kisah cinta mama dan papa kamu yang sweet. Kisah itu pasti memiliki kesan tersendiri buat mereka. Dan setiap orang pasti akan mempunyai kisah indahnya masing-masing. Tak peduli orang lain suka atau tidak mendengarnya, tapi hal itu adalah kenangan indah yang tidak terlupakan bagi mereka," tutur Naima mengemukakan pendapatnya.
"Naima, aduh Tante seneng banget deh sama kata-kata kamu. Tante juga sepemikiran dengan kamu. Rasya tuh, suka sensi aja sama Mama. Belum tau sih rasanya jatuh cinta!" cerocos Fely.
Rasya memutar bola matanya jengah.
"Udah, Diajeng kita bersiap dulu aja yuk! Bentar lagi 'kan mau ke peresmian!" tutur Raka menengahi.
"Oh, iya. Naima, Tante tinggal dulu, yah. Kalian juga buruan bersiap gih!" ujar Fely.
"Iya, Tante."
Satu jam kemudian Naima telah usai bersiap dengan mengenakan gaun sederhana berwarna silver dan juga sudah selesai berdandan dengan make up natural atas bantuan Alesha. Mahasiswi semester lima itu memang pandai berdandan ala anak muda jaman sekarang.
"Kamu tuh kalau didandani kelihatan cantik banget deh, Nai!" ujar Alesha memuji hasil karyanya mendandani Naima.
"Kak Esha'nya aja yang jago dandanin. Lain kali ajarin aku cara pakainya ya, Kak? pulasan make up Kak Esha tuh beda sama caranya Mimi berdandan," tutur Naima seraya berkaca di depan cermin.
"Kamu bisa aja deh, mujinya, Nai. Ya udah yuk buruan keluar, kelamaan di sini ntar bisa-bisa kita ditinggal!"
"Oh iya, yuk, Kak!" Naima segera menyabet sling bagnya kemudian keluar kamar bersama dengan Alesha.
Rupanya di ruang tengah sudah sepi. Alesha dan Naima bergegas keluar rumah kemudian mengunci pintu. Terlihat Rasya menyender di belakang mobil seraya berkacak pinggang.
"Ya ampun, dasar cewek lama banget sih dandannya, Kak. Kita sampai ditinggalin sama yang lain, lhoh!" gerutu Rasya.
"Iya-iya, maaf keasyikan kalau ada temennya!" jawab Alesha seraya masuk ke dalam mobil bersama Naima. Mereka duduk di bangku belakang sedangkan Rasya duduk di depan bersama Reynand yang sudah siap mengemudi.
Naima, sempat melirik ke arah spion samping kemudi, dan disaat yang sama ternyata Reynand juga tengah melihat ke arahnya dari kaca spion yang sama.
Naima dengan cepat-cepat berpaling ke arah lain. Entah mengapa berada dekat dengan Reynand membuat badannya seketika panas dingin. Sepanjang jalan Naima seringkali mencuri-curi pandang ke arah Reynand. Namun, mereka masih belum saling bertegur sapa.
......................
Sesampainya di lokasi cafe baru rintisan Abiyu mereka semua segera masuk. Para karyawan dan kolega yang diundang juga sudah hadir dalam acara tersebut. Usai melakukan pemotongan pita dan potong tumpeng, semua tamu undangan dipersilakan untuk menikmati hidangan yang sudah tersaji.
Tiba-tiba Reynand merasakan kemerahan di sekujur tubuhnya dan terasa gatal. Reynand segera mencari keberadaan adiknya. "Sha, ayo pulang sekarang! Alergi aku kambuh, nih! pasti di makanan yang aku makan barusan ada seafoodnya!" keluh Reynand seraya gelisah mengusap badannya yang gatal.
Reynand memang memiliki alergi makan seafood seperti almarhum Rangga, ayah kandungnya.
Usai memberitahu Reyna perihal itu, Alesha segera menuju parkiran untuk mengambil mobil. Kini ia yang menyetir menggantikan Reynand. Sedangkan Naima memutuskan ikut pulang bersama mereka meskipun acara belum selesai.
..._______Ney-nna______...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Uyhull01
hemmm sali g lirik mrlirik tanpa bertegur sapa, klaian telepati lewat mata yaa,,
2022-09-18
3
Nur Kurniasih
sinyal" cinta nich buat Reynand & Naima
2022-09-14
1
Wury Ayra
reynand kayaknya cuek bgt deh.... tp dah mulai curi2 pandang tuh sm naima
2022-09-06
1