“Ah! Mooooooom!” teriak Arsen lantang. Dia langsung terduduk dari tidurnya, wajah dan tubuhnya berkeringat.
Bertahun-tahun, dia bermimpi yang sama. Tentang kepergian dua wanita yang dia cintai, ibunya dan Roselia. Belum lagi beberapa orang penting seperti ke dua papanya, Hans dan bawahan terpercaya.
“Abang!” Albert segera menghampiri Arsen, dia mendengar suara sejak tadi berteriak-teriak.
“Abang mimpi buruk lagi?” Dia memberikan segelas air putih pada Arsen.
Ini bukan pertama kalinya dia melihat ataupun mendengar jeritan dan teriakan Arsen, tetapi sering. Begitu pula sebelum dia memilih mengikuti Arsen, Kakak laki-lakinya King, juga mengalami hal yang sama.
Ayahnya, Dedrick Ryker Van Hallen, meninggal dunia sama dengan Ibu Arsen, sedangkan King, Kakak laki-lakinya yang diikat bersama dengan Jay dan Jamela adik Arsen di tiang pondasi baja saat itu.
Arsen meneguk minuman itu sampai habis.
“Abang mau aku pijit?” Arsen menggeleng.
“Aku baik-baik saja. Kau istirahatlah bersama yang lain,” usir Arsen.
“Baiklah,” sahut Albert patuh.
Di kamar bernuansa gold. “Aaaaaakh!” Pria botak terduduk dengan di banjiri keringat diwajah dan tubuhnya.
Bangun-bangun, dia meraba dadanya, dimana jantungnya terlindungi. “Sial, rupanya aku hanya mimpi! Aku harus membunuh dia secepatnya, sebelum mimpiku ini terjadi!” Johan berkata dalam hati dengan nafas yang berderu keras.
***
“Yeeeeeey!” teriak Jackson begitu nyaring.
“Berisik!” dengus Nion.
“Iya nih! Ada apa?” protes Albert menatap tajam Jackson.
“Nih, Nion berhasil menemukan salah satu markas keparat itu!” tunjuk Jackson.
“Really?” Albert langsung menyembulkan kepalanya ke arah laptop Nion.
“Waaah, saatnya kita memberikan dia pelajaran!”
Mereka bertiga akhirnya menemui Arsen yang tengah duduk santai memangku laptop di pahanya.
“Bang!” panggil Albert.
“Hm,” jawab Arsen berupa gumaman tanpa menoleh pada kedatangan tiga pemuda itu.
“Kami menemukan salah satu markas keparat itu!” ujar Albert. Ya, mereka tidak pernah menyebut nama Johan, saking bencinya.
Arsen meletakkan laptop yang dia pangku di atas meja, menoleh pada tiga pemuda itu. Lalu, Nion menyerahkan laptop yang dia pegang untuk dilihat Arsen.
“Malam ini ada transaksi nar*koba di markas ini,” jelas Nion saat Arsen mulai mempelajari isi di dalam laptop Nion.
“Selidiki selanjutnya, aku akan menyusun langkah untuk menerobos masuk ke dalam markas itu,” tegas Arsen.
“Baik, Bang!” seru tiga pemuda itu patuh.
***
Malam hari.
Di sebuah bar berlogo bintang dengan nama Cherry, tempat yang sangat populer untuk mencicipi cita rasa alkohol. Beragam rasa dan harga.
Di ujung sana, ada dance floor. Albert menunjukkan wajah rupawan memakai jas hitam, senyuman maut lesung pipi memikat para wanita-wanita di dalam bar itu. Di susul di sampingnya dengan Jackson si tampan maskulin, mereka berbaur dengan para gadis di dance floor itu.
Sedangkan Nion, dia hanya duduk memperhatikan, meminta minuman berkelas pada bartender. Seperti biasa, Nion lebih suka memakai jacket hoodie, topi, dan terlihat misterius.
Tak lama, datang dua orang pria berjas duduk di samping Nion.
“Tequilla and sake spesial!” pintanya pada bartender. Sang bartender mengacungkan jempol untuk menjawabnya. Lalu, segera meracik minuman dengan keahliannya.
Mereka berdua kemudian berbicara dengan bahasa Spanyol. Nion yang cukup pintar dan sudah belajar banyak bahasa, mengerti dengan apa yang dikatakan dua pria ini.
“Maksud kamu jagungnya sedang panen hari ini 'kan?” Pria berambut coklat keriting berbicara keras, karena musik cukup nyaring terdengar.
“Sebentar lagi,” jawab teman disebelahnya, dia pun tersenyum sambil mengangguk.
Nion pun segera mengetik pesan di group, bahwa transaksi obat-obatan akan segera berlangsung.
Albert dan Jackson membaca pesan itu sambil bermain-main mengelus kulit para gadis-gadis yang menempel pada mereka.
“Gadis, apa kau tahu, tempat memesan jagung bakar?” tanya Alber.
Beberapa gadis membulatkan mata, kemudian mengarahkan Albert dan Jackson pada seorang pria tapi wanita, alias waria. Mereka berdua berbincang-bincang dengan waria itu, selayaknya pembeli dan penjual barang.
“Mari, ikuti saya!” ucap si waria itu.
“Oke!” Jackson menjawab sambil meraih kaca mata beningnya, dia menghapus kaca itu dengan sapu tangan, kemudian memakainya.
Kacamata yang sudah dimodifikasi oleh Arsen bersama bawahannya yang ahli dalam bidang optik. Kacamata itu berfungsi mengidentifikasi semua tempat dan ruang yang dia lewati, bahkan benda-benda yang terlihat. Begitu pula Albert, dia mulai memutar cincin besar miliknya yang terpasang dijari telunjuk, batu permata yang tadinya berwarna merah, kini berubah menjadi black. Ada kamera kecil di dalam cincin itu, dan kamera itu terhubung ke jam tangan dan hp yang dia pakai.
Mereka berdua berdiri di depan pintu yang terbuat dari besi setelah berjalan cukup jauh turun ke bawah.
“Permisi!” ucap petugas, mereka berdua diperiksa terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruangan.
Saat masuk ke dalam ruangan, Albert dan Jackson melihat sekitar, apa yang mereka cari benar-benar tidak semudah hayalan. Pria botak bertatto di tengkuk sangatlah banyak berkeliaran dan duduk di kursi khusus dalam ruangan ini, beberapa orang yang tampak berkelas juga masuk. Mereka akan cukup kesusahan menebak yang mana Johan, apalagi yang pernah bertemu Johan asli, hanya Arsen, itu pun dulu, beberapa tahun yang lalu.
“Silahkan tunjukkan tanda pengenal!” Seorang pria berbobot besar dan tinggi berkata.
“Duh, Cin. Mereka berdua anggota baru, dia Mr. A. dan Ini Jack temannya.” Sang Waria menyikut manja si pria kekar, membuat semburat malu di wajahnya. Dia tersenyum pada waria itu.
“Silahkan masuk kalau begitu,” ucapnya sangar kembali pada Jackson dan Albert.
“Ingat! Kalian jangan membuat masalah!” ancam si waria yang dijawab anggukan kepala saja oleh mereka berdua.
Sedangkan Nion masih memantau dari tempat duduknya di meja bartender. Kemudian, Arsen hanya memantau di luar bar, di dalam mobil pick up untuk menjual roti.
Tuk! Kaca mobilnya di ketuk.
“Hei, dilarang parkir dan jualan di sini!" Petugas Bar mengetuk-ngetuk kaca mobil Arsen.
“Permisi, maaf, kami tidak parkir, mesin mobil ini mogok dan ban nya bocor, Pak. Kami sedang membenarkannya.” Salah satu bawahan Arsen membuat alasan, dengan wajah cemong dipenuhi oli, memegang beberapa kunci-kunci menyahut dan muncul mendadak dari bawah mobil.
“Setelah kami ganti ban dan memeriksa mesin mobil, kami akan segera pergi dari sini, sungguh!” tegasnya menjelaskan.
Petugas bar itu menoleh pada Arsen yang berwajah dingin sekilas sebelum pergi.
“Yang lain sudah masuk menyusul Albert dan Jackson 'kan?" tanya Arsen pada bawahan yang cemong oleh oli tadi.
“Sudah, Tuan Muda.”
Sebenarnya, para bawahan ini adalah kiriman dari Berend Elmo dan keluarga Van Hallen, warisan dan kekayaan Arsen melimpah ruah, namun dia menyerahkan semuanya untuk dikerjakan oleh Vindo, demi mengejar musuh yang tega membunuh keluarganya dengan kejam. Sehingga Berend dan Vindo mengirimkan banyak pengawal pada Arsen dan putra kepercayaan Jackson yang bisa diandalkan.
Dan ....
Ada banyak juga bawahan yang telah direkrut oleh Arsen, tetapi tentu saja tidak bisa dipercayai keseluruhannya.
Duar! Terdengar keributan dan ledakan, bahkan menimbulkan asap.
“Ada apa itu?” Mata Arsen terbelalak. Tempat berasap itu titik koordinat Nion berada. Lalu, tiba-tiba posisi tiga pemuda itu menghilang.
Arsen panik, dia memeriksa tabletnya, semuanya terputus. “Sial! Jaga tempat ini! Aku harus menyusul adik-adik ku!”
“Tapi-- Tuan Muda, di dalam bahaya!” Bawahannya memperingati. Arsen mengabaikan, dia tetap saja turun dari mobil dan .... Bruk!
Tubuh Arsen di tabrak seorang wanita. Wanita berambut pendek sepundak, badan padat berisi menggunakan kacamata tebal.
“Ros!” Mata Arsen membulat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Ainisha_Shanti
wanita mirip Ros itu jangan2 orang suruhan Johan
2022-09-18
2
ZasNov
Perempuan yang dipanggil Ros itu hanya sekedar mirip wajahnya saja atau memang Ros masih hidup ya? 😥
Arsen panik, takut adik2nya celaka dalam misi mereka.. 😣
2022-09-18
3
Lidyawati
Usia arsen disini berapa thor? Uda berapa tahun dari yang daddynya meninggal? Arhen dan ardhen apa nanti akan diselipin sedikit disini?
2022-09-17
2