Bertemu Johan

Masih dengan keterpanaan, Arsen menatap bengong gadis itu.

“Jangan berteriak!” Gadis itu menodongkan senjata ke arah perut Arsen. “Jika kau ingin selamat, diam!” ancam gadis itu.

Arsen masih menatap diam, perkataan gadis itu barusan tak membuatnya takut sedikitpun. Masih menodongkan pisau, tangannya langsung ditepis oleh bawahan Arsen, dia langsung di cekik, tubuhnya bahkan sampai tersandar di badan mobil dan kakinya sampai bergerak-gerak melakukan perlawanan menendang saat tubuhnya terangkat ke atas.

“Siapa kau?” hardik bawahan Arsen pada wanita itu.

Arsen yang tadi terbengong, membalik badan, menghadap pada tubuh wanita yang bergerak-gerak karena di cekik. Arsen memegang lengan berotot milik bawahannya, hingga lengan itu melepaskan cekikan di leher wanita itu. Namun, tangannya masih diremas kuat.

Arsen menatapnya seksama. “Kau siapa?” tanya Arsen mendekatkan wajahnya pada wajah wanita itu.

Bukannya menjawab dengan baik, wanita itu malah meludahi Arsen. “Cuih! Aku ibumu!” sarkasnya.

Arsen tersenyum sumbang. “Ibuku, ya?” Arsen meremas dan mencengkram wajah wanita itu, sehingga membuat bibirnya monyong ke depan seperti pan*tat ayam.

“Apa kau kiriman keparat itu?” tanya Arsen menatap lekat setiap inci wajah gadis itu, tak mempersalahkan ludahan yang dilakukan gadis itu tadi.

“Lepas! Siapa yang mau dikirim dan berkirim! Lepaskan aku, Ba*jingan!” serunya berontak, melawan, tapi semua sia-sia.

“Ikat dia dan amankan!” perintah Arsen, lalu mendorong kuat tubuh wanita itu ke arah bawahannya.

Bawahan Arsen langsung menangkap dan memukul wanita itu, sampai dia pingsan. Tubuhnya diikat, mulutnya juga di sumbal, dimasukkan ke dalam keranjang roti dan di tutupi dengan roti-roti.

***

Di dalam bar.

Jackson dan Albert telah berada di dalam, awalnya mereka cukup aman, bisa berbicara dengan santai. Akan tetapi, setelah dilihat-lihat, ada yang aneh, seolah semuanya sudah dipersiapkan untuk menjebak mereka berdua, dimulai dari tampilan beberapa orang botak dengan tatto di tengkuk lehernya, wajah mereka bahkan terlihat hampir sama semua.

Tatapan orang juga nampak tajam penuh selidik.

“Jack, kamu yakin kita aman? Kenapa terasa kita sedang dipantau?” Albert berbisik sambil menggoyangkan gelas koktail yang dia pegang.

“Di meja bartender ada dua orang tadi, di atas satu, di pintu keluar dua orang, waiter dan beberapa orang di meja judi!” balas Jackson.

“Kita di sarang harimau, ck!” Albert berdecah lidah.

“Sial! Aku rasa, kita harus segera berge-” Belum selesai Jackson berkata, sudah ada yang mengarahkan senjata padanya, tentu saja kedua pemuda tampan itu menghindar, berguling-guling dan berlindung.

“Sial! Mereka banyak sekali Jack! Aku belum ingin mati, aku masih ingin mengencani gadis berambut hitam, bermata sipit dengan kulit eksotis! Aku rasa, permainan ranjangnya pasti seksi!” Masih bisa-bisanya Albert memikirkan wanita disaat nyawanya melayang, berbeda sekali dengan sifat almarhum ayahnya.

Jackson hanya bisa berdecak lidah mendengar repetan dari bibir Albert. “Bert, gunakan senjata terakhir kita, lihat ke depan, senjatanya mereka, dijamin bisa menghancurkan tulang-tulang kita, bukan hanya tembok pelindung kita bersembunyi ini!”

Jack dan Albert sama-sama meraih permen pemberian Arsen. Ya, permen bukan sembarang permen, tetapi senjata rahasia Arsen yang sejak dulu dia gunakan, bahkan telah dia modifikasi jauh lebih baik lagi.

Saat permen itu dimasukkan ke dalam mulut mereka berdua, tangan mereka dengan sigap, mengeluarkan tabung kecil yang di masukkan ke dalam cela*na da*lam. Tabung yang seolah terlihat seperti benjolan milik mereka berdua saat pemeriksaan.

Jack dan Albert memasang penutup hidung dan mulut khusus, lalu melempar tabung mereka ke arah musuh-musuh. Tabung yang berisi gas sarin. Sarin, atau penamaan NATO GB, adalah senyawa organofosfat sintetik yang sangat beracun. Sebuah cairan tak berwarna dan tak berbau, sarin digunakan sebagai senjata kimia.

Setelah melempar tabung, mereka berdua berlari ke arah pintu, tangan dan kaki semua orang mulai melemah, mereka tidak sanggup memegang senjata. Ada yang terkulai lemas tak bergerak, sesak nafas dan ada yang mati di tempat detik itu juga saat terhirup gas.

Jack dan Albert menendang dua penjaga yang mulai gemetar lemah karena efek gas. Jalan pelarian mereka tak semulus kulit apel, di luar, mereka di hadang sekelompok musuh bersenjata.

Albert reflek melemparkan permen yang hanya di gunam sejak tadi dalam mulutnya ke arah mereka, kemudian langsung berlari dari sana bersama Jackson. Dan ledakan pertama mereka lah yang tadi terdengar oleh Arsen.

Bukan hanya Arsen, tetapi hampir semua orang yang berada di dalam maupun di luar bar, membuat suasana jadi riuh.

“Jack, kita lebih baik keluar saja, sebelum Abang masuk ke dalam, ledakkan dinding ini saja!” tunjuk Albert. Jackson pun melemparkan permen yang tadi di gunam saja di dalam mulut.

Duar! Dinding pun meledak! “Wow! Apa ini? Rezeki nomplok?” Albert berjalan mendekat.

“Kita ambil aja sebelum pergi!”Jackson langsung mengambil semua obat terlarang itu.

Dor! Saat mereka memungut obat terlarang itu, dua orang musuh langsung menembaknya, lengan Jackson terluka. Albert dengan lihai berbalik sambil berguling dan melompat, tepat sasaran menembak kening kedua orang musuh itu.

Berbeda dengan Nion yang tadi tertinggal di meja bartender. Dia tengah terkepung, tangannya di borgor ke belakang, kepalanya di pijak, sehingga kaca mata yang dia pakai hancur.

“Lucuti semua aksesoris di tubuhnya!” perintah seseorang yang tak bisa dilihat oleh Nion.

Dua orang melucuti semua aksesoris yang dipakai Nion, bahkan jacket hoodie nya yang menyimpan permen pemberian Arsen.

“Potong tangan dan kakinya!”

“No!” Nion berteriak, dia tidak ingin menjadi manusia buntung.

Hahahaha! Terdengar gelak menggema di kegelapan di ujung sana. “Aku sangat senang mendengar kepanikan seseorang, apalagi teriakan dari orang-orang yang mengusikku. Lanjutkan!”

Mendengar suruhan itu, dua orang tadi meletakkan tubuh Nion di atas meja, menelentang, dengan posisi tangan dan kaki terbuka.

“Bermain-main lah dulu, mulai dari jarinya, kemudian lanjutkan siku. Jari kaki, kemudian lanjutkan lutut. Hahaha. Pasti itu menyenangkan bukan?”

Nion bergidik ngeri.

Benar saja! Dimulai dari jari kelingking sebelah kiri Nion. “Aaaaaaaaa!” teriak Nion kesakitan. Darah di bagian jari kelingking tangannya muncrat keluar.

Brak! Setelah teriakan Nion, dinding pembatas mereka roboh, dan bergulinglah dua botol yang sudah terbuka tutupnya, mengeluarkan gas pelumpuh saraf. Semua musuh mengalami lumpuh saraf dalam ruangan itu, sehingga tangan pun tak kuat memegang senjata.

Arsen berjalan dengan anggun ke dalam, tetapi sorot matanya dingin. Dia langsung berjalan ke arah Nion sambil menembaki dua orang yang tadi memegang dan memotong jari kelingking Nion. Lima orang di belakang Arsen juga masuk mengikuti, mereka memungut semua senjata yg dijatuhkan musuh, karena musuh semakin lama semakin kejang-kejang kesulitan bernafas.

Arsen dengan cepat merobek pakaiannya, menghentikan pendarahan Nion, mendudukkan tubuh Nion. Akan tetapi, Arsen mendengarkan sesuatu dari atas, pergerakan, dia menoleh.

Sedetik itu juga, mata Arsen bertemu dengan bola mata Johan. Pria yang sudah bertahun-tahun dia cari. Arsen berlari, melompat dengan gagahnya ke atas, mengejar Johan yang tersenyum licik padanya.

Dor! Arsen menembak ke sembarangan arah karena Johan menghilang di kegelapan. Inilah salah satu alasan kenapa Johan bisa menghilang dan lepas dari kejaran Arsen. Pria licik dan jahat itu bisa lepas dari gas yang dia buat. Padahal semua orang lumpuh jika terhirup, kejang-kejang, bahkan ada yang langsung mati.

Ya, Johan Rhys, salah satu pria yang juga tak kalah genius darinya. Ayahnya, tangan kanan keluarga Van Hallen juga dulunya, tepatnya Sekretaris Irfan yang berkhianat.

Arsen terus mengejar sampai keluar bar, tetapi dia kehilangan Johan. Sedangkan Nion di papah keluar oleh empat orang bawahan tadi bersama senjata-senjata yang mereka pungut, sedangkan satu orang lagi mengikuti Arsen, tetapi dirinya ketinggalan jauh dari langkah Arsen.

Setelah membunuh semua musuh yang mereka lewati, Albert mengikat lengan Jack agar menghentikan pendarahan akibat tembakan tadi, kemudian membawa semua obat terlarang di dalam tas yang dia temukan di ruangan itu.

“Kaki kamu aman, tidak tertembak 'kan?” Albert membantu Jackson berdiri.

“I'm oke!”

Saat mereka tiba diluar, seorang pria menubruk mereka dengan sengaja. “I'm sorry. Aku tidak fokus melihat.” Pria itu menggunakan topi dan jacket kulit.

“Tidak masalah,” jawab Albert.

Pria memakai topi itu menepuk pundak Albert sekilas. “Ini kartu namaku, jika ada apa-apa, hubungi aku,” ucapnya.

Albert mengambil kartu itu dengan ramah.

“Terimakasih, tetapi tangan temanku sakit bukan karena tertabrak olehmu, dia jatuh dari tangga kok tadi, kebanyakan minum, jadi sedikit teler,” jelas Albert pada pria memakai topi.

Setelahnya, pria itu pergi dengan tersenyum devil, karena barusan, dia sudah berhasil menempelkan alat di baju Albert, di pundak pria tampan itu.

Terpopuler

Comments

ZasNov

ZasNov

Aduh Albert.. 😣
Semoga dia atau siapapun menyadari alat yang dipasang pria itu..😥
Btw pria itu sony atau johan kah? 🤔
Hmm, cwe yang mirip Ros kayaknya barbar juga ya..

2022-09-18

5

🌼 Micky Miienar 🌼

🌼 Micky Miienar 🌼

aduh aduh aduh ....!!!
Ternyata si MC cewek jago juga 😅😅😅

2022-09-18

4

Arwondo Arni

Arwondo Arni

semoga arsen menyadari ada penyadap di jaket albert

2022-09-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!