Amira memaksakan senyuman di wajahnya ketika mendengar perkataan suaminya di seberang lewat Ponsel Surti yang sengaja di loudspeaker, wanita itu tidak percaya Jika suami yang begitu ya Agung kan ternyata tidak pernah menganggap kehadirannya sama sekali.
Dirinya tahu kamu pasti Adam hanya berduaan dengan Franda yang jelas-jelas harus dianggapnya seperti adik sendiri, sekarang terlihat jelas kalau orang yang bukan memiliki hubungan darah pasti tidak akan pernah memikirkan saudaranya dan lebih memilih untuk mementingkan diri sendiri.
"Tadi Bibi sudah telepon Mas adamnya ya, Emangnya dia bilang apa?"tanya Amira memastikan meskipun dirinya sudah tahu kebenaran yang sesungguhnya.
Seorang Istri Pasti sangat peka dengan sikap suaminya ketika melihat perubahan yang ia lakukan seperti hal bagaimanapun mereka berdua Hidup hanya sehari saja melainkan hampir melewati masa 1000 hari, entah apa yang membuat Adam berubah dirinya masih ingin mencari tahu dan jika itu ada hubungannya dengan Franda biarlah ia Mencoba untuk ikhlas sebab Percuma saja bertahan pada lingkungan keluarga yang Toxic.
"Oh itu bapak bilang kalau dia lagi sibuk nanti baru dia datang untuk menjenguk ibu, sekarang Biarkan Ibu istirahat dan Bibi yang akan menjaga!"Surti sengaja berbohong karena tidak mungkin dirinya mengatakan semua yang dikatakan oleh Adam tadi karena ia pun seorang istri dan juga seorang wanita mana tega mengatakan semuanya itu.
"Oh iya dokternya mana Aku pengen ngomong sama dia, karena tadi Sepertinya dia sedang mencari Mas Adam ya?"tanya Amira sebab dirinya ingin Memastikan kondisi.
"Nah tuh kebetulan orang nya seperti nya panjang umur, Apa jangan-jangan kalian berjodoh ya Ibu?"tanya Surti sambil menaiki turunkan alisnya sebab menurutnya untuk apa harus serius-serius menjalani hidup sekali-sekali kan harus bercanda.
"ih Bibi nih tega lho masa iya mendoakan aku biar bisa jadi janda secepatnya, Memangnya menurut Bibi janda itu semakin di depan ya?"tanya Amira yang tersenyum geli.
"Permisi Ibu Bagaimana keadaannya, apa merasa sedikit membaik atau mungkin harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut?"Tanya Dokter tersebut memastikan sambil tersenyum.
"Terima kasih Dokter karena keadaan saya sekarang sudah tidak perlu ada yang dikhawatirkan oleh Karena sekarang yang saya inginkan yaitu pulang, mungkin Anda bisa menjelaskan secara detail sebenarnya dengan begitu saya bisa melakukan pengobatan ataupun sebagainya sesuai dengan saran dari tim medis?"tanya Amira sama dirinya dari dulu sampai sekarang selalu tidak betah di lingkup rumah sakit karena bau obat dan juga pasien yang hilir mudik di IGD membuat dia merasa sedikit tidak nyaman.
"Berhubung ini sudah malam kemudian dokter obgyn-nya sudah pulang Tetapi saya yakin dengan pasti kalau sebenarnya ibu itu sedang hamil, untuk lebih jelasnya nanti Ibu bisa kembali ke rumah dan membeli tespek untuk melakukan pengecekan kalau hasilnya sesuai dengan harapan nanti besok langsung datang ke bagian obgyn supaya melakukan pemeriksaan lebih lanjut!"jelas dokter tersebut membuat Amira terdiam dengan berbagai macam pikiran yang berkecamuk antara senang ataupun sedih.
Ingin ya tertawa dengan nasib yang menimpanya bagaimana tidak di saat bahagianya seperti begini harus ada air mata yang ia keluarkan, ternyata merasa mencintai seseorang itu bukan hanya pikiran yang dikorbankan tetapi hati dan perasaan juga dan Entah berapa banyak air mata yang harus ia keluar.
"jadi maksud dokter saya hamil, saya bakalan menjadi seorang ibu?"tanya Amira sambil menitikan air mata.
"semoga saja dugaan saya benar tapi terkadang juga tidak pernah meleset karena memang gejala yang timbul itu seperti yang Ibu alami saat ini, jangan lupa dengan pesan saya tadi untuk membeli tespek agar bisa dicek di rumah dan kalau sesuai dengan yang diharapkan Jangan lupa besok untuk kembali ke sini!"jelas dokter tersebut membuat Amira menatap sendu ke arah Surti mencoba ingin memberitahukan kepada wanita itu lewat tatapannya bahwa sekarang Ia benar-benar sendirian tanpa siapa-siapa.
"Terima kasih Dokter kalau begitu saya bisa pulang saat ini juga kah, soalnya saya sudah tidak betah ada di sini kalau lama-lama terus?"tanya Amira memastikan.
"Oh iya silakan tapi nanti tolong jangan lupakan pesan saya tadi ya!"jelas dokter tersebut dan segera mengundurkan diri karena kebetulan ada pasien kecelakaan yang sedang datang.
"ayo ibu kita pulang, nanti saya bakalan menghubungi bapak lagi biar dia bisa mendengar kabar bahagia ini!"tawar Surti membuat Amira langsung menarik lengan wanita paruh baya itu agar segera menghadapnya karena ada hal penting yang harus ia sampaikan.
"Bibi, Tolong jangan sampaikan hal ini kepada Mas Adam biarkan sampai dia menyadari sendiri! Nanti lihat saja kalau memang dia mau menerima anak ini maka Mira bakalan Bertahan Tetapi kalau dia menolaknya maka biar aku yang bakalan mengurusnya dan pergi dari kehidupan Mas Adam, soalnya sekarang saja dia sudah tidak peduli sama sekali apalagi kalau dia tahu bahwa aku hamil nanti entah bagaimana sikapnya kedepannya mungkin semakin parah dari sekarang!"ujar Amira dengan tatapan kosongnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments