Amira masih mencoba untuk tetap tenang dan tidak histeris karena ia ingin mendengar sendiri apa tanggapan dari suaminya,jika nanti dirinya menghubungi pria itu sekedar untuk memastikan keberadaannya yang rela naik di atas ranjang adik ipar sendiri.
Derth derth derth
Amira mencoba menelpon suaminya berharap agar Adam merespon nya entah apa yang bakal di katakan pria itu,namun Amira tetap mencoba menghubungi suaminya karena ingin melihat Apakah Adam akan jujur kepadanya atau tidak.
"Ih kenapa sih ponsel abang tadi tidak dimatikan saja nanti kalau kayak begini kan mengganggu saja, Lain kali itu kalau mau beginian lebih enak itu matikan saja ponselnya biar suaranya Jangan bikin ribut! "ngomel Franda gusar sambil mendorong agar tubuh Adam menjauh darinya.
"Biarkan saja jangan pedulikan Anggap saja tidak mendengarkannya, kita lanjutkan saja kegiatannya Soalnya Abang masih pengen banget nih!"ujar Adam tetapi Franda menolaknya karena panggilan tersebut terulang kembali.
"Astaga ini perempuan Kenapa sih harus pakai menelpon segala? Padahal tadi aku sudah bilang kalau aku tidak ingin diganggu untuk saat ini tetapi kayaknya dia tidak peka sama sekali, tapi lebih baik aku angkat saja supaya dia tahu bahwa aku tidak ingin diganggu sama sekali olehnya dasar wanita sialan!"Adam benar-benar tidak sadar jika dibalik dinding tersebut orang yang ia katai dengan begitu kasar mendengarkan suaranya dengan begitu jelas sambil menggenggam erat ponselnya berusaha menahan tangisnya.
"Ya halo kenapa?"tanya Adam singkat padat dan jelas tanpa ada basa-basi yang lain.
"Mas ada di mana? Aku kangen loh sama kamu kalau bisa pulang ya soalnya Ada hal penting yang pengen aku ngomong, ini sangat penting dan tidak boleh ada kata menunggu sampai besok Karena aku maunya hari ini!"ujar Amira yang benar-benar tanpa sadar air matanya sudah menetes begitu saja akibat merasakan sakit yang begitu amat di dalam dadanya untuk saat ini Karena rasa kecewa.
"Aku kan sudah bilang kalau aku ada urusan di luar dan tidak bisa ditinggalkan dan kamu juga harus paham dong karena ini semua cukup untuk kamu, nanti setelah itu aku tidak bisa langsung pulang karena aku bakalan temani Franda soalnya tadi katanya dia Takut tidur sendirian di rumah!"ujar Adam dengan nada yang begitu kasar sampai-sampai tidak perlu Amira menempatkan ponsel di telinganya karena dirinya bisa mendengar secara langsung pembicaraan Adam.
"ya Kalau begitu aku telepon Franda saja kan suruh dia ke rumah sini biar kalau tidak ada yang menemani kan ada aku, supaya kamu tidak boleh berduaan dengan dia karena Biar bagaimanapun dia itu perempuan dan tidak pantasnya hanya berduaan saja dengan kamu!" Tawar Amira yang meskipun dirinya yakini kalau Adam tidak akan pernah mengiyakan kemauannya itu.
"Maksud kamu ngomong kayak gitu apa? Memangnya salah kalau aku kasih perhatian buat adik kamu yang juga merupakan adik aku juga, kamu curiga kalau aku dengan dia ada bermain di belakang kamu sampai-sampai harus mengajak dia ke rumah?"tanya Adam tidak terima.
"ya sebenarnya apa yang aku katakan tidak ada salahnya dong Mas? kalau aku memberikan tawaran agar biar Franda Nginap saja di rumah kita sampai menunggu ibu sama ayah pulang, kenapa kamu malah marah-marah seolah tidak rela dan inginnya Agar kalian berduaan saja?"tanya Amira yang terlihat berusaha Tetap tenang.
Deg
jantung Adam berdegup kencang ketika mendengar perkataan Amira yang terakhir seolah-olah Wanita itu sudah tahu kebusukan yang ia lakukan di belakangnya, namun sebisa mungkin dirinya menetralisir kegugupannya itu agar Amira tetap tidak curiga dan dengan begitu rahasia antara dirinya dan juga pernah tetap aman.
"Maksud kamu bicara seperti itu apa? Memangnya kamu pikir isi otak aku itu Sedangkan itu sampai-sampai Ada pikiran untuk selingkuh dengan adik kamu, kalau memang seperti itu Kenapa tidak dari dulu aku nikahi saja dia daripada menikah dengan kamu yang jelas-jelasnya membuat aku pusing?"tanya Adam.
"Kalau begitu kamu tidak mau pulang aku tidak masalah, karena sepertinya aku sudah tidak punya harga lagi di mata kamu mungkin dari awal sampai sekarang! Aku minta maaf kalau selama ini sudah membuat kamu tidak nyaman dengan sikap manja dan juga ke kanak-kanakan ku, tapi aku janji setelahnya Aku tidak akan pernah meminta tolong ataupun meminta perhatian dari kamu lagi karena aku bisa mengurus diriku sendiri! Selamat malam melanjutkan saja kegiatan kamu yang tadi sempat terganggu dan juga Bila perlu sampai besok pagi pun tidak masalah, yang penting Intinya cuma satu jangan sampai tetangga mengetahui apa yang kalian lakukan karena aku mah biasa saja tetapi yang malu adalah kamu dan juga orang lain itu!"perkataan Amira yang ambigu membuat Adam yakin jika sebenarnya wanita itu pasti sedang berada di tempat itu saat ini.
"kamu sekarang ada di....
Tut
Amira langsung mematikan ponsel tersebut dan langsung berlari ke arah mobil tempat Bibi Surti dan juga Mang Tejo menunggunya, di saat bersamaan Adam pun membuka tirai jendela dan melihat tubuh Amira yang sudah berlari keluar dari pagar dengan bahunya yang terguncang hebat membuat pria itu menatap tak percaya jika sebenarnya istrinya itu berada di tempat itu dari tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments